BIOGEOGRAFI (PERSEBARAN HEWAN DAN TUMBUHAN)

Senin, 16 September 2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran organisme di muka bumi. Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan organisme yang sudah punah.
Dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor penghalang yang utama adalah iklim dan topografi. Selain itu, faktor penghalang reproduksi dan endemisme menjadi pengendali penyebaran organisme.
Akibat dari hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang berbeda-beda. Sebagai contoh bunga sakura tumbuh di Jepang, bunga tulip di Belanda, kera bekantan hidup di Kalimantan, burung maleo di Sulawesi dan Maluku. Sehingga tanaman dan hewan menjadi ciri khas pada suatu daerah di belahan bumi. Tanaman nanas yang berasal dari Amerika Utara tumbuh subur di Hawaii dan di Asia. Pohon bambu banyak yang hidup di sekitar Asia Barat. Luas daerah yang dapat ditempati tumbuhan maupun hewan, berkaitan dengan kesempatan dan kemampuan mengadakan penyebaran. Biogeografi mempelajari penyebaran hewan maupun tumbuhan di permukaan bumi. Ilmu yang mempelajari peyebaran hewan di permukaan bumi disebut zoogeografi.
Penyebaran hewan berdasarkan luas cakupannya dapat dibedakan menjadi cakupan geografis, cakupan geologis, dan cakupan ekologis. Cakupan geografis yaitu daerah penyebarannya meliputi daratan dan sistem perairan. Cakupan geologis, yaitu keadaan daratan dan lautan di masa lampau. Cakupan ekologis adalah daerah penyebarannya dengan kondisi lingkungan yang sesuai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi biota tersebut adalah adanya tekanan dari individu lain yang mendominasi suatu tempat tertentu. Faktor lain adanya kompetisi, predator, penyakit, kekurangan persediaan makanan, perubahan musim dan kurangnya tempat untuk berlindung.
Penyebaran hewan dari protozoa sampai mamalia sebagian terjadi secara dinamis. Penyebaran secara dinamis artinya hewan melakukan penyebaran oleh dirinya sendiri. Faktor luar yang mempengaruhi penyebaran hewan maupun tumbuhan dan biasanya menghambat dinamakan “barier” atau “sawar”. Sawar ini dapat dibedakan menjadi sawar fisik, sawar iklim, dan sawar biologis.
Sawar fisik air menjadi penghambat penyebaran hewan darat dan sebaliknya sawar fisik darat menjadi penghambat penyebaran hewan air. Misalnya katak tidak apat hidup pada air asin. Jadi salinitas merupakan penghambat bagi penyebaran hewan katak. Adapun luas benua menjadi hambatan bagi penyebaran hewan air.
Sawar iklim seperti temperatur rata-rata, musim, kelembapan, kuat lemahnya penyinaran serta lamanya peyinaran sinar matahari. Sedangkan sawar biologis adalah tidak adanya makanan, adanya predator, competitor, pesaing atau adanya penyakit. Penyebaran suatu jenis serangga dibatasi penyebarannya oleh jenis tanaman sebagai makanan, tempat berlindung, dan tempat untuk reproduksi. Pada kenyataannya, ketiga jenis sawar tersebut bekerja secara terpadu untuk mempengaruhi atau menghambat penyebaran suatu biota. Hal lain yang dapat menghambat penyebaran biota adalah rendahnya toleransi terhadap kondisi faktor lingkungan yang maksimum atau minimum. Hukum toleransi minimum Liebig yang menyatakan bahwa ketahanan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor esensil tetapi berada dalam kondisi yang minimum dan individu tersebut memiliki daya toleransi yang rendah untuk dapat beradaptasi. Bintang laut hidup pada berbagai kadar garam tetapi bintang laut hanya dapat berkembangbiak pada air yang kadar garamnya sangat rendah.

B.      RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah terkait dengan persebaran hewan, seperti:
1.     Bagaimanakah ekologi dan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi persebaran hewan?
2.     Bagaimanakah lingkungan biologi dan dan hubugan antar hewan?
3.     Apa saja tipe-tipe lingkungan hewan?
4.     Bagaimana proses distribusi hewan?
5.     Apa saja sarana dan faktor  yang dapat menghambat persebaran hewan?
6.     Bagaimanakah daerah persebaran hewan?

C.     TUJUAN
Setelah merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, maka dapat pula kita simpulkan beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1.     Mengetahui keadaan ekologi dan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi persebaran hewan.
2.     Mengetahui keadaan lingkungan biologi dan hubungan antar hewan.
3.     Mengetahui tipe-tipe lingkungan hewan.
4.     Mengetahui proses distribusi hewan.
5.     Mengetahui sarana penunjang persebaran hewan dan faktor yang dapat menghambat persebaran hewan itu sendiri.
6.     Mengetahui daerah-daerah persebaran hewan.


BAB II
PEMBAHASAN

Ilmuwan kenamaan Inggris yang bernama Alfred Russel Wallace, pada tahun 1867 melakukan peyelidikan tentang persebaran hewan di muka bumi. Wallace mengemukakan bahwa permukaan bumi dapat dibagi menjadi enam kawasan persebaran hewan yang masing-masing ditandai dengan spesies-spesies yang unik.
Enam kawasan tersebut adalah kawasan Neartik, Paleartik, Ethiopia, Oriental, Neotropik, dan Australia. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas. Kekhasan ini disebabkan oleh faktor geografis, cuaca, iklim, dan lain sebagainya. Fauna yang ditemukan di daerah Paleartik dan Neartik adalah serupa, sehingga para pakar sering menyebutnya sebagai daerah Holartik. Masing-masing daerah biogeografi tersebut mencakup sebagian besar daratan benua. Antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya dipisahkan oleh suatu sawar atau rintangan.
A.   EKOLOGI DAN LINGKUNGAN FISIK
Hewan dan tumbuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor fisika dan kimia, faktor yang paling penting adalah sinar matahari, suhu, air, tekanan, serta gas dan mineral. Masing-masing dapat diukur dan pengaruhnya dapat diobservasi pada hewan, tetapi semua saling berhubungan dan tidak ada yang beraksi sendiri-sendiri.
1.       Sinar Matahari
Semua energi yang digunakan oleh organisme berasal dari matahari. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan.. tumbuhan menyerap energi pancaran pada sinar matahari, dan melalui aksi fotosintesis dari klorofil pada sel tumbuhan, menghasilkan karbohidrat dari karbondioksida dan air; tumbuhan juga meyintesis protein dan lemak. Energi yang tersimpan dalam senyawa ini merupakan sumber energi utama yang digunakan oleh semua jenis hewan. Hubungan energi mendasari semua proses fisik dan biotik di bumi dan menentukan aktivitas organisme.
2.       Suhu
Tingkat panas atau dingin dari suatu objek atau tubuh disebut suhu dan diukur dengan skala, biasanya dalam derajat Fahrenheit dan Celcius. Kalor merupakan suatu bentuk energi, dan jumlah kalor pada seekor hewan atau lingkungannya merupakan faktor yang berperan penting.
Kisaran suhu di alam semesta mencakup ribuan derajat, tetapi sebagian besar kehidupan di bumi hanya dapat ada dalam kisaran antara 0 hingga 60 derajat atau kurang. Toleransi terhadap panas dipengaruhi oleh kelembapan dan benar-benar tergantung pada daya evaporasi udara atau persentase uap air yang berhubungan dengan kedaan jenuh pada suhu tertentu. Pada udara kering digurun, contohnya suhu 32 derajat (90 derajat Fahrenheit) tidak nyaman untuk manusia, tetapi suhu yang sama, dirangkai dengan kelembapan yang relatif tinggi, sulit ditoleransi didaerah tropis.
3.       Air
Terdapat pertukaran air konstan antara udara, darat, dan laut serta antara organisme hidup dan lingkungannya. Selain itu, air berpengaruh sangat besar terhadap lingkungan organisme. Siklus air menyebabkan evaporasi, pembentukan awan, presipitasi, aliran air permukaan dan perkolasi melalui tanah. Air menyimpan kalor dam jumlah besar, dan karena kalor spesifiknya begitu besar (membutuhkan 1 kalori untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar  1 derajat pada suhu 15 derajat), masa air dalam jumlah besar lambat menjadi hangat pada musim semi dan lambat dingin pada musim gugur. 
Air paling berat pada suhu 4 derajat (39,2 derajat Fahrenheit). Air mengembang seraya air menjadi dingin dibawah suhuini dan berubah menjadi es pada suhu 0 derajat (32 derajat Celcius). Kekuatan pengembangan ini begitu besar sehingga bebatuan terbelah ketika air dicelah bebatuan tersebut membeku; hal ini merupakan proses pembentukan tanah.
Hewan darat dipengaruhi oleh kandungan kelembapan udara, atau kelembapan relatif, beberapa hewan darat sesuai untuk daerah gurun dengan kelembapan rendah, hewan darat yang lain hanya ada di daerah dengan tamosfer hampir jenuh, dan banyak hewan darat hidup pada kelembapan sedang. Untuk hewan kecil, mikroklimat dari tempat kecil dimana mereka makan atau menemukan tempat perlindungan merupakan hal yang penting, biasanya memiliki suhu yang lebih rendah dan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan iklim umum didaerah tempat mereka berada. Didaerah yang kering banyak hewan kecil tetap berada di tempat pengasingan  pada siang hari; jika tidak, mereka akn mati kekeringan.hewan kecil tersebut keluar berpetualang pada malam hari ketika suhu lebih rendah dan kelembapan lebih tinggi, terutama di dekat tanah. Di daerah yang memiliki hujan musim panas yang sering, atau lapangan dan kebun yang memiliki irigasi, kelembapan di dekat tanah sedemikian rupa sehingga invertebrata kecil menjadi aktif selama siang hari.
4.  Siklus Kimia di Alam
Unsur yang membentuk tubuh tumbuhan dan hewan semua berasal dari lingkungan, dan terdapat pertukaran konstan dari kejadian ini kepada hidup dan matinya oganisme. Karbon merupakan unsur pokok dari semua senyawa organik pada protoplasma. Dari karbondioksida (CO2) di udara atau air, karbon disintesis menjadi molekul karbohidrat, dan karbohidrat, bersama-sama dengan protein dan lemak, menyusun jaringan tumbuhan. Tumbuhan dimakan oleh tumbuhan tertentu, dan setelah dicerna dan diserap oleh hewan tersebut senyawa karbon ini tersusun kembali sebagai protoplasma hewan. Pada gilirannya, material ini diteruskan ke hewan lain. Metabolisme perambokan pada hewan menghasilkan karbon dioksida sebagai limbah respirasi yang kembali ke udara atau air. Oksigen (O2) di ambil langsung dari udara atau terlarut di dalam air untuk berperan dalam proses oksidasi di dalam tubuh hewan. Oksigen kemudian kembali ke lingkungan baik bergabung dengan karbon sebagai karbon dioksida maupun dengan hodrogen sebagai air. Dari karbon dioksida yang digunakan oleh tumbuhan, oksigen dilepaskan ke lingkungan, tetapi tumbuhan juga menggunakan beberapa oksigen  dalam respirasi. “Akuarium seimbang” mengandung hewan dan tumbuhan dengan kuantitas tertentu sehingga kebutuhan bersama mereka serta keluaran oksigen dan karbon dioksida seimbang.
Nitrogen atmosfer (N) hanya dapat digunakan secara langsung oleh bakteri pengikat nitrogen di tanah atau bintil akar beberapa tumbuhan polong-polongan, yang menggabungkannya menjadi nitrat (NO3). Tumbuhan menggunakan nitrat untuk membentuk protein nabati. Nitrat dapat kembali ke tanah melalui pembusukan atau di makan oleh hewan dan diubah menjadi protein hewani. Pada metabolisme hewan, nitrat akhirnya dipecah menjadi limbah bernitrogen, sebagian besar berupa urea, (NH2)2CO, dan kemudian diekskresikan. Melalui aksi bakteri yang lain , di tanah atau air, limbah seperti itu diubah menjadi amonia dan nitrit; melalui aksi bakteri lebih lanjut nitrogen dikembalikan ke udara, atau nitrit diubah menjadi nitrat.
Beberapa mineral, atau substansi kimia in-organik, esensial bagi tumbuhan dan hewan dalam jumlah sedikit, tetapi tetap, yang berbeda-beda pada berbagai spesies. Tumbuhan memperoleh unsur pokok mineral dari larutan tanah di sekitarnya, dan mineral tersebut kembali ke tanah hanya melalui pembusukan atau pembakaran tumbuhan tersebut.
Fospor merupakan contoh dari mineral “yang beredar” yang dibutuhkan dalam jumlah kecil pada protoplasma. Fospat (−PO4) dibuat tersedia untuk tanaman melalui erosi waduk besar dari zaman terdahulu pada bebatuan. Fosfor umumnya digunakan oleh tumbuhan dan hewan dan kemudian di kemabalikan ke tanah melalui kematian dan pembusukan. Beberapa fosfor di angkut ke laut dan sebagian ilang ditangkap kembali oleh ikan dan burung laut. Manusia mencari endapan kotoran burung (guano) yang banyak, seperti yang terjadi di pantai Peru dan di Pulau Nauru di Pasifik Selatan, untuk digunakan sebagai pupuk fosfat sehingga mengembalikannya ke dalam daur.

B.     LINGKUNGAN BIOLOGI DAN HUBUNGAN ANTAR HEWAN
Hewan individual menghabiskan sebagian besar waktu mereka secara aktif mencari makanan untuk energi dan pertumbuhan. Hewan juga membutuhkan tempat tinggal untuk melindungi dari iklim yang tidak cocok serta musuh dan mereka membutuhkan tempat untuk berkembang biak.
1.  Makanan
Hewan kebisaan memiliki makanan yang berbeda-beda. Setiap spesies memiliki kebutuhan tertentu, dan setiap individu membutuhkan makanan dalam jumlah tertentu dari jenis yang tepat. Semua makanan hewan pada dasarnya berasal dari tumbuhan, yang merupakan satu-satunya produsen yang sesungguhnya di komunitas manapun. Hewan pemakam tumbuhan merupakan konsumen primer. Hewan ini, pada gilirannya, berperan sebagai makanan bagi hewan yang lain lagi, konsumen sekunder, yang kemudian akan di makan oleh hewan yang lain lagi. Energi semula berasal dari matahari kemudian di teruskaan dalam bentuk material melalui rantai makanan; semua rantai makanan di komunitas membentuk daur makanan  atau jaring-jaring makanan. Hubungan ini sangat rumit, bahkan pada komunitas kecil, tetapi dapat diilustrasikan oleh dua contoh yang disederhanakan. Di dalam suatu kolam, bakteri dan ganggang menyintesis material dari substansi yang mengandung nutrisi melalui fotosintesis. Lalu secara berurutan, organisme kecil di makan oleh organisme yang lebih besar.
2.  Piramida Jumlah
Jaring-jaring dari komunitas manapun telah dikarakterisasi oleh Charles Elton sebagai piramida jumlah. Hewan di bagian dasar berukuran kecil dan jumlahnya melimpah, sedangkan hewan di bagian puncak jumlahnya sedikit, tetapi berukuran besar; hewan yang terdapat di antara bagian dasar dan puncak meningkat secara progresip dalam hal ukuran individu, tetapi menurun dalam hal jumlah.
3.  Tempat Perlindungan dan Tempat Berkembang Biak
Hewan yang hidup di perairan yang luas dan terbuka dapat menghindari musuh hanya dengan kemampuan bergerak yang lebih hebat, tetapi banyak spesies dari perairan yang lebih kecil dan di darat hidup di berbagai jenis penutup dan menggunakan tempat bersembunyi, atau tempat perlindungan, untuk menghindari musuh dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
Sebagian besar hewan juga memiliki kebutuhan khusus untuk tempat berkembang biak, tempat untuk menghasikan telur atau keturunannya. Untuk beberapa hewan, tempat perlindungan dapat menyediakan fungsi tersebut, tetapi hewan yang lain membangun sarang khusus, seperti yang dilakukan oleh burung, beberapa ikan dan berbagai jenis serangga.


4.  Kompetisi
Anggota spesies memiliki kebutuhan yang sama untuk makanan (juga tempat perlindungan dan pasangan) dan berkompetisi antara yang satu dengan yang lainnya; wakil dari spesies yang berbeda yang hidup dari jenis makanan yang sama juga ikut dalam kompetisi.
5.  Musuh
Setiap hewan yang mengonsumsi hewan lain disebut musuh, atau predator, dan hewan yang di makan disebut mangsa. Hewan yang mengonsumsi anggota spesiesnya sendiri disebut kanibal, dan hewan yang memakan bangkai hewan mati disebut scavenger. Rantai makanan, setelah hewan pemakan tumbuhan pertama, secara berturut-turut adalah predator. Predator menghancurkan mangsanya ketika itu juga, sedangkan parasit terus mengambil makanan dari inang hidupnya. Seperti yang dikatakan oleh Elton, predator hidup dari modal, sedangkan parasit hidup dari pendapatan.
6.  Penyakit
Hampir semua spesies hewan merupakan subjek penyakit yang disebabkan oleh berbagai tipe organisme-virus, Rickettsia, bakteri, protozoa, cacing parasit, dan artropoda. Organisme Penyebab penyakit itu sendiri harus dianggap sebagai populasi yang pada gilirannya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor dilingkungannya masing-masing; dan mereka pada gilirannya memengaruhi jumlah dan kemakmuran hewan di mana mereka tinggal. Penyakit mungkin merupakan salah satu agen terbesar dalam pengaturan jumlah hewan.
Parasit adalah organisme yang hidup pada spesies lain, inang, memperoleh makanan dan tempat tinggal atas biaya inang. Inang dapat hidup parasit, tetapi parasit umumnya tidak dapat hidup tanpa inangnya.


7. Simbiosis
Parasitisme dan beberapa jenis saling hubungan khusus yang lain antara dua organisme dari spesies yang berbeda disebut simbiosis. Ketika spesies mendapatkan keuntungan melalui hidup dengan , pada, atau di dalam spesies lain, tanpa melukai atau menguntungkan spesies yang kedua, kasus ini disebut komensalisme.
Fertilisasi atau penyerbukan silang pada tumbuhanberbunga oleh serangga (kadang-kadang oleh burung) merupakan hubungan mutualisme yang sering terjadi dan memiliki peran penting karena banyak tumbuhan yang mandul sendiri (self-steril).
8. Koloni dan Masyarakat
Semua vertebrata, sebagian  besar artropoda, dan banyak invertebrata lain hidup bebas di mana setiap individu bergerak dengan usahanya sendiri. Sebaliknya, spons, banyak hydroid, karang, bryozoa, tunicata, dan yang lain bersifat sesil, melekat pada lapisan bawah batu, tumbuhan, atau cangkang hewan lain. Di antara kedua cara hidup tersebut, banyak spesies hidup soliter di mana setiap individu kurang lebih bebas, sedangkan hewan yang hidup dalam suatu kelompok, atau koloni. “individu” yang berjumlah banyak pada koloni spons, bryozoa, dan tunicata  terikat bersama-sama secara struktural.
Hewan soliter seperti karnivor (singa gunung, mink, dan lain-lain), elang, burung penangkap serangga, ular, dan seranggap predator berburu untuk mencari makanan paling baiknsecara sendiri-sendiri dan hanya berpasangan untuk bereproduksi.
9. Populasi
  Semua hewan dari satu spesies yang menempati suatu tempat yang sama disebut populasi. Di luar aktivitas anggota pokoknya, populasi memiliki struktur dan organsime tertentu. Populasi tumbuh dan berkurang serta memiliki komposisi tertentu seperti rasio jenis kelamin dan kelompok umur yang dapat berubah berdasarkan keadaan. Populasi dinyatakan dalam kepadatan, jumlah perunit area.
10. Komunitas Biotik
Pada tahun 1887 Stephen A. Forbes menulis sebuah esai tentang “The Like as A Microccom”. Ia menggambarkan lingkungan air yang terisi sendiri dengan semua populasinya yang berfluktuasi dan berinteraksi sebagai unit. Hal ini sekarang dikenal dengan nama ekosistem dari hewan dan tumbuhan dan membentuk komunitas biotik.
11.  Suksesi Ekologi
Komunitas biotik merupakan subjek untuk perubahan di bawah pengaruh perubahan musiman dan iklim jangka panjang dan juga perubahan kumulatif internal lingkungan. Jadi, terdapat rangkaian suksesi komunitas di berbagai daerah. Secara khas, komunitas melewati tahapanperintis dan secara berangsur-angsur menjadi matang; tahap final dan relatif stabil ini disebut klimaks. Prinsip suksesi ekologi memiliki peran penting dalam penghutanan kembali, manajemen jarak, dan aktivitas manusia lainnya.
12.  Ekologi dan Konservasi
          Peradaban pada dasarnya merupakan usaha manusia untuk mengatur lingkungan untuk keuntungan sendiri, biasanya dengan segera. Peradaban merupakan ekologi terapan atau manipulasi ekologi.

C.   TIPE-TIPE LINGKUNGAN HEWAN
Bagian bumi yang mengatur organisme hidup dikenal dengan sebutan biosfer. Di dalam lapisan yang relatif tipis ini terdapat banyak tempat, besar atau kecil, yang cocok untuk tumbuhan dan hewan. Istilah habitat digunakan secara lues untuk mengindikasikan tempat hewan tinggal. Situasi lokal langsung yang menyediakan hal-hal yang esensial untuk keberadaan hewan tersebut disebut relung ekologi – habitat adalah “alamat” organisme tersebut, dan relung adalah “pekerjaan”-nya. Pembagian utama lingkungan yang digunakan oleh hewan yang paling jelas terlihat adalah perairan laut, perairan air tawar, dan darat, tetapi bahkan lingkungan ini masih dibagi-bagi.
1.   Perairan Laut
Samudra, lautan, dan teluk menutupi sekitar 71% permukaan bumi, menyediakan habitat yang luas dan stabil.
2.   Perairan air tawar
Perairan ini berbeda dengan laut karena menyebar dan terisolasi, dengan volume dan kedalaman yang lebih rendah, dan lebih banyak variabel seperti suhu, kandungan gas dan garam, penetrasi cahaya, kekeruhan, gerakan, dan pertumbuhan tanaman. Air “murni” hanya mengandung sedikit garam, tetapi beberapa air saline (air garam) dan alkalin memiliki kandungan garam yang besar. Karbonat (terutama CaCO3) biasanya lebih umum daripada garam lain. Beberapa badan air tawar hampir konstan dalam hal volume, tetapi air di daerah kering sering berfluktuasi dari tahap banjir sampai volume kecil atau mengering seluruhnya dalam satu musim.
3.   Daratan
Interaksi dari banyak faktor fisik, iklim, dan biologi yang menghasilkan variasi kondisi ekologi yang besar pada benua dan pulau. Hewan darat utama adalah mamalia, burung, reptil, dan lain-lain.semua bersifat mobil dan hidup dipermukaan daratan, atau di kedalaman tanah yang dangkal.
4.   Zona Iklim
Berdasarkan observasi umum diseluruh penjuru dunia, tumbuhan dan hewan terdistribusi berdasarkan zona yang ditetapkan dengan cukup baik, tergantung pada iklim umum.

5.   Perubahan Ekonomi karena Manusia
Aktivitas manusia telah mengubah distribusi ekosistem banyak hewan dengan berbagai macam cara.

D.  DISTRIBUSI
Tidak ada spesies hewan yang terdapat secara beragam di seluruh penjuru dunia, tetapi masing – masing di batasi dengan kisaran tertentu, atau area distribusi.ilmu yang mempelajari distribusi hewan dan faktor yang mengendalikanya di kenal dengan zoogeografi. Distribusi geografis menyakngiut hubungan sepasial, penghalang dan kesempatan pembubaran, dan sejarah semula, sedangkan distribusi ekologi di tentukan terutama oleh faktor lain yang di jelaskan sebulumnya.
 semua hewan yang hhidup di area tertentu, besar atau kecil, secara bersama sama disebut fauna. Keseluruhan luas daratan atau perairan maupun spesies terdapat disebut kisaran geografisnya.
a.  Faktor yang mengatur distribusi
Faktor lain seperti kommpetisi, musuh, penyakit , kekurangan makanan, cuaca musiman yang tidak cocok, dan penurunan jumlah tempat berlindung yang tersedia menyebabkan pengurangan populasi. distribusi semua hewan, dari protozoa sampai manusia akibatnya lebih bersifat dinamais. Dari pada statis  dan selalu menjadi subjek untuk perubahan. Faktor luar yang membasi distribusi disebut penghalang. Hal ini termasuk penghalang fisik, penghalang iklim dan penghalang biologis.
b.  Metode distribusi
Distribusi hewan sekarang ini merupakan hasil penggabungan dari penghalang yang ada dan kondisi lingkungan di masa lalu.



E. SARANA DAN PENGHAMBAT PERSEBARAN
1. Sarana Persebaran
a.    Udara, dalam hal ini digunakan oleh hewan untuk terbang. Sedangkan hewan menggunakan tekanannya dalam bentuk perpindahan benih dari satu tempat ke tempat yang lain.
b.   Air, kemampuan hewan dalam berenang terutama hewan-hewan air menyebabkan perpindahan mudah terjadi.  Benih tumbuhan dapat terangkut dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran air sungai atau arus laut.
c.    Tanah, sudah jelas. Hewan dan tumbuhan membutuhkan tanah untuk persebaran.
d.   Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia dapat menyebabkan perpindahan tumbuhan dan hewan. Seperti tikus yang terperangkap di dalam tas seseorang, atau mungkin benih kembang sepatu yang melengket si baju seseorang.

2. Hambatan Persebaran
a.      Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban udara dan curah hujan.
b.     Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur-unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.
c.     Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran tumbuhan dan hewan seperti samudera, padang pasir, sungai dan pegunungan.
d.     Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat tumbuhan dan hewan dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam.

F. WILAYAH PERSEBARAN
v Wilayah neartik
Wilayah Neartik meliputi seluruh wilayah Amerika Utara dan seluruh Greenland. Secara fisik keadaan lingkungan sangat menarik. Greenland hampir seluruhnya tertutup oleh salju, sedang bagian timur Amerika Utara merupakan hutan gugur dan bagian tengah merupakan padang rumput. Di bagian utara terdapat hutan konifer yang sangat luas. Fauna wilayah Neartik dengan Paleartik mempunyai banyak persamaan sehingga oleh Heilprin diperkirakan kedua wilayah itu disebut holarctic. Hewan penghuni wilayah Neartik antara lain kalkun, mocking bird, salamander, bison, caribau dan muscox. Hewan khas daerah ini antara lain Bison, Muskox, Burung Kalkun, Caribau, Kambing Gunung, Tikus Berkantung, Puma, dan hewan yang terdapat diwilayah Paleartik, seperti: Kelinci, Kelelawar, Anjing, Bajing, dan Burung Gagak.

v Wilayah neotropik
Wilayah Neotropik meliputi Meksiko bagian selatan sampai Amerika bagian tengah dan Amerika Selatan. Keadaan lingkungannya umumnya beriklim tropis, tetapi sebgain arah selatan termasuk beriklim sedang. Di wilayah Neotropik banyak terdapat gunung dan pegunungan. Faunanya beraneka ragam dengan bentuk spesies endemik burung dan mamalia. Di wilayah ini tidak ditemukan orang utan dan siamang, serta sangat sedikit kelelawar. Sedangkan insektivora yang ada berupa trenggiling (Giant anteater) dan go,ongan ungulata (seperti menjangan, babi, antilop, kuda, dan tapir). Khusus tapir berbeda dengan yang ada di Asia. Diperkirakan wilayah Neotropik memiliki 155 famili vertebrata darat.

v Wilayah Australia
Meliputi Australia, Selandia Baru, Irian dan pulau-pulau di sekitar daerah Samudera Pasifik. Wilayah Indonesia bagian timur seperti Irian dan Maluku, termasuk juga wilayah Australia. Sebagian besar wilayahnya beriklim tropis dan sebagian kecilnya beriklim sedang. Di wilayah ini tidak ada mamalia berplasenta, ammalia yang spesifik adalah mamalia berkantong misalnya kanguru. Mamalia yang lain adalah trenggiling dan koala, sedang burung yang speifik kasuari, cendrawasih dan kiwi. Hewan lain yang ada adalah kura-kura, buaya, dan katak yang jumlahnya tidak begitu banyak. Mamalia di wilayah ini berasal dari daerah Eurasia yang menyebar ke Australia sewaktu Australia bersatu dengan Asia. Tikus dan kelelawar di kemudian hari menyebar dengan berbagai cara.

v Wilayah oriental
Meliputi benua Asia dengan pulau dan kepulauan yang dekat seperti Sumatra, Sulawesi, Ceylon, Kepulauan Formosa dan Filipina. Kondisi fisiknya bervariasi dengan pulau-pulau, sebagian beriklim tropis. Di wilayah ini banyak terdapat hutan hujan tropis yang kaya akan jenis tumbuhan dan aneka hewan sehingga merupakan gudang sumber alam hayati dan sumber plasma nutfah. Wilayah ini kaya akan jenis ikan tawar, sedang amphibi dan reptilia tidak mempunyai kekhususan. Salamandernya sedikti serta burung-burung dan mamalianya mempunyai hubungan spesies dengan fauna yang sama di wilayah Ethiopia. Hewan yang spesifik adalah harimau, gajah, gibo, orang utan, badak bercula satu atau dua, mejangan, antilop dan tapir. Pada jaman Miosin dan Pliosin wilayah oriental menyatu dengan wilayah Ethiopia sehinga hewan dan tumbuhan kedua wilayah ini banyak persamaannya. Samudera dan padang pasir memisahkan keduanya sampai saat ini.

v Wilayah paleartik
Wilayah paleartik meliputi daerah Eurasia, Himalaya, Persia, Afganistan, Afrika, Inggris dan Jepang. Keadaan lingkungannya bervariasi, memiliki perbedaan suhu yang tinggi, memiliki perbedaan curah hujan dan dilihat dari permukann tanahnya mempunyai diversitas yang tinggi. Hewannya bervariasi, di daerah pegunungan hewannya berkurang, dan reptilnya berhubungan dekat dengan reptilia wolayah Afrika dan Oriental. Tikus air dari famili Desmaniaceae merupakan hewan khas wilayah Paleartik. Hewan lain wilayah Paleartik adalah bison dan  kucing kutub.

v Wilayah Ethiopia
Wilayah ethiopia meliputi Afrika sebelah selatan, madagaskar dan Arabia bagian selatan. Keadaan lingkungan hidupnya seragam, bagian utara berupa gurun Sahara yang merupakan padang pasir terluas di dunia dan merupakan pembatas efektif wilayah Ethiopia dengan Paleartik. Hewan di wulayah Ethiopia bervariasi, kurang lebbih ada 161 vertebrata darat. Hewan yang khusus adalah jerapah, zebra, antilop dan badak afrika. Hewan-hewannya hampir sama dengan hewan-hewan oriental. Kompisinya sama, misalnya kucing dan anjing serta golongan  primata seperti lemur, babon,  gorila dan simpanse. Jenis ikannya ada yang termasuk primitif seperti ikan paru-paru. Wilayah ethiopia mempunyai hewan yang endemik, artinya hewan yang penyebarannya sampai ke wilayah lain,  dan tidak ada hubungannya dengan wilayah di luar ethiopia. Contoh hewan yang bersifat endemmik adalah ikan, kelas amphibia dan sedikit dari kelas aves. Hewan yang tidak terdapat di wilayah ethiopia adalah menjagan, berang, salamander dan katak pohon.
BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor penghalang yang utama adalah iklim dan topografi. Selain itu, faktor penghalang reproduksi dan endemisme menjadi pengendali penyebaran organisme.
Akibat dari hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang berbeda-beda. Sebagai contoh bunga sakura tumbuh di Jepang, bunga tulip di Belanda, kera bekantan hidup di Kalimantan, burung maleo di Sulawesi dan Maluku. Sehingga tanaman dan hewan menjadi ciri khas pada suatu daerah di belahan bumi.
Persebaran hewan dibagi menjadi 6 kawasan utama. Enam kawasan tersebut adalah kawasan Neartik, Paleartik, Ethiopia, Oriental, Neotropik, dan Australia. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas. Kekhasan ini disebabkan oleh faktor geografis, cuaca, iklim, dan lain sebagainya. Fauna yang ditemukan di daerah Paleartik dan Neartik adalah serupa, sehingga para pakar sering menyebutnya sebagai daerah Holartik. Masing-masing daerah biogeografi tersebut mencakup sebagian besar daratan benua. Antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya dipisahkan oleh suatu sawar atau rintangan.





B.    SARAN
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan membaca dan mempelajari isi makalah ini, diharapkan pengetahuan pembaca tentang persebaran hewan dimuka bumi ini dapat bertambah, serta mengerti tentang pola-pola persebaran hewan dan pengaruhnya terhadap keseimbangan dan keberlangsungan sebuah ekosistem.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran  yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulisan yang akan datang.