Tampilkan postingan dengan label ZOOLOGI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ZOOLOGI. Tampilkan semua postingan

PENUTUP TUBUH, KERANGKA DAN OTOT TUBUH PADA VERTEBRATA

Kamis, 10 Januari 2013


A.    Penutup tubuh
Pada tubuh semua jenis hewan memiliki penutup untuk menahan protoplasma di dalamnya, untuk memberikan perlindungan fisik, dan untuk mengeluarkan organisme penyebab penyakit. Banyak protozoa (contohnya amoeba) hanya diseliputi membran sel yang halus, sedangkan protozoa lain (paramecium) juga memiliki pelikula elastis yang kuat. Semua hewan multiseluler dilindungi oleh jaringan,epidermis. Pada banyak invertebrata bertubuh lunak yang hidup di air atau lingkungan lembab di darat, dan pacet, epidermis terdiri atas satu lapis sel. Epidermis pada banyak cacing menyekresikan kutikula nonseluler eksternal sebagai perlindungan tambahan: pada cacing, kutikula ini bersifat lembut, tetapi resisten pada cacing hati, cacing pita dan cacing gilik. Pada serangga, siput, dan beberapa hewan lainnya, epidermis menyekresikan kerangka luar atau cangkang.
Penutup tubuh artropoda darat terdiri atas kutikula dan biasanya terdapat juga satu lapis tipis lilin, dengan demikian mereka menahan kehilangan cairan tubuh. Penyusun seperti ini, dengaan adaptasi lain untuk hidup diudara, memungkinkan serangga, laba-laba, dan kelompoknya untuk menempati lingkungan kering.
Penutup tubuh vertebrata adalah kulit, atau integumen, mengandung epidermis dilapisan luar diatas lapisan dermis yang mengandung pembuluh darah, saraf, dan pigmen. Pada ikan,epidermis yang tipis tersebut mengandung banyak kelenjar yang menghasilkan lender untuk melumasi bagian luar tubuh. Hiu dan ikan pati memiliki sisik yang terpapar yang terlindungi oleh imail, dan sebagian besar ikan bertulang di lindungi oleh sisik dermail yng melapisi tubuh. Vertebrata darat (amfibi hingga mamalia) memiliki epidermis berlapis yang terdiri atas beberapa lapis sel. Lapisan paling luar mengeras, atau mengandung zat tanduk, sebagai penutup yang lebih tahan dan secara terus-menerus terbarui karena pertumbuhan lapisan baru dari bagian dasar epidermis. Kulit amfibi memiliki kelenjar dan lembab, seperti pada katak. Pada reftil, burung, dan mamalia bagian yang mengandung zat tanduk bersifat kering dan lebih kuat, semakin baik untuk bertahan pada lingkungan kering. Lapisan tersebut juga membatasi kehilangan kelembapan karena evaporasi dan dengan demikian melestarikan cairan tubuh. Kulit reftil biasanya mengandung sisik dermal yang memberikan tambahan pelindung fisik, dan pada kadal serta ular bagian luar yang berzat tanduk mengalami penggantian kulit pada interval waktu tertentu. Burung ditutupi oleh bulu, bulu bersifat kering dan merupakan produk berzat tanduk yang tidak hidup dari epidermis yang menyekat tubuh, memberikan kontur bentuk tubuh eksterior  ramping, dan membuat permukaan luas pada sayap dan ekor yang digunakan untuk terbang. Kulit mamalia diliputi oleh rambut, jenis lain dari produk epidermis berzat  tanduk, juga memberikan penyekatan. Bulu dan rambut digantikan pada waktu-waktu tertentu dengan cara pergantian kulit lama dan pertumbuhan penutup baru.
Hanya burung dan mamalia dengan penutup tubuh yang penahan panas yang merupakan hewan” berdarah panas” (homoiotern) seperti katak, suhu tubuh  yang diatur. Hewan yang lain “berdarah dingin” (poikilotern) seperti katak, suhu hewan ini mendekati suhu lingkungan tempat mereka hidup. Anjing laut, paus, dan mamalia akuatik lainnya memiliki lapisan lemak (blubber) yang tebal dibawah kulit untuk mengisolasi tubuh mereka dari kehilangan panas di dalam air. Kulit manusia mirip dengan kulit mamalia lainnya, tetapi hanya sedikit berambut disebagian besar bagian tubuh. Evaporasi melalui keringat yang disekresikan oleh kelenjar keringat membantu mendinginkan dan mengatur suhu tubuh pada lingkungan yang panas.
Produk epidermis berzat tanduk yang lain terdiri atas tanduk sapi dan domba (tetapi bukan pada tanduk rusa yang berkalsium karbonat);cakar, kuku, teracak, dan bantalan bezat tanduk dikaki pada berbagai jenis vertebrata darat; paruh dan penutup tulang kering pada burung;serta sisik besar dibagian besar dibagian luar cangkang kura-kura material berzat tanduk  merupakan protein yang sangat sulit larut. ( keratin),  cukup tahan lama, dan tahan terhadap disintegrasi kimia. Berapa keratin yang lain merupakan penutup tubuh berzat  telur  ikan dan berzat tanduk spons mandi dan sea fan (coelenterata).
Alat pelindung penting pada penutup tubuh dan banyak hewan adalah terdapatnya zat warih atau pigmen tersebut (kamuflase),  kepadatan dan perluasan pigmen (untuk melindungi dari sinar matahari.
B.Sistem kerangka
   Semua hewan pada beberapa filum dan beberapa hewan pada sebagian besar filum memiliki rangka atau kerangka kuat, yang memberikan penyokongan fisik dan perlindungan bagi tubuh serta sering menyediakan permukaan untuk pelatakan otot. Namun, kerangka tidak benar- benar dibutuhkan karena banyak invertebrata  akuatik  dan beberapa hewan darat tidak memilikinya. Bagian kerangka pada artropoda dan vertebrata untuk  membentuk embelan sendi yang berperan sebagai tuas untuk  pergerakan. Pada kasus seperti itu terdapat  hubungan erat  yang saling menguntungkan dalam hal struktur dan fungsi antara bagian kerangka dengan otot, hingga interaksi keduanya semakin efisien.
                      Kerangka dapat berupa cangkang atau penutup tubuh eksternal yang lain (eksoskeleton), seperti pada bunga karang, mollusca, dan artropoda atau penutup tubuh internal (endoskeleto) seperti pada vertebrata. Kerangka bersifat  kekal pada bunga karang, pada banyak mollusca, dan pada hewan lainnya, tetapi membentuk sendi dengan berbagai macam cara dan dapat di gerakkan pada  echinodermata artropoda, dan vertebrata. Eksoskeleton yang  berperan sebagai baju baja untuk mempertahankan diri terdapat pada fosil hewan seperti trilobita, ostrakoderma primitif seperti ikan, ambieberfibi awal (labyrintbodont),dan beberapa septi purba (dinosaurus); eksoskeleton juga terdapat pada brachiopoda hidup, sebagian besar mollusca,remis, beberapa ikan, kura- kura, dan armadilo.
                      Eksoskeleton membatasi ukuran terbesar suatu  hewan dan dapat menjadi begitu berat sehingga organisme tersebut  harus tetap tidak berubah. Hal ini karena otot bagian dalam tidak dapat cukup besar dan kuat untuk menggerakkan rangka yang berat. Kerangka dalam vertebrata menghasilkan pembatasan yang jauh lebih sedikit, dan beberapa vertebrata dapat mencapai ukuran yang sangat besar;  vertebrata tersebut termasuk  brontosaurus dan reptil fosil lainnya serta gajah dan badak yang masih ada sampai sekarang dan. Beberapa hiu dan paus, yang beratnya sebagian di topang oleh air, bahkan memiliki ukuran yang lebih besar.
 menyekreksikan atau sebaliknya membentuk kerangka dari zat kapur (kalsium karbonat), silika, atau zat organik, sering dengan pola yang rumit. Spons menyekresikan batang mikroskopis (spikula) di bagian dalam atau serabut dari jenis material yang sama. rac bunga karang, brachiopoda, echinodermata, dan mollusca sebagian besar tersusun atas zat kapur (CaCo3) dan bertahan sepanjang hidup suatu individu, tumbuh di bagian tepi dan menebal seiring dengan bertmbahnya usia. Semua artropoda –crustacea, insecta, dan lain yang –tertutup seluruhnya oleh eksoskeleton bersendi dari zat organik yang mengandung kitin ( par.22-2). Eksoskeleton ini fleksibel di bagian persendian antara segmen tubuh dengam embelan, tetapi lebih kaku di bagian yang lain. Pada kepiting dan crustacea yang terkait, penutup bagian luar tubuh di perkuat oleh tumpukan garam berzat kapur di bagian dalam yang menghasilkan “ lapisan kulit” yang keras.
      Embelan berjumlah satu pasang per segmen (somite) tubuh atau lebih sedikit dan berkembang dengan berbagai macam cara menjadi antena sensorik,  rahang atau bagian mulut yang lain, dan kaki untuk berjalan atau berenang oleh karena kerangka artropoda pada saat mengeras tidak dapat mengembang hewan ini mengalami pergantian penutup tubuh lama dalam jangka waktu tertentu untuk memungkinkan terjadinya pertumbuhan; bagian –bagian tubuh  membesar dengan segera setelah pergantian penutup tubuh , sebelum penutup tubuh yang baru mulai mengeras.
     Cacing akuatti hidup,kotak yang di bangun dari puing-puing di bagian besar perairan oleh protozoa dan beberapa larva  searngga tertentu, serta cangkang  siput kosong yang digunakan oleh kepiting yang hidup sendiri semuanya berfungsi sebagai eksoskeleton pelindung.
     Kerangka vertebrata. Rangka dalam memiliki pola dasar umum dengan bagian utama terlihat pada katak  (par. 2-7). Rangkaian perkembangan dari cyclosmata sampai mamalia dapat dilacak. Walaupun terdapat banyak sekali perbedaan dalam hal ukuran dan bentuk bagian –bagian kerangka tersebut serta dalam hal ada tidak adanya unsur-unsur tertentu. Bagian penting dalam vertebrata darat di berikan pada tabel 4-1 kerangka menyanga tubuh, memberikan tempat melekat bagi otot, dan menyediakan tempat bagi otak serta sum sum tulang belakang, pada semua vertebrata,kecuali cyclostomata dan  kerangka terdiri atas rangka untuk rahang dan sirip atau tangkai yang berpasangan. Kerangka tersusun atas katilago hialin pada cyclostomata dan hiu dewasa  dan pada embrio dari semua vertebrata tingkat tinggi, tetapi pada ikan bertulang dan mamalia dewasa, kerangka sebagian besar terdiri atas tulang dengan kartilago di atas permukaan sendi dan di beberapa tempat lainnya. Bagian- bagian kerangka bertambah besar  secara  berangsur-angsur  karena pertumbuhan pada bagian ujung atau tepi.
     Kolumna verebralis (tulang belakang). Pada semua chordata, unsur kerangka yang pertama muncul pada embrio adalah batang berbentuk ramping, tidak bersegmen, dan berlatin, notokerda, yang memanjang di sepanjang sumbu tubuh antara saluran pencernaan dan sum sum tulang belakang. Jadi, notokorda tetap terdapat pada amphioxus dan cyclostomata, tetapi pada ikan dan jenis yang lebih tinggi notokorda kemudian dikelilingi dan di gantikan tulang belakang, atau kolumna spinalis, dari vertebrata yang terpisah. Setrum yang seperti  gulungan dari setiap vertebrata memiliki   lenkung saraf dorsal untuk menutupi sumsum tulang belakang. Di ekor ikan, setiap tulang belakang juga memiliki lengkung hemal vetral di sekeliling arteri dan vena utama; lengkung ini menyebar didalam atau bagian batang tubuh dan membentuk struktur seprti tulang rusuk yang melindungi organ dalam. Pada vertebrata darat, setrum mengandung sepasang prosesus transversus sebagai tempat  pelekatan tulang rusuk sejati dari hewan tersebut ( kecuali katak) . pada ujujung yang lain dari setrum terdapat dua prosesus artikularis dengan mana satu tulang belakang dapat berputar dengan mudah pada prosesus tersebut secara langsung di depan dan di belakang.kolumna vertebralis ikan hanya terdiri atas bagian badan dan ekor, tetapi sala mander, reptil, dan mamalia memiliki lima bagian: leher, atau servikal; atau torakal; dan tulang rusuk;  pinggang, atau lumbal;  kelangkang; atau sakral, bergabung dengan gelang  bahu- panggul; dan ekor, atau kandal. Vertebata kaudal hanya terdapat beberapa pada manusia dan burung. Vertebrata bertubuh panjang yang berenang  memiliki banyak tulang belakang dan semua hampir sama, seperti yang terlihat pada belut dan ikan yang mirip, beberapa salah mander (siren), reptil fosil tertentu, dan paus. Ular hidup yang secara harfiah berenang di darat memiliki banyak tulang belakang . tulang rusuk  vertebrata dan biasanya bergabung di bagian vetral dengan tulang dada, atau sternum, tetapi tulang ini tidak terdapat pada ular . sternum burung memiliki lunas dada besar di bagian tengah sebagai tempat menempel otot terbang  yang kuat.
     Tengkorak. Struktur tengkorak, yangy  membentuk rangka kepala vertebrata, di mulai sejak embrio sebagai kartilago dan terdiri atas (1) kranium, atau kotak otak,  yang menyimpan otak; (2) tiga pasang kapsul indra unruk organ penciuman, penglihatan, dan pendengaran;serta (3) kerangka viseral, yaitu rangkaian lengkung tulang berpasangan yang menyusun rahang, menyokong lidah (aparatus hioid ), dan menyokong daerah insang. Struktur ini berada pada tahap seperti ini pada hiu dan ikan pati dewasa, tetapi pada ikan bertulang dan hewan yang lebih tinggi, kranium berkartilago ini di gantikan dan banyak tulang keras; selain itu kapsul dan rahang atas menjadi tergabung dengan lebih sempurna pada kranium. Pada vertebrata darat,   bagian lengkung viseral di gunakan untuk  keperluan lain. Bentuk umum dan struktur terinci tengkorak  berbagai  macam vertebrata dewasa berabeda –beda, dan studi perbandingan dari ikan sampai mamlia menunjukkan banyak perbedaan, termasuk berkurangnya jumlah tulang;  namun,terdapat pola kontinuitas dasar  pada keseluruhan rangkaian.
     Tungkai. Cyclostamata tidak memiliki embelan lateral, tetapi hiu dan ikan bertulang memiliki dua pasang,sirip pektoral dan pelvik, dengan unsur tulang yang terkandung dalam jari-jari sirip. Setiap pasangan ditopang oleh rangka, atau gelang. Vertebrata darat  memiliki dua pasang tangkai sebagai pengganti sirip, dan tangkai tersebut ditopang oleh gelang pektoral dan pelvis, secara khas berujung di lima jari, atau digit. Tulang-tulang menyatu pada  gelang pektoral dan gelang pelvis serta tangkai merupakan homolog dari amfibi sampai mamalia, walaupun termodifikasi dengan berbagai cara untuk adaftasi cara hidup khusus hilangnya digit, peleburan tulang lain. Dan reduksi atau kehilangan seluruh sirip, tungkai, serta gelang pektoral dan pelvis terjadi pada berbagai macam vertebrata. Beberapa salamander hanya memiliki empat atau tiga jari di setiap kaki,dan tidak ada burung hidup yang memiliki lebih dari tiga “ jari tangan” atau empat jari kaki. Pengurangan jumalah jari kaki terjadi pada banyak mamalia, kuda menjadi contoh  kasus yang eksrem, dengan hanya satu jari kaki yang fungsional pada setiap kaki. Radius dan ulna serta tibia dan fibula melebur  pada banyak spesies yang memiliki sedikit gerak rotasi pada tungkai. Tungkai dan digit jauh berkurang pada beberapa salamander dan kadal serta tidak terdapat  pada beberapa kadal dan semua ular. Hiu dan hewan dari ordo sirenia tidak memiliki tungkai belakang, dan pada kelompok ikan, belut tidak  memiliki sirip pelvik. Bekas tungkai atau gelang pektoral dan gelang pelvis pada paus, ular  boa, dan vertebrata lain yang tidak bertungkai mengindikasikan  bahwa  hewan tersebut diturunkan dari nenek moyang yang bertungkai.

              Sistem muskular
  Kemampuan untuk berkontraksi merupakan karakteristik pokok dari protoplasma, tetapi pada sebagian besar hewan, kontraksi yang menyebabkan perubahan bentuk dan pergerakan dihasilkan oleh fibril atau  jaringan otot khusus ( par.3-23). Sebagian besar hewan multiselular yang mampu bergerak memiliki kumpulan otot yang saling berlawanan untuk melakukan gerakan tersebut.
1.      Invertebrata
 Protozoa sederhana seperti amoeba dapat berkontaraksi atau memanjangkan tubuh satu selnya ke segala arah protozoa lain yang memiliki strtuktur yang lebih terpesialisasi seperti vorticella bertangkai memiliki fibril kontraktil ( mionem). Dinding tubuh coelenterata mengandung sel epiteliomuskular berbentuk  dengan serabut kontraktil di bagian dasaranya;  sel ini terdapat dalam sel yang berlawanan pada dinding tubuh  dapat direduksi. Cacing pipi biasanya memiliki serabut otot dalam tiga arah- longitudinal , transversal, dan dorsoventral; kontraksi otot tersebut pada salah satu bidang akan mendorong tubuh yang halus, tetapi terisi oleh cairan untuk memanjang ke arah lain, mirip dengan lidah manusia yang dapat digerakkan. Pada cacing gilik sel otot sedikit mirip denan sel otot pada coelenterata, tetapi semua  lurus terhadap dinding tubuh dan sejajar terhadap sumbu utama tubuh. Konertrksi serabut yang  berselang-seling di sepanjang sisi tubuh yang berlawanan memungkinkan cacing untuk menekuk dan melurusukan tubuh, tetapi ia tidak dapat memutar dan memanjangkan tubuh dengan bebas. Pada cacing tanah dinding tubuh terdiri atas dua lapis otot, lapisan luar yang berbentuk melingkar dan lapisan dalam yang membuur. Kontraksi lapisan luar menyebabkan tubuh yang terisi air memanjang, dan aksi otot longitudinlal memendekkannya. Crustacea serangga, dan artropoda lain merupakan satu satunya invertebrata yang menyimpang dari susunan lapisan otot tersebut; mereka memiliki otot yang terpisah- ukuran, susunan, dan perlekatan bervariasi- yang menggerakkan segmen tubuh  dan bagian  kaki yang bersendi serta embelan lainya. Otot ini terikat pada permukaan dalam eksoskeleton dan beraksi terhadap sendi engsel di antara bagian-Bagian yang berdekata. Seekor ulat dapat memiliki 2.000 otot yang terpisah.
2.Vertebrata
Otot pada vertebrata melekat pada bagian- bagian kerangka. Pada vertebrata yang berbentuk seperti ikan- siklostomata sampai amfibi yang beringsang permanen- dan reptil yang tidak bertungkai otot-otot secara dominan bersegmen-segmen. Mereka berselang- seling dengan tulang belakang dan memberikan gerakan seperti ombak dengan dan memberikan gerakan seperti ombak dengan  mana hewan  berjalan. Pada vertebrata darat, dari katak  sampai mamalia, otot-otot yang tidak bersegmen-segmen yang menggerakkan tungkai dan kepala memiliki ukuran lebih besar serta lebih penting. Namun , pada hewan yang lebih tinggi, beberapa otot yang bersegmen-segmen tetap ada, di antara tulang belakang dan tulang rusuk serta pada otot rektrus abdominis dinding tubuh vetral. Kontraksi otot dikendalikan oleh lempeng akhir serabut saraf  motorik yang melekat pada tersebut otot.
                   3.Otot dan saraf
 Pada hewan hidup, kontrksi ( pemendekan) otot di hasilkan dari impuls yang melintas dari sistem saraf pusat di sepanjang saraf. Hal ini dapat didemontrasikan dengan preparat otot-saraf seperti saraf skiatik dan otot gastroknemius yang disayat bersama sama dari seekor katak. Salah satu ujung otot dilekatkan hingga tidak dapat digerakkan dan ujung yang berlawanan dihubungkan di tuas yang akan memperbesar atau merekam setiap perubahan panjang otot. Impuls, dalam bentuk kejutan listrik singkat, diaplikasikan pada saraf. Dimulai dengan satu kejutan yang terlalu lemah untuk memproduksi hasil apa pun dan secara berangsur-angsur intensitas kejutan tersebut ditingkatkan, ambang batas stimulasi dicapai pada saat kontraksi lemah dihasilkan. Peningkatan lebih lanjut akan menghasilkan kontraksi yang lebih kuat, tetapi pada akhirnya impuls yang semakin kuat tidak akan memberikan efek lebih lanjut. Jika semua serabut  selain satu serabut  di potong dan serabut yang di pertahankan  distimulasi pada  inhtensitas yang semakin meningkat,tidak akan terjadi  apa-apa sampai ambang batas dicapai, pada saat respons berada pada titik maksimum. Hal ini di sebut efek semua atau tidak sama sekali. Peningkatan aksi yang  berabngsur-angsur dari keseluruhan preparat saraf-otot di hasilkan dari serabut-serabut yang berbeda yang mengalami ambang batas yang agak tidak sama.
                 Kontraksi otot indivdual mengikuti pola khas yang bertahan selama sekitar 0,1       detik. Interval antara permulaan stimulus dan pemendekan, sekitar 0,01 detik, di kenal sebagai periode laten . walaupun tidak ada perubaha mekanis yang terjadi di dalam otot yang melepaskan energi yang dibutuhkan untuk kontraksi. Fase kedua, periode kontraksi, berlangsing sekitar 0,04 detik. Akhirnya pada periode relaksasi,  sekitar 0,05 detik, otot kembali ke panjang dan tahap fisiologis semula. Ketika syok individual ditempatkan dengan baik pada waktnya,otot berelaksasi secara penuh ke panjang awal di anatara syok tersebut. Namun, jika di ulang pada interval yang berdekatan,otot tidak kembali ke panjang dan tahap fisiologis semula; tahap ini di sebut klonus. Dengan frekuensi stimuluts yang tetap lebih tinggi tidak ada tahap relaksasi, tetapi terjadi kontraksi halus yang di pertahankan, yang di sebut tetanus,pergerakan normal seluruh hewan dan juga ketegangan yang di pertahankan atau tonus tubuh-seperti pada saat seseorang duduki atau berdiri- semua dihasilkan dari kontraksi tetanik.
C.    Otot dan gerakan tubuh
 Pada saat bergerak , setiap pasang otot tubuh yang berlawanan menunjukkan ritme aktivitas yang bergantian. Jika lebih dari satu pasangan otot seperti itu terlibat, aksi mereka menunjukkan rangkaian teratur. Pola primitif; seperti pada belut, ular,atau hewan ramping lainnya; merupakan rangkaian gelombang kontraksi yang melintas di sepanjang kedua sisi tubuh secara bergiliran. Pergerakan tungkai pada hewan darat juga bergantian. Baik pada vertebrata maupun pada serangga. Pada vertebrata tingkat rendah stimulus untuk bergerak sebagian besar berasal dari lingkungan dan di kendalikan oleh pusat saraf di medulal oblongata, tetapi dimodifikasi oleh stimulus sensori dari mata, hidung, atau reseptor hidup lainnya. Pada invertebrata seperti cacing tanah, crustacea, dan serangga, perusahaan ”otak”  tidak menganggu pola pergerakan secara serius, yang tergantung pada stimulus dari kontak dengan tanah atau permukaan lainnya.
            Silia dan flagela. Prosesus tertentu pada sel berperan dalam pergerakkan dan banyak proses vital lainnya di dalam tubuh. Flagela adalah prosesus yang bergerak seperti cambuk yang muncul dari granula (blepharo past) di dalam sel. Flagela terdapat pada beberapa protozoa, pada sel leher spons, dan pada sel internal hydra. Jika terdapat banyak prosesus pendek, mereka di sebut silia. Silia di gerakkan oleh sistem fibrilar atau neuoro motor. Silia di bagian luar memungkinkan pergerakan pada protozoa  bersilia, ctenofora, rotifera, beberapa cacing pipih, dan larva akuatik dari banyak invertebrata yang bersilia. Silia terdapat pada tentakel bryozoa, beberapa cacing laut, dan coelenterata tertentu, di bagian luar bintang laut, dan gien pada insang mollusca bivalvia. Silia melapisi bagian-bagian saluran pernapasan dan genital dari vertbrata, usus mollusca dan cacing tanah , lengkungan untuk makan ( endostile) pada chordata tingkat rendah,  serta organ eksresi dari banyak  invertebrata. Beberapa laju hentakan, per detik, untuk silia adalah vorticella, 6 hingga 8; stentor , lebih dari 42; insang remis, 10; dan untuk flagela apons, 20. Pada hewan multiselular, lendir  sering disekresikan oleh sel kelenjar  yang berdekatan dengan sel yang mengandung silia, dan material yang terperangkat dalam lendir dibagi  ke satu arah oleh banyak silia yang secara terus menerus bergetar. Silia dan lendir  yang megangkut makanan ke mulut pada anemon, bivalvia, dan bryozoa, serta partikel asing yang terperangkap oleh lendir di saluran pernapasan vertebrata darat di bawah keluar melalui aksi silia. Silia pada saluran telur dan sperma membantu mengangkut sel- sel kelamin ke bagian luar.

METABOLISME DAN PENCERNAAN PADA VERTEBRATA


 A. SISTEM PENCERNAAN dan METABOLISME


Mekanisme atau system pencernaan pada berbagai macam hewan memilliki perbedaan dalam hal bentuk umum,struktur, dan proses fisiolgis berdasarkan sifat makanan ,cara hidup, serta factor lainnya. Semua cara umum mengambil dan menggunakan makanan pada dasarnya sama dalah hal zat dari lingkungan  luar dibawa untuk bersentuhan langsung dengan permukaan membrane dalalm bentuk pencernaan dan penyerapan terjadi.
Sitem pencernaan pada semua vertebrata memiliki memliki bagian-bagian penting .  seperti :
1. Mulut
Mulut dan rongga mulut umumnya memiliki gigi untuk merobek , atau mengunyah makanan dan lidah yang membantu menangkap untuk  menggerakkan makanan. Pada sebagian besar cvertbrata darat kelenjar ludah mengeluarkan ludah untuk melumasi mkanan dn memulai pencernaan.
2. faring
Faring mengandung cela insang pada amfibi dan ikan, tetapi tidak mempunyai fungsi pencernaan langsung.
3. Esofagus (keerongkongan)
Merupakan tabung elastisyang membawa makanan melewati darah jantung dan paru-paru.
4. Lambung
Merupakan kantung besar untuk menyimpan makanan di simpan dan beberapa pencrnan terjadi.
5. Usus Halus, panjang,terlekuk atau tergukung
Merupakan bagian pokok untuk pencernaan dan  penyerapnu
6. Usus besar (kolon)
Merupakan tempat penyerapan makanan selsai dilakukan dan sisa maknan yang tidak dicerna dibentuk menjadi massa (fases) untuk dikeluarkan melaluikoka. Yang beakhir di anus.
Kloaka juga merupakan tepat pengeluaran limbah  eksresi. Semua vertebrata memiliki dua kelenjar pencernaan berukuran besar, hati dan pancreas, yang dihubungkan melalui saluran ke usus halus .
B. Makanan dan Pencernaan
Makanan yang berasal dari tumbuhan hewan lain yang diambil oleh seekor hewan terdiri atas Protoplasma yang tersusun atas protein, karbohidrat, dan lemak, bersama-sama dengan vitamin, mineral, dan air. Air dan garam inorganic dapat diserap dari saluran pencernaan tanpa diubah terlebih dahulu tetapi material protoplasma harus di ubah terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan. “Sistem pencernaan” merupakan Laboratorium tempat perubahan tersebut terjadi.
Proses pencernan, penyerapan, dan pemanfaatan makanan,sacara anolog  disamakan seperti berbagai  banguan besar dan kecil (makanan). Beberapa makanan hanya menjadi sasaran dari perubahan kimia minsalnya organisme mikroskopis yang dijadikan sumber makanan oleh protozoa dan beberapa hewan kecil lainnya.
1. Enzim dan pencernaan
Aspek kimia pencernaan melibatkan pengubahan zat organic kompleks pada makanan menjadi molekul yang lebih  sederhana yang dapat diteruskan ke sel epitel pencernaan untuk masuk ke dalam sel cairan dan sel tubuh. Protein di reduksi menjadi asam amino, lemak menjadi asam lemak  dan gliserol, serta karbohidrat menadi gula  sederhana (monosakarida) minsalnya glukosa, perubahan ini dilakukakan oleh ragi pencernaan atau enzim.
Secara umum enzim ini bereaksi hanya pada protoplasma mati dan tidak dapat menembus sel hidup yang di lindungi  epitel pencernaan .Enzim dihasilan oleh semua hewan mulai dari protozoa sampai mamaliatetapi jenis dan jumlah enzim pada setiap jenis hewan tersebut tidak sama. Pada ivertebrata tingkat rendah , enzim disekresikan oleh sel pada beberapa atau seluruh bagian saluran pencernaan, tetapi pada hewan tingkat tinggi, enzim hanya dihasilkan oleh kelenjar atau sel di beberapa saluran pencernaan.Pada vertebrata beberaa enzim dihasilkan di kelenjar ludah dan enzim lain secara teratur di hasisenszlkan di lambung,usus halus, dan pangkkreas.
2. Sistem pencernaan pada manusia
Proses pencernaan pada manusia mengambil makanan ke dalam rongga mulut adalah aksi gabungan dari bibir, lidah, dan gigi. Bibir yang lentur sangat lentur sangat sensitive terhadap sifaat fisik dan suhu makanan tetapi tidak terhadap rasa. Lidah memiliki otot di ketiga bidang, memiliki kemampuan yang tinggi untuk bergerak dan mengubah bentuk memegang makanan. Di permukaan lidah kkuncup pengecap terkumpul. Gigi terspesialisasi untuk memotong dan mengiling makanan.(pada vertebrata tingkat rendah gigi dengan tidak adanya bibir hanya befungsi untu mengenggam makanan
a. gigi
Gigi memili imel keras di bagian luar,terisi oleh dentin yang lebih lunak, dan pulpah hidup di bagian tengah, dibekali dengan saraf, akar gigi terdapat pada kantong rahang.
b. Rongga mulut.
Di dalam rongga mulut makanan dilumasi dengan ludah yang di sekresikan oleh tiga pasang, kelenjar ludah, yaiiyu suboksilaris,subigualis, dan faoetid. Ludah dihasilkan setiap hari, sebagian besar pada saat makan. Sekresi ini merupakn aksi repleks yang dismulasi oleh rasa lezat makanan atau bahkan oleh bntuk atau aroma makan secara harfiah. Intensiitas stimulus tanpaknya berhubungan dengan kandungan air dalam makanan roti erring di mulut menstimulasi aliran ludah yang berlebihan, roti basah lebih sedikit dan air tidak sama sekali.
Air liur mengandung protein , musin, yang berperan sebagai pelumas dan enzim, pliallin (amylase ludah). Patialiln dal media alkali normal mulut pertma-tama mengubah pati menjadi dekstrin dankemudian menjadi gula rangkap, maltose (gula gandum). Aksi tersebut berlangsung lebih cepat pada patih yang di masak tetapi, paling hanya sdikit lebih cepat karna makanan hnya sebentar berada di mulut. Proses mengunyah membantu pencernaan patuh dengan caramengahncurjakan dengan m mencampurnya denngan enzim, dan memperpanjang waktu pemaparan terhadapa patialin. Patih membutuhkan waktu skitar satu jam untuk di cerna. Aksi patialin berlanjut pada masa makanan di dalam lambug sampai di tenbus oleh getah asam lammbung.
Semua gerakan dan peremasan makanan di dalam saluran pencernaan di bawah faring merupakan kontarksi dan relaksasi otot polos secara berirama dan pelan yaitu otot membujur dan melingkar, di dinding saluran tersebut. Proses ini dikenal dengan nama pertalsis. Dengan reaksi otot yang berselang seling, diameter suatu tempat di saluran tersebut pertama-tama akan diperbesar, lalu diperkecil. Gelombang kontrakksi yang menuruni esopgus membawa bolus makanan dari esophagus ke lambung. Di lambung terjadi aksi berselalng seling meremas dan mencmapur makanan dengan seksresi. Di usus  gerakan ini, berlanjut dalm waktu lama, berfungsi untuk memisahkan dan memisahkan kembali kandungan makanan, untuk mencampur keseluruhan makanan, agar bagian baru dapat bersentuhan dengan didnding dalam, dan menggerakkan kandunngan makan secara pelna di sepanjag usus.
c.Lambung
Setruktur ini merupakam ruang penyimpan yang menerima makanan.  Di sini kndunan makanan diberi perlakuan fisik dan kimia, lalu di salurkan, sedikit demi sedikit ke usus halus. Penyimpanan ini sebagian besar di bagian atas lamung (ppundus) dan aksi otot terutama teerjadi di bagian tengah lambung (kardia). Bagian bawah lambung (pilorus) berujung katup pylorus yaitu otot melingkar pada sambungan antar lambung dengan usus, lambung berperan penting karena sekresinya memili efek antiseptic pada bakteri di dalam makanan dan karna terdapat pencernaan di dalam makanan d
karna terdapat pencernaan sebagian oleh getah lambung. Namun, pembuangan lambung secara beda tidak benar-benar fatal pada mamnusia, karna makanan dapat dicerna secara sempurna di usus.
Kelenjar lambung di dinding lambung menyekresikan getah lambung. Getah lambung dihasilkan dari repleks yang diinisiasi oleh aroma atau rasa makanan ditambah aksi hormone (gastrin). Sekresi lambung terdiri atas musin, yan melumasi masa makanan lebih lanjut, asam kloorida (sekitar 0,2 %), dan enzim reaksi asam getah lambung (pH sekitar 1,0 )  diketahui dengan baik dari pelangan mentah yang tidak menyenangkan. Persen memecah protein secara parsial (menjadi polipeptida seperti : proteosa dan pepton, dan rennin yang menyebabkan kasein di dalam susu berkoagulasi).
d. Usus
Usus halus merupakan tabung ramping dengan panjang sekitar 7,62 m. Sekitar 25 cm pertama merupakan duodenum, bagian tengah yang panjang merupakan jejunum dan sisa 1,2  atau 1,5 m terakhir adalah eliumpada saat makanandalam tahap semiploit (kim) telah melintasi katup pilorik dan kedalam duodenum, makanan tersebut menstimulasi sekresi getah usus dari kelenjar berbentuk pipa pada dinding usus yang berlipat-lipat cairan alkali ini mengandung beberapa enzim. Eripsin melanjutkan pencernaan protein yang sebelumnya terjadi di lambung, memecah proteosa dan pepton menjadi asam amina. Ketiga enzim pemecah karboidrat tertidi atas maltase, yang mengubah maltose mejadi glukosa, suknase yang mwngubah sukrosa(gula tebuh) menjadi glukosa dan pruktosa, dan lactase, yang memisahkan laktosa (gula susu) menjadi glukosa dan galaktosa. Sereten merupakan hormone yang di bawah dalam aliran darah melalui jantung dank e pancreas. Di pancreas terlepas dari system saraf hormone menginisiasai  peneluaran getah pancreas yang berwana jernih kekuninan ke usu.sekresi getah pangreas Setiap hari adalah 500 sampai 1000 Ml. Karbonat di dalam cairan ini menetralkan asam Klorida di kim sehingga membuat kandungan usus sedikit alkali dalam reaksi.
 Enzim pada geetah pangreas terdiriatas : tripsin ()diaktifkan oleh tripsinogen,)  yang memisahan protein uth atau protein yang terpisah sebagian menjadi asam amino,lipase yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, dan amilupsin. Yang meredupsi pati yang dicerna sbagian atau keselurun.
e. Usus besar (kolon)
Berfungsi terutama untuk membuang sisa zat makanan yang tidak dicerna melalui rectum dan anus serta untuk menyimpan air dengan cara r dari sisa makana. Sisa makana, bakteri, lender dan sel mati dari dinding usus membentuk fase yang dikeluarkan pada interfal waktu tertentu. Fases memiliki warna khas dari pigmen empedu (biliruben dan biliferdin) yang merupak produk pecahan dari hemoglobin. Makan biasanya melintas dari mulut ke ujung usus halus dalam waktu sekitar 4 ½ jam , tetapi sisa makanan dapat berlanjut untuk waktu yang lebih lam, bahkan atas 24 jam di dalam kolon.
f. Penyerapan
Usus halus merupakan daerah utama untuk penyerapan proses yang menyempurnakan tujuan pencernaan. Melalui dinding usus, zat kimia yang diperoleh dari makanan memasuki tubuh untuk membanngun jaringan hidup atau digunakan sebagai energy.
g. Metabolisme
Pada saat produk pencernaan mencapai tujuan utamanya melalui pembuluh darah, produk tersebut dengan berbagai cara dipecah secara kimia untuk menyediakan energy (katabolisme), membangun protoplasma baru (anabolisme), atau di simpan sebagai glikogen patih hewan atau sebagai cadangan lemak.

KLASIFIKASI HEWAN VERTEBRATA


2.1 Vertebrata dan Ciri-cirinya
Sesuai dengan namanya, kelompok hewan Vertebrata memiliki kolumna vertebralis (ruas-ruas tulang belakang). Jadi korda dorsalis (kerangka sumbu primer = notokorda) hanya terdapat pada masa tingkatan embrio. Vertebrata disebut juga Craniata karena semua hewan vertebrata sudah memiliki otak, yang terlindung dalam Kranium (tulang-tulang tengkorak).
Hewan vertebrata secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Mempunyai tengkorak (cranium) berupa kotak tempat otaknya (karena itu disebut juga Craniata) dan ruas tulang belakang (vertebrata) untuk sumbu penguat tubuh, kerangka terletak di dalam tubuh untuk tempat melekatnya otot rangka.
2.      Tubuh simetri bilateral, terdiri dari kepala, leher, badan, dan ekor, sistem alat tubuh beruas-ruas, kulit terdiri dari lapisan epidermis dan dermis.
3.      Mempunyai rongga tubuh (coelom) yang dindingnya dilapisi selaput peritonium.
4.      Alat pencernaan memanjang di bawah/ depan tulang bealakang, ulat saraf di atas/ belakang saluran pencernaan.
5.      Jantung terdiri dari dua, tiga, atau empat ruang.       

Klasifikasi Vertebrata
2.2.4    Kelas Aves (Burung)
Kata aves (burung) berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung. Definisi aves (burung) adalah vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal epidermal). Aves (burung) adalah vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan modifikasi anggota gerak anterior. Kaki pada aves (burung) digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang (dengan selaput interdigital). Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.
Aves hidup di darat. Sebagian spesies mendiami pohon-pohon. Jenis tertentu, seperti penguin, hidup di daratan kutub utara namun mencari makanan dengan berenang di laut. Jenis lainnya juga mencari makanan di danau dan perairan tawar lain, contohnya bebek.
Secara umum, tubuh aves (burung) terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Tubuhnya tertutup oleh bulu yang khas yang terbuat dari keratin. Bulu ini diganti sekali setahun. Menurut letaknya terdapat lima macam bulu, yaitu remiges (pada sayap), rektrises (pada ekor), tetrises (penutup badan), alula (pada jari-jari sayap), dan paraterum (di sekitar bahu). Menurut bentuknya ada tiga macam bulu, yaitu pluma, plumula (lunak), dan filopluma (seperti rambut bertangkai panjang). Pada sayap dan ekor, bulu berpasang-pasangan secara simetris. Bulu yang hanya tumbuuh pada tempat tertentu dan teratur disebut apteria. Leher diselubungi bulu-bulu jenis plumula, dan memiliki kelenjar minyak.
Selain bulu, ciri-ciri lain pada burung antara lain:
a.    Mulut burung tidak bergigi. Paruh burung diselubungi zat tanduk yang dibentuk oleh maksila (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah). Pada pangkal paruh terdapat tonjolan ke atas dari kulit lunak, disebut sera.
b.    Struktur tulang menyerupai sarang lebah sehingga kerangkanya kuat namun ringan. Kerangkanya merupakan material yang tipis, kuat dan mengalami osifikasi yang sempurna. Tulang burung relative ringan karena memiliki banyak rongga. Tulang dada menjadi tempat melekatnya otot terbang. Gelang bahu terbentuk oleh sepasang korakoid, sepasang scapula, dan sepasang klavikula. Ketiga tulang tersebut membentuk lubang (foramen trioseum) tempat otot dada kecil (muskulus pektoralis minor) yang berfungsi mengangkat sayap. Tulang rusuk bagian depan melekat pada tulang dada, di bagian belakang melekat pada tulang leher atau tulang punggung.
c.    Alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik.
d.   Aves (burung) memiliki alat suara (siring) pada percabangan trakea. Siring digerakkan oleh otot siringialis (penghubung siring dengan dinding trakea sebelah dalam) dan otot sternotrakealis (penghubung trakea dengan tulang dada).
e.    Aves (burung) termasuk homoiterm (hewan berdarah panas). Suhu tubuh tetap, ±40,5o– 42oC.
f.     Habitat aves (burung) di daratan sampai ketinggian ±6.000 m. Aves (burung) ada yang menetap, ada pula yang bermigrasi.

Adapun sistem organ yang terdapat dalam Aves yaitu:
2.2.4.1   Sistem Gerak
Anggota gerak (tungkai) dua pasang. Tungkai depan berupa sayap yang berfungsi untuk terbang. Tungkai belakang berfungsi untuk bertengger, berjalan, atau berenang.
2.2.4.2    Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan sempurna dari mulut → kerongkongan → tembolok → lambung kelenjar → lambung otot atau empedal (ventrikulus) berdinding tebal → usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum yang digantung oleh mesentrium → usus besar (terdapat sepasang usus buntu diantara usus halus dan usus besar) → bermuara pada kloaka di bawah ekor.
Empedal pada aves (burung) berfungsi untuk menghancurkan makanan. Mempunyai kelenjar ludah, kelenjar pancreas, dan hati yang menghasilkan empedu.

2.2.4.3    Sistem Pernapasan
Aves (burung) bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong-kantong udara (sakus pneumatikus) yang berhubungan pula dengan tulang-tulang pipa. Fungsi kantong udara :
1)       membantu pernafasan terutama saat terbang
2)      menyimpan cadangan udara (oksigen)
3)      memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
4)      mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak.
Pernapasan pada burung di saat hinggap:      
Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pernafasan burung saat terbang :
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali permenit.

2.2.4.4   Sistem Peredaran Darah

Bagan sirkulasi pada burung
Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan→ Bilik kanan → Paru-paru

Pada burung sistem peredaran darahnya adalah peredaran tertutup yakni sistem dalam peredarannya darah selalu terdapat dalam pembuluh, atau darah tidak pernah langsung masuk ke dalam jaringan. Jantung terdiri atas empat ruangan (dua buah atrium dan dua buah ventrikulus) yang dibungkus oleh perikardium. Lengkung aorta hanya satu di sebelah kanan dan hanya memiliki satu sistem porta, yaitu sistem porta hepatica.
Dinding diantara kedua ventrikel jantung burung begitu sempurna sehingga dinding itu mampu mencegah percampuran antara darah yang kaya oksigen dan yang miskin oksigen. Pembagian jantung yang sempurna itu memungkinkan darah melewati jantung sebanyak dua kali pada setiap kali darah beredar di dalam tubuh (peredaran darah ganda). Sebagai akibatnya, darah di aorta burung mengandung lebih banyak oksigen daripada aorta vertebrata lainnya.
2.2.4.5    Sistem Ekskresi Aves (Burung)
Alat ekskresi burung terdiri atas ginjal, paru-paru, dan kulit. Burung mempunyai sepasang ginjal bertipe metanefros yang berwarna cokelat. Vena porta ginjal tidak terbagi-bagi menjadi kapiler-kapiler ginjal.Saluran ekskresi ginjal dan saluran kelamin bermuara pada bagian akhir usus (kloaka). Kloaka ini merupakan tempat pertemuan saluran kelenjar kelamin dan usus. Kantong air seni tidak ada, hasil ekskresi setengah padat.
Burung hampir sama sekali tidak mempunyai kelenjar kulit, tetapi mempunyia kelenjar minyak yang terdapat di punggungnya, yang berguna untuk meminyaki bulunya.

2.2.4.6     Sistem Alat Indera Dan Sistem Saraf Aves (Burung)
Lidah pada umumnya tak dapat dijulurkan. Mata mempunyai kelopak mata, membrane niktitans (selaput tidur), dan kelenjar air mata. Tak ada daun telinga, terdapat membrane timpani (selaput pendengar) di bagian dalam lubang telinga luar.
Lubang hidung satu pasang dengan indera pencium yang kurang baik. pemilihan makanan dengan organ perasa yang berada di sisi lidah dan langit-langit. Sistem saraf pusat berupa otak dengan 12 pasang saraf cranial. Terdapat kelenjar tiroid, adrenal, dan endokrin pituitary (hipofisis) yang terletak di dasar otak.
2.2.4.7   Sistem Reproduksi Aves (Burung)
Pembuahan sel telur dan sperma / fertilisasi terjadi di dalam tubuh induk (fertilisasi internal). Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.  Pada hewan jantan, terdapat sepasang testis, sedangkan ovarium hanya satu dan tumbuh dengan baik di sebelah kiri pada hewan betina.
Aves (burung) bertelur sehingga tergolong hewan ovipar dengan ciri telur bercangkang dan kuning telur besar. Burung mengerami telurnya dan merawat anaknya.

Aves (burung) dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa ordo. Berdasarkan kemampuan terbangnya, kelompok aves (burung) dibedakan menjadi dua yaitu:

a.    Carinata
Burung yang tergolong karinata memiliki taju dada (carina). Taju dada berfungsi menyokong otot dadanya yang besar. Otot dada memberikan kekuatan terbang. Pada pinguin contohnya pinguin gentoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak terbang, otot dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan.
Hampir 60% spesies burung karinata tercakup dalam ordo passeriformes atau burung bertengger. Burung bertengger memiliki jari kaki yang dapat mencengkeram dahan pohon. Contoh burung ini adalah burung layang-layang besar (Hirundapus giganteus), burung merpati (Columbia livia), burung pipit (Anthus sp.), burung dara, dan berbagai burung pengicau. Ayam (Gallus gallus domesticus) juga tergolong karinata. Burung layang-layang adalah burung yang paling cepat terbangnya yakni terbangnya mencapai 170 km/jam.

b.    Ratita
Burung yang tergolong ratita tidak memiliki taju dada pada tulang dadanya. Otot dadanya juga tidak sebesar burung karinata. Burung unta (Struthio camelus), kiwi (Apteryx australis), emu (Dromaius novaehollandiae) dan Kasuari dalah contoh burung ratita. 
Aves (burung) meliputi banyak sekali ordo, beberapa ordo yang telah punah, antara lain:
a.    Aepyornithiformes ( burung gajah), tinggi ±3 m, telur 21-30 cm, terdapat di Malagasi.
b.    Dinornithiformes, tinggi ±3 m, telur 14-18 cm, pernah hidup di Selandia Baru.
c.    Hesperornis dan Ichthyornis, burung bergigi, hidup di Amerika Serikat.
d.   Archaeopteryx, bergigi, tidak mempunyai pigostil. Fosilnya terdapat di Jerman.
e.    Diatrymiformes, tak dapat terbang, dan berparuh besar. Burung ini terdapat di Amerika Serikat.
Beberapa ordo yang masih ada, antara lain:
a.    Rosares (Galliformes)
Rosaries memiliki paruh pendek. Kakinya berfungsi untuk mengais dan berlari.
Contoh: ayam buras, merak, kalkun, maleo
b.    Ratites (Palaeognathae)
Ratites meliputi beberapa ordo burung tak dapat terbang, yaitu sebagai berikut:
1)      Struthioniformes, contohnya burung unta
2)      Casuariiformes, contohnya kasuari
3)      Apterygiformes, contohnya kiwi
4)      Rheiformes, contohnya burung rea.
c.    Anseriformes (burung perenang)
Burung ini berkaki pendek, memiliki selaput renang diantara jari-jari kaki. Ekor pendek, paruh melebar berkrista penyaring.
Contoh: entok, itik, angsa, belibis.
d.   Ciconiiformes
Burung ini berkepala botak, memiliki paruh, leher, dan tungkai panjang. Hidup bergerombol, memakan hewan air.
Contoh: blekok, flamingo, bangau jawa.
e.    Coraciiformes
Burung raja berparuh besar, kepala besar, tungkai pendek. Pemakan hewan seperti ikan, udang,katak, kupu-kupu, kumbang, lebah.
sContoh: raja udang, rangkong, tetangket.
f.     Columbiformes
Burung merpati atau dara merupakan pemakan biji-bijian. Paruh pendek dengan sora dipangkalnya. Tembolok besar, sel epitelnya mudah mengelupas dan diberikan kepada anaknya semasa masih kecil lewat paruhnya (disebut “susu merpati”).
Contoh: merpati, perkutut, tekukur.
g.    Apodiformes (burung dengung)
Tubuh kecil berukuran ±5,6 cm. paruh lembek, lidah panjangdan dapat dijulurkan, membuat sarang dari lidahnya.
Contoh: burung kolibri, wallet, lelayang.
h.    Oscines (Passeriformes) atau burung penyanyi
Pita suara berfungsi bagus. Tiga jari kaki menghadap ke depan, satu jari kaki menghadap ke belakang, sesuai untuk bertengger. Telur berwarna-warni, ketika menetas anaknya masih buta. Peakan serangga dan berbagai biji-bijian.
Contoh: burung gereja, burung kenari, cendrawasih, dan jalak.



2.2.5    Kelas mammalia
Taksonomi mamalia dijelaskan sebagai berikut:
Kingdom                 : Animalia
Sub-Kingdom          : Metazoa
Filum                      : Chordata
Sub-Filum               : Vertebrata
Kelas                      : Mamalia
Ciri-ciri utama kelompok Mammalia adalah :
a.    Semuanya menghasilkan susu sebagai makanan anaknya.Susu dihasilkanoleh kelenjar (mammae) yang terdapat di daerah perut atau dada.Mammalia disebut juga hewan menyusui karena menyusui anaknya.
b.    Berambut
Rambut mammalia tersusun dari protein yang disebut keratin. Rambut mammalia berfungsi tertentu, yaitu sebagai insulasi yang memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan, segabai indera peraba antara lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun sinar matahari, sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi dari mangsa, dan sebagai penciri kelamin.  Pada paus dan lumba-lumba, rambut ada pada tahap tertentu perkembangan embrionya.
c.    Memiliki daun telinga dengan tiga tulang telinga tengah yang dimiliki mammalia terdiri atas tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Ketiga tulang tengah berperan dalam  pendengaran, yaitu meneruskan getaran suara dari membran  timpani (gendang telinga) ke telinga dalam. 
Ciri-ciri lain yang dimiliki sebagian besar mammalia untuk tambahan ciri lain adalah :
a.    Geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk
b.    Rahang bawah tersusun dari satu tulang
c.    Bernapas dengan paru-paru
d.   Jantung beruang empat
e.    Diafragma di antara rongga perut dan rongga dada untuk membantu pernapasan
f.     Otak yang lebih berkembang dibandingkan vertebrata lain
g.    Menggunakan energi metabolismenya untuk menjaga suhu tubuh tetap konstan sehingga digolongkan sebagai hewan endoterm dan homeoterm
h.    Fertilisasi terjadi secara internal atau di dalam tubuh betina
i.      Melahirkan anaknya sehingga termasuk hewan vivipar.
Mammalia hidup diberbagai habitat di darat dan di perairan.Ada jga mammalia yang hidup di daerah yang cukup ekstrem misalnya di kutub dan digurun.Beberapa jenis ada yang menyelam untuk mencari makanan di perairan.Kelompok mammalia tertentu ada yang merupakan hewan arboreal yang hidup di pohon-pohon dalam hutan. 
Meskipun ciri-ciri yang dimilii hampir sama, namun ada juga mammalia terkecil antara lain untuk spesies dari kelompok kelelawar kecil, yaitu Craseonycteris thonglongyai yang beratnya hanya tiga gram.Untuk mammalia yang terbesar adalah paus biru (Balaenoptera musculus) yang panjangnya dapat mencapai 27 meter dan berat 190 ton.Struktur tubuh mammalia sesuai dengan cara hidupnya, yaitu ada yang terbang, berenang, meluncur, berlari, melompat, atau menggali.
Sistem organ yang terdapat dalam tubuh mammalia yaitu:
2.2.5.1    Sistem Saraf
Sistem saraf pada mamalia, secara general memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan keseluruhan bagian otak. Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah, setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Otak (Encephalon) terdiri dari beberapa bagian yang hampir sama dengan vertebrata yang lain, seperti prosencephalon, lobus opticus, cerebellum dan medulla oblongata.
2.2.5.2    Sistem Respirasi
Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).
2.2.5.3   Sistem Sirkulasi
Jantung berbilik empat pada mammalia mempunyai dua atria dan dua ventrikel yang terpisah secara sempurna. Terdapat sirkulasi ganda (sirkuit sistemik dan pulmoner). Pengiriman oksigen ke seluruh tubuh akan semakin meningkat karena tidak ada pencampuran darah yang kaya akan oksigen dengan yang miskin oksigen, jadi lebih sempurna dari reptile. Sebgai hewan endotermik, mammalia memerlukan lebih banyak oksigen per gram bobot tubuhnya dibandingkan dengan vertebratalain dengan ukuran tubuh yang sama.

2.2.5.4.   Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari kelenjar pencernaan dan organ pencernaan. Kelenjar pencernaannya terdiri dari 4 pasang kelenjar ludah: paratiroid, infaorbital, submaksilari, dan sublingual. Terdapat kantung empedu dengan saluran empedu dan saluran getah pancreas yang bermuara dalam duodenum. Sekum (caecum) berdinding tipis, panjangnya kira-kira 50 cm, mempunyai appendiks vermiformis (umbai cacing) yang bentuknya seperti jari. Sedangkan organ pencernaannnya terdiri dari mulut, kerongkongan, ventriculus, duodenum, ileum, rectum, dan anus.
2.2.5.5    Sistem Ekskresi
Ginjal berbentuk seperti biji kacang, ruang median ginjal yang disebut pelvis renalis berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih mengeluarkan uretra yang akan mngeluarkan urin melalui saluran urin. Mammalia dominan sudah memiliki saluran yang terpisah, tidak seperti hewan vertebrata lain yang menggunakan kloaka. Mammalia memiliki saluran pembuangan sisa pencernaan melalui anus, urin melalui uretra, dan saluran reproduksi melalui vagina dan penis.
2.2.5.6.     Sistem Reproduksi
Hewan mammalia melakukan fertilisasi internal, perkembangan embrio terjadi di dalam uterus, dengan lama masa kandungan yang bervariasi tergantung pada jenis hewannya, seperti pada kelinci masa kehamilannya sekitar 30 hari. Berdasarkan cara reproduksi dan perkembangan fetusnya, beberapa mammalian memiliki tingkatan-tingkatan dari yang rendah sampai yang tinggi. Pada mammalian rendah, seperti Ordo Monotremata (platypus) dan Ordo Marsupialia (opossum dan kangguru), platypus masih bertelur dan mengerami telurnya.
Sedangkan pada kangguru yang telurnya sangat kecil itu berkembang dalam uterus selama beberapa hari, larva yang kemudian menetas segera keluar dari uterus dan masuk dalam kantong perut (marsupium) dan menghisap air susu dari putting-putting induknya. Pada mamalia yang lebih tinggi tingkatannya, zygot yang berkembang menjadi embrio dan kemudian tumbuh menjadi fetus tinggal dalam uterus untuk waktu yang lebih lama. Sistem sirkulasi dan nutrisinya dihubungkan melalui plasenta yang mengangkut nutrisi dari tubuh induknya.

Dalam klasifikasi berdasarkan ukurannya, mamalia dibagi menjadi dua, yakni mamalia besar dan mamalia kecil. International Biological Program mendefinisikan mamalia besar sebagai jenis-jenis mamalia yang memiliki ukuran berat badan dewasa > 5Kg, sedangkan mamalia kecil dengan ukuran berat badan dewasa < 5Kg. Jenis-jenis mamalia besar, dicontohkan sebagai berikut: rusa, harimau, dan  kerbau air. Mamalia kecil, antara lain tikus, bajing, dan kelelawar.
Dalam pemanfaatan waktu aktivitas, mamalia dibagi menjadi mamalia diurnal dan mamalia nokturnal. Mamalia diurnal merupakan jenis-jenis mamalia yang melakukan aktivitasnya pada pagi dan sore hari, seperti orangutan, rusa, dan beberapa jenis bajing. Mamalia nokturnal merupakan jenis-jenis mamalia yang melakukan aktivitasnya mulai menjelang malam hari hingga menjelang pagi hari, seperti kelelawar, tenggalung malaya, serta musang. Selain itu, terdapat juga jenis-jenis yang beraktivitas sepanjang hari seperti babi hutan.
Berdasarkan habitatnya, mamalia dapat dibedakan menjadi dua, yakni mamalia darat dan mamalia laut. Mamalia darat merupakan mamalia yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di darat, sedangkan mamalia laut melakukan aktivitasnya sebagian besar di laut. Contoh dari mamalia darat, yakni monyet-ekor panjang, macan tutul, tikus, serta kuda. Mamalia laut, antara lain pesut, dugong, dan paus.
Dalam pemanfaatan strata tegakan hutan, mamalia diklasifikasikan menjadi dua, yakni mamalia arboreal dan mamalia terestrial. Mamalia arboreal merupakan jenis-jenis mamalia yang banyak menghabiskan waktu aktivitasnya pada strata yang tinggi, sedangkan mamalia terestrial merupakan jenis-jenis mamalia yang menghabiskan waktu aktivitasnya pada lantai hutan atau strata terbawah. Soerianegara dan Indrawan (2002) membagi strata tegakan dalam ekologi hutan, adalah sebagai berikut: strata A (> 30m), strata B (20-30m), strata C (4-20m), strata D (1-4m) dan strata E (0-1m). Jenis-jenis yang merupakan mamalia arboreal, antara lain monyet, kelelawar, bajing, serta beberapa jenis dari suku Felidae (Payne et al. 2000). Bagi jenis-jenis mamalia terestrial, antara lain kijang, gajah, dan badak.
Sedangkan dalam ilmu taksonomi, mammalia dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu 

a.    Mammalia bertelur (prototheria),
Kelompok Prototheria bertelur sehingga tergolong ovipar. Embrio berkembang di dalam telur dengan menggunakan kuning telur sebagai sumber makanannya. Setelah menetas hewan ini akan menghisap susu dari rambut induknya, karena induk ini tidak memiliki puting susu. Hewan ini digolongkan sebagai ordo Monotremata. Contohnya adalah platipus (Ornithorhynchus anatinus) dan echidna.

b.    Mammalia berkantung (metatheria)
Kelompok Metatheria melahirkan anaknya saat embrio masih pada tahap awal sehingga masa kehamilannya singkat. Contohnya kanguru merah, anaknya yang masih berukuran sebesar lebah madu dilahirkan 33 hari setelah fertilisasi. Anak dalam tahap embrio tersebut dapat merangkak masuk ke dalam kantung induknya yang disebut marsupium. Di dalam marsupium embrio menyusu pada puting susu dan mengalami perkembangan selanjutunya.
Hewan ini digolongkan sebagai ordo Marsupialia atau hewan berkantung, contohnya adalah kanguru (Macropus sp.), koala (Phascolarctos cinereus), dan opposum (Pucadelphys andinus).

c.    Mammalia berplasenta (eutheria) 
Kelompok Eutheria melahirkan anaknya yang telah menyelesaikan perkembangan embrioniknya di dalam rahim (uterus). Embrio memperoleh nutrisi dari induknya melalui plasenta sehingga kelompok hewan ini disebut mammalia berplasenta.
Mammalia berplasenta / Eutheria meliputi berbagai macam ordo, yaitu:
                1)   Insectivora
Ordo Insectivora adalah kelompok mamalia pemakan serangga.contoh : Armadillo, Solenodon, Advark
2)   Chiroptera
Ordo Chiroptera adalah kelompok Mammalia yang memiliki selaput kulit membentang dari kaki depan, badan, dan kaki belakang. Struktur sayap untuk terbang ini merupakan modifikasi dari kaki depan yang ditunjang oleh empat jari. contoh kelelawar , sebagian besar hewan ini adalah hewan nokturnal, yaitu mencari makanan pada malam hari
Selain sebagai pemakan serangga, beberapa jenis memakan buah-buahan dan vertebrata kecil seperti katak, tikus, dan burung.Jenis lain yaitu kelelawar vampir menghisap darah mammalia lain
           
           3)   Lagomorpha
Ordo Lagomorpha mencakup mammalia yang memiliki gigi seri seperti pahat, misalnya kelinci.Kaki belakang hewan ini lebih panjang daripada kaki depan.Struktur kaki ini berfungsi untuk melompat.
      4)   Perissodactyla
Ordo Perissodactyla mencakup mammalia berkuku pada jari yang berjumlah ganjil pada kakinya.Jika jari kakinya lebih dari satu jari tengahnya lebih besar daripada jari lain.Hewan ini merupakan pemakan tumbuhan atau herbivora.Contoh hewan ini adalah kuda (Equus caballus) yang berkuku satu, tapir (Tapirus indicus) dan badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) yang berkuku tiga.
    5)   Artiodactyla
Ordo Artiodactyla mencakup mammalia berkuku yang jarinya berjumlah genap pada masing-masing kakinya. Hewan ini juga herbivora.
Contohnya adalah kambing, domba (Ovis aries), babi (Sus sp.), rusa sambar (Cervus unicolor), dan jerapah (Giraffa camelopardalis), Sapi

     6)   Sirenia
Ordo Sirenia adalah mammalia herbivora akuatik yang memiliki tungkai depan mirip sirip.Kelompok mammalia ini tidak memiliki kaki belakang.Ekor besar dan pipih horizontal yang juga berperan seperti dayung untuk berenang.Sirenia merupakan mammalia bertubuh besar tidak berambut.Rambut kasar hanya terdapat di bibirnya.Contoh sirenia adalah duyung atau dugong (Dugong dugong).
 
 7)   Proboscidea
Ordo Proboscidea memiliki tubuh besar berotot serta belalai berotot.Hewan yang termasuk kelompok ini adalah gajah sumatera (Elephas maximus).Belalai gajah berfungsi seperti anggota badan kelima untuk mengambil makanan dan minum.Kulitnya longgar dan tebal.Gajah jantan memiliki gigi seri atas memanjang sebagai gading.

 8)   Cetacea
Ordo Cetacea hidup di laut dengan tubuh berbentuk ikan, kaki depan mirip dayung dan tidak ada kaki belakang.Tubuhnya tidak berambut dan memiliki lapisan tebal lemak sebagai insulasi.Lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus), paus biru (Balaenoptera musculus), dan paus pembunuh (Orcinus orca) adalah mammalia yang termasuk Cetacea.
9)   Carnivora
Ordo Carnivora adalah kelompok mammalia yang memiliki dan kuku yang tajam dan runcing untuk menangkap dan memakan mangsanya.Kelompok ini disebut juga pemakan daging.Mammalia yang termasuk carnivora adalah anjing (Canislupus familiaris), Kucing (Felis silvestris), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), singa (Panthera leo) dan anjing laut (Caniformia pinniped).

            10)    Rodentia
Ordo Rodentia memiliki gigi seri seperti pahat.Gigi serinya berjumlah sepasang di atas dan sepasang di bawah.Ggi seri tidak berakar sehingga tumbuh terus-menerus.Contoh rodentia adalah tupai, berang-berang, tikus,landak, dan mencit.

             11)    Primata
Ordo Primata memiliki ibu jari yang dapat disentuhkan ke jari lain, mata menghadap ke depan, korteks serebal berkembang baik.Kelompok primata adalah beruk (Macaca sp.), orang utan (pongo pygmaeus), dan lutung jawa (Trachypithecus auratus).Manuasi (homo sapiens) digolongkan dalam primata.

2.3   PERANAN  VERTEBRATA
     2.3.1.    Peranan Aves bagi Kehidupan Manusia.
Berikut ini adalah peranan Aves yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut:
a.    Daging dan telurnya menjadi sumber protein hewani.
b.    Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau bahan membuat kue.
c.    Sebagai bahan industry, contohnya shuttle cock  untuk bulu tangkis dibuat dari bulu pluma, sedangkan selimut, bantal, kasur dibuat dari bulu plumula (missal bulu itik, ayam, angsa).
d.   Membuka lapangan kerja missal dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, wallet.
e.    Burung dilatih dan dilombakan. Contohnya burung perkutut untuk lomba suara.
f.     Untuk kesenangan, missal untuk dinikmati suaranya, keindahan bulunya, tingkah lakunya, dilatih menirukan suara manusia.
g.    Sebagai predator alami. Burung-burung pemakan insekta juga berperan dalam pengendalian hayati alami.
h.    Di bidang sains dipergunakan untuk bahan praktikum para siswa dan mahasiswa.
    2.3.2    Peranan Mammalia bagi Kehidupan Manusia.
Berikut ini adalah peranan Mammalia yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut:
a.    Sumber bahan makanan, misalnya daging, telur ayam, dan susu sapi.
b.    Sebagai bahan baku industri tekstil, misalnya pemanfaatan rambut domba untuk dijadikan wol.
c.    Sebagai objek penelitian, misalnya hewan mammalia tikus putih.
d.   Sebagai hewan peliharaan, misalnya anjing, kucing, kelinci.
Namum, beberapa jenis vertebrata ada yang merugikan manusia misalnya tikus.Tikus dapat menjadi hama tanaman pertanian.