KANKER DAN PENUAAN

Senin, 18 Juni 2012

KANKER DAN PENUAAN

A.      KANKER
Saat ini mulai banyak penyakit yang muncul. Dan kanker merupakan salah satu penyakit yang mengerikan. Dan saya akan membahas salah satu penyakit yang mengerikan bagi manusia, yaitu kanker prostat.
Kanker prostat adalah keganasan yang terjadi di dalam kelenjar prostat. Beberapa dokter mempercayai bahwa kanker prostat dimulai dengan perubahan sangat kecil dalam ukuran dan bentuk sel-sel kelenjar prostat. Perubahan ini dikenal sebagai PIN (prostatic intraepithelial neoplasia). Hampir setengah dari semua orang yang memiliki PIN setelah berusia di atas 50 tahun. Orang yang mengalami PIN mengalami perubahan tampilan sel-sel kelenjar prostat pada mikroskop. Perubahan ini dapat berupa tingkat rendah (hampir normal) atau bermutu tinggi (abnormal).
Penyebabnya tidak diketahui, meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon testosteron.Kanker prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker no 3 pada pria dan merupakan penyebab utama kematin akibat kanker pada pria diatas 74 tahun.Kanker prostat jarang ditemukan pada pria berusia kurang dari 40 tahun.Pria yang memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker prostat adalah pria kulit hitam yang berusia diatas 60 tahun, petani, pelukis dan pemaparan kadmium.Angka kejadian terendah ditemukan pada pria Jepang dan vegetarian.
Pertumbuhan kanker prostat seringkali sangat lambat, bisa tidak menimbulkan gejala selama bertahun-tahun. Dengan semakin membesarnya kanker, keluhan mulai muncul karena desakan pada uretra menimbulkan iritasi atau menyumbat aliran air seni. Gejala yang timbul antara lain.
Air seni tidak lancar. Aliran urin lemah dan butuh waktu lebih lama untuk menuntaskan kencing.Penundaan. Anda mungkin harus menunggu beberapa saat di toilet sampai air seni mulai mengalir.Tetesan. Sedikit air seni mungkin menetes dan menodai celana dalam Anda tidak lama setelah Anda selesai kencing di toilet.Frekuensi.


B.  PENUAAN
Pada suatu pertemuan Gerontological Society di Washington, D.C Amerika yang berlangsung tenang dan serius, tiba-tiba terjadi kegaduhan ketika Angelo Turturro, Ph.D seorang ilmuwan pada National Center for Toxicological Research membuat pernyataan yang menghebohkan tentang apa yang disebut “aging”, adalah tidak lebih dari suatu koleksi atau kumpulan penyakit dan patologis. Dari meningkatnya gula darah dan tekanan darah sampai timbulnya katarak pada lensa mata dan keriput di kulit. Demikian pula menopause pada wanita adalah suatu penyakit katanya menjawab pertanyaan dari seorang peserta wanita.
Pernyataannya didasari atas hasil percobaannya bersama Ronald Hart, Ph.D., dilaboratorium mereka dan penelitian lain di seluruh dunia yang dilakukan pada binatang. Pada binatang percobaan yang diberi makanan dengan diet yang ketat dapat hidup lebih lama dan tidak dijumpai diabetes, penyakit jantung maupun kanker. Keadaan ini tidak terjadi pada binatang yang diberi makan tanpa diet. Pandangan ini diperkuat ketika Jeanne Calmet of Arles, France, yang masih bersepeda pada usia 100 tahun dan sampai meninggalnya pada bulan Agustus 1997 di usia 122 tahun 4 bulan 15 hari (rekor manusia tertua di dunia) tidak dijumpai penyakit mayor sebagai penyebab kematiannya.
Ada 3 teori yang yang mendasari terjadinya aging, yaitu:
1.      Teori sel
Ø  Teori Wear and Tear
Dr. August Weismann, tahun 1882 menyatakan teori ini berdasarkan pada beban penggunaan (pekerjaan) sel jaringan tubuh yang berlangsung lama, disertai pengaruh diet yang berlebihan, beban fisik dan stres. Mengakibatkan sel jaringan rapuh (robek), dan mati. Adanya faktor genetik yang membatasi usia sel (Hayflick limit).
Ø  Teori “clock” dan “counter”:
Setiap sel diatur oleh suatu DNA yang disebut telomere  (clock) yang terdapat pada bagian akhir setiap chromosom di dalam inti sel. Sesudah terjadi pembelahan sel, telomere akan mengecil dan memendek. Apabila telomere terlalu pendek akan menyebabkan sel menua dan mati. Pada penelitian diketemukan suatu enzim disebut telomerase (counter) yang dapat memperpanjang usia telomere. Sebagian besar sel tubuh mengandung telomerase, tetapi dalam keadaan “off”  (tidak aktif) sehingga sel dapat tua dan mati, sedangkan dalam beberapa sel tubuh lain dalam posisi “on” misalnya hemopoietic cells asal sel darah yang tidak bisa mati  (immortal). Contoh lain sel kanker yang tidak dapat tua (mati), karena ia memproduksi telomerase (“on”) sehingga telomere tetap aktif. Dimasa datang terapi telomere dapat mengontrol waktu hidup setiap sel, menghambat telomerase pada sel kanker untuk menghentikan pertumbuhannya dan memperpanjang usia telomere pada aging sel sehingga sel tersebut menjadi remaja kembali.
Ø  Dr. Wong’s Hypothesis
Grace Wong, Ph. D., adalah ilmuwan di departemen oncology moleculair Genentech menyatakan aging disebabkan terjadinya degradasi protein didalam sel akibat oksigen radikal bebas yang mengaktifasi enzim proteases (destructive enzym), banyaknya protein yang rusak mengakibatkan aging sel dapat mengalami apoptosis (mati). Antioxidant, seperti vitamin C dan E dapat mengikat radikal bebas dan mencegah aktifitas proteases. Pada penelitiannya ditemukan pula bahwa hormon pertumbuhan (HP) ternyata dapat mengaktifasi terbentuknya protease inhibitor yang menghambat langsung kerja proteases. Pada laboratorium percobaannya, HP mampu melindungi binatang dari efek radikal bebas yang mematikan saat dilakukan radiasi dan hyperoxia. Ini berarti bahwa biarpun banyak radikal bebas didalam sel akan tidak mampu mengaktifasi proteses sehingga proses kematian sel tidak terjadi.
Pada penelitian akhir-akhir ini, menunjukan HP tidak hanya mempengaruhi sel saja, tetapi bekerja juga pada DNA (blueprint of the cell).
Ø  Accumulated Glycosolation Endproduct (AGE)
Tanda lain dari aging sel adalah protein mengalami proses cross-linking (perlekatan). Suatu bentuk yang terjadi saat molecul gula mengikat protein dan DNA yang dikenal sebagai glycosolation yang membentuk AGE. Ini yang menyebabkan terjadinya katarak pada mata, penyumbatan pada pembuluh darah, hambatan filtrasi pada ginjal.                                    
2.      Teori Neuroendokrin
Dr. Dilman’s Hypothesis
Vladimair Dilman mengatakan hypothalamic-pituitary axis dibentuk sebagai neuroendocrine “clock” aging. Seperti telomere “clock” yang mengontrol berapa kali suatu sel membelah diri, neuroendocrine mengatur waktu usia rata-rata sistim organ tubuh kita. Pada saat kita muda feedback system antara hypothalamus, pituitary gland dan kelenjar endokrin lain bekerja sangat baik seperti thermostat ruangan. Mekanisme ini disebut homeostasis. Tetapi saat kita tua thermostat menjadi terganggu atau rusak, sehingga mengganggu homeostasis yang menyebabkan timbulnya proses aging pada sel dan sistim organ tubuh kita. Dr. Dilman yakin dengan mengembalikan homeostasis seperti pada saat kita remaja merupakan kunci untuk mengatur aging. Dialah yang mengilhami para anti-aging physicians bahwa aging dapat diobati.

3.      Teori Imunitas

Dr. Keith Kelley, peneliti imunologis University of Illinois mengatakan “Adanya hubungan terjadinya proses penuaan dengan penyusutan kelenjar thymus”. Kelenjar thymus adalah organ utama pertama dari sistem imunitas yang terletak pada tulang dada atas bagian belakang, dimana berfungsi sebagai tempat pematangan T-cell lymphocytes yang peranannya sangat penting untuk melawan penyakit. Pada usia rata-rata 12 tahun kelenjar thymus mulai menyusut, sampai usia 40 tahun terlihat tipis kecil dan sukar diketemukan pada usia diatas 60 tahun. Akibatnya T-cell lymphocyte berkurang seiring kita tua yang membuat terjadinya Auto Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dimana disertai dengan meningkatnya penyakit-penyakit seperti kanker, penyakit infeksi, penyakit autoimmune, dll.
Pada penelitiannya dengan memberikan suntikan GH3 sel ( sel yang dibiakan dilaboratorium yang dapat mengeluarkan GH ) pada tikus tua dimana kelenjar tymusnya sudah menyusut. Kelenjar tymus membesar dan tikus tua tersebut menjadi tikus muda kembali. Ini membuktikan adanya hubungan antara penuaan dengan menyusutnya kelenjar tymus dan menurunnya hormon pertumbuhan. Hasil penelitiannya di publikasikan pada papernya, “GH3 Pituitary Adenoma Implants Can Reverse Thymic Aging”.
Berdasarkan teori diatas dapat kita simpulkan bahwa aging bukanlah proses alami atau takdir atau God’s will, tetapi adalah sama dengan proses terjadinya suatu penyakit. Jika kita melihat kembali ke 1 abad yang lalu, sebelum diketemukan antibiotika, vaksin, microscope. Penyakit Tbc, cacar, desentri, kolera, dll. dianggap sebagai proses alami dan tidak bisa kita cegah atau obati.
Orang pada masa itu hanya dapat pergi ke gereja dan mohon kepada Tuhan agar terhindar dari penyakit diatas. Tetapi setelah diketahui penyebabnya adalah virus, bakteri, dan buruknya sanitasi lingkungan. Maka kita dapat mencegahnya dengan vaksin, sanitasi lingkungan yang baik dan mengobati dengan antibiotika. Situasi ini sama dengan kita menghadapi proses aging atau penuaan, yang ternyata diakibatkan antara lain menurunnya sekresi HP, sistem imunitas menurun dan adanya radikal bebas akibat oksidasi oxigen. Berarti aging atau proses penuaan dapat kita cegah maupun kita terapi.



0 komentar:

Posting Komentar