BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Evolusi adalah
perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama akibat seleksi alam pada
variasi gen dalam suatu individu spesies yang menghasilkan perkembangan spesies
baru. Segala makhluk hidup yang sekarang ditemukan adalah hasil perkembangan
berangsur-angsur pada masa silam. Di dunia ini banyak sekali ragam hewan dan
tumbuh-tumbuhan yang diperkirakan ada dua juta spesies. Keadaan tersebut
mendorong para ahli biologi berusaha mengetahui penyebab terjadinya keanekaragaman
spesies tersebut Sejak abad keenarn sebelum masehi, para ahli sudah mencoba
mengemukakan pendapatnya tentang alam. Setelah bermunculan pendapat dari para ahli biologi. Para ahli biologi
menyatakan bahwa makhluk hidup senantiasa mengalami perubahan secara
berangsur-angsur dalam waktu yang sangat lama. Perubahan-perubahan itu
mengakibatkan munculnya sifat-sifat baru, sifat-sifat yang dimiliki oleh nenek moyangnya.
Tetapi kemudian pada generasi selanjutnya, penyimpangan-penyimpangan itu
semakin banyak sehingga timbullah spesies baru.
1.2
Rumusan
Masalah
·
Bagaimana petunjuk adanya
evolusi ?
·
Bagaimanakah
proses evolusi yang terjadi pada manusia ?
·
Bagaimana menurut
pendapat para ahli mengenai petunjuk evolusi ?
1.3
Tujuan
·
Untuk mengetahui
petunjuk adanya evolusi.
·
Untuk mengetahui
proses evolusi yang terjadi pada manusia.
·
Untuk mengetahui
pendapat para ahli mengenai petunjuk evolusi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Petunjuk Tentang Adanya Evolusi
a. Adanya variasi individu
Variasi yang dapat diwariskan
merupakan faktor utama teori evolusi Darwin, karena variasi memberikan bahan
baku-bahan dasar yang akan diolah melalui seleksi alam. Variasi individu
terjadi dalam populasi semua spesies organisme yang bereproduksi secara
seksual. Tidak semua keanekaragaman yang kita amati dalam suatu populasi dapat
diturunkan. Fenotipe adalah produk komulatif dari suatu genotipe yang
diwariskan dengan berbagai pengaruh lingkungan. Hanya komponen genetik
variasilah yang dapat mengakibatkan evolusi sebagai hasil dari seleksi alam,
karena hanya inilah komponen yang diwariskan antar generasi.
b. Penyebaran Geografis
Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat setelah mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah. Perubahan itu terjadi karena di tempat yang baru makhluk hidup tersebut harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya, adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup semula. Dua tempat yang dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau samudera yang luas mempunyai flora dan fauna yang berbeda sama sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain disebabkan adanya isolasi geografis.
Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat setelah mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah. Perubahan itu terjadi karena di tempat yang baru makhluk hidup tersebut harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya, adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup semula. Dua tempat yang dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau samudera yang luas mempunyai flora dan fauna yang berbeda sama sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain disebabkan adanya isolasi geografis.
Perkembangan variasi paruh burung Finch. Terjadi karena terseleksi secara alami oleh jenis makanan yang berbeda.
Contohnya adalah mengenai bentuk paruh burung Finch yang
ditemukan Darwin di kepulauan Galapagos. Dari pengamatannya tampak
burung-burung Finch tersebut memiliki bentuk paruh dan ukuran yang berbeda, dan
menunjukkan mempunyai hubungan dengan burung Finch yang ada di Amerika Selatan.
Mungkin karena sesuatu hal burung itu bermigrasi ke Galapagos. Mereka menemukan
lingkungan yang baru yang berbeda dengan lingkungan hidup moyangnya. Burung itu
kemudian berkembangbiak dan keturunannya yang mempunyai sifat sesuai dengan
lingkungan akan bertahan hidup, sedang yang tidak akan mati. Karena lingkungan
yang berbeda, burung-burung itu menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang ada
di Galapagos. Akhirnya terbentuklah 14 spesies burung Finch yang berbeda dalam
bentuk dan ukuran paruhnya.
c. Paleontologi
Yaitu ilmu tentang fosil pergantian (suksesi) bentuk fosil sesuai dengan apa yang diketahui dari jenis bukti lain mengenai cabang utama keturunan dalam kehidupan. Sebagai contoh, bukti-bukti dari bidang biokimia, biologi molekuler, dan biologi sel menempatkan prokariota sebagai nenek moyang semua kehidupan dan memperkirakan bahwa bakteri mendahului semua kehidupan eukariota dalam catatan fosil, fosil ikan adalah yang paling tua dari semua vertebrata lain, disusul kemudian oleh amfibi, diikuti oleh reptilian, kemudian mamalia dan burung.
Pandangan Darwin mengenai kehidupan juga memperkirakan bahwa transisi evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam catatan fosil. Para ahli paleontology telah menemukan banyak bentuk transisi yang menghubungkan fosil yang lebih tua dengan spesies modern. Sebagai contoh serangkaian fosil mendokumentasikan perubahan bentuk dan ukuran tengkorak yang terjadi ketika mamalia berevolusi diri reptilian. Setiap tahun, ahli paleontology menemukan kaitan atau hubungan penting lainnya antara bentuk modern dengan nenek moyangnya. Pada beberapa tahun ini, misalnya, para peneliti telah menemukan paus yang telah menjadi fosil, yang menghubungkan mamalia air ini dengan leluhurnya yang hidup didaratan.
Yaitu ilmu tentang fosil pergantian (suksesi) bentuk fosil sesuai dengan apa yang diketahui dari jenis bukti lain mengenai cabang utama keturunan dalam kehidupan. Sebagai contoh, bukti-bukti dari bidang biokimia, biologi molekuler, dan biologi sel menempatkan prokariota sebagai nenek moyang semua kehidupan dan memperkirakan bahwa bakteri mendahului semua kehidupan eukariota dalam catatan fosil, fosil ikan adalah yang paling tua dari semua vertebrata lain, disusul kemudian oleh amfibi, diikuti oleh reptilian, kemudian mamalia dan burung.
Pandangan Darwin mengenai kehidupan juga memperkirakan bahwa transisi evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam catatan fosil. Para ahli paleontology telah menemukan banyak bentuk transisi yang menghubungkan fosil yang lebih tua dengan spesies modern. Sebagai contoh serangkaian fosil mendokumentasikan perubahan bentuk dan ukuran tengkorak yang terjadi ketika mamalia berevolusi diri reptilian. Setiap tahun, ahli paleontology menemukan kaitan atau hubungan penting lainnya antara bentuk modern dengan nenek moyangnya. Pada beberapa tahun ini, misalnya, para peneliti telah menemukan paus yang telah menjadi fosil, yang menghubungkan mamalia air ini dengan leluhurnya yang hidup didaratan.
d. Homologi Organ
Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari nenek moyang yang sama disebut homologi, dan tanda-tanda anatomis evolusi seperti itu disebut dengan struktur homolog. Anatomi perbandingan konsisten dengan semua bukti-bukti lain dalam memberikan bukti bahwa evolusi adalah suatu proses pemodelan ulang dimana struktur nenek moyang yang berfungsi dalam satu kapasitas dimodifikasi ketika mereka mengemban fungsi baru.
Beberapa struktur homolog yang paling menarik adalah organ vestigial (organ sisa yang tidak berguna lagi), yaitu struktur dengan arti penting yang kecil, jika ada, bagi organisme tersebut. Organ vestiqal merupakan sisa-sisa historis dari struktur yang memiliki fungsi penting pada leluhurnya. Sebagai contoh paus masa kini tidak memiliki tungkai belakang tetapi memiliki sisa-sisa tulang pelvis dan kaki leluhur daratnya yang berkaki empat. Pada tingkat dasar, organ verstiqal tampaknya bias mendukung konsep “menggunakan dan tidak menggunakan” yang dikemukakan oleh Lamarck, tetapi sebagaimana telah dibahas, pengaruh penggunaan struktur tubuh oleh suatu individu tidak diwariskan ke keturunan individu tersebut. Sebaliknya, organ vestiqal merupakan bukti evolusi melalui seleksi alam.
Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari nenek moyang yang sama disebut homologi, dan tanda-tanda anatomis evolusi seperti itu disebut dengan struktur homolog. Anatomi perbandingan konsisten dengan semua bukti-bukti lain dalam memberikan bukti bahwa evolusi adalah suatu proses pemodelan ulang dimana struktur nenek moyang yang berfungsi dalam satu kapasitas dimodifikasi ketika mereka mengemban fungsi baru.
Beberapa struktur homolog yang paling menarik adalah organ vestigial (organ sisa yang tidak berguna lagi), yaitu struktur dengan arti penting yang kecil, jika ada, bagi organisme tersebut. Organ vestiqal merupakan sisa-sisa historis dari struktur yang memiliki fungsi penting pada leluhurnya. Sebagai contoh paus masa kini tidak memiliki tungkai belakang tetapi memiliki sisa-sisa tulang pelvis dan kaki leluhur daratnya yang berkaki empat. Pada tingkat dasar, organ verstiqal tampaknya bias mendukung konsep “menggunakan dan tidak menggunakan” yang dikemukakan oleh Lamarck, tetapi sebagaimana telah dibahas, pengaruh penggunaan struktur tubuh oleh suatu individu tidak diwariskan ke keturunan individu tersebut. Sebaliknya, organ vestiqal merupakan bukti evolusi melalui seleksi alam.
e. Analogi Organ
Analogi adalah alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk
dasar yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat
tersebut mempunyai fungsi yang sama/ alat-alat tubuh yang fungsinya sama tetapi
asal filogenetik, perkembangan embrional, dan strukturnya berbeda.
f. Komparasi Embrional
Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan mengalami tahapan yang sama dalam perkembangan embrionya. Sebagai contoh, semua embrio vertebrata akan mengalami suatu tahapan dimana mereka memiliki kantung insang pada bagian samping tenggorokannya. Pada ikan, misalnya kantung insang berkembang menjadi insang, pada vertebrata darat, struktur embrio tersebut akan dimodifikasi untuk fungsi-fungsi lain, seperti saluran eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan pada manusia. Embriologi perbandingan seringkali membentuk homologi pada beberapa struktur.
Diilhami oleh prinsip Darwin mengenai pewarisan yang dimodifikasi, banyak ahli embriologi pada akhir abad ke-19 mengemukakan pandangan yang ekstrim yaitu “ontogeni memberikan ikhtisar filogeni”. Pendapat ini menganggap bahwa perkembangan organism individu, atau ontogeny, merupakan pengulangan sejarah evolusioner, atau filogeni. Teori rekapitulasi ini adalah suatu pernyataan yang berlebihan.
Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan mengalami tahapan yang sama dalam perkembangan embrionya. Sebagai contoh, semua embrio vertebrata akan mengalami suatu tahapan dimana mereka memiliki kantung insang pada bagian samping tenggorokannya. Pada ikan, misalnya kantung insang berkembang menjadi insang, pada vertebrata darat, struktur embrio tersebut akan dimodifikasi untuk fungsi-fungsi lain, seperti saluran eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan pada manusia. Embriologi perbandingan seringkali membentuk homologi pada beberapa struktur.
Diilhami oleh prinsip Darwin mengenai pewarisan yang dimodifikasi, banyak ahli embriologi pada akhir abad ke-19 mengemukakan pandangan yang ekstrim yaitu “ontogeni memberikan ikhtisar filogeni”. Pendapat ini menganggap bahwa perkembangan organism individu, atau ontogeny, merupakan pengulangan sejarah evolusioner, atau filogeni. Teori rekapitulasi ini adalah suatu pernyataan yang berlebihan.
g. Perbandingan Biokimia
Semua spesies mempunyai campuran
sifat-sifat nenek moyangnya dan sifat-sifat baru. Jenis dan jumlah sifat yang
sama merupakan petunjuk jauh dekatnya hubungan kekerabatan. Hal semacam ini
juga terjadi pada pewarisan sifat biokimia. Pewarisan sifat biokimia melalui
DNA pada tiap spesies mengandung instruksi untuk sintesis RNA dan protein yang
penting untuk menghasilkan individu baru. Perbandingan DNA, RNA, atau protein
pada spesies yang berbeda merupakan cara lain untuk mengevaluasi hubungan
evolusi diantara spesies.
h. Domestikasi
Domestikasi adalah pembudidayaan hewan atau tumbuhan liar sehingga bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia. Domestikasi terkadang dapat menghasilkan variasi baru atau spesies yang berbeda dengan induknya. Variasi yang terbentuk dari proses domestikasi menunjukan bahwa suatu organisme dapat berevolusi.
Domestikasi adalah pembudidayaan hewan atau tumbuhan liar sehingga bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia. Domestikasi terkadang dapat menghasilkan variasi baru atau spesies yang berbeda dengan induknya. Variasi yang terbentuk dari proses domestikasi menunjukan bahwa suatu organisme dapat berevolusi.
i. Alat Tubuh yang Tersisa / Organ Vestigial
Organ tubuh yang tidak digunakan semakin lama akan semakin menyusut atau
mengalami reduksi. Namun, beberapa sisa organ tersebut kadang masih dapat
ditemukan. Struktur yang mengalami rudimentasi (mengecil)/ reduksi tersebut
disebut organ vestigial. Struktur vestigial pada mulanya adalah struktur yang
memiliki fungsi penting pada nenek moyang tetapi tidak selamanya digunakan.
Alat-alat tubuh yang tersisa tersebut dianggap sebagai bukti adanya proses
evolusi. Contoh :
ü
Pada manusia terdapat
apendiks (usus buntu) yang merupakan sisa-sisa rudimenter sebagaian usus besar
yang benar-benar buntu, selaput mata pada sudut mata sebelah dalam, tulang
ekor, gigi taring yang runcing.
ü
Rangka ular dari
beberapa jenis memiliki organ vestigial yang berupa tulang pelvis dan kaki yang
diduga berasal dari nenek moyang.
2.2 Proses Evolusi pada Manusia
a. Primata
Seperti halnya era yang diperinci lagi menjadi periode-periode, maka
periode-periodepun dibagi menjadi satuan-satuan waktu yang disebut Epoch.
Periode
|
Epoch
|
Lamanya
|
Mulainya
|
Quartener
|
Masa kini
|
20.000
tahun
|
20.000 SM
|
|
Pleistocene
|
1
|
1
|
|
Pliocene
|
11
|
12
|
|
Miocene
|
16
|
28
|
Tersier
|
Oligocene
|
11
|
39
|
|
Eocene
|
19
|
58
|
|
Paleocene
|
17
|
75
|
Pada
permulaan Cenozoic sedang terjadi radiasi pada mamalia. Garis radiasi yang
menuju kearah pemunculan manusia dimulai dari kehidupan di pohon yang kemudian
mengadakan adaptasi pada kehidupan aboreal tersebut, Kejadian ini diperkirakan
pada permulaan Epochpaleocene, dan dikenal adanya suatu garis radiasi yaitu: ordo Insektivora dan ordo Primata . Dari
insektivora, seperti halnya Mole dan Tikus clurut, mudah dibedakan dengan
primate modern seperti halnya juga dengan manusia. Tetapi ada pula yang tak
dibedakan antara insektivora dan primata, yaitu
“Shrew”. Karena shrew yang digolongkan pada primata. Peristiwa ini juga menunjukkan adanya hubungan yang dekat antara
insektivora dan primata.
1). Radiasi pada primata
Primata yang pertama yang dapat dibedakan
dengan insektivora adalah promosion awal< yang dijumpai pada Epoch
Paleocene. Hewan ini tetap kecil menyerupai tikus clurut, punya moncong panjang
dan ekor yang panjang pula. Hewan ini tangkas, dan ketangkasan merupakan syarat
untuk hidup di pohon-pohonan. Selain it5u juga mempunyai mata yang awas dan
koordinasi saraf otot yang baik.
Promosion
awal ini memberikan garis radiasi menjadi promosion modern, termasuk didalamnya
Lemur dan “aye-aye” yang terdapat di pulau Madagaskar. Hewan ini tetap
mempunyai ekor panjang, moncong panjang tetapitidak mempunyai cakar, sebagai
gantinya adalah kuku yang pipih seperti yang dijumpai
pada primata.
Pada lemur,
adanya cakar dapar memperhambat gerakan di pohon.
Termasuk promosion modern adalah apa yang kita kenal sebagai tersier (kera
hantu). Pada hewan ini moncong yang panjang sudah tidak dijumpai lagi. Sepasang
mata yang pada lemur terdapat lebih di daerah samping, pada tersier sudah agak
ke tengah yang berarti dimungkinkannya melihat Sebentuk tiga dimensi. Ini merupakan suatu
bentuk adaptasi pada kehidupan di pohon. Juga
jari-jarinya sesuai dengan kehidupan di pohon, untuk memegang
dahan-dahan, disini dijumpai adanya bangunan sebagai bantalan pada ujung-ujung
jari. Selain garis-garis radiasi tersebut diatas ada garis radiasi lain, yaitu
yang memberikan peluang untuk munculnya ceboid, suatu kera dunia baru. Ceboid
ini sekarang dikenal di Amerika Selatan dan Aerika Tengah dengan cirinya yang
khas, yaitu ekor yang kuat yang dapat digunakan untuk memanjat.. garis radiasi
yang ketiga adalah yang memungkinkan munculnya Ceicopitethecoid, Old World
Mongkey, yang telah berkembang semenjak Paleocene. Hewan-hewan ini mengadakan
radiasi lagi pada Oligocene dan Miocene dan terdapat di Amerika dan Asia. Kera
ini juga mempunyai ekor tetapi tidak dignakan sebagai anggota. Kera ini mempunyai pandangan Streoskopik dan juga
mempunyai jari-jari yang dapat bergerak bebas,serta ibu jari yang dapat yag
dapat dipergunakan untuk beroegangan pada dahan dengan erat dan disamping itu
adanya anggota yang dapat bergerak dengan bebas, kera ini dapat mengadakan
adaptasi untuk hidup di pohon, sehingga lebih baik daripada kera dunia baru.
Adanya
bentuk skeleton yang sudah khusus itu membawa akibat pula adanya adaptasi dari
otot dan saraf. Disini dijumpai adanya
pembesaran dari kulit otak lebih-lebih bagian optik. Dengan demikian, kera tersebut dapat mengira-gira jarak dengan lebih
tepat, mengira waktu dalam hubungannya dengan gerakan yang dilakukan dan koordinasi gerakan jari dan anggota. Koordinasi antara mata dan anggota
adalah bentuk dari perkembangan Inteligensi.
2) Radiasi Hominoid
Tiga puluh
juta tahun yang lalu pada awal Meocene, Hominoid ini bercabang menjadi dua
garis radiasi, yaitu yang kemudian menjadi manusia dan menjadi kera. Keduanya
mempunyai khusus yaitu hilangnya ekor. Disamping itu tubuh mereka mempunyai
ukuran yang lebih besar daripada primate. Juga otaknya lebih besar. Kera ini
dibedakan menjadi 4 genus : Gibbons, Orang Utan, Simpanse dan Gorilla. Kelompok
ini hidup pepohonan seperti juga nenek moyang nyaTetapi dijumpai pula bahwa ada
sementara yag badaptasinya pada kehidupan Aboreal kurang sempurna. Orang Utan
lebih-lebih Simpanse dapat hidup baik
tidak di pohon-pohon. Gorilla lebih suka hidup didarat seperti halnya manusia. Kejadian
ini member kecendrungan untuk berjalan diatas dua kaki selain juga sikap tubuh
yang tegak. Sikap tegak dan adanya kemampuan untuk berjalan dengan menggunakan
dua kaki member kebebasan kepada kedua angota muka untuk dapat di gunakan untuk
maksud-maksuyd yang lain. Pada manusia setelah memisahkan diri dari Homoid dan
Meocene maka ditinggalkanlah kehidupan di pohon-phon itu. Garis radiasi yang
menuju ke munculnya manusia member kemungkinan berkembagnya anggota belakang
lebih-lebih ditekankan pada telapak kaki untuk berjalan dan anggota depan untuk
kegiatan lain.Dengan bebasnya anggota muka ini terjadilah kemudian organisasi
saraf antara mata dan anggota muka.
b. Garis Sebelum Manusia ( Pra Manusia )
Apa sebab
anggota garis keturunan yang menuju pada manusia meninggalkan kehidupan di
pohon? Suatu kemungkinan ialah semakin jarang pepohonan akibat adanya perubahan
iklim. Keadaan ini memaksa nenek moyang manusia tersebut memaksa menggunakan
kakinya untuk pindah dari pohon satu ke pohon yang lain. Dengan banyaknya
hewan-hewan buas maka terjadi seleksi menuju pada digunakannya kaki untuk
berlari , kemudian otot-otot kaki yang kuat untuk jalan dan ini dicerminkan
oleh adanya pantat yang besar.
Juga terjadi
peru aha fungsi anggota muka , dan kemudian timbullah koordinasi yang kompleks
antara tanggan dan mata , serta perkembngan otak yang baek . mengenai asal mula
garis keturunan manusia sampai sekarang belum jelas benar , sehingga
sesunguhnya masih besarlah unsur-unsur spekulasi . Hal ini antara laen disebabkan
karena tidak adanya data yang berupa fosil pada masa Miocene dan masa Pliocene
.
Baru pada
massa pleistosene dijumpai bukti –bukti dari perkembangan manusia , jadi kurang
lebih satu jutah tahun yang lalu , pada massa pleistosene, keadaan bumi sangat
berat disebabkan adanya saman es yng berlangsung beberapa kali sehingga
iklimnya berubah-ubah . Keadaan ini
di tandai oleh punahnya bentuk-bentuk tertentu serta munculya bebrapa mahluk
laen secara evolutif . Beberapa hewan
berpindah ke Selatan sebagai akibat timbulnya es yang kemudian menjadi penghuni
ekuator , sedangkan marmut yang mempunyai bulu tebal dapat bertahan di tempat
yang dingin . Usaha-usaha laen adalah mencari perlindungan dalam gua-gua , di
dalam tanah dan di hutan . Hewan-hewan inilah yang kini kita jumpai sebagai
beruang ,dan juga sejenis rusa yang kini masih dijumpai di kutub utara.
Diantara mahluk yang hidup di gua-gua tersebut juga diduga sebagai tipe
subhuman yang berasal dari perahuman dalam periode terpier . Fosil disini
memberi petunjuk sampai seberapa jauh garis evolusi manusia telah berkembang
semenjak jaman Miocene . Deduksi mengenai bagaimana bentuk subhuman telah
dilakukan, biarpun ditemukan bukan
seluruh tubuh . Sebagai contoh ialah sifat-sifat tengkorak , mengenai tebal
tipisnya , tonjolan dan lengkung alis , bentuk tulang dahi apakah vertical
ataukah horizontal , besarnya ruang otak , dan pertumbuhan dagu . Dari semuah
ciri tersebut kini dapat digunakan sebangai indikasi apakah tengkorak tersebut
berasal dari subhuman yang primitif ataukah
yang lebih lanjut . Juga dapat dipelajari mengenai kebudayaanya dengan menggunakan
sebagai pedoman alat-alat yang ditemukan,
bekas-bekas kemah atau bekas-bekas tempat
tinggalnya, serta senjatanya.
Fosil
subhuman tertua adalah Australopithecus.
Wujudnya lebih menyeupai kera daripada manusia. Mahluk ini merupakan bentuk
yang kemudian berkembang dan mempunyai keturunan yanghidup pada masa Pleistocene. Diantara subhuman yang
hidup pada masa Ploistocene awal adalahyang dikenal sebagai manusia kera dari jawa Pitchecanthropus erectus.yang hidup sekitar 500.000 tahun yang lalu.
Manusia kera ini sudah lebih menyerupai manusia daripada kera. Volum otaknya
sekitar 1000 cc, sedang pada Gorilla sekitar 600cc dan pada manusia modern
sekitar 1500 cc. Tulang dahinya mendatar, lengkung alisnya menonjol, praktis
tidak mempunyai dagu, membulat. Tangannya panjang dan sikapnya agak membungkut
seperti gorilla. Dari bukti-bukti adanya scullopis dapat diambil kesimpula
bahwa mahluk ini bersifat kanibal.
Subhuman
yang lain adalah Homo Neanderthalensis.
Orang menamakan demikian oleh karena dianggap sama dengan manusia tetapi berlainan species. Mahluk ini hidup
pada pertengahan akhir Pleistocene, sekitar 500.000sampai 50.000 tahun yang
lalu, karena nya orang beranggapan bahwa mahluk ini manusia primitive yang
pertama dan merupakan Pithecanthropus yang terakhir. Mengenai dagu, lengkung
alis, tangan, mahluk ini serupa benar denganPitchecanthropus. Kakinya pendek
dan sikapnya membungkuk. Volum otaknya sama dengan manusia dewasa ini, yaitu
sekitar 1500 cc. Hanya saja kepalanya menonjol ke belakang, sedang pada manusia
membulat, tulang dahinya rendah dan mendatar. Ditinjau dari hasilbudayanya, Homo neanderthalesis digolongkan pada
manusia zaman batu yang hidup di gua-gua. Alat-alat yang dibuat sudah
bervariasi yaitu alat-alat rumah tangga, kapak untuk berburu, senjata berupa
gada dan lain-lain. Namun demikian meraka tetap sebagai nomaden yang belum
mengenal hidup bertani dan beternak Mereka belum mengenal alat yang terbuat
dari tanah dan belum mengenal seni. Hidupnya terutama di Eropa dan disana-sini
di Afrika dan Pantai Laut Tengah. Suatu waktu Homo Neanderthalensis ini lenyap dan diganti oleh homo habilis.
c. Manusia Masa Kini (Modern)
Secara tepat
tak dapat diketahui kapan manusia modern ini muncul, tetapi mungkin yang tertua
adalah tengkorak Swanscombe yang umurnya 300.000 tahun dan mungkin sekali lebih
tua lagi, yaitu sekitar 500.000 tahun yang lalu. Mahluk ini pun diduga berasal
dari Pithecanthropus.Manusia modern
yang menggantikan Homo neanderthaliensis
adalah Cromagnom yang hidup sekitar 50.000 – 20.000 tahun yang lalu. Sikap dari
Cromagon adalah tegak dan meskipun menggunakan alat-alat dari tulang tetapi
digolongkan pada manusia zaman batu.
Suatu hal
yang cukup unik ditemukan adalah dijumpainya jarum yang dipergunaka untuk
menjahit kulit-kulit binatang. Belum mengenal pertanian dan peternakan.
Hidupnya dari berburu menggunakan anjing. Dalam gua-gua yang ditempatinya sudah dijumpai
adanya lukisan-lukisan dinding. Di bagian lain dari dunia ini terdapat juga
ras-ras lain dari Homo sapiens, yaitu
Kaokasoid, Negroid dan Mongoloid.
Mendekati
Pleistocene, manusia Cromagon lenyap dari Eropa dan kedudukannya digantikan oleh
yang lain. Pada saat tersebut es mulai mencair. Pada waktu itu adalah 20.000
tahun yang lalu, iklimnya semakin lembut
sehingga tak perlu orang mendiami gua-gua, 1500 tahun yang lalu adalah abad
batu pertengahan, mereka tetap hidup sebagai nomaden. Zaman batu yang baru
adalah tahun 5.000 SM, pada zaman itu sudah mulai terjadi penggunaan alat-alat
dari tanah, mereka sudah beternak. Pada tahun 3.000 SM mulailah abad perunggu
dan selama 2.000 tahun berikutnya adalah zaman besi.
Pada manusia
modern selain ciri-ciri bahwa sudah ada dagu,
sikapnya tegak, berjalan diatas kedua kaki dengan baik,
juga masa mudanya panjang. Kalau Simpanse menjadi dewasa pada umur 2 tahun dan
menjadi tua pada umur 20 tahun, maka pada manusia sebagaimana diketahui sedang
mulai dewasa. Masa belajarnya dan masa mengumpulkan pengalaman hidupnya yang lama.
Kualitas hasil belajarnya tinggi sebagai akibat baiknya perkembangan otaknya
selama embrio.
Manusia
sadar akan dirinya dan berpribadi, samggup membuat rencana untuk hari depannya,
mengumpulkan pengetahuan dari generasi ke generasi, maka timbullah evolusi yang
baru. Kalau evolusi sebelumnya disebut evolusi biologic dengan parantara gen, maka evolusi lanjutannya disebut evolusi sosial. Evolusi sosial berlangsung dengan
perantaraan komunikasi alam bentuk kata-kata yang diucapkan maupun ditulis.
Tradisi diturunkan tidak haya karena peranan gen tetapi juga karena bahasa (
kata-kata ). Dengan gambaran tersebut,
jelas bahwa bahasa bukanlah satu-satunya hasil proses evolusi, namun tak dapat
disangkal bahwa peranannya besar sekali pada proses evolusi selanjutnya yaitu
karena adanya kemampuan mengarahkan dan menguasai beberapa faktor alam.
1.3 Pendapat Para Ahli mengenai Petunjuk Evolusi
a. Leonardo da Vinci (Itali, 1452 –
1519)
Merupakan orang pertama yang berpendapat bahwa fosil merupakan suatu bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.
b. George Cuvier (Prancis, 1769 – 1532)
Ahli anatomi perbandingan, yang mengadakan study perbandingan antara fosil-fosil dengan makhluk hidup yang ada sekarang. Selanjutnya menyimpulkan bahwa pada masa tertentu telah diciptakan makhluk hidup yang berbeda dari masa ke masa (atau pada setiap yang berbeda diciptakan makhluk yang berbeda pula). Setiap masa diakhiri dengan kehancuran alam, faham ini dikenal dengan kataklisma.
Merupakan orang pertama yang berpendapat bahwa fosil merupakan suatu bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.
b. George Cuvier (Prancis, 1769 – 1532)
Ahli anatomi perbandingan, yang mengadakan study perbandingan antara fosil-fosil dengan makhluk hidup yang ada sekarang. Selanjutnya menyimpulkan bahwa pada masa tertentu telah diciptakan makhluk hidup yang berbeda dari masa ke masa (atau pada setiap yang berbeda diciptakan makhluk yang berbeda pula). Setiap masa diakhiri dengan kehancuran alam, faham ini dikenal dengan kataklisma.
c. Charles Lyell (Inggris)
Dalam Principle of Geology, menyatakan bahwa, terjadinya strata lapisan
bumi yang mengandung fosil bukan karena proses bencana alam, tetapi merupakan
suatu proses yang berlagsung sedikit demi sedikit.
d. William Smith
Mengemukakan bahwa tiap strata
mempunyai tipe fosil yang khas. Semakin
ke bawah stratanya, fosil yang dikandung semakin jauh berbeda dengan mahluk
hidup yang sekarang ada.
e. Charles Darwin
Mengatakan bahwa fosil adalah petunjuk
dari kehidupan yang kontinu yang berkembang secara evolusi. Sebagai contoh
ialah perkembangan “filo genik” dari kuda.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Evolusi adalah perubahan secara bertahap dalam
waktu yang lama akibat seleksi alam pada variasi gen dalam suatu individu
spesies yang menghasilkan perkembangan spesies baru. Dalam evolusi terjadi
suatu petunjuk yang membuktikan adanya suatu proses evolusi (perubahan).
Diantaranya, adanya variasi individu dalam satu keturunan gen, penyebaran geografis,
paleontologi, homologi organ, analogi organ, komparasi embrional, perbandingan biokimia,
domestikasi, dan juga adanya organ vestigial atau alat tubuh yang tersisa. Ada
pula proses evolusi yang terjadi pada manusia menjadi suatu bukti dalam evolusi.
Dari banyaknya petunjuk evolusi, banyak pula para ahli yang memaparkan pendapat
mereka, seperti Leonardo Da Vinci, George Cuvier, Charles Lyell, William Smith,
dan tentunya pelopor utama teori evolusi Charles Robert Darwin.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini sangatlah jauh dari
kesempurnaan, maka kami sangat mengharapkan
saran dari pembaca yang
dapat membangun demi perbaikan makalah kami kedepan.
Daftar Pustaka
Kimball. w. Jhon . 2005 . Biologi . Erlangga : Jakarta
Pratiwi . D. A. 2007 Biologi
untuk Sma Kelas XII. Erlangga : Jakarta
Soedarjatmo. 2000. Biologi Kelas 3 Cawu 2 SMU. PT. Intan Pariwara :
Surakarta
http://www. National Geografic .co.id
http://www. Kambing . ui. ac.id
http://www. Webpustaka .com
0 komentar:
Posting Komentar