SISTEM RANGKA DAN SISTEM OTOT PADA VERTEBRATA

Jumat, 07 Desember 2012

                                       SISTEM OTOT PADA VERTEBRATA

Ø  Sistem Otot pada Pisces
# Kelas Agnatha
    Badan dan ekor tersusun sebagian besar atas bagian segmen daging otot pendek yang lapisan-lapisannya berbentuk seperti halnya ikan biasa. Otot daging radialis terdapat pada bagian saluran buccalis dan pada lidah sebagai otot daging retractor dan protractor.
# Kelas Osteichthyes
    Tubuh dan ekor sebagian besar tersusun oleh otot daging yang bersegmen (Myomers) otot daging itu melekat pada vertebrata jari-jari penyokong. Bagian-bagian otot daging itu lebar dan berbentuk lapisan yang zig-zag memanjang ke belakang. Antara segmen-segmen terdapat lapisan jaringan ikat seolah-olah sebagai septa (mycomata). Otot daging pada sirip, bagian insang dan kepala, adalah kecil.
Sistem muscular pada beberapa pisces :
@ Belut laut
Sistem otot: Tubuh berupa lingkaran-lingkaran otot yang tersusun sebagai huru W. Corong bukal digerakan oleh otot-otot radial. Lidah digerakan oleh otot retraktor dan protraktor.
@  Ikan hiu
Sistem otot: Otot-otot di seluruh tubuh secara teratur bersegemen (materik) disebut miotom. Otot-otot itu bermodifikasi kepala dan di apendiks
@ Ikan perak
Sistem otot: Otot tubuh dan ekor terutama terdiri dari miomer-miomer (otot-otot bersegmen) yang berselang-seling/berganti-ganti tempat dengan vertebra ketika mengadakan gerakan berenang dan berbalik arah. Miomer-miomer itu secara kasar berbentuk seperti hurup W dan dirakit menjadi 4 sabuk miomer, yang di sepanjang punggung merupakan rakitan yang terberat. Antara miomer-miomer itu terdapat jaringan ikatan yang jika direbus, sabuk-sabuk miomer itu terpisah-pisah menjadi lapisan-lapisan daging (Sonic, 2008).



Ø    Sistem Otot pada Amphibi
       Tubuh katak dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging, yaitu otot daging berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat melintang. Perbedaan itu berdasar susunan secara mikroskopis dan fisiologis. Otot daging sebelah luar terdiri atas otot daging skletal atau otot daging bebas yang melekat pada tulang-tulang. Otot daging tersebut terkendali oleh kemauan, pada gerakannya. Masing-masing otot daging itu terdiri atas serat-serat yang satu sama lain digabung oleh jaringan ikat. Kedua ujung biasanya melekat pada tulang yang berlainan. Bagian central yang sedikit gerak disebut “origin” sedang bagian distal merupakan bagian yang banyak gerak disebut “insertion”. Banyak otot daging yang memiliki perluasan dengan jaringan ikat sehingga dapat membungkus sebelah ujung tulang yang disebut “tendon”. Sebagai contoh misalnya tendon pada jari kaki yang membalut jari seperti cincin.
        Otot daging mengadakan aktivitas dengan jalan kontraksi yakni memanjang memendekkan jari; dengan demikian kedua tulang yang terikat olehnya akan bergerak. Otot daging secara umum dibagi atas dua kelompok yang berlawanan. Dibawah ini akan di sebutkan tipe umum dari otot-otot daging dengan model aktivitasnya dengan masing-masing contoh :
§ Flexor : Mengikat satu bagian dengan bagian lain; contoh biceps sebagai pengikat lengan bawah dengan lengan atas.
§ Extensor : Meluruskan atau memperluas suatu bagian; contoh: triceps meluruskan lengan bawah pada lengan atas.
§ Abductor : Menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (atau anggota); contoh: deltoid menarik lengan kesamping.
§ Adductor : Menarik suatu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (atau anggota) contoh latianus dorsi menarik lengan keatas dan kembali.
§ Depressor : Menurunkan suatu bagian; contoh: depreseor manbulae menggerakkan kebawah rahang bawah untuk membuka mulut.
§ Levator : Mengangkat atau meninggikan suatu bagian; contoh: masseter mengangkat rahang untuk menutup mulut.
§ Rotator : Memutar suatu bagian; contoh: pyriformis, meninggikan dan memutar femur.
Otot daging yang tunduk pada kemauan dibagi atas tiga bentuk struktur umum: (1) otot daging lebar dan pipih misalnya obliqus externus dan transversus yang membentuk dinding abdomen; (2) otot daging gilik (silindris) dengan ujung yang menyisip, misalnya biceps atau deltoid dan (3) otot daging sphincter dengan serat melingkar, misalnya sphincter ani yang berfungsi untuk menutup anus.
Dalam banyak gerakan bagian tubuh beberapa otot daging bereaksi bersama-sama dengan beberapa kontraksi. Koordinasi dalam hal tersebut dilaksanakan oleh sistem saraf. Tiap-tiap serat atau berkas otot mempunyai akhir ujung saraf motoris yang membawa perintah untuk merangsang kontraksi.

Ø  Sistem Otot pada Reptilia
            Reptilia memiliki sistem otot daging yang lebih kompleks bila di bandingkan dengan amfibia, karena otot daging harus mendukung tubuh di daratan yang bersifat lebih berat dari pada di dalam air, selain itu juga untuk gerakan-gerakan yang sifatnya harus cepat (Jasin,1984).
Otot aksial (otot badan) reptil mulai menunjukkan beberapa speasialisasi seperti yang dikelompokkan pada mamal. Otot reptil terutama untuk gerakan lateral tubuh dan menggerakkan ruas-ruas tulang belakang. Dermal atau otot kulit berkembang baik pada reptil. Jaringan tungkai pada reptil menunjukkan variasi bergantung pada tipe gerakannya (Sukiya, 2005).

Ø  Sistem Otot pada Aves
            Pada tubuh vertebrata rendah, otot daging yang bersegmen lebih dominan dari pada otot daging tidak bersegmen, tapi sebaliknya pada aves dan mamalia. Otot daging extremitas berkembang menjadi besar, berhubung aktivitas gerak yang cepat. Gerak sayap pada waktu terbang dilakukan oleh musculus pectoralis yang terdapat pada dada, berupa otot daging putih. Dibedakan atas : musculus pectoralis mayor yang terletak di sebelah luar, dan musculus pectoralis minor yang terletak sebelah dalam. Kedua ujung otot pada dada terikat di carina atau sterni, sedang ujung lain terikat pada kepala humerus dari sayap di sebelah ventro lateral. Kontraksi otot yang bergantian menyebabakan sayap bergerak ke atas ke bawah sehingga burung dapat terbang. Pada vertebrata lainnya extremitas anterior terangkat oleh otot daging yang terletak pada permukaan dorsal, tapi pada aves gerak semacam itu dilakukan oleh otot daging ventral, yaitu musculus pectoralis minor, otot ini berpangkal pada crista sterni sebelah dalam.
            Otot daging dari femur (extremitas posterior) pada prinsipnya untuk lari dan menangkap. Otot pada kaki bawah pada telak kaki adalah sedikit, sebagai penyesuaian menghindari banyaknya panas hilang pada bagian ini yang tidak berbulu. Gerak dari jari kaki dilakukan oleh tendon otot daging yang bersambung dengan otot disebelah atasnya. Gerakan dari tendon ini diperlancar dengan pelumas cairan melalui suatu saluran kecil.

Ø  Sistem Otot pada Mamalia
      Bila dibandingkan dengan vertebrata rendah mamalia memiliki musculus segmen pada vertebrae dan costae lebih sedikit dan sehubungan dengan pekerjaan yang lebih banyak pada kepala, leher dan ekstremitas berkembang baik.
Diantara musculus yang penting bila kulit dibuka antara lain ialah :
1. Musculus Masetter : kanan kiri yang melekat pada rahang atas dan rahang bawah; musculi ini kuat berguna untuk mengunyah.
2. Musculi sterno cephalica : kanan kiri leher memanjang, menggandeng kepala dan sternum.
3. Musculus pectoralis : berbentuk lebar melekat pada sternum dan humerus terdiri atas 2 bagian.
4. Musculus rectus abdominalis : di tengah-tengah perut, menghubungkan pelvicus dan sternum. Menutup ruang perut pada pada ventral (bawah).
5. Musculus obliqus abdominalis : terdiri atas 2 bagian yaitu musculus obliqus externa dan musqulus obliqus interna; Musculus tersebut menutup perut bagian samping.
6. Musculus transversus abdominalis : terletak di bagian bawah musculus obliqus interna.
7. Musculus intercostalis : terdiri atas 2 bagian yaitu musculus intercostalis interna dan musculus externa terdapat di antara costae.
8. Musculus latissimus dorsi : terdapat di atas punggung, membujur dari leher hingga tulang pelvicus.
9. Musculus-musculus yang terdapat pada tiap-tiap extremitas anterior dan posterior berfungsi menggerakkan kaki dan bagian-bagiannya.
        Salah satu ciri mamalia yaitu rongga tubuh terbagi atas 2 bagian oleh otot daging melintang diagraphma yang diliputi oleh peritonium. Coelom (rongga tubuh) yang terbagi itu adalah cavum thoracalis (bagian anterior) yang berisi cor dan pulmo dan cavum abdominalis (bagian posterior) yang berisi vicera lainnya.
        Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai 2 permukaan artikular dorsal. Semua tulang pelvis bersatu. Ada sebuah pigostil. Sternum mempunyai 4 buah tekik (celah) posterior. Otot pektoralis mayor dimulai pada lunas tulang sternum, dan menarik tulang humerus kebawah (berarti menarik sayap ke bawah). Sebaliknya, otot pektoralis minor menarik sayap ke atas (Sonic, 2008). Bila dibandingkan dengan vertebrata rendah mamalia memiliki musculus segmen pada vertebrae dan costae lebih sedikit dan sehubungan dengan pekerjaan yang lebih banyak pada kepala, leher, dan ektremitas berkembang baik.

KLASIFIKASI HEWAN VERTEBRATA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
          Indonesia merupakan Negara yang memiliki keragaman hayati yang melimpah baik flora maupun fauna. Kekayaan keragaman hayati ini membiarkan keuntungan yang besar bagi masyarakat. Di antaranya dapat memenuhi kebutuhan manusia juga mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Protein sebagai salah satu sumber pembangun tubuh dapat berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani). Protein yang berasal dari hewan mempunyai kandungan yang sempurna dibandingkan dengan protein nabati. Oleh karena itu pengadaan sumber protein hewani harus diupayakan. Sehubungan dengan itu penulis terusik untuk memilih karya tulis yang berjudul “Klasifikasi Vertebrata ”

Kingdom Animalia dapat disebut juga dengan dunia hewan. Dimana segala mahluk yang mempunyai karakteristik menyerupai hewan ada di dalam dunia ini. Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, hewan dibedakan menjadi 2 yaitu: hewan avertebrata (tidak bertulang belakang) dan hewan vertebrata (hewan bertulang belakang).
Vertebrata  merupakan sub-filum dari filum Chordata yang bisa diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu ikan (pisces), amfibi (amphibi), reptil, burung (aves) dan hewan menyusui (mamalia). Masing-masing kelas tentunya mempunyai ciri-ciri khusus, yang selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut di bagian pembahasan.







1.2  Rumusan Masalah
        Dari latar belakang di atas dapat kita membri beberapa rumusan masalah seperti.
         1.      Bagaimanakah klasifikasi dari vertebrata itu?
         2.      Bagaimanakah ciri-ciri  setiap klasifikasinya tersebut?
         3.      Apakah peranan dari hewan-hewan vertebrata tersebut?
    

 1.3   Tujuan
               Dari rumusan masalah di diatas dapat kita paparkan beberapa tujuan yaitu.   
         1.      Untuk mengetahui klasifikasih dari vertebrata.
         2.      agar dapat mengetahui ciri-ciri dari hewan vertebrata, dan perananya.
         3.      sebagai bahan refrensi untuk menunjang pengetahuan kita.


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Vertebrata dan Ciri-cirinya
Sesuai dengan namanya, kelompok hewan Vertebrata memiliki kolumna vertebralis (ruas-ruas tulang belakang). Jadi korda dorsalis (kerangka sumbu primer = notokorda) hanya terdapat pada masa tingkatan embrio. Vertebrata disebut juga Craniata karena semua hewan vertebrata sudah memiliki otak, yang terlindung dalam Kranium (tulang-tulang tengkorak).
Hewan vertebrata secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Mempunyai tengkorak (cranium) berupa kotak tempat otaknya (karena itu disebut juga Craniata) dan ruas tulang belakang (vertebrata) untuk sumbu penguat tubuh, kerangka terletak di dalam tubuh untuk tempat melekatnya otot rangka.
2.      Tubuh simetri bilateral, terdiri dari kepala, leher, badan, dan ekor, sistem alat tubuh beruas-ruas, kulit terdiri dari lapisan epidermis dan dermis.
3.      Mempunyai rongga tubuh (coelom) yang dindingnya dilapisi selaput peritonium.
4.      Alat pencernaan memanjang di bawah/ depan tulang bealakang, ulat saraf di atas/ belakang saluran pencernaan.
5.      Jantung terdiri dari dua, tiga, atau empat ruang.       










Klasifikasi Vertebrata
2.2.4    Kelas Aves (Burung)

Kata aves (burung) berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung. Definisi aves (burung) adalah vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal epidermal). Aves (burung) adalah vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan modifikasi anggota gerak anterior. Kaki pada aves (burung) digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang (dengan selaput interdigital). Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.
Aves hidup di darat. Sebagian spesies mendiami pohon-pohon. Jenis tertentu, seperti penguin, hidup di daratan kutub utara namun mencari makanan dengan berenang di laut. Jenis lainnya juga mencari makanan di danau dan perairan tawar lain, contohnya bebek.
Secara umum, tubuh aves (burung) terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Tubuhnya tertutup oleh bulu yang khas yang terbuat dari keratin. Bulu ini diganti sekali setahun. Menurut letaknya terdapat lima macam bulu, yaitu remiges (pada sayap), rektrises (pada ekor), tetrises (penutup badan), alula (pada jari-jari sayap), dan paraterum (di sekitar bahu). Menurut bentuknya ada tiga macam bulu, yaitu pluma, plumula (lunak), dan filopluma (seperti rambut bertangkai panjang). Pada sayap dan ekor, bulu berpasang-pasangan secara simetris. Bulu yang hanya tumbuuh pada tempat tertentu dan teratur disebut apteria. Leher diselubungi bulu-bulu jenis plumula, dan memiliki kelenjar minyak.
Selain bulu, ciri-ciri lain pada burung antara lain:
a.    Mulut burung tidak bergigi. Paruh burung diselubungi zat tanduk yang dibentuk oleh maksila (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah). Pada pangkal paruh terdapat tonjolan ke atas dari kulit lunak, disebut sera.
b.    Struktur tulang menyerupai sarang lebah sehingga kerangkanya kuat namun ringan. Kerangkanya merupakan material yang tipis, kuat dan mengalami osifikasi yang sempurna. Tulang burung relative ringan karena memiliki banyak rongga. Tulang dada menjadi tempat melekatnya otot terbang. Gelang bahu terbentuk oleh sepasang korakoid, sepasang scapula, dan sepasang klavikula. Ketiga tulang tersebut membentuk lubang (foramen trioseum) tempat otot dada kecil (muskulus pektoralis minor) yang berfungsi mengangkat sayap. Tulang rusuk bagian depan melekat pada tulang dada, di bagian belakang melekat pada tulang leher atau tulang punggung.
c.    Alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik.
d.   Aves (burung) memiliki alat suara (siring) pada percabangan trakea. Siring digerakkan oleh otot siringialis (penghubung siring dengan dinding trakea sebelah dalam) dan otot sternotrakealis (penghubung trakea dengan tulang dada).
e.    Aves (burung) termasuk homoiterm (hewan berdarah panas). Suhu tubuh tetap, ±40,5o– 42oC.
f.     Habitat aves (burung) di daratan sampai ketinggian ±6.000 m. Aves (burung) ada yang menetap, ada pula yang bermigrasi.

Adapun sistem organ yang terdapat dalam Aves yaitu:
2.2.4.1   Sistem Gerak
Anggota gerak (tungkai) dua pasang. Tungkai depan berupa sayap yang berfungsi untuk terbang. Tungkai belakang berfungsi untuk bertengger, berjalan, atau berenang.
2.2.4.2    Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan sempurna dari mulut → kerongkongan → tembolok → lambung kelenjar → lambung otot atau empedal (ventrikulus) berdinding tebal → usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum yang digantung oleh mesentrium → usus besar (terdapat sepasang usus buntu diantara usus halus dan usus besar) → bermuara pada kloaka di bawah ekor.
Empedal pada aves (burung) berfungsi untuk menghancurkan makanan. Mempunyai kelenjar ludah, kelenjar pancreas, dan hati yang menghasilkan empedu.

2.2.4.3    Sistem Pernapasan
Aves (burung) bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong-kantong udara (sakus pneumatikus) yang berhubungan pula dengan tulang-tulang pipa. Fungsi kantong udara :
1)       membantu pernafasan terutama saat terbang
2)      menyimpan cadangan udara (oksigen)
3)      memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
4)      mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak.
Pernapasan pada burung di saat hinggap:      
Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pernafasan burung saat terbang :
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali permenit.

2.2.4.4   Sistem Peredaran Darah

Bagan sirkulasi pada burung
Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan→ Bilik kanan → Paru-paru

Pada burung sistem peredaran darahnya adalah peredaran tertutup yakni sistem dalam peredarannya darah selalu terdapat dalam pembuluh, atau darah tidak pernah langsung masuk ke dalam jaringan. Jantung terdiri atas empat ruangan (dua buah atrium dan dua buah ventrikulus) yang dibungkus oleh perikardium. Lengkung aorta hanya satu di sebelah kanan dan hanya memiliki satu sistem porta, yaitu sistem porta hepatica.
Dinding diantara kedua ventrikel jantung burung begitu sempurna sehingga dinding itu mampu mencegah percampuran antara darah yang kaya oksigen dan yang miskin oksigen. Pembagian jantung yang sempurna itu memungkinkan darah melewati jantung sebanyak dua kali pada setiap kali darah beredar di dalam tubuh (peredaran darah ganda). Sebagai akibatnya, darah di aorta burung mengandung lebih banyak oksigen daripada aorta vertebrata lainnya.
2.2.4.5    Sistem Ekskresi Aves (Burung)
Alat ekskresi burung terdiri atas ginjal, paru-paru, dan kulit. Burung mempunyai sepasang ginjal bertipe metanefros yang berwarna cokelat. Vena porta ginjal tidak terbagi-bagi menjadi kapiler-kapiler ginjal.Saluran ekskresi ginjal dan saluran kelamin bermuara pada bagian akhir usus (kloaka). Kloaka ini merupakan tempat pertemuan saluran kelenjar kelamin dan usus. Kantong air seni tidak ada, hasil ekskresi setengah padat.
Burung hampir sama sekali tidak mempunyai kelenjar kulit, tetapi mempunyia kelenjar minyak yang terdapat di punggungnya, yang berguna untuk meminyaki bulunya.

2.2.4.6     Sistem Alat Indera Dan Sistem Saraf Aves (Burung)
Lidah pada umumnya tak dapat dijulurkan. Mata mempunyai kelopak mata, membrane niktitans (selaput tidur), dan kelenjar air mata. Tak ada daun telinga, terdapat membrane timpani (selaput pendengar) di bagian dalam lubang telinga luar.
Lubang hidung satu pasang dengan indera pencium yang kurang baik.pemilihan makanan dengan organ perasa yang berada di sisi lidah dan langit-langit. Sistem saraf pusat berupa otak dengan 12 pasang saraf cranial. Terdapat kelenjar tiroid, adrenal, dan endokrin pituitary (hipofisis) yang terletak di dasar otak.
2.2.4.7   Sistem Reproduksi Aves (Burung)
Pembuahan sel telur dan sperma / fertilisasi terjadi di dalam tubuh induk (fertilisasi internal). Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.  Pada hewan jantan, terdapat sepasang testis, sedangkan ovarium hanya satu dan tumbuh dengan baik di sebelah kiri pada hewan betina.
Aves (burung) bertelur sehingga tergolong hewan ovipar dengan ciri telur bercangkang dan kuning telur besar. Burung mengerami telurnya dan merawat anaknya.

Aves (burung) dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa ordo. Berdasarkan kemampuan terbangnya, kelompok aves (burung) dibedakan menjadi dua yaitu:

a.    Carinata
Burung yang tergolong karinata memiliki taju dada (carina). Taju dada berfungsi menyokong otot dadanya yang besar. Otot dada memberikan kekuatan terbang. Pada pinguin contohnya pinguin gentoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak terbang, otot dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan.
Hampir 60% spesies burung karinata tercakup dalam ordo passeriformes atau burung bertengger. Burung bertengger memiliki jari kaki yang dapat mencengkeram dahan pohon. Contoh burung ini adalah burung layang-layang besar (Hirundapus giganteus), burung merpati (Columbia livia), burung pipit (Anthus sp.), burung dara, dan berbagai burung pengicau. Ayam (Gallus gallus domesticus) juga tergolong karinata. Burung layang-layang adalah burung yang paling cepat terbangnya yakni terbangnya mencapai 170 km/jam.

b.    Ratita
Burung yang tergolong ratita tidak memiliki taju dada pada tulang dadanya. Otot dadanya juga tidak sebesar burung karinata. Burung unta (Struthio camelus), kiwi (Apteryx australis), emu (Dromaius novaehollandiae) dan Kasuari dalah contoh burung ratita. 
Aves (burung) meliputi banyak sekali ordo, beberapa ordo yang telah punah, antara lain:
a.    Aepyornithiformes ( burung gajah), tinggi ±3 m, telur 21-30 cm, terdapat di Malagasi.
b.    Dinornithiformes, tinggi ±3 m, telur 14-18 cm, pernah hidup di Selandia Baru.
c.    Hesperornis dan Ichthyornis, burung bergigi, hidup di Amerika Serikat.
d.   Archaeopteryx, bergigi, tidak mempunyai pigostil. Fosilnya terdapat di Jerman.
e.    Diatrymiformes, tak dapat terbang, dan berparuh besar. Burung ini terdapat di Amerika Serikat.
Beberapa ordo yang masih ada, antara lain:
a.    Rosares (Galliformes)
Rosaries memiliki paruh pendek. Kakinya berfungsi untuk mengais dan berlari.
Contoh: ayam buras, merak, kalkun, maleo
b.    Ratites (Palaeognathae)
Ratites meliputi beberapa ordo burung tak dapat terbang, yaitu sebagai berikut:
1)      Struthioniformes, contohnya burung unta
2)      Casuariiformes, contohnya kasuari
3)      Apterygiformes, contohnya kiwi
4)      Rheiformes, contohnya burung rea.
c.    Anseriformes (burung perenang)
Burung ini berkaki pendek, memiliki selaput renang diantara jari-jari kaki. Ekor pendek, paruh melebar berkrista penyaring.
Contoh: entok, itik, angsa, belibis.
d.   Ciconiiformes
Burung ini berkepala botak, memiliki paruh, leher, dan tungkai panjang. Hidup bergerombol, memakan hewan air.
Contoh: blekok, flamingo, bangau jawa.
e.    Coraciiformes
Burung raja berparuh besar, kepala besar, tungkai pendek. Pemakan hewan seperti ikan, udang,katak, kupu-kupu, kumbang, lebah.
sContoh: raja udang, rangkong, tetangket.
f.     Columbiformes
Burung merpati atau dara merupakan pemakan biji-bijian. Paruh pendek dengan sora dipangkalnya. Tembolok besar, sel epitelnya mudah mengelupas dan diberikan kepada anaknya semasa masih kecil lewat paruhnya (disebut “susu merpati”).
Contoh: merpati, perkutut, tekukur.
g.    Apodiformes (burung dengung)
Tubuh kecil berukuran ±5,6 cm. paruh lembek, lidah panjangdan dapat dijulurkan, membuat sarang dari lidahnya.
Contoh: burung kolibri, wallet, lelayang.
h.    Oscines (Passeriformes) atau burung penyanyi
Pita suara berfungsi bagus. Tiga jari kaki menghadap ke depan, satu jari kaki menghadap ke belakang, sesuai untuk bertengger. Telur berwarna-warni, ketika menetas anaknya masih buta. Peakan serangga dan berbagai biji-bijian.
Contoh: burung gereja, burung kenari, cendrawasih, dan jalak.



2.2.5    Kelas mammalia

Taksonomi mamalia dijelaskan sebagai berikut:
Kingdom                 : Animalia
Sub-Kingdom          : Metazoa
Filum                      : Chordata
Sub-Filum               : Vertebrata
Kelas                      : Mamalia
Ciri-ciri utama kelompok Mammalia adalah :
a.    Semuanya menghasilkan susu sebagai makanan anaknya.Susu dihasilkanoleh kelenjar (mammae) yang terdapat di daerah perut atau dada.Mammalia disebut juga hewan menyusui karena menyusui anaknya.
b.    Berambut
Rambut mammalia tersusun dari protein yang disebut keratin. Rambut mammalia berfungsi tertentu, yaitu sebagai insulasi yang memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan, segabai indera peraba antara lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun sinar matahari, sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi dari mangsa, dan sebagai penciri kelamin.  Pada paus dan lumba-lumba, rambut ada pada tahap tertentu perkembangan embrionya.
c.    Memiliki daun telinga dengan tiga tulang telinga tengah yang dimiliki mammalia terdiri atas tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Ketiga tulang tengah berperan dalam  pendengaran, yaitu meneruskan getaran suara dari membran  timpani (gendang telinga) ke telinga dalam. 
Ciri-ciri lain yang dimiliki sebagian besar mammalia untuk tambahan ciri lain adalah :
a.    Geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk
b.    Rahang bawah tersusun dari satu tulang
c.    Bernapas dengan paru-paru
d.   Jantung beruang empat
e.    Diafragma di antara rongga perut dan rongga dada untuk membantu pernapasan
f.     Otak yang lebih berkembang dibandingkan vertebrata lain
g.    Menggunakan energi metabolismenya untuk menjaga suhu tubuh tetap konstan sehingga digolongkan sebagai hewan endoterm dan homeoterm
h.    Fertilisasi terjadi secara internal atau di dalam tubuh betina
i.      Melahirkan anaknya sehingga termasuk hewan vivipar.
Mammalia hidup diberbagai habitat di darat dan di perairan.Ada jga mammalia yang hidup di daerah yang cukup ekstrem misalnya di kutub dan digurun.Beberapa jenis ada yang menyelam untuk mencari makanan di perairan.Kelompok mammalia tertentu ada yang merupakan hewan arboreal yang hidup di pohon-pohon dalam hutan. 
Meskipun ciri-ciri yang dimilii hampir sama, namun ada juga mammalia terkecil antara lain untuk spesies dari kelompok kelelawar kecil, yaitu Craseonycteris thonglongyai yang beratnya hanya tiga gram.Untuk mammalia yang terbesar adalah paus biru (Balaenoptera musculus) yang panjangnya dapat mencapai 27 meter dan berat 190 ton.Struktur tubuh mammalia sesuai dengan cara hidupnya, yaitu ada yang terbang, berenang, meluncur, berlari, melompat, atau menggali.
Sistem organ yang terdapat dalam tubuh mammalia yaitu:
2.2.5.1    Sistem Saraf
Sistem saraf pada mamalia, secara general memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan keseluruhan bagian otak. Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah, setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Otak (Encephalon) terdiri dari beberapa bagian yang hampir sama dengan vertebrata yang lain, seperti prosencephalon, lobus opticus, cerebellum dan medulla oblongata.

CARINATAE


BAB I
 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Burung mempunyai daya tarik khusus bagi manusia karena berbagai alasan diantaranya adalah burung lebih mudah dilihat dari pada hewan lain. Beberapa burung memiliki ukuran besar, sebagian diurnal dan sebagai anggota kelas; maka burung banyak hidup berdampingan dalam lingkungan manusia. Burung memiliki keindahan bentuk dan warna serta cara perkawinan yang menarik. Beberapa aspek pada burung seperti pola terbang, makanan dan kegiatan kawin tidak terlalu sulit untuk diamati. Aspek lain yang menarik adalah tingkah laku burung , suara , siulan dan nyanyian yang indah yang sangat spesifik bagi tiap-tiap burung. Burung berkembang dari reptilia. Dalam makalah ini kami akan membahas Carninatae atau burung yang dapat terbang, dan jenis carinatae yang berjengger, bermangsa, dan mencari makan di udarah.


1.2 Rumusan Masalah
            Dalam latar belakang di atas dapat kita merumuskan suatu masalah yaitu.
1.      Bagaimana cara burung mencari makan di udarah ?
2.      Burung apa saja yang berjengger?
3.      bagaimana ciri-ciri dari carinatae?


1.3 Tujuan
         Dari rumusan masalah diatas dapat kita beri tujuan seperti.
1.      Untuk mengetahui bagaimana burung mencar makan diudara.
2.      Agar dapat mengetahui burung apa saja yang berjengger dan cirri-ciri carinatae.
3.      Sebagai bahan refrensi, untuk menunjang pengetahuan kita.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Carinatae  yang  bertengger

Ordo yang dikelompokan sebagai burung yang bertengger terdiri atas burung pemangsa, dan seri dari burung arboreal, yang berkisar dari jenis-jenis merpati hingga burung pelatuk dan passerines. Di samping itu juga termasuk jenis burung aerial feeders atau burung pemakan di udara yang terdiri atas burung layang-layang dan burung cabak yang sebenarnya paradoks dengan sebutan sebagai burung

yang bertengger. Burung layang-layang memiliki kaki-kaki yang kecil sehingga tak mungkin bertengger, sedangkan burung cabak (night jars ) akan mudah terlihat oleh musuh bila bertengger karena warna bulu yang kriptik. Di lain pihak, sebenarnya ―bertengger‖ bukan kemampuan yang hanya dimiliki oleh ordo ini, sebab burung-burung yang berjalan maupun burung akuatik juga mempunyai kemampuan bertengger. Namun demikian sebagian besar burung yang termasuk ordo ini biasanya hidup bertengger, melakukan perkawinan di pohon atau perdu, dan dengan cara ini mereka dapat menghindari predator yang tak dapat memanjat. Burung pemangsa Burung arboreal Burung bertengger Burung pencari makan di udara Passerines
                       
2.2 Carinatae  Pemangsa
Burung pemangsa memiliki kombinasi terbang, kaki yang dapat digunakan untuk memegang mangsa dan paruh yang khas sehingga merupakan burung yang mampu menguasai sebagian besar lingkungan dengan rentang makanan yang luas. Sebagian besar burung pemangsa memakan makanan yang berenergi tinggi yang berasal dari daging vertebrata. Dua ordo burung pemangsa merupakan karnivora puncak dalam rantai makanan. Burung predator
ini terdiri atas Falconiformes, yang meliputi jenis elang, falcon, rajawali, dan predator nokturnal yaitu Strigiformes yang meliputi jenis-jenis burung hantu. Kedua ordo ini sebenarnya tidak berkerabat, namun karena memilki kesamaan ekologi maka mereka memiliki tingkat konvergensi sebagai burung predator. Kedua kelomok ini memiliki kaki yang kuat yang dilengkapi oleh cakar kuat untuk membunuh mangsa dan paruh yang melengkung yang beradaptasi untuk merobek daging. Akan tetapi mereka memilki perbedaan lokaksi pencarian mangsa. Falconiformes yang diurnal mempunyai penglihatan yang yang sangat tajam, sedangkan Strigi formes yang nocturnal memilii pendengaran yang sangat tajam untuk mendeteksi mangsanya. Di samping itu mereka juga memilki kemampuan terbang yang tidak menimbulkan suara karena mempunyai susunan bulu terbang khusus. Burung hantu mempunyai mata besar yang beradaptasi dengan keadaan gelap dan penglihatan binokuler untuk melengkapi kemampuan terbang ―sunyi‖ dan pendengaran binaural. Predator diurnal mempunyai rentang radiasai adaptif yang lebih luas dari pada burung hantu, termasuk bentuk yang sangat berbeda seperty burung secretary dan burung pemakan bangkai. Burung secretary mampu menangkap ular berbisa dengan kakinya yang panjang dengan sekali sergap. Burung pemakan ikan yaitu famili Accipitridae mempunyai sisisk-sisik tajam pada kakinya untuk mencengkeram mangsanya yang bertubuh licin.