BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli
teknlogi mulai mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip ilmiah
melalui penelitian dan berupaya menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Bioteknologi tidak hanya di manfaatkan dalam industri makanan, tetapi telah
mencakup berbagai bidang seperti rekayasa genetika, penanganan polusi,
penciptaan sumber energi dan lainnya. Dengan adanya penelitian serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi makin besar
manfaatnya untuk masa yang akan datang.Istilah bioteknologi pertama kali
dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur dari Hongaria. Pada tahun 1917
istilah bioteknologi digunakan untuk mendiskripsikan produksi babi dalam skala
besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya. Sampai tahun 1970
bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemikal enginering)
dan pada umumnya perkuliahan yang berhubungan dengan bioteknologi juga
diberikan oleh Jurusan Rekayasa Kimia atau Rekayasa Biokimia.Bioteknologi
merupakan teknologi yang menggunakan organisme hidup atau bagian-bagiannya
untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Dengan kata lain, bioteknologi
merupakan penggunaan organisme atau sistem hidup untuk memecahkan suatu masalah
atau untuk menghasilkan produk
1.2.Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana sejarah perkembangan dari
bioteknologi?
2.
Bagaimana perbedaan dari bioteknologi klasik dan
bioteknologi modern?
3. Bagaimana
teknologi yang mendasari bioteknologi?
1.3.Tujuan
1.
Untuk mengetahui sejarah
perkembangan dari bioteknologi.
2.
Untuk mengetahui perbedaan antara
bioteknologi klasik dan bioteknologi modern.
3.
Untuk mengetahui teknologi yang
mendasari bioteknologi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Sejarah
Perkembangan Bioteknologi
Bioteknologi sudah ada sejak 10.000 tahun yang lalu.
Mikroorganisme sudah digunakan orang dalam pembuatan bir, cuka, yoghurt, dan
keju. Pada zaman romawi, anggur sudah dikenal orang. Pembuatan bahan kimia
pertama dengan menggunakan mikroorganisme dilakukan pada abad ke-14, yaitu pada
pembuatan etanol. Industri fermentasi modern dikenal sejak perang dunia I,
yaitu produksi dalam skala besar berbagai bahan kimia, seperti gliserol dengan
menggunakanm ragi, aseton-butanol dengan menggunakan bakteri Clostridium
acetobutilicum dan asam sitrat dengan menggunakan jamur Aspergillus
niger. Fermentasi semi kontinu mulai dikenal selama perang dunia II. Perang
dunia II memicu orang untuk meningkatkan produksi anti bioik penisilin.
Produksi penisillin berhasil ditingkatkan dengan memperbaiki galur jamur yang
digunakan dan mengembangkan teknologi fermentasi dalam skala besar. Pencarian
antibiotik lain dari berbagai mikroorganisme lain juga terus dilakukan. Sesudah
tahu 1960-an, kultur sel hewan dalam skala besar mulai digunakan dalam
pembuatan vaksin dan pembuatan obat seperti ionterferon.
Berbeda dengan kultur mikroorganisme, kultur sel tidak dapat
tumbuh sebagai suspensi tetapi memerlukan suatu permukaan tempat melekatnya sel
hewan. Pada tahun 1970-an berhasil dibuat hibridoma, yaitu hasil fusi sel tumor
denagn sel limfosit penghasil antibodi. Masing-masing sel hibridoma
menghasilkan antibodi monoklonal, yaitu antibodi terhadap bagian spesifik dari
suatu protein. Antibodi monoklonal banyak digunakan dalam diagnostik, terapi
terhadap suatu penyakit dan proses pemurnian protein. Kultur sel tumbuhan dapat
diregenerasi menjadi tanaman baru. Dari suatu kultur sel tumbuhan dapat
dihasilkan ratusan tanaman baru. Sel yang bebas dari virus dapat diisolasi dan
dikulturkan sehingga dapat dihasilkan tanaman yang bebas virus dan ini dapat
meningkatkan produksi.
Pada tahun 1980-an, bioteknologi berkembang secara pesat
akibat munculnya teknologi DNA rekombinan yang memberi kemampuan bagi manusia
untuk memotong dan menyambung kembali molekul DNA secara in-vitro.
Dengan demikian gen yang berasal dari suatu spesies dapat dipindahkan ke
spesies lain. Dengan teknologi DNA rekombinan, bakteri Escherichia coli
dapat digunakan untuk memproduksi hormon manusia dalam skala besar. Hewan dan
tumbuhan dapat dimodifikasi dengan menambahkan gen yang berasal dari spesies
lain sehingga diperoleh hewan atau tumbuhan transgenik. Aplikasi
komersial pertama dari teknologi DNA rekombinan adalah produksi protein skala
besar oleh bakteri, seperti protein yang berupa hormon dan enzim. Kemudian
produksi molekul kecil dapat dilakukan dengan mengklon gen-gen yang terlibat
dalam biosintesis molekul tersebut dalam satu fragmen DNA. Penggunaan DNA
dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dikembangkan
sejak akhir tahun 1980-an, memungkinkan orang untuk mengisolasi fragmen DNA
tertentu dari satu sel kemudian dilipatgandakan misalnya sel yang terdapat
ujung rambut, bercak darah kering atau fosil yang berumur ribuan tahun. Teknik
ini dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosis penyakit dan mencari bukti kejahatan
pada ilmu forensik.
2.2.Perbedaan Bioteknologi Klasik
dengan Bioteknologi Modern
Selama beribu-ribu tahun kita telah menggunakan mikroba
seperti khamir dan bakteri untuk membuat produk-produk yang berguna seperti
roti, anggur, keju, toghurt, tempe dan nata de coco. Produk-produk makanan dan
minuman tersebut termasuk hasil dari bioteknologi klasik.
Bioteknologi sebenarnya bukan suatu hal yang baru, tapi
jauh
sebelumnya sudah ada. Ada 4 fase perkembangan yang pada akhirnya sampai kepada
sistim bioteknologi modern.
1.Produksi
Bioteknologi Makanan dan Minuman
-Pembuatan Bir : Dilakukan sejak 6000 tahun sebelum
masehi oleh orang-orang somaria dan babilonia kuno sudah memanfaatkan Bir
sebagai minuman yang merupakan hasil fermentasi. Namun pada saat itu
keterlibatan organisme belum dijabarkan
hingga pada abad ke –17. Studi permulaan yang dilakukan oleh Pasteur (1857 dan 1876) yang membuktikan bahwa mikroorganisme berperan dalam proses
fermentasi tersebut dari temuan tersebut
beliau dianggap sebagai Bapak
Bioteknologi
-Proses lain yang
didasari oleh aktivitas mikroorganisme adalah produk susu fermentasi seperti keju dan yoghurt dan di Asia contohnya kecap dan tempe.
2. Proses Bioteknologi Semula Dikembangkan pada Kondisi Tidak Steril
Pada akhir abad ke
19 banyak senyawa seperti etanol, asam asetat, berbagai asam organic, butanol
dan aseton dihasilkan dengan menggunakan metode fermentasi terbuka terhadap
lingkungan. Contoh lainnya adalah pengolahan
air buangan dan pengomposan padatan dari kota.
3.Pengenalan Sterilisasi dalam Proses Bioteknologi
Sterilisasi terhadap
media dan bioreaktor dilakukan agar terhidar dari mikroorganisme kontaminan
sehingga mikroba (biokatalis) saja yang berperan didalam reactor. Contoh: antibiotika,
asam amino, asam organic, enzim steroid, polisakarida dan vaksin.
4.Demensi Baru dan Kemungkinannya Untuk Industri Bioteknologi
Perkembangan biologi
molekuler tidak saja menimbulkan demensi baru tetapi juga meningkatkan efiensi
yang berpengaruh terhadap peran bioteknologi dimasa depan terhadap perekonomian
dunia.
Inovasi baru menyangkut diantaranya :
1. Rekayasa Genetika
Adanya materi dasar
kehidupan yang disebut gen yang secara structural disusun oleh DNA dan RNA yang berfungsi mengatur semua aktivitas
kehidupan yang merupakan pijakan awal dalam mendapatkan suatu individu yang
diharapkan melalui teknik rekombinasi
DNA
Teknik
baru rekombinan DNA melibatkan pemecahan
sel, ekstraksi DNA, pemurnian dan fragmentasi (pemotongan)
selektif DNA dengan menggunakan
enzim sangat spesifik , pemisahan, analisis, pemilihan dan pemurnian fragmen yang mengandung gen yang diinginkan, pemasukkan hybrid DNA ke dalam
suatu sel terpilih buntuk memproduksi
dan sintesis selluler.
Dengan teknologi rekayasa genetika terbuka
peluang misalnya:
- Penggantian obat
semprot kimia sintesis dengan mikroba
hasil rekayasa genetika.
- Bidang fermentasi sederhana dapat
diganti dengan fermentasi yang menggunakan mikroba
yang telah direkayasa, sehingga dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak dan lebih cepat dengan menggunakan bahan mentah yang
lebih irit dan biaya produksi jauh lebih murah.
- Dalam bidang peternakan dan pertanian orang pada jaman dahulu ingin memilih sifat
baik suatu ternak atau tanaman dengan melakukan seleksi atau pemuliaan yang banyak mendapat kendala seperti memakan
waktu yang lama. Tapi dengan teknologi
DNA rekombinan orang dapat memproduksi coklat, vanili, bumbu penyedap-
pengharum, bahan kosmetik, obat tanpa harus menanam tumbuhan yang
menghasilkan bahan-bahan itu pada suatu
lahan pertanian.
- Dalam Bidang kesehatan, berbagai penyakit dengan mudah, lebih
cepat, dan lebih murah untuk mendiagnosa, mengobati dan melakukan pencegahan.
2. Teknologi Enzim
Peran enzim adalah :
a)
Sebagai Katalis (memperlancar setiap reaksi kimia)
b)
Aktivitas molekuler dalam tubuh agar berlangsung cepat irit energi, tidak menimbulkan panas, tidak
mengubah keseimbangan elektrolit cairan
tubuh dan mencegah penimbunan bahan
yang menghalangi aktivitas.
c)
Enzim diekstrak dari tubuh organisme kemudian digunakan
untuk menghasilkan berbagai produk industri seperti : membuat anggur, bir,
wiski, pemanis, sirup dan sebagainya.
Bioteknologi modern dimulai dengan produksi bahan kimia
dalam skala besar dengan menggunakan mikroorganisme. Bioteknologi modern telah
berkembang secara pesat sejak munculnya teknik-teknik biologi molekul
(teknologi DNA rekombinan), sehingga manusia dapat mengotak-atik susunan
genetik dari mahluk hidup.
Dengan munculnya teknik-teknik biologi molekul inilah,
bioteknologi dikatakan merupakan suatu terobosan teknologi yang revolusioner.
Selama periode tahun 1960-an sampai tahun 1970-an, pengetahuan kita tentang
biologi sel dan molekuler sampai pada suatu titik yang memungkinkan kita untuk
memanipulasi suatu organisme ditaraf seluler atau molekuler. Memanipulasi suatu
organisme untuk kepentingan umat manusia bukanlah suatu hal yang baru, yang
baru adalah bagaimana melakukan manipulasi tersebut.
Gambar. Penemuan struktur DNA tahun
1953 sebagai pembuka perkembangan bioteknologi molekuler oleh James Watson dan
Francis Crick.
Sebelumnya, kita menggunakan suatu organisme utuh tetapi
sekarang menggunakan sel-sel dan molekul organisme tersebut. Sebelumnya kita
melakukan manipulasi tanpa mengetahui mekanisme yang mendasari manipulasi
tersebut. Cara manipulasi kita sulit diprediksi hasilnya. Tetapi kita sekarang
mengerti manipulasi yang kita lakukan pada taraf yang paling mendasar aitu pada
taraf molekuler atau gen. Oleh karena itu, kita dapat memprediksi pengaruh
manipulasi yang dilakukan dan mengarahkan perubahan yang diinginkan dengan
tingkat ketepatan yang tinggi.
3.3.Teknologi
yang mendasari Bioteknologi
Beberapa teknologi yang mendasari Bioteknologi:
1. Teknologi Antibodi Monoklonal
(TAM)
Teknologi antibodi monoklonal menggunakan sel-sel sistem
imunitas yang membuat protein yang disebut antibodi. Sistem kekebalan kita
tersusun dari sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk melokalisir dan
menghancurkan substansi yang dapat memasuki tubuh kita. Tipa tipe sel mempunyai
tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat membedakan dari sel tubuh
sendiri (self) dan sel-sel asing (non self). Salah satu dari sel
tersebut adalah sel limfosit B yang mampu menanggapi masuknya substansi asing
denngan spesivitas yang luar biasa.
Dengan mengetahui cara kerja anti bodi, kita dapat
memanfaatkannya untuk keperluan deteksi, kuantitasi dan lokalisasi. Pengukuran
dengan pendeteksian dengan menggunakan TAM relatif cepat, lebih akurat, dan
lebih peka karena spesifitasnya tinggi.
TAM saat ini digunakan untuk deteksi kehamilan, alat
diagnosis berbgai penyakit infeksi dan deteksi sel-sel kanker. Karena
spesifitasnya yang tinggi maka TAM dapat digunakan untuk membunuh sel kanker
tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat. Selain kegunaannya untuk mendiagnosis
penyakit pada manusia, TAM juga banyak dipakai untuk mendeteksi
penyakit-penyakit pada tanaman dan hewan, kontaminasi pangan dan polutan
lingkungan.
2. Teknologi Bioproses
Teknologi bioproses menggunakan sel-sel hidup atau komponen
mekanisme biokimia untuk mensintesis, menguraikan atau membebaskan energi.
Kebanyakan yang dipakai adalah sel organisme bersel tunggal seperti bakteri,
archae bakteri dan khamir. Sedangkan komponen seluler yang sering dipakai
adalah sekelompokmprotein yang disebut enzim.
a). Fermentasi. Teknologi bioproses yang paling kuno
dan paling dikenal adalah fermentasi melalui mikroba. Pada mulanya produk
fermentasi asal mikroba diperoleh dari serangkaian reaksi yang dikatalis enzim
untuk menguraikan glikosa. Dalam proses penguraian glukosa untuk mendapatkan
energi, mikroba melakukan reaksi sintesis senyawa sampingan yang dapat
digunakan untuk keperluan manusia, seperti: karbondioksida untuk mengembangkan
roti, etenol untuk produksi anggur dan bir, asam laktat untuk produksi yoghurt
dan susu fermentasi lainnya, serta asam asetat untuk berbagai jenis cuka dan
acar. Sekarang kita telah mengembangkan pemakaian mesin biokimia ini sampi
diluar lintasan metabolisme penguraian glukosa. Kita telah memanfaatkan
fermentasi asal mikroba untuk mensintesis berbagai macam produk lain termasuk
anti biotik, asam amino, hormon, vitamin, pelarut-pelarut organik, pestisida,
bahan-bahan pembantu proses pengolahan pangan, pigmen, enzim, inhibitor enzim
dan berbagai bahan biofarmasi.
b). Biodegradasi. Mikroba dan enzim yang digunakan
untuk menguraikan molekul-molekul organik dapat membantu kita untuk
membersihkan atau memecahkan sejumlah masalah lingkungan tertentu seperti:
tumpahan minyak, tempat-tempat pembuangan bahan toksik, dan residu pestisida.
Pemanfaatan populasi mikroba untuk membersihkan polusi lingkungan disebut bioremediasi.
Salah satu contoh adalah bioremediasi dalam pemakaian bakteri pemakan minyak
untuk membersihkan tumpahan minyak Exxon Valdez di Prince William Sound, Alaska
pada tahun 1989 dan tumpahan minyak di Irak setelah perang teluk 1991. Di masa
mendatang kita dapat menggunakan limbah rumah tangga dan pertanian untuk memproduksi
energi melalui bantuan mikroba. Berbagain jenis mikroba juga berperan untuk
mencegah terjadinya ledakan penyakit, baik dalam bidang pertanian, perikanan,
maupun peternakan. Pemakaian bakteri tertentu untuk biokondisioner sudah sangat
dikenal di sektor pertambakan udang dan pertanian tanaman tertentu.
3. Teknologi Sel dan Kultur Jaringan
Teknologi sel dan kultur jaringan adalah teknologi yang
memungkinkan kita menumbuhkan sel jaringan dalam nutrien sesuai di
laboratorium.
4. Kultur sel tanaman. Kulturr sel dan jaringan tanaman
merupakan aspek yang sangat penting dalam bioteknologi tanaman. Teknologi ini
berlandaskan pada kemampuan unik sel-sel atau jaringan tanam untuk menghasilkan
tanaman multiseluler dari satu sel tunggal yang dapat berdiferensiasi
(totipotensi). Rekayasa genetika tanaman biasanya dilakukan pada taraf satu sel
tunggal. Jika satu sel daun direkayasa agar membawa sifat yang menguntungkan
misalnya membawa sifat yang resisten terhadap serangga, maka sel tersebut harus
dapat berkembang menjadi tanaman utuh sehingga dapat bermanfaat bagi petani.
5. Kultur sel hewan. Sel dan jaringan tumbuahn bukan
satu-satunya yang dipakai dalam bidang pertanian. Dengan menggunakan kultur sel
insekta (serangga) untuk menumbuhkan virus-virus yang dapat menginfeksi
serangga memungkinkan kita untuk memperluas pemakaian virus dan baculovirus
sebagai agen biokontrol. Masyarakat medis menggunakan kultur sel untuk
mempelajari aspek keamanan da efektivitas senyawa biofarmasi, mekanisme
molekuler infeksi virus dan replikasinya, sifat toksisitas suatu senyawa serat
dasar-dasar biokimia sel. Kombinasi antara kultur sel mamalia dan teknologi
bioproses akan memberikan harapan untuk memproduksi senyawa seluler tertentu
dalam jumlah besar. Studi lanjut dalam kultur sel mamalia saat ini memungkinkan
para pakar untuk menumbuhkan berbagai jenis sel manusia yang pada akhirnya
dapat digunakan untuk memproduksi suatu jaringan tertentu untuk mengganti suatu
jaringan yang rusak atau hilang, misalnya karena penyakit atau kecelakaan.
6. Teknologi Biosensor
Teknologi biosensor merupakan gabungan antara biologi
molekuler dan mikroelektronika. Suatu biosensor adalah suatu alat pendeteksi
yang terdiri dari suatu substansi biologi ayng digandengkan dengan suatu
transduser elektronika. Substansi bioogis dapat berupa mikroba, sel tunggal
dari hewan multi seluler atau komponen seluler seperti enzim atau anti bodi.
Biosensor memungkinkan kita untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa yang hanya
terdapat dalam konsentrasi yang sangat rendah.
Biosensor bekerja apabila senyawa kimia yang diukur
konsentrasinya bertumbukan dengan detektor biologis, sehingga trasduser akan
menghasilkan suatu arus listrik kecil. Besar kecilnya sinyal listrik ini
sebanding dengan konsentrasi senyawa kimia yang terdapat di lingkungan
tersebut.
Teknologi biosensor dapat digunakan dalam berbagai bidang,
seperti pengukuran derajad kesegaran suatu bahan pangan, memonitor suatu proses
industri, atau mendeteksi suatu senyawa yang terdapat dalam jumlah kecil di
dalam darah.
BAB
III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Perkembangan bioteknologi berlangsung sangat pesat dengan
adanya perkembangan biologi molekuler yang menggunakan teknik-teknik canggih
untuk menciptakan terobosan baru dalam rangka peningkatan efisiensi dan ekonomi
industri bioteknologi. Teknik-teknik yang digunakan dalam bioteknologi antara
lain: kultur jaringan melalui protoplasma, rekayasa genetika yang
meliputimanipulasi DNA rekombinan, teknik penginderaan secara molekulerdan
kelengkapan rancang bangun suatu alat untuk menumbuhkan mikroba yang
memungkinkan berlangsungnya suatu reaksi biologi.
0 komentar:
Posting Komentar