CARINATAE

Jumat, 07 Desember 2012

BAB I
 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Burung mempunyai daya tarik khusus bagi manusia karena berbagai alasan diantaranya adalah burung lebih mudah dilihat dari pada hewan lain. Beberapa burung memiliki ukuran besar, sebagian diurnal dan sebagai anggota kelas; maka burung banyak hidup berdampingan dalam lingkungan manusia. Burung memiliki keindahan bentuk dan warna serta cara perkawinan yang menarik. Beberapa aspek pada burung seperti pola terbang, makanan dan kegiatan kawin tidak terlalu sulit untuk diamati. Aspek lain yang menarik adalah tingkah laku burung , suara , siulan dan nyanyian yang indah yang sangat spesifik bagi tiap-tiap burung. Burung berkembang dari reptilia. Dalam makalah ini kami akan membahas Carninatae atau burung yang dapat terbang, dan jenis carinatae yang berjengger, bermangsa, dan mencari makan di udarah.


1.2 Rumusan Masalah
            Dalam latar belakang di atas dapat kita merumuskan suatu masalah yaitu.
1.      Bagaimana cara burung mencari makan di udarah ?
2.      Burung apa saja yang berjengger?
3.      bagaimana ciri-ciri dari carinatae?


1.3 Tujuan
         Dari rumusan masalah diatas dapat kita beri tujuan seperti.
1.      Untuk mengetahui bagaimana burung mencar makan diudara.
2.      Agar dapat mengetahui burung apa saja yang berjengger dan cirri-ciri carinatae.
3.      Sebagai bahan refrensi, untuk menunjang pengetahuan kita.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Carinatae  yang  bertengger

Ordo yang dikelompokan sebagai burung yang bertengger terdiri atas burung pemangsa, dan seri dari burung arboreal, yang berkisar dari jenis-jenis merpati hingga burung pelatuk dan passerines. Di samping itu juga termasuk jenis burung aerial feeders atau burung pemakan di udara yang terdiri atas burung layang-layang dan burung cabak yang sebenarnya paradoks dengan sebutan sebagai burung

yang bertengger. Burung layang-layang memiliki kaki-kaki yang kecil sehingga tak mungkin bertengger, sedangkan burung cabak (night jars ) akan mudah terlihat oleh musuh bila bertengger karena warna bulu yang kriptik. Di lain pihak, sebenarnya ―bertengger‖ bukan kemampuan yang hanya dimiliki oleh ordo ini, sebab burung-burung yang berjalan maupun burung akuatik juga mempunyai kemampuan bertengger. Namun demikian sebagian besar burung yang termasuk ordo ini biasanya hidup bertengger, melakukan perkawinan di pohon atau perdu, dan dengan cara ini mereka dapat menghindari predator yang tak dapat memanjat. Burung pemangsa Burung arboreal Burung bertengger Burung pencari makan di udara Passerines
                       
2.2 Carinatae  Pemangsa
Burung pemangsa memiliki kombinasi terbang, kaki yang dapat digunakan untuk memegang mangsa dan paruh yang khas sehingga merupakan burung yang mampu menguasai sebagian besar lingkungan dengan rentang makanan yang luas. Sebagian besar burung pemangsa memakan makanan yang berenergi tinggi yang berasal dari daging vertebrata. Dua ordo burung pemangsa merupakan karnivora puncak dalam rantai makanan. Burung predator
ini terdiri atas Falconiformes, yang meliputi jenis elang, falcon, rajawali, dan predator nokturnal yaitu Strigiformes yang meliputi jenis-jenis burung hantu. Kedua ordo ini sebenarnya tidak berkerabat, namun karena memilki kesamaan ekologi maka mereka memiliki tingkat konvergensi sebagai burung predator. Kedua kelomok ini memiliki kaki yang kuat yang dilengkapi oleh cakar kuat untuk membunuh mangsa dan paruh yang melengkung yang beradaptasi untuk merobek daging. Akan tetapi mereka memilki perbedaan lokaksi pencarian mangsa. Falconiformes yang diurnal mempunyai penglihatan yang yang sangat tajam, sedangkan Strigi formes yang nocturnal memilii pendengaran yang sangat tajam untuk mendeteksi mangsanya. Di samping itu mereka juga memilki kemampuan terbang yang tidak menimbulkan suara karena mempunyai susunan bulu terbang khusus. Burung hantu mempunyai mata besar yang beradaptasi dengan keadaan gelap dan penglihatan binokuler untuk melengkapi kemampuan terbang ―sunyi‖ dan pendengaran binaural. Predator diurnal mempunyai rentang radiasai adaptif yang lebih luas dari pada burung hantu, termasuk bentuk yang sangat berbeda seperty burung secretary dan burung pemakan bangkai. Burung secretary mampu menangkap ular berbisa dengan kakinya yang panjang dengan sekali sergap. Burung pemakan ikan yaitu famili Accipitridae mempunyai sisisk-sisik tajam pada kakinya untuk mencengkeram mangsanya yang bertubuh licin.



Burung pemakan bangkai (vulture) umumnya tidak memiliki bulu kepala karena kebiasaan makannya, mereka biasa menggunakn kepala mengambil daging-daging tersisa di bagian dalam sisa tubuh hewan yang mulai membusuk. Beberapa jenis burung ini terdapat di daerah yang agak hangat di dunia lama maupun dunia baru yang berasal dari dunia baru adalah famili Catharidae yang terdiri atas beberapa sub ordo. Burung pemakan bangkai dari dunia lama tergolong famili Accipitridae. Falcon dan kerabatnya yang memiliki 39
bentuk sayap dan kebiasan terbang yang berbeda tergolong famili Falconidae. Strigiformes mempunyai mentuk yang lebih seragam meskipun terbagi atas dua famili yaitu Tytonidae dan Strigidae. Kedua ordo predator ini menunjukkan rentang ukuran tubuh dari yang sangat kecil yang ummnya insectivor hingga yang berukuran besar yang memangsa vertebrata. Meskipun demukian eagle owls ,yaitu strigiformes yang terbesar ukurannya jauh lebih kecil dari elang diurnal, yang bebeberapa diantaranya dapat memangsa monyet sebagai sumber makannya. Burung hantu adalah burung yang tak bermigrasi, sedangkan elang dan accipiter adalah migran jarak ajuh, beebberapa species bahkan dapat bermigrasi dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan. Beberapa spesies yang tak berkerabat, dapat terbang membumbung sambil mengincar mangsa dengan kemampun penglihatan yang tajam, untuk mendeteksi mangsa. Burung yang bertubu besar menggunakan panas tubuh untuk terbang berputar hampir tanpa menggerakan sayapnya dan tetap berada di udara berjam-jam dengan menggunakn energi sesedikit mungkin Ordo Falconiformes Burung pemangsa Strigiformes Falconiformes
1. Angotanya adalah predator diurnal yang ukurannya berkisar dari yang kecil(falconets) hingga yang sangat besar (elang )

Strigiformes

1. Anggotanya adalah predator nokturnal, uang ukuran tubuhnya bervariasi dari yang kecil hingga yang sangat besar. Bermata besar


2.3 Carinatae  pencari makan di udara

(Aerial Feeders) Kemampuan terbang adalah ciri khas burung, namun hanya sedikit diantaranya yang mencari makan sambil terbang, meskipun mereka dapat menangkap mangsa pada sayapnya. Beberapa diantaranya, burung pemakan lebah dan burung penangkap lalat menangkap makanan dengan cara terbang yang khusus. Dalam bagian ini famili utama dalam dua ordo Apodiformes dan Caprimulgiformes, terdiri atas burung-burung yang mencari makan sambil terbang, Ordo yang pertama siang hari sedangkan ordo yang ke dua pada malam hari.
              Apodiformes menangkap insekta yang terbang dan anak-anak laba-laba selagi terbang dengan paruhnya yang terbuka lebar dan dilengkapi bristle untuk meningkatkan daya tangkapnya. Faamili yang kedua tersebar di Asia Tenggara dan Australasia, mempunyai cara terbang dan cara makan yang sama. Famili ke tiga, burung pengisap madu yang tersebar di dunia baru dapat terbang ditemapt untuk mengisap madu bunga, polen, dan arthropoda kecil biasanya terdapat pada bunga mekar.
Spesies berbeda mempunyai bentuk paruh yang berbeda ukuran maupun kelengkungan paruh yang diadaptasikan dengan bentuk bunga yang sering dikunjunginya. Cara terbang burung pengisap madu mempunyai ciri khas berdasarkan alasan berikut ini : Pertama kepakan sayap yang sangat cepat, lebih dari seratus kali per detik, sehingga suaranya tak terdengar, kedua, burung pengisap madu bukan hanya mampu terbang di tempat, tetapi juga mampu terbang mundur. Ordo kedua, Cafrimulgiformes terdiri atas 5 famili. Burung nocturnal ini juga mempunyai paruh yang lebar, dan makanannya insekta kecil, terutama moths dengan cara yang sama dengan ordo pertama. Ada mata rantai lain yang mempertautkan Apodiformes dan Caprimulgifornes, selain mencari makan di udara. Setiap anggota mempunyai cara umum yaitu burung-burung ini mampu mmempertahankan suhu darah yang tetap (konstan). Beberap jenis burung layang-layang yang berkembang bioak di darah sedang, mempunyai anak-anak yang dapat tetap bertahan pada suhu yang kurang menguntungkan dengan suhu badan yang lebih rendah dari biasanya ketika sang induk pergi mencari makanan. Begitu pula burung pengisap madu yang bermigrasi di luar daerah tropika, mampu bertahan dengan suhu tubuh lebih rendah pada malam hari dan biasanya melakukan pemanasan tubuh dengan cara menggerakan sayapnya sebelum mulai terbang.
Pada Caprimulgiformes yang hidup di Amerika Utara terdapat spesies yang melakukan hybernasi. Selama hybernasi terjadi reduksi semua kegiatan fisiologis yang menyebabkan turunnya suhu tubuh. Berkaitan dengan cara makan di udara ini maka terjadilah reduksi kaki dan jari-jari. Hanya burung pengisap madu yang sering berjengger. Burung alap-alap (night jars) bersarang di atas tanah. Burung walet mempunyai kebiasaan unik dalam membuat sarangnya yaitu menggunakan salivanya untuk membuat sarang ( mempunyai nilai ekonomi bagi manusia) atau melekatkan telurnya pada daun palm. Hanya burung pengisap madu yang dapat membuat sarang yang rapi dan bagus.
                                                       

 2.3.1 Ordo Apodiformes

1. Anggotanya bersifat terstrial dan berukuran sangat kecil atau kecil ( 6-23 cm)
2. Plumage berwarna kusam atau mecolok tergantung sub ordonya.
3. Paruh sangat berbeda pada kedua sub ordo, pendek lebar atau panjang langsing
4. Kaki sangat pendek, jari-jari mungkin kuat atau lemah.
5. Sayap panjang dan sempit; mengepakan sayap sangat cepat
6. Palatum aegithognathous.
7. Sarang kecil; bertelur 1 atau 2 butir warna putih
8. Kondisi aanak yang baru menetas bervariasi, tetapi semuanya altricial, induk jantan ada yang mengasuh anak dan ada pula yang tidak
9. Sub ordo Famili Apodi  Apodidae Hemipodidae Trohili  Trochilidae

2.3.2 Ordo Caaprimulgiformes

1. bersifat terstrial dan nokturnal, yang ukurannya berkisar dari kecil sampai sedang (19-63 cm)
2. Plumage lembut, mengkilat, umumnya kriptik, meskipun beberapa diantaranya mempunyai alur putih pada sayap atau ekor yang tampak hanya pada saat terbang.
3. Kaki sangat pendek dan lemah, biasanya berbulu samapai ke bagian jari-jari. Jari kaki bervariasi panjangnya, tetapi jari tengah pektinat.
4. Saayap panjang dan runcing
5. Palatum Schizognathous
6. Umumnya sarang dibuat seadanya untuk meletakan telur yang berjumlah 2-5 butir berwarna putih atau pucat, biasanya bertitik-titik.
7. Anak-anaknya altricial dan diasuh oleh kedua induknya



BAB III
PENUTUP
3.1           Kesimpulan
                Carinatae merupakan burung yang dapat terbang dengan sempurna atau burung yang dapat terbang tinggi. Burung ini memiliki jengger, namun tidak semua jenis carinatae berjengger, ciri-ciri dari carinatae yaitu dapat terbang, dapat mencari makan diudarah, berjengger, pemangsa dengan cara menangkap mangsanya menggunakan kedua sayapnya serta kakinya.
                                               

3.2     Saran
                Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan kepada para pembaca setelah membaca, mempelajari serta memahami seluruh isi makalah ini dapat menerapkan dalam lingkungan masyarakat.
              Seorang pemula dalam menulis mengalami berbagai kesulitan dalam menuangkan fikirannya dalam bentuk coretan, dengan membaca makalah ini penulis mengharapkan pembaca mudah dalam menuangkan fikirannya dalam bentuk tulisan.

0 komentar:

Posting Komentar