Tampilkan postingan dengan label ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA. Tampilkan semua postingan

SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM HORMON

Kamis, 10 Januari 2013

A.  RUANG LINGKUP ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan bagian tubuh dan menguraikannya satu persatu. Sedangkan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari kerja faal/fungsi bagian alat tubuh.
Reproduksi terbagi 2 kelompok yakni:
v  Reproduksi Seksual: keturunan baru lahir setelah melalui sebuah proses yang melibatkan sel kelamin. Reproduksi seksual dapat bersifat biseksual apabila keturunan tersebut terjadi akibat penyatuan 2 jenis sel kelamin, yaitu sel kelamin jantan dan sel kelamin betina.
v  Reproduksi Aseksual: keturunan terjadi tanpa melibatkan sel kelamin, misalnya melalui pembelahan diri atau penumbuhan tunas baru.

1.      Anatomi Sistem Reproduksi pria
Sistem reproduksi pria terdiri dari testis, saluran (terdiri dari epididimis, vas deferens, uretra), kelenjar aksesori (mencakup vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretral), dan struktur penunjang (skrotum dan penis). Fungsi sistem reproduksi pria antara lain; (1) memproduksi sperma dan hormon testosteron, (2) duktus (saluran) untuk mengangkut, menyimpan, dan mematangkan sperma, (3) kelenjar aksesori mensekresi semen, dan (4) uretra pada penis untuk saluran ejakulasi semen dan ekskresi urine.
a.    Skrotum
Dari luar, skrotum terlihat seperti satu kantung yang dipisah menjadi 2 bagian lateral oleh raphe. Di dalam, scrotal septum yang terdiri dari jaringan otot polos (disebut otot dartos) dibagi menjadi dua, yang masing-masing berisi satu testis. Kedua testis dihubungkan oleh otot cremaster. Dengan posisi letak dan kontraksi otot-ototnya, skrotum berfungsi untuk mempertahankan suhu testis.


b.  Testis
Testis disebut juga testikel, Testis dilindungi oleh suatu membran yang disebut tunica vaginalis. Cairan yang ada di membran tersebut disebut hydrocele. Di dalam tunica vaginalis terdapat semacam kapsul berwarna putih yang disebut tunica albuginea yang memanjang ke dalam membentuk sekat yang membagi testis ke beberapa bagian yang disebut lobus. Tiap-tiap lobus mengandung tubulus seminiferus yang merupakan tempat spermatogenesis, yaitu pembentukan sperma.
          Tubulus seminiferus mengandung dua macam sel, yaitu sel spermatogenik (sel tempat mensistesis sperma) dan sel sertoli (membantu proses spermatogenesis). Sel spermatogonia yang berkembang dari sel benih primordial akan aktif pada masa pubertas/. Aktifnya spermatogonia ditandai dengan adanya spermatogenesis.
          Spermatogonium (2n) mengalami mitosis dan terbentuk dua spermatosit primer (2n). Kemudian terjadi meiosis I dimana masing-masing spermatosit primer menjadi spermatosit sekunder (n). Setelah itu terjadi meiosis II dan terbentuk total 4 spermatid (n). Tahap terakhir dari spermatogenesis yaitu spermiogenesis dimana masing-masing spermatid menjadi sel sperma.
c.       Sperma
Sperma bertugas untuk membuahi ovum. Bagian utama sperma adalah bagian kepala dan ekor. Kepala sperma mengandung nukleus, dengan selaput pada ujungnya yang mengandung enzim hyaluronidase dan protease untuk penetrasi ke ovum. Bagian ekor terbagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian leher (mengandung sentriol), bagian tengah (mengandung mitokondria), principal piece (bagian terpanjang dari ekor), dan bagian akhir (merupakan terminal). Sel sperma tidak bertahan lebih dari 8 jam di luar tubuh.
Hormon yang terlibat dalam spermatogenesis adalah testosteron yang produksinya dimulai oleh LH yang merangsang sel Leydig pada tubulus seminiferus untuk mensekresikan testosteron, sedangkan FSH merangsang spermatogenesis.
     d.  Saluran reproduksi pada pria
          Saluran Testis
Sel sertoli mengeluarkan cairan yang mendorong sperma untuk melewati lumen tubulus seminiferus untuk kemudian ke sebuah saluran lurus yang sangat pendek, dan kemudian sampai ke epididimis.


     e.  Epididimis
Saluran epididimis adalah sebuah saluran (duktus) yang panjangnya sekitar 6 m, merupakan tempat pematangan dan penyimpanan sperma. Sperma dapat berada di epididimis hingga berbulan-bulan. Bila tidak dikeluarkan, sperma akan reabsorpsi oleh tubuh.
     f.  Vas deferens
          Vas deferens terletak pada akhir epididimis, panjangnya sekitar 45 cm. Seperti halnya epididimis, vas deferens dapat menyimpan sperma selama berbulan-bulan.
     g.  Saluran spermatik
          Saluran spermatik merupakan salah satu struktur penunjang sistem reproduksi pada pria yang terdiri dari vas deferens yang menanjak melalui skrotum, arteri testikuler, vena, saraf otonom, pembuluh limfa, dan otot cremaster.
          h.  Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi mempunyai panjang sekitar 2cm dan dibentuk dari kesatuan duktus dari seminal vesikel dan ampulla vas deferens. Berfungsi sebagai saluran sperma untuk keluar.
          i.   Uretra
Uretra adalah saluran terminal dari sistem reproduksi dan sistem perkemihan. Berfungsi sebagai saluran keluar baik urine maupun semen. Panjangnya sekitar 20 cm, melalui prostat, perineum, dan penis, Terbagi menjadi 3 bagian, yaitu uretra prostatik, uretra membranosa, dan spongy urethra yang berakhir di external urethra orifice.
          j.   Vesikula seminalis
Cairan yang mengandung fruktosa, prostaglandin dan gmpalan protein dikeluarkan melalui vesikula seminalis. Cairan ini membantu menetralkan suasana asam yang dapat menonaktifkan dan membunuh sperma. Fruktosa digunakan sperma untuk membentuk ATP, prostaglandin berperan dalam viabilitas sperma. Gumpalan protein berfungsi untuk membantu semen menggumpal setelah ejakulasi.
          k.  Kelenjar prostat
Prostat mensekresi cairan seperti susu yang agak asam (pH 6,5), mengandung beberapa substansi; (1) Citrid acid yang digunakan oleh sperma untuk produksi ATP melalu siklus Krebs, (2) beberapa enzim proteolitik, seperti PSA (prostate-spesific antigen), pepsinogen, amilase, dan hyaluronidase, (3) acid phosphatase, (4) seminalplasmin berperan dalam melawan bakteri.
          l.   Kelenjar Bulbouretral
Disebut juga kelenjar Cowper, menghasilkan cairan yang berfungsi untuk membersihkan uretra, menetralkan suasana asam dari urine pada uretra. Juga mensekresikan lendir yang melumasi ujung penis agar sperma tidak rusak pada saat ejakulasi.
          m. Semen
Semen adalah campuran dari sperma dan cairan seminal (terdiri dari sekresi tubulus seminiferus, vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar bulbouretral). Terdapat sperma 50-150 juta sperma per mL semen. Cairan seminal menyediakan perlindungan, makanan dan media transpor bagi sperma dari suasana asam. Kelainan dimana terdapat darah pada semen disebut hemospermia.
          n.  Penis
Penis berbentuk silinder, berfungsi sebagai saluran ejakulasi semen dan ekskresi urine. Penis terdiri dari tiga jaringan silinder, yang masing-masing dikelilingi oleh jaringan yang disebut tunica albuginea. Dua bagian dorsolateraldisebut corpora cavernosa penis. Bagian midventral, corpus spongiosum penis, mengandung uretra spons dan menyimpannya selama ejakulasi. Bagian luar terdiri dari erectile tissue (jaringan erektil).
Pada waktu melakukan senggama (coitus) sel mani dikeluarkan oleh kantong mani dan zat cair yang dihasilkan oleh kelenjar prostat.

2.      Anatomi sistem reproduksi wanita
Anatomi sistem reproduksi wanita terdiri dari bagian luar dan dalam yaitu:
a.    Bagian luar terdiri dari:
-       Bibir luar (labia mayor)
-       Bibir dalam (labia minora)
-       Klentit/klitoris yang sangat peka karena banyak mengandug serabut saraf.
-       Mulut vagina, merupakan rongga penghubung rahim dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina ditutupi oleh selaput dara (hymen) yaitu jaringan tipis yang membentuk cincin.

b.    Bagian dalam terletak di dalam rongga panggul terdiri dari:
-       Vagina (liang senggama/ kemaluan)
-       Mulut rahim (serviks)
-       Rahim (uterus)
-       2 buah saluran penghubung ovarium dengan rongga rahim, yang terletak disebelah kanan dan kiri rahim dan disebut tuba pallopi.
-       2 buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri.
Alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan. Bila salah satu bagian tidak berfungsi maka dengan sendrinya akan menghambat (mengganggu) fungsi reproduksi wanita.

3.      Sistem Reproduksi Wanita
      Sistem reproduksi wanita terbentuk di dalam indung telur. Dalam kedua indung telur terdapat ribuan sel telur yang belum masak, jumlahnya antara 30.000-40.000 buah.
Seorang wanita dalam hidupnya mengalami 3 masa kehidupan, antara lain:
a.    Masa kanak-kanak.
b.    Masa reproduksi, dimana seorang wanita mengalami masa haid, usia antara 12-15 tahun yang biasanya disebut masa akil balig. Perempuan yang telah memasuki akil balig, biasanya disertai pula dengan perubahan jasmani dan rohani. Ditandai dengan adanya perasaan tertarik pada lawan jenis atau mulai tertarik kepada lawan jenisnya.
c.    Masa tua dimana seorang mengalami mati haid (menopause) yakni pada usia sekitar 45-49 tahun.
Usia subur atau reproduksi bagi seorang wanita dapat dibagi ke dalam 3 fase, yaitu:
a.    Reproduksi muda, yaitu bila seorang wanita hamil dan melahirkan anak dalam usia antara 15-19 tahun. Dan sebaiknya menunda kehamilan/kesuburan, bilamana telah terjadi pernikahan. Jika pada remaja yang belum menikah sebaiknya masa ini adalah masa untuk pendewasaan usia perkawinan.
b.    Reproduksi sehat yaitu apabila seorang wanita hamil kemudian melahirkan anak pada usia sekitar 20-35 tahun.
c.    Reproduksi tua yaitu apabila seorang wanita hamil dan melahirkan anak pada usia 35 tahun ke atas.
      Bagi istri yang berusia antara 20-30 tahun, jarak kehamilan antara anak pertama dan kedua sebaiknya adalah 3 sampai 4 tahun. Sedangkan istri yang berusia diatas 30 tahun, sebaiknya mengakhiri kehamilan/kesuburan atau tidak melahirkan lagi.

4.      Daur haid pada wanita
      Daur haid adalah siklus haid atau perputaran waktu mendapat haid yang satu dengan waktu haid berikutnya. Setiap wanita mendapat haid tidak sama, tanggal mendapatkan haid berbeda, banyaknya darah yang keluar ada yang sedikit ada yang banyak, namun tidak lebih dari 50 cc. pada waktu haid ada yang merasa sakit dan ada yang tidak.
Haid dikenal ada 2 macam:
1.    Haid dengan ovulasi yakni haid yang normal yang didahului dengan ovulasi sekitar 14 hari sebelumnya.
2.    Haid tanpa didahului dengan ovulasi. Karena tanpa ovulasi maka tidak terjadi pengaruh progesterone terhadap rahim, sehingga selaput lendir rahim masih tetap menebal sampai terjadi haid.

B.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  REPRODUKSI MANUSIA
1.      Faktor organobiologik
      Dalam kelompok faktor organobiologik ini termasuk diantaranya:
-       Umur manusia. Diketahui bahwa puncak kesuburan wanita umumnya berada pada saat usia 24-25 tahun, fungsi reproduksi akan menurun setelah melewati usia tersebut.
-          Faktor gizi.
-          Infeksi; seperti radang kelenjar parotis pada mulut (gondongan), TBC, kencing nanah, radang prostat, kusta, cacar dan sebagainya.
-          Alergi dan gangguan imunologik
-          Kegagalan ginjal menahun
-          Kencing manis.
-          Kelumpuhan bagian bawah anggota badan.
-          Kelainan endokrim pada kelenjar hipofise otak
-          Klainan kromosom
-          Kelainan letak: misalnya tidak turunnya buah zakar dalam kantong zakar.
-          Gangguan persenggamaan; seperti impotensi
-          Pengaruh dari luar: misalnya obat, zat kimia, radiasi, suhu lingkungan sekitar dan sebagainya.

2.      Faktor psikoedukatif

      Faktor psikoedukatif adalah faktor kejiwaan, pendidikan dan pengetahuan manusia. Misalnya untuk memberikan landaan masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya (dengan bekal pengetahuan yang cukup) maka keluarga/pasangan suami istri terdorong untuk ber-KB.
 
3.      Faktor sosio-kultural

      Faktor lingkungan masyarakat dan sosial budaya berpengaruh dalam menentukan jumlah dan nila anak. Artinya dalam kelompok social budaya member pengaruh pula terhadap reproduksi manusia. Misalnya, pandangan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan anak perempuan, atau yang menyatakan banyak anak banyak rejeki, yang mendorong setiap pasangan usia subur untuk memiliki anak lebih sari 2, dengan mengabaikan keselamatan ibu yang bersangkutan.
C.      HORMON-HORMON REPRODUKSI
1.      GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
2.      FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
3.      LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
4.      Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh.
Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
5.      Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
6.      HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.
7.      LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.

ALAT INDRA ( MATA DAN TELINGA )


A.    Pancaindera Mata dan Penglihatan
Alat untuk kita melihat dinamakan mata. Umumnya mata digambarkan sebagai boai , tetapi sebetulnya lonjong dan bukan seperti bola. Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening serta terdiri atas tiga lapisan.
1.      Bola mata
Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening serta terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan luar (fibrus) yang merupakan lapisan penyangga, lapisan tengah (vaskuler), dan lapisan dalam (lapisan saraf).
Otot-otot oblik adalah otot inferior dan superior. Otot bolik superior menggerakkan mata ke bawah dan ke sisi luar, sementara otot oblik inferior menggerakkan mata ke atas dan juga ke sisi luar. Mata bergerak secara serentak dalam artian kedua mata bergerak bersamaan ke kanan atau ke kiri, ke bawah atau ke atas, dan seterusnya.
Sclera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sclera membentuk putih mata dan bersambung pada bagiand epan drngan sebuah jendela memberan yang bening, yaitu kornea. Sclera melindungi struktur mata yang sangat halus serta membantu mempertahankan bentuk biji mata.
Khoroid atau bagian lapisan tengah berisi pembuluh darah yang merupakan tanting-ranting arteri oftalmika, cabang dari arteria karotis interna. Lapisan vaskuler ini membentuk iris yang berlubang di tengahnya, atau yang disebut pupil mata. Selaput berpigmen di sebelah belakang iris memancarkan warnanya dan dengan demikian menentukan apakah sebuah mata itu berwarna biru, coklat, kelabu, dan sebagainya. Khoroid bersambung pada bagian depannya dengan iris, dan tepat di belakang iris, selaput ini menebal guna membentuk korpus siliare, sehingga korpus siliare terletak diantara khoroid dan iris. Korpus siliare berisi serabut otot sirkuler dan serabut-serabut yang letaknya seperti jari-jari sebuah lingkaran. Kontraksi otot sirkuler, menyebabkan pupil mata juga berkontraksi.
Retina adalah lapisan saraf pada mata yang terdiri atas sejimlah lapisan serabut yaitu sel-sel saraf, batang-batang, dan kerucut. Semuanya termasuk dalam retiana yang merupakan jaringan saraf halus yang menghantarkan impuls saraf dari luar menuju diskus optic yang merupakan titik di mana saraf optic meninggalkan biji mata. Titik ini disebut bintik buta, oleh karena tidak mempunyai retina. Bagian yang paling peka pada retina adalah macula, yang terletak tepat external terhadap diskus optic, persis berhadapan dengan pusat pupil.
Bila biji mata dilihat dari depan ke belakang maka akan terlihat bagian sebagai berikut:
1)      Kornea
Merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sclera yang putih dan tidak tembus cahaya.
2)      Bilik anterior
Terletak diantara kornea dan iris
3)      Iris 
Tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput khoroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot yang berfungsi untuk mengecilkan ukuran pupil dan melebarkan ukuran pupil itu.
4)      Pupil
Bintik tengah yang berwarna hitam yang merupakan celah dalam iris.
5)      Bilik posterior
Terletak diantar iris dan lensa.
6)      Aques humor
Cairan yang berasal dari badan siliari dan diserap kemblai ke dalam aliran darah pada sudut antar iris adan kornea melalui vena halus.
7)      Lensa
Merupakan benda transparan biconvex yang terdiri dari beberapa lapisan. Lensa persis di belakang iris. Membran ligamentum suspensorim terdapat di depan dan belakang lensa yang berfungsi mengaitkan lensa itu pada bagian siliari.


8)      Vitreus humor








Darah di belakang biji mata hingga retina, yang diisi cairan albumen  berwarna keputih-putihan seperti agar-agar yang berfungsi member bentuk dan kekokohan pada mata serta mempertahankan hubungan antara retina dengan selaput khoroid san sklerotik.
2.      Bagian-bagian mata
1)      Alis
Alis adalah dua potong kulit tebal yang melengkung yang ditumbuhi bulu. Alis dikaitkan pada otot-otot sebelah bawahnya, serta berfungsi melindungi mata dari sinar matahari.
2)      Kelopak mata
Merupakan dua lempengan , yaitu lempengan tersal yang terdiri dari jaringan fibrus yang sangat padat, serta dilapisi kulit dan dibatasi konjuktiva. Jaringan di bawah kulit ini tidak mengandung lemak. Kelopak mata atas lebih besar daripada kelopak mata bawah, serta digerakkan oleh otot levator palpebrae. Kelopak-kelopak itu ditutup oleh otot-otot melingkar yaitu muskulus orbikularis okuli. Bulu mata dikaitkan pada pinggir kelopak mata serta melindungi mata dari debu dan cahaya.
3)      Konjunktiva
Selaput lendir yang melapisi sisi dalam kelopak mata, serta menutupi bagian depan sclera. Selaput itu bersambung dengan selaput lendir yang melapisi saluaran kantong air mata dan juga bersambung dengan saluran naso-lakrimal.
4)      Kelenjar air mata
Terdiri atas kelenjar air mata majemuk yang terletak pada sudut luar, sebelah atas rongga orbita. Kelenjar-kelenjar itu mengeluarkan air mata yang berada pada pinggir atas dan luar mata, lantas dituangkan ke dalam kantong konjunktia dari saluran lakrimal.
B.     Alat Indera Telingan dan Pendengaran
Telinga adalah organ pendengaran yang terdiri ata tiga bagian yaitu:
1.      Telinga luar
Terdiri atas aurikel atau pinna dan meatus auditorius externa yang menjorok ke dalam menjauhi pinna, serta mengahantarkan getaran suara munuju membrane timpani.
Liang ini berukuran sekitar 2,5 cm sepertiga luarnya adalah tulang rawan sementara dua pertiga dalamnya berupa tulang. Bagian tulang rawan tidak lurus serta bergerak kea rah atas dan belakang. Liang ini dapat dilutuskan dengan cara mengangkatkan daun telinga ke atas dan ke belakang.
Aurikel berbentuk tidak teratur serta terdiri dari tulang rawan dan jaringan fibrus, kecuali pada ujung paling bawah, yaitu cuping telinga, yang terutama terdiri dari lemak.

2.      Telinga tengah atau rongga timpani
Merupakan bilik kecil yang mengandung udara. Rongga itu terletak sebelah membrana timpani (gendang telinga), yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius externa. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan dinding membranosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut aditus.
Tuba eustakhius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-farinx, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius externa serta melalui tuba   eustakhius (faring timpanik).
Tulang-tulang pendengaran terdiri atas tiga tulang kecil yang tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari membrana timpani menuju rongga telinga dalam. Tulang sebelah luar adalah malleus berbentuk martil dengan gagang yang terkait pada membrana timpani, sementara kepalanya menjulur ke dalam ruang timpani.
Tulang yang berada di tengah adalah inkus atau landasan , sisi luarnya bersendi dengan mallues, sementara sisi dalamnya bersendi dengan sisi dalam sebuah tulang kecil, yaitu stapes.
Stapes atau tulang sanggurdi yang dikaitkan pada inkus dengan ujungnya yang lebih kecil, sementara dasrnya yang bulat panjang terkait pada membran yang menutup fenestra vestibule atau tingkap jorong. Rangkaian tulang-tulang ini berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju rongga telinga dalam.
Prosesus mastoideus adalah bagian tulang temporalis yang terletak di belakang telinga, sementara ruang udara yang berada pada bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga telinga tengah.

3.      Rongga telinga dalam
Berada pada bagian dalam os petrosum tulang temporalis. Rongga telinga dalam itu terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai aluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut labirin tulang, dan dilapisi membran sehingga membentuk labirin membranosa. Saluran-saluran bermembran ini mengandung cairan dan ujung-ujung akhir saraf pendengaran dan keseimbangan.
Labirin tulang terdiri dari tiga bagian yaitu:
1)      Vestibula
Merupakan bagian tengah dan tempat bersambungnya bagian-bagian lain.
2)      Saluran setengah lingkaran
Saluran ini bersambung dengan vestibula.
3)      Kokhela
Tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya laksana rumah siput. Belitan-belitan itu melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian tengah dari tulang dan disebut  modiulus.
Dalam setaip belitan, terdapat saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfe, sementarad di luar labirin membranosa dan dalam labirin tulang disebut perilimfe. Fenestra vestibule dan fenestra kokhlea menghadap ke telinga dalam.  Tujuan dari adanya Fenestra vestibule dan fenestra di dalam labirin tulang agar getaran dapat dialihkan dari rongga telingah tengah , guan dilangsungkan dalam perilimfe, kemudian getaran dalam perilimfe dialihkan menuju endolimfe, dan dengan demikian merangsang ujung-ujung akhir saraf pendengaran.
4)      Nerveus auditorius (saraf pendengaran)
Terdiri dari dua bagian yang salah satunya  pengumpul sensibilitas dari bagian vestibuler rongga telinga dalam yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medulla oblongata, lantas kemudian bergerak terus menuju serebelum. Bagian kokhlearis pada nervus auditorius adalah saraf pendengaran sebenarnya. Serabut-serabut sarafnya mula-mula dipancarkan kepada sebuah nukleus khusus yang berada tepat di belakang thalamus, lantas dari sana dipancarkan lagi menuju pusat penerima akhir dalam kortex otak yang terletak pada bagian bawah lobus temporalis.