Tampilkan postingan dengan label PATOLOGI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PATOLOGI. Tampilkan semua postingan

PATOLOGI MUSKULOSKELETAL

Senin, 16 September 2013


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Konsep gerak tidak hanya diartikan sebagai perpindahan tempat saja akan tetapi gerakan dari bagian-bagian tubuh disebut juga sebagai suatu gerakan. Contohnya, pada saat kita menulis, kita tidak berpindah tempat hanyatangan kita saja yang bergerak. Pada saat kita menulus, kita dikatakan juga sedang bergerak.
            Manusia bergerak berpindah tempat atau hanya menggerakkan bagian tubuhnya saja sesuai dengan keinginananya. Gerakan tubuh manusia terjadi karena adanya kerjasama anatar tulang danotot. Tulang tidak mempunyai kemampuan untuk menggerakkan dirinya, oleh karena itu tulang disebut sebagai alat gerak pasif. Sednagkan otot mempunyai kemmapuan untuk berkontraksi dan berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tulang, oleh karena itu otot disebut sebagai alat gerak pasif.
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang –tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).

1.2.Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa itu sistem musculoskeletal ?
2.      Bagaimana klasifikasi dan struktur tulang ?
3.      Bagaimana cara menjaga kesehatan ?
4.      Bagaimana struktur dari anatomi apendikular skeleton ?


1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah :
1.      Agar mahasiswa mampu memahami mengenai definisi system muskuloskeletal.
2.      Mahasiswa mampu memahami pengklasifikasian dan struktur dari tulang.
3.       Mahasiswa mengetahui Penyembuhan Pada Gangguan Kesehatan Tulang
4.      Mahasiswa mengetahui cara menjaga kesehatan
5.      Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dari apendikular skeleton.

1.4. Manfaat
1.      Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah :
2.      Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui mengenai pengertian dari system muskuloskeletal.
3.      Dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa dalam mempelajari pengertian lebih jauh dari system muskuloskeletal itu. .

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Sistem Muskuloskeletal
Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.
. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari
Ø  Muskuler/Otot : Otot, tendon,dan ligamen
Ø  Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi
Sebagai kerangka tubuh sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh.  Sebagai proteksi sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga). Fraktura Sederhana merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada disekitarnya.
2.2. Klasifikasi dan Struktur Tulang
Kelainan akibat suatu penyakit seperti tuberculosis tulang dan penyakit tumor dapat menyebabkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap mekanisme gerak tubuh.Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang belakang.

Fungsi Sistem Skeletal :
1.      Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
2.      Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot yang.
3.      Melekat pada tulang
4.      Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu jaringan       pembentuk darah.
5.      Merupakan tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium dari dalam darah
6.      Hemopoesis

Struktur Tulang
Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jarigan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.                    
Pars kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang beronga seperti spons (busa). Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :
1.      Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
2.      Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
3.      Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang mengandung sel tulang).
4.      Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).

 Klasifikasi Tulang
            Berdasarkan bahan pembentuknya :
1.      Tulang Rawan
Tulang rawan dibentuk oleh kondrosit (sel tulang rawan) dam matriks bahan dasar). Matriks tulang rawan tersusun dari kondrin, kolagen, dan kalsium. Tulang rawan ditemukan terutama pada sendi dan di antara dua tulang. Tulang rawan dibedakan menjadi 3, yaitu :

a). Tulang Rawan Hialin
            Mempunyai matriks yang transparan. Merupakan jenis tulag rawan yang paling banyak terdapat di dalam tubuh mausia. Banyak terdapat di  hidung, sendi gerak dan ujung tulang rusuk.

b) Tulang Rawan Fibrosa
            Mempunyai matriks yang berisi kolagen yang kaku. Merupakan jenis tulang rawan yang dapat dijumpai di bagian tubuh yang memerlukan kekuatan besar, mislanya pada ruas tulang belakang dan lutut.

c) Tulang Rawan Elastik
            Tulang rawan elastik terbentuk dari serabut elastik yang lentur. Tulang rawan ini tidak akan mengalami perubahan menjadi tulang keras, meskipun orang tersebut telah dewasa. Banyak dijumpai di dalam telinga, cuping hidung dan epiglotis.

2.      Tulang Keras
Tulang ini berasal dari tulang rawan yang mengalai asifikasi (pengerasan), dibentuk oleh asteosit yang banyak mengeluarkan matriks. Matriks tulang keras mengandung sedikit kolagen dan mengandung banyak kalsium dan fosfor. Kalsium dan fosfor yang terkandung dalam matriks menyebabkan tulang menjadi keras dan tidak lentur.

Berdasarkan penyusunnya :
1.      Tulang Kompak
·        Padat, halus dan homogen
·        Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung “yellow bone marrow”
·        Tersusun atas unit : Osten  Haversian System
·        Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae).
·        Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh mebarn tipis yang disebut periosteur, membran ini mengandung :
·        Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang.
·        Osteoblas.
2.      Tulang Spongiosa
·        Tersusun atas “honeycomb” network yang disebut trabekula.
·        Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.
·        Rongga anatar trebakula terisis “red bone marrow” yang mengandung pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang.
·        Contoh, tulang pelvis, rusuk, tulang belakang, tengkorak dan pada ujung tulang lengan dan paha.

                   Berdasarkan Bentuknya :
1.      Tulang panjang : tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contoh : humerus, femur, radius, ulna.
2.      Tulang pendek: tulang yang ukurannya pendek, contoh : tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
3.      Tulang pipih : tulang yang ukurannya lebar, contoh : tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum.
4.      Tulang tidak beraturan, contoh : vertebra, tulang muka, pelvis.
Gangguan atau kelainan pada sistem gerak manusia dapat terjadi pada tulang dan otot. Gangguan atau kelainan tersebut dapat terjadi akibat aktivitas atau beban gerak yang berlebihan, pengaruh vitamin, atau terjadinya infeksi oleh mikroorganisme.

Gangguan pada Sistem Rangka
Gangguan pada sistem rangka dapat terjadi karena adanya gangguan secara fisik, gangguan secara fisiologis, gangguan persendian, dan gangguan kedudukan tulang belakang.

•    Gangguan fisik
Gangguan yang paling umum terjadi pada tulang adalah kerusakan fisik tulang seperti patah atau retak tulang. Apabila terjadi fraktura (patah tulang) akan terbentuk zona fraktura yang runcing dan tajam. Pada zona tersebut timbul rasa sakit karena pergeseran tulang yang akan mengakibatkan pembengkakan bahkan perdarahan.Berdasarkan jenis fraktura yang terbentuk, fraktura dapat dibedakan menjadi empat kelompok sebagai berikut :
o   Fraktura sederhana
Fraktura sederhana merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada di sekitarnya.
o   Fraktura kompleks
Fraktura kompleks merupakan fraktura yang melukai otot atau organ yang ada di sekitarnya, bahkan terkadang bagian fraktura dapat muncul ke permukaan kulit.
o   Greenstick
Greenstick merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua bagian.
o   Comminuted
Comminuted merupakan fraktura yang mengakibatkan tulang terbagi menjadi beberapa bagian, tetapi masih berada di dalam otot.



•    Gangguan fisiologis
Gangguan fisiologis pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon atau vitamin. Gangguan fisiologis pada tulang dapat dijelaskan sebagai berikut :
o    Rakhitis
Rakhitis merupakan penyakit tulang yang disebabkan kekurangan vitamin D. Vitamin D berperan dalam proses penimbunan senyawa kapur di tulang. Kekurangan vitamin D akan menyebabkan tulang menjadi tidak keras. Pada penderita rakhitis terlihat bagian kaki (tulang tibia dan fibula) melengkung menyerupai huruf X atau 0
o    Mikrosefalus
Mikrosefalus merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran kercil. Kepala berukuran kecil karena pertumbuhan tulang tengkorak pada masa bayi kekurangan kalsium.
o    Osteoporosis
Osteoporosis merupakan gangguan tulang dengan gejala penurunan massa tulang sehingga tulang rapuh. Hal ini dikarenakan lambatnya osifikasi dan penghambatan reabsorpsi (penyerapan kembali) bahan bahan tulang. Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan hormon kelamin pada pria maupun wanita.
o    Kelainan akibat suatu penyakit
Penyakit seperti tuberkulosis tulang dan penyakit tumor dapat menyebabkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap mekanisme gerak tubuh.
•    Gangguan persendian
Gangguan persendian dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis gangguan sendi dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai berikut :
§  Dislokasi
Dislokasi merupakan gangguan yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi awal. Dislokasi disebabkan oleh jaringan ligamen yang sobek atau tertarik.
§  Terkilir (keseleo)
Terkilir merupakan tertariknya ligamen sendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang tidak biasa dilakukan. Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai peradangan pada daerah sendi
§  Ankilosis
Ankilosis merupakan gangguan yang terjadi karena tidak berfungsinya persendian
§  Artritis
Artritis merupakan gangguan yang disebabkan adanya peradangan sendi. Gangguan artritis dapat dibedakan menjadi rhematoid, osteoartritis dan gautartritis. Rhematoid merupakan proses peradangan atau pengapuran pada jaringan tulang rawan yang menghubungkan tulang di persendian. Osteoartritis merupakan penipisan tulang rawa yang menghubungkan persendian. Gautartritis merupakan gangguan gerak akibat kegagalan rnetabolisme asam urat sehingga terjadi penimbunan asam urat pada persendian.

•    Gangguan tulang belakang
Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi tulang belakang, sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang belakang. Gangguan yang disebabkan oleh kelainan tulang belakang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
·        Skoliosis, melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakibatkan tubuh melengkung ke arah kanan atau kiri
·        Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang menjadi bongkok
·        Lordosis, melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah depan sehingga kepala tertarik ke arah belakang
·        Subluksasi, gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik ke arah kiri atau kanan.
•    Gangguan pada Sistem Otot
Otot berperan penting dalam aktivitas gerak manusia sehingga gangguan pada otot akan mempengaruhi aktivitas gerak. Gangguan pada otot dapat terjadi dalam beberapa bentuk seperti berikut ini:
·        Atrofi
Atrofi merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan untuk berkontraksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh penyakit poliomielitis yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus ini  menyebabkan kerusakan saraf yang mengkoordinasi otot ke anggota gerak bawah.
·        Hipertrofi
Hipertrofi merupakan otot yang berkembang menjadi lebih besar dan kuat. Hipertrofi disebabkan aktivitas otot yang kuat sehingga diameter serabut-serabut otot membesar
·        Hernia abdominalis
Hernia abdominalis merupakan sobeknya dinding otot abdominal sehingga usus memasuki bagian sobekan tersebut.
·        Tetanus
Tetanus merupakan otot yang mengalami kekejangan karena secara terus-menerus berkontraksi sehingga tidak mampu lagi berkontraksi. Tetanus disebabkan luka yang terinfeksi oleh bakteri Clostridium tetani.
·        Distrofi otot
Distrofi otot merupakan penyakit kronis yang menyebabkan gangguan gerak. Penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan adanya cacat genetik.
·        Miastenia gravis
Miastenia gravis merupakan otot yang secara berangsur-angsur melemah dan menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini disebabkan oleh hormon tiroid dan sistem imunitas yang tidak berfungsi dengan normal.
2.3. Penyembuhan Pada Gangguan Kesehatan Tulang
Gangguan Fisik
  1. Inflamasi, terjadi pembentukan hematoma pada tempat patah tulang, yaitu Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cedera kemudian akan diinvasi oleh makrofag (sel darah putih besar) yang akan membersihkan daerah luka (patah tulang)
  2. Proliferasi sel, Dalam sekitar 5 hari, hematoma akan mengalami organisasi. Terbentuk benang-benang fibrin, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast.
  3. Pembentukan kalus, Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan dan tulang serat imatur.
  4. Osifikasi, Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam 2-3 minggu setelah patah tulang melalui proses penulangan endokondral.
  5. Remodelling, Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya
Gangguan Fisiologis
      Rakhitis
Pengobatan melibatkan peningkatan asupan makanan kalsium, fosfat dan vitamin D, Paparan terhadap sinar ultraviolet ß, minyak ikan cod, halibut minyak hati, dan viosterol merupakan sumber vitamin D.
      Osteoporosis
  1. Penanganan secara non farmakologi
  2. Penanganan secara farmakologi
      Penanganan secara non farmakologi ;
  1. mengurangi konsumsi kopi,
  2. menghentikan kebiasaan merokok,
  3. Aerobic, dan
  4. latihan beban (misalnya berjalan kaki, naik tangga).
      Penanganan secara farmakologi;
Terapi untuk meningkatkan kepadatan tulang kalsium :
  1. vitamin D dan metabolitnya,
  2. kalsitonin,
  3. Estrogen, dan terapi hormonal.
Gangguan Pada Tulang Belakang
      Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat dan lokasi kelengkungan serta stadium pertumbuhan tulang
      Kelengkungan <200 biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan,
      Jika kelengkungan antara 25-300 , biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk membantu memperlambat progresivitas kelengkungan tulang belakang.
      Jika kelengkungan mencapai 400 atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan.
      Pada pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang.
      Tulang dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai tulang pulih (kurang dari 20 tahun).
      Sesudah dilakukan pembedahan mungkin perlu dipasang brace untuk menstabilkan tulang belakang.
2.4.Cara Menjaga Kesehatan Tulang
Setelah mengetahui beberapa gangguan atau kelainan yang terjadi pada tulang, maka Anda harus dapat mengantisipasi agar tidak mengalami gangguan-gangguan tersebut. Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan tulang kita adalah sebagai berikut.
a. Makan makanan yang cukup mengandung kalsium.
b. Olahraga yang teratur.
c. Berjemur pada sinar matahari pagi karena sinarnya sangat baik untuk membantu pembentukan vitamin D yang sangat penting sekali untuk membantu penyerapan kalsium dalam makanan. Selain cara-cara itu, kita juga harus banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin
d. Tentunya Anda masih ingat bukan, makanan makanan yang merupakan sumber vitamin D?
2.5. Aksial Skeleton
Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan. Macam-macam skeleton aksial yaitu:
1.       Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari:
·        Bagian parietal terletak di bagian tulang dahi.
·        Bagian temporal terletak di tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga.
·        Bagian occipitas terletak pada daerah belakang dari tengkorak.
·        Bagian spenoid letaknya berdekatan dengan tulang rongga mata, seperti tulang baji.
·        Bagian ethmoid yaitu tulang yang menyususn rongga hidung.

               Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah, tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari otak. Sendi yang terdapat diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutura.

2.      Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari:
·        Rahang bawah letaknya yaitu menempel pada tulang tengkorak bagian temporal. Hal tersebut merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan gerakan yang lebih bebas.
·        Rahang bawah adalah tulang yang menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit.
·        Palatinum (tulang langit-langit) tulang yang menyusun sebagian dari rongga hidung dan bagian atas dari atap rongga mulut.
·        Zigomatik yaitu tulang yang ada pada daerah pipi.
·        Tulang hidung
·        Tulang lakrimal yaitu sekat tulang hidung.

3.      Tulang Dada
               Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. Pada sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. Bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan.
Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu:
·        Tulang hulu / manubrium yaitu tulang yang terletak di bagian atas dari tulang dada, tempat melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua.
·        Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulang rusuk ke tiga sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
·        Tulang taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulang dada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan.

4.      Tulang rusuk
               Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. Bersama-sama dengan tulang dada membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu:
·        Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan.
·        Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang.Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada.
·        Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas.
Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya:               
a). Melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan                                       
b). Melindungi lambung, limpa dan ginjal, dan                                                          
c). Membantu pernapasan

5.      Ruas-ruas tulang belakang
Ruas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang, disusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk tidak beraturan. Ke-33 buah tulang tersebut terbagai atas 5 bagian yaitu:
·        Tujuh ruas pertama disebut tulang leher. Ruas pertama dari tulang leher disebut tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. Bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.
·        Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang rusuk.
·        Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang.Ukuran tulang pinggang lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.
·        Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.
·        Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx), tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyatu. Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga keseimbangan.menyokong kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ.

2.6. Apendikular Skeleton
Apendikular skeleton tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton aksial. Apendikular skeleton ini terdiri dari :
         Anggota gerak atas.
         anggota gerak bawah.
         gelang bahu.
         gelang panggung.
         bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx.

1.      Tulang anggota gerak atas (extremitas superior).
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas :
·        Humerus / tulang lengan atas.Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna.
·        Radius dan ulna / pengumpil dan hasta.Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
·        Karpal / pergelangan tangan. Tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligament.
·        Metakarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges).
·        Palanges (tulang jari-jari).tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.

2.       Tulang anggota gerak bawah (ekstremitas inferior).
Tulang anggota gerak bawah disusun oleh :
·        Femur / tulang paha.Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut.
·        Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dibandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot.
·        Patela / tempurung lutut, terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. Patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang membentuk lutut.
·        Tarsal / Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.
·        Metatarsal / Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar.
·        Palanges / tulang jari-jari tangan. Setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas 14 tulang.

3.      Tulang gelang bahu (klavikula dan scapula / belikat dan selangka).
Tulang selangka berbentuk seperti huruf “S”, berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas, ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat. Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk.Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.

4.      Gelang panggul
            Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggul. Pada anak anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun (bagian bawah) dan tulang pubis (bagian tengah). Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang. Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan kedua tulang pubis. Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang.melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin. Secara umum fungsi sistem rangka adalah membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan organ-organ yang melekat padanya. Sistem rangka melindungi organ-organ vital seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk. Gerakan tubuh terbentuk dari kerjasama antara sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering dikelompokkan menjadi satu nama yaitu sistem musculo-skeletal. Rangka merupakan tempat melekatnya otot melalui perantaraan tendon.  Antara tulang yang satu dengan tulang yang lain dikaitkan dengan perantaraan ligamen.
                                      
2.7. Articultion      
Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament, tendon, fasia, atau otot. Sendi diklasifikasikan sesuai dengan strukturnya.

a. Sendi fibrosa (sinartrodial)
Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura tulang tengkorak.

b. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial)
Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.
c. Sendi synovial (diartrodial)
Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan yang bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll.) tetapi beberapa sendi sinovial secara relatif tidak bergerak (mis., sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membran sinovial tipis. Membran ini mensekresi cairan sinovial ke dalam ruang sendi untuk melumasi sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi normal relatif kecil (1 sampai 3 ml). hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel mononuclear. Cairan synovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi.
Permukaan tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan ini berhubungan dengan tulang lain. Pada beberapa sendi terdapat suatu sabit kartilago fibrosa yang sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (mis., lutut, rahang)

Jenis sendi synovial :
·        Sendi Peluru, misal pada persendian panggul dan bahu. Memungkinkan gerakan bebas penuh.
·        Sendi Engsel, misal siku dan lutut. Memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah.
·        Sendi Pelana, memungkinakan gerakan dua bidang yang saling tegal lurus. Sendi pada dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.
·        Sendi Pivot, misal adalah sendi anatar radius dan ulna. Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu.
·        Sendi Peluncur, misal sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan. Memungkinkan gerakan terbatas















BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Rangka aksial terdiri dari tulang-tulang dan bagian kartilago yang melindungi dan menyangga organ-organ kepala, leher dan dada. Bagian rangka aksial meliputi tengkorak, tulang hioid, osikel auditori, kolumna vertebra, sternum dan tulang iga.
Rangka apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel pelvis, dan tulang lengan serta tungkai. Artikulasi atau sendi adalah hubungan antara dua tulang yang berdekatan. Sendi di klasifikasikan sesuai dengan struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara tulang-tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan persendian tersebut), danmenurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian).

3.2. Saran
Demi kebaikan dan kesempurnaan makalah (Anatomi Muskuloskeletal) yang dibuat penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang membangun. Dikarenakan penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah (Anatomi Muskuloskeletal) ini.
Yang dibuat penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang membangun. Dikarenakan penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah (Anatomi Muskuloskeletal) ini.











DAFTAR PUSTAKA

-          Sloane, ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
-          Tambayong, Jan. 2001. Anatomi dan fisiologi untuk keperawatan. Jakarta: penerbit buku kedokteran.
-          Sherwood, Lauralee.2001. Fisiologi Manusia Edisi 2. Jakarta: penerbit buku kedokteran.
-          www.getbodysmart.com/ap/…/skeleton/menu/menu.html. Diakses pada ....
-          http://www.anakfkmui.blogspot.com. Diakses pada tanggal ...
.