Tampilkan postingan dengan label BIOLOGI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BIOLOGI. Tampilkan semua postingan

SISTEM PENCERNAAN PADA VERTEBRATA

Kamis, 11 Oktober 2012

SISTEM PENCERNAAN PADA VERTEBRATA

 A. SISTEM PENCERNAAN dan METABOLISME


Mekanisme atau system pencernaan pada berbagai macam hewan memilliki perbedaan dalam hal bentuk umum,struktur, dan proses fisiolgis berdasarkan sifat makanan ,cara hidup, serta factor lainnya. Semua cara umum mengambil dan menggunakan makanan pada dasarnya sama dalah hal zat dari lingkungan  luar dibawa untuk bersentuhan langsung dengan permukaan membrane dalalm bentuk pencernaan dan penyerapan terjadi.
Sitem pencernaan pada semua vertebrata memiliki memliki bagian-bagian penting .  seperti :
1. Mulut
Mulut dan rongga mulut umumnya memiliki gigi untuk merobek , atau mengunyah makanan dan lidah yang membantu menangkap untuk  menggerakkan makanan. Pada sebagian besar cvertbrata darat kelenjar ludah mengeluarkan ludah untuk melumasi mkanan dn memulai pencernaan.
2. faring
Faring mengandung cela insang pada amfibi dan ikan, tetapi tidak mempunyai fungsi pencernaan langsung.
3. Esofagus (keerongkongan)
Merupakan tabung elastisyang membawa makanan melewati darah jantung dan paru-paru.
4. Lambung
Merupakan kantung besar untuk menyimpan makanan di simpan dan beberapa pencrnan terjadi.
5. Usus Halus, panjang,terlekuk atau tergukung
Merupakan bagian pokok untuk pencernaan dan  penyerapnu
6. Usus besar (kolon)
Merupakan tempat penyerapan makanan selsai dilakukan dan sisa maknan yang tidak dicerna dibentuk menjadi massa (fases) untuk dikeluarkan melaluikoka. Yang beakhir di anus.
Kloaka juga merupakan tepat pengeluaran limbah  eksresi. Semua vertebrata memiliki dua kelenjar pencernaan berukuran besar, hati dan pancreas, yang dihubungkan melalui saluran ke usus halus .
B. Makanan dan Pencernaan
Makanan yang berasal dari tumbuhan hewan lain yang diambil oleh seekor hewan terdiri atas Protoplasma yang tersusun atas protein, karbohidrat, dan lemak, bersama-sama dengan vitamin, mineral, dan air. Air dan garam inorganic dapat diserap dari saluran pencernaan tanpa diubah terlebih dahulu tetapi material protoplasma harus di ubah terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan. “Sistem pencernaan” merupakan Laboratorium tempat perubahan tersebut terjadi.
Proses pencernan, penyerapan, dan pemanfaatan makanan,sacara anolog  disamakan seperti berbagai  banguan besar dan kecil (makanan). Beberapa makanan hanya menjadi sasaran dari perubahan kimia minsalnya organisme mikroskopis yang dijadikan sumber makanan oleh protozoa dan beberapa hewan kecil lainnya.
1. Enzim dan pencernaan
Aspek kimia pencernaan melibatkan pengubahan zat organic kompleks pada makanan menjadi molekul yang lebih  sederhana yang dapat diteruskan ke sel epitel pencernaan untuk masuk ke dalam sel cairan dan sel tubuh. Protein di reduksi menjadi asam amino, lemak menjadi asam lemak  dan gliserol, serta karbohidrat menadi gula  sederhana (monosakarida) minsalnya glukosa, perubahan ini dilakukakan oleh ragi pencernaan atau enzim.
Secara umum enzim ini bereaksi hanya pada protoplasma mati dan tidak dapat menembus sel hidup yang di lindungi  epitel pencernaan .Enzim dihasilan oleh semua hewan mulai dari protozoa sampai mamaliatetapi jenis dan jumlah enzim pada setiap jenis hewan tersebut tidak sama. Pada ivertebrata tingkat rendah , enzim disekresikan oleh sel pada beberapa atau seluruh bagian saluran pencernaan, tetapi pada hewan tingkat tinggi, enzim hanya dihasilkan oleh kelenjar atau sel di beberapa saluran pencernaan.Pada vertebrata beberaa enzim dihasilkan di kelenjar ludah dan enzim lain secara teratur di hasisenszlkan di lambung,usus halus, dan pangkkreas.
2. Sistem pencernaan pada manusia
Proses pencernaan pada manusia mengambil makanan ke dalam rongga mulut adalah aksi gabungan dari bibir, lidah, dan gigi. Bibir yang lentur sangat lentur sangat sensitive terhadap sifaat fisik dan suhu makanan tetapi tidak terhadap rasa. Lidah memiliki otot di ketiga bidang, memiliki kemampuan yang tinggi untuk bergerak dan mengubah bentuk memegang makanan. Di permukaan lidah kkuncup pengecap terkumpul. Gigi terspesialisasi untuk memotong dan mengiling makanan.(pada vertebrata tingkat rendah gigi dengan tidak adanya bibir hanya befungsi untu mengenggam makanan
a. gigi
Gigi memili imel keras di bagian luar,terisi oleh dentin yang lebih lunak, dan pulpah hidup di bagian tengah, dibekali dengan saraf, akar gigi terdapat pada kantong rahang.
b. Rongga mulut.
Di dalam rongga mulut makanan dilumasi dengan ludah yang di sekresikan oleh tiga pasang, kelenjar ludah, yaiiyu suboksilaris,subigualis, dan faoetid. Ludah dihasilkan setiap hari, sebagian besar pada saat makan. Sekresi ini merupakn aksi repleks yang dismulasi oleh rasa lezat makanan atau bahkan oleh bntuk atau aroma makan secara harfiah. Intensiitas stimulus tanpaknya berhubungan dengan kandungan air dalam makanan roti erring di mulut menstimulasi aliran ludah yang berlebihan, roti basah lebih sedikit dan air tidak sama sekali.
Air liur mengandung protein , musin, yang berperan sebagai pelumas dan enzim, pliallin (amylase ludah). Patialiln dal media alkali normal mulut pertma-tama mengubah pati menjadi dekstrin dankemudian menjadi gula rangkap, maltose (gula gandum). Aksi tersebut berlangsung lebih cepat pada patih yang di masak tetapi, paling hanya sdikit lebih cepat karna makanan hnya sebentar berada di mulut. Proses mengunyah membantu pencernaan patuh dengan caramengahncurjakan dengan m mencampurnya denngan enzim, dan memperpanjang waktu pemaparan terhadapa patialin. Patih membutuhkan waktu skitar satu jam untuk di cerna. Aksi patialin berlanjut pada masa makanan di dalam lambug sampai di tenbus oleh getah asam lammbung.
Semua gerakan dan peremasan makanan di dalam saluran pencernaan di bawah faring merupakan kontarksi dan relaksasi otot polos secara berirama dan pelan yaitu otot membujur dan melingkar, di dinding saluran tersebut. Proses ini dikenal dengan nama pertalsis. Dengan reaksi otot yang berselang seling, diameter suatu tempat di saluran tersebut pertama-tama akan diperbesar, lalu diperkecil. Gelombang kontrakksi yang menuruni esopgus membawa bolus makanan dari esophagus ke lambung. Di lambung terjadi aksi berselalng seling meremas dan mencmapur makanan dengan seksresi. Di usus  gerakan ini, berlanjut dalm waktu lama, berfungsi untuk memisahkan dan memisahkan kembali kandungan makanan, untuk mencampur keseluruhan makanan, agar bagian baru dapat bersentuhan dengan didnding dalam, dan menggerakkan kandunngan makan secara pelna di sepanjag usus.
c.Lambung
Setruktur ini merupakam ruang penyimpan yang menerima makanan.  Di sini kndunan makanan diberi perlakuan fisik dan kimia, lalu di salurkan, sedikit demi sedikit ke usus halus. Penyimpanan ini sebagian besar di bagian atas lamung (ppundus) dan aksi otot terutama teerjadi di bagian tengah lambung (kardia). Bagian bawah lambung (pilorus) berujung katup pylorus yaitu otot melingkar pada sambungan antar lambung dengan usus, lambung berperan penting karena sekresinya memili efek antiseptic pada bakteri di dalam makanan dan karna terdapat pencernaan di dalam makanan d
karna terdapat pencernaan sebagian oleh getah lambung. Namun, pembuangan lambung secara beda tidak benar-benar fatal pada mamnusia, karna makanan dapat dicerna secara sempurna di usus.
Kelenjar lambung di dinding lambung menyekresikan getah lambung. Getah lambung dihasilkan dari repleks yang diinisiasi oleh aroma atau rasa makanan ditambah aksi hormone (gastrin). Sekresi lambung terdiri atas musin, yan melumasi masa makanan lebih lanjut, asam kloorida (sekitar 0,2 %), dan enzim reaksi asam getah lambung (pH sekitar 1,0 )  diketahui dengan baik dari pelangan mentah yang tidak menyenangkan. Persen memecah protein secara parsial (menjadi polipeptida seperti : proteosa dan pepton, dan rennin yang menyebabkan kasein di dalam susu berkoagulasi).
d. Usus
Usus halus merupakan tabung ramping dengan panjang sekitar 7,62 m. Sekitar 25 cm pertama merupakan duodenum, bagian tengah yang panjang merupakan jejunum dan sisa 1,2  atau 1,5 m terakhir adalah eliumpada saat makanandalam tahap semiploit (kim) telah melintasi katup pilorik dan kedalam duodenum, makanan tersebut menstimulasi sekresi getah usus dari kelenjar berbentuk pipa pada dinding usus yang berlipat-lipat cairan alkali ini mengandung beberapa enzim. Eripsin melanjutkan pencernaan protein yang sebelumnya terjadi di lambung, memecah proteosa dan pepton menjadi asam amina. Ketiga enzim pemecah karboidrat tertidi atas maltase, yang mengubah maltose mejadi glukosa, suknase yang mwngubah sukrosa(gula tebuh) menjadi glukosa dan pruktosa, dan lactase, yang memisahkan laktosa (gula susu) menjadi glukosa dan galaktosa. Sereten merupakan hormone yang di bawah dalam aliran darah melalui jantung dank e pancreas. Di pancreas terlepas dari system saraf hormone menginisiasai  peneluaran getah pancreas yang berwana jernih kekuninan ke usu.sekresi getah pangreas Setiap hari adalah 500 sampai 1000 Ml. Karbonat di dalam cairan ini menetralkan asam Klorida di kim sehingga membuat kandungan usus sedikit alkali dalam reaksi.
 Enzim pada geetah pangreas terdiriatas : tripsin ()diaktifkan oleh tripsinogen,)  yang memisahan protein uth atau protein yang terpisah sebagian menjadi asam amino,lipase yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, dan amilupsin. Yang meredupsi pati yang dicerna sbagian atau keselurun.
e. Usus besar (kolon)
Berfungsi terutama untuk membuang sisa zat makanan yang tidak dicerna melalui rectum dan anus serta untuk menyimpan air dengan cara r dari sisa makana. Sisa makana, bakteri, lender dan sel mati dari dinding usus membentuk fase yang dikeluarkan pada interfal waktu tertentu. Fases memiliki warna khas dari pigmen empedu (biliruben dan biliferdin) yang merupak produk pecahan dari hemoglobin. Makan biasanya melintas dari mulut ke ujung usus halus dalam waktu sekitar 4 ½ jam , tetapi sisa makanan dapat berlanjut untuk waktu yang lebih lam, bahkan atas 24 jam di dalam kolon.
f. Penyerapan
Usus halus merupakan daerah utama untuk penyerapan proses yang menyempurnakan tujuan pencernaan. Melalui dinding usus, zat kimia yang diperoleh dari makanan memasuki tubuh untuk membanngun jaringan hidup atau digunakan sebagai energy.
g. Metabolisme
Pada saat produk pencernaan mencapai tujuan utamanya melalui pembuluh darah, produk tersebut dengan berbagai cara dipecah secara kimia untuk menyediakan energy (katabolisme), membangun protoplasma baru (anabolisme), atau di simpan sebagai glikogen patih hewan atau sebagai cadangan lemak.

PENGANTAR BIOKIMIA

Kamis, 04 Oktober 2012
MAKALAH BIOKIMIA


Biokimia Dulu biokimia dipandang sebagai ilmu fisiologi, kesehatan/pengobatan dan ilmu kimia organik. Semenjak tahun 1980-an biokimia berkembang dengan pesatnya berkat perkembangan ilmu lain yang mampu menciptakan alat-alat analitik/penera yang sangat peka yang menghasilkan bahan-bahan pelacak isotofik sehingga
memungkinkan para ahli untuk lebih mendalami dan dapat menerangkan fenomena-fenomena biologi.

Tujuan tersebut di atas rupa-rupanya sulit untuk dicapai. Tetapi jika ingin dituju adalah ciri hidup dari jasad hidup maka mungkin banyak yang dapat dilakukan oleh para ahli dalam ilmu biokimia ini.

 Berdasarkan beberapa pendapat bahwa ilmu biokimia banyak dimanfaatkan oleh para ahli dimana-mana sampai sekarang ini. Bahkan dewasa ini dijadikan sebagai ilmu terapan di berbagai unversitas.

B.    Tujuan

Berdasarkan latar di atas dapat diketahui bahwa tujuan penyusunan makalah ini adalah :
  1. Untuk mengetahuai bagaimana proses penerapan ilmu biokimia
  2. Untuk memahami energi biokimia, reaksi redoks dan fotosintesis.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Lingkup Biokimia


Dulu biokimia dipandang sebagai ilmu fisiologi, kesehatan/pengobatan dan ilmu kimia organik. Semenjak tahun 1980-an Biokimia berkembang dengan pesatnya berkat perkembangan ilmu lain yang mampu menciptakan alat-alat analitik/penera yang sangat peka yang menghasilkan bahan-bahan pelacak isotofik sehingga memungkinkan para ahli untuk lebih mendalami dan dapat menerangkan fenomena-fenomena biologi.

Ada tiga perkembangan yang menyebabkan biokimia diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri dan bukan lagi merupakan cabang ilmu lain :

  1. Pengakuan atas sistem multi ensim yang bertindak sebagai katalitis pada jalus metabolisme.
  2. Bahwa selama proses metabolisme terjadi perpindahan energi dalam sel hidup.
  3. Bahwa sifat turun menurun merupakan suatu proses biologi yang dapat diterangkan secara molekuler.

Tujuan biokimia yang mendasar yaitu : menentukan apakah kumpulan molekul/senyawa yang terdapat dalam jasad hidup setelah saling mengadakan interaksi dapat membentuk, memelihara dan mempertahankan status hidupnya, masih harus dibuktikan.

Tujuan tersebut di atas rupa-rupanya sulit untuk dicapai. Tetapi jika ingin dituju adalah ciri hidup dari jasad hidup maka mungkin banyak yang dapat dilakukan oleh para ahli dalam ilmu biokimia ini.


B.    Ciri Hidup

Menurut para ahli ada sekurang-kurangnya ada 3 ciri hidup biokimia bahwa sel hidup terdiri dari :

  • Sangat terorganisasi dan sangat kompleks; tiap komponen mempunyai fungsi yang sangat spesifik,
Makna terorganisasi dan mengorganisasi sendiri ialah bahwa antar organ/kesatuan aktivitas terkecil bahwa senyawa yang menyusun jasad hidup,m mempunyai fungsi khusus dan bersama-sama melaksanakan tugasnya

  • Mempunyai kemampuan untuk mengekstrak energi dari sekelilingnya
Bahwa jasad hidup mempunyai kemampuan untuk mengekstrak energi dari sekelilingnya dan mengubah bentuk energi yang diekstrakannya ke bentuk lain Misalnya  energi solar (energi matahari) oleh tumbuhan diubah menjadi energi kimia yang disimpannya dalam bentuk hasil tumbuhan ini.

  • Dapat menurunkan sifat atau dapat mereflikasi dirinya sendiri dengan tepat.

C.    Energi Biokimia dan Siklus ATP


Salah satu ciri hidup yang dapat di identifikasi dari sel atau jasad hidup ialah kemampuannya untuk dapat mengekstraksi energi dari sekelilingnya. Energi yang didasari dari lingkungannya itu diubah dan di simpan dalam Adenosin Tri-Fosfat

1.    Adenosin Tri-Fosfat

Adenosin Tri-Fosfat adalah senyawa yang termasuk dalam senyawa monokleotida, yaitu salah satu monumer dalam asam nukleat.

Senyawa ini untuk pertama kali dikemukakan oleh C.Frike dan Y.Subbarow di Amerika Serikat dan Lohmann di Jerman pada tahun 1929. Waerberg dan W. Meyerhof dinyatakan bahwa senyawa tersebut dinyatakan bahwa senyawa proses pemecahan anerobik glukosa menjadi asam laktat dan dalam jaringan otot.

H. Clackar (Denmark) dan V. Belitzus (Uni Soviet) dapat membuktikan ATP juga timbul dari ADP dalam suatu proses yang dinamakan fosforilasi oksidatif.
Englhardt dan M.N. Lyubimova menjelaskan bahwa ATP dihidrolisis menjadi ADP oleh miosin dlam suatu proses yang membentuk energi.

2.    Energi Bebas

Bgian dari bahan makanan yang dapat diunakan untuk melakukan kerja seperti biosentesis (kerja kimia), teransepor akip(kerja kosmatik), konteraksi muskular (kerja mekanik) dan lain-lainnya di sebut energi bekas, yang di singkat dengan F (free) atau G = Gibss. Dalam ilmu biokimia energi bebas diripnisikan: bagian dari energia suatu sistem yang dapat di gunakan untuk melakukan kerja pada  suhu, tekanan, dan volume tetap.

Bila suatu sistem perbahan dari suatu kelainan keadaan maka terjadilahperubahan energi bebas yang akan mencapai minimum apa bila sistem tersebut mencapai keseimbangannya.

3.    Reaksi Reduksi- Oksidasi (Redoks) (delta)Fo’

Dalam biokimia banyak dijumpai reaksi dan redoksi. Kedua proses itu sebenarnya tidak dapat dipisakan satu sama lain. Kalau dalam satu sistem atau suatu proses ada senyawa yang dioksidasi maka sebaliknya tentu ada senyawa yang terreduksi . oleh karna itu maka proses itu diberi nama reduksi- oksidasi atau sering disebut redoks.peroses itu merupakan teranseper elekrtron, atau kedua-duanya. Pada perteraseper itu terjadi perubahan energi bebas yang dapat di ukur besarnya dengan menggunakan persamaan: 









Untuk mengetahuai besarnya perubahan redoks suatu sistem maka dipergunakan sebuah pengukur. Pengukur yang maksud pada umumnya ialah elektroda H, yang potensial redoksnya secara potensi disepakai = 0,0 vol.

D.    LIPIDA

1.    Fungsi

Lifida mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah :
  • Komponen struktural memberan
  • Sumber energi 
  • Lapisan pelindung
  • Vitamin dan hormon

2.    Klasifikasi dan Tanaman

Pada umumnya klasifikasi lifida di dasarkan atas kerangka dasarnya dan dibedakan menjadi lifida kompleks dan lifida sederhana. Golongan pertama dapat dihidrolisis sedangkan golongan kedua tidak dapat dihidrolisis.

3.    Lifida Kompleks

Lifida kompleks dibagi menjadi :

a.    Triasil kliserol
Nama lain untuk golongan senyawa ini adalah lemak netral dan triklesirida.

b.    Fosfolifidia
Nama lain golongan senyawa ini ialah fosfogliserita atau gliserul fosfatida.

c.    Sfigolifida dan glikosfingolifida
Senyawa ini berkerangka dasar spigosin atau basah yang sejenis, dan terdapat dalam memberan sel hewan dan sel otak.

d.    Lilin
Lilin adalah senyawa yang berbentuk ester asam lemak dengan alkohol bukan glirserol.

4.    Lifida sederhana

Lifida yang dibicara diatas semuanya dapat dihidrolisis dengan alkali dalam keadaan panas. Yang selanjutnya menghasilkan sabun. Ada golongan lifida lain yang tidak dapat diubah menjadi sabun senyawa ini termasuk stroida dan terpena.

E.    Fotosintesis

1.    Energi cahaya dan sistem hidup

Kita dapat membayangkan suatu dasar radiasi cahaya yaitu paton (kuanton cahaya) merupakan suatu paket gelombang radiasi elektromagnetik.
Paton termasuk bagian salah satu bekas cahaya seperti molekul bagian sejumlah suatu zat kimia.

2.    Kloroflas dan organisme fotosintesis
Fotosintesis diantarkan oleh baik prokaliot maupun eukaliot. Distribusi organisme fotosintesis termasuk : ganggang, tumbuh-tumbuhan, diatum, bakteri, fotosintesis, fotosintetik. Termasuk bakteri belerang.

3.    Reaksi fotosintesis
Reaksi fotosintesi keseluruhan bagi autotrof yang fotosintesis ialah
nH2O + nCO2 ------->    (CH2O)n + nO2
 nH2O   = Pemberi elektron
nCO2    = Penerima elektron
CH2O   = Karbohidrat
O2        = Yang dihasilkan pada fotosintesis berasal dari H2O. Disini H2O berperan sebagai pemberi elektron.

4.    Viksasi karbon : reaksi gelap
Kelvin dan Busham menemukan bahwa salah satu senyawa radioaktif yang pertama dibentuk dalam sel adalah 3- fosfog liserat, suatu hasil antara gilkolis

5.    Pengatur pertumbuhan : tumbuhan/tanaman
Tumbuhan seperti halnya hewan mempunyai fisiologi kompleks yang didalamnya terdapat hormon-hormon atau zat memainkan peranan yang sangat menentukan dalam perkembangan individu.


BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penerapan ilmu biokimia dewasa ini sangat dirasakan dimana-mana seperti energi yang dikembangkan oleh biokimia dalam mengembangkan proses pertumbuhan ilmu keserhatan. Sedangkan beberapa aspek lain seperti lifida saat ini mempunyai fungsi : Komponen struktural memberan, Sumber energi, Lapisan pelindung, Vitamin dan hormon. Sedangkan energi yang dikembangkan oleh fotosintesis selama ini seperti Energi cahaya dan sistem hidup, Kloroflas dan organisme fotosintesis, reaksi fotosintesis

B.    Saran 


Setelah membaca beberapa referensi dan merangkai beberapa kalimat dalam sebuah makalah ini penulis dapat memberikan beberapa saran antara lain :

  1. Kepada dosen pengajar agar tetap memberikan motivasi pada siswa sebagai peserta didik untuk mencari beberapa jenis pengetahuan lain yang terkait dengan ilmu biokimia
  2. Sedangkan pada teman-teman agar tetap mencari beberapa alternatif dalam memecahkan sebuah pesoalan yang terkait dengan proses belajar mengajar terutama dalam bidang ilmu pengetahuan.

ANATOMI SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA


BAB II
PEMBAHASAN

A.  RUANG LINGKUP ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan bagian tubuh dan menguraikannya satu persatu. Sedangkan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari kerja faal/fungsi bagian alat tubuh.
Reproduksi terbagi 2 kelompok yakni:
1.        Reproduksi Seksual: keturunan baru lahir setelah melalui sebuah proses yang melibatkan sel kelamin. Reproduksi seksual dapat bersifat biseksual apabila keturunan tersebut terjadi akibat penyatuan 2 jenis sel kelamin, yaitu sel kelamin jantan dan sel kelamin betina.
2.        Reproduksi Aseksual: keturunan terjadi tanpa melibatkan sel kelamin, misalnya melalui pembelahan diri atau penumbuhan tunas baru.

Anatomi Sistem Reproduksi pria

Anatomi sistem reproduksi pria terdiri dari 8 bagian yaitu:
a.       Zakar/penis, berbentuk bulat memanjang dan memiliki ujung seperti helm (glans). Ujung penis ini dipenuhi serabut saraf yang peka.
b.      Buah zakar/testis, jumlahnya sepasang, bentuknya bulat lonjong dan menggantung pada pangkal penis. Testis inilah yang menghasilkan sel kelamin pria (sperma).
c.       Saluran kencing/uretra, saluran ini untuk mengeluarkan air mani dan air seni, tapi tidak secara bersamaan. Pada saat air mani dikeluarkan secara otomatis katup kandung kemih tertutup.
d.      Kelenjar prostat, menghasilkan cairan yang berisi zat makanan untuk kelenjar seminalis, fungsinya hampir sama dengan klenjar prostat.
e.       Kandung kencing.
f.       Vesicula seminalis.
g.      Kelenjar bulbourethrethralis.
h.      Vas deferens.

      Pada waktu melakukan senggama (coitus) sel mani dikeluarkan oleh kantong mani dan zat cair yang dihasilkan oleh kelenjar prostat.

Anatomi sistem reproduksi wanita

Anatomi sistem reproduksi wanita terdiri dari bagian luar dan dalam yaitu:
a.       Bagian luar terdiri dari:
-          Bibir luar (labia mayor)
-          Bibir dalam (labia minora)
-          Klentit/klitoris yang sangat peka karena banyak mengandug serabut saraf.
-          Mulut vagina, merupakan rongga penghubung rahim dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina ditutupi oleh selaput dara (hymen) yaitu jaringan tipis yang membentuk cincin.

b.      Bagian dalam terletak di dalam rongga panggul terdiri dari:
-          Vagina (liang senggama/ kemaluan)
-          Mulut rahim (serviks)
-          Rahim (uterus)
-          2 buah saluran penghubung ovarium dengan rongga rahim, yang terletak disebelah kanan dan kiri rahim dan disebut tuba pallopi.
-          2 buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri.

      Alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan. Bila salah satu bagian tidak berfungsi maka dengan sendrinya akan menghambat (mengganggu) fungsi reproduksi wanita.

Sistem Reproduksi Wanita

      Sistem reproduksi wanita terbentuk di dalam indung telur. Dalam kedua indung telur terdapat ribuan sel telur yang belum masak, jumlahnya antara 30.000-40.000 buah.

Seorang wanita dalam hidupnya mengalami 3 masa kehidupan, antara lain:
1.      Masa kanak-kanak.
2.      Masa reproduksi, dimana seorang wanita mengalami masa haid, usia antara 12-15 tahun yang biasanya disebut masa akil balig. Perempuan yang telah memasuki akil balig, biasanya disertai pula dengan perubahan jasmani dan rohani. Ditandai dengan adanya perasaan tertarik pada lawan jenis atau mulai tertarik kepada lawan jenisnya.
3.      Masa tua dimana seorang mengalami mati haid (menopause) yakni pada usia sekitar 45-49 tahun.

Usia subur atau reproduksi bagi seorang wanita dapat dibagi ke dalam 3 fase, yaitu:
a.       Reproduksi muda, yaitu bila seorang wanita hamil dan melahirkan anak dalam usia antara 15-19 tahun. Dan sebaiknya menunda kehamilan/kesuburan, bilamana telah terjadi pernikahan. Jika pada remaja yang belum menikah sebaiknya masa ini adalah masa untuk pendewasaan usia perkawinan.
b.      Reproduksi sehat yaitu apabila seorang wanita hamil kemudian melahirkan anak pada usia sekitar 20-35 tahun.
c.       Reproduksi tua yaitu apabila seorang wanita hamil dan melahirkan anak pada usia 35 tahun ke atas.

      Pola reproduksi sehat adalah pola reproduksi yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan jasmani, rohani dan sosial. Untuk mencapai pola reproduksi yang sehat harus memenuhi persyaratan sebagai brikut:
-           Reproduksi terjadi pada masa reproduksi yang paling sehat bagi pasangan suami istri yang bersangkutan.
-          Reproduksi sehat terjadi karena memang diinginkan oleh pasangan suami istri.

      Bagi istri yang berusia antara 20-30 tahun, jarak kehamilan antara anak pertama dan kedua sebaiknya adalah 3 sampai 4 tahun. Sedangkan istri yang berusia diatas 30 tahun, sebaiknya mengakhiri kehamilan/kesuburan atau tidak melahirkan lagi.

Daur haid pada wanita

      Daur haid adalah siklus haid atau perputaran waktu mendapat haid yang satu dengan waktu haid berikutnya. Setiap wanita mendapat haid tidak sama, tanggal mendapatkan haid berbeda, banyaknya darah yang keluar ada yang sedikit ada yang banyak, namun tidak lebih dari 50 cc. pada waktu haid ada yang merasa sakit dan ada yang tidak.
Allah Swt menjelaskan tentang haid sebagai berikut:
-          Wanita setiap bulan mengeluarkan darah haid (kotoran).
-          Pada saat wanita (istri) sedang haid, para suami dilarang (hukumnya haram) untuk melakukan hubungan seks.
-          Pada saat istri teleh suci, maka dibolehkan untuk melakukan hubungan seks.

Haid dikenal ada 2 macam:
1.      Haid dengan ovulasi yakni haid yang normal yang didahului dengan ovulasi sekitar 14 hari sebelumnya.
2.      Haid tanpa didahului dengan ovulasi. Karena tanpa ovulasi maka tidak terjadi pengaruh progesterone terhadap rahim, sehingga selaput lendir rahim masih tetap menebal sampai terjadi haid.

A.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi  Reproduksi Manusia

Faktor organobiologik

      Dalam kelompok faktor organobiologik ini termasuk diantaranya:
-          Umur manusia. Diketahui bahwa puncak kesuburan wanita umumnya berada pada saat usia 24-25 tahun, fungsi reproduksi akan menurun setelah melewati usia tersebut.
-          Faktor gizi.
-          Infeksi; seperti radang kelenjar parotis pada mulut (gondongan), TBC, kencing nanah, radang prostat, kusta, cacar dan sebagainya.
-          Alergi dan gangguan imunologik
-          Kegagalan ginjal menahun
-          Kencing manis.
-          Kelumpuhan bagian bawah anggota badan.
-          Kelainan endokrim pada kelenjar hipofise otak
-          Klainan kromosom
-          Kelainan letak: misalnya tidak turunnya buah zakar dalam kantong zakar.
-          Gangguan persenggamaan; seperti impotensi
-          Pengaruh dari luar: misalnya obat, zat kimia, radiasi, suhu lingkungan sekitar dan sebagainya.

Faktor psikoedukatif

      Faktor psikoedukatif adalah faktor kejiwaan, pendidikan dan pengetahuan manusia. Misalnya untuk memberikan landaan masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya (dengan bekal pengetahuan yang cukup) maka keluarga/pasangan suami istri terdorong untuk ber-KB.
 
Faktor sosio-kultural

      Faktor lingkungan masyarakat dan sosial budaya berpengaruh dalam menentukan jumlah dan nila anak. Artinya dalam kelompok social budaya member pengaruh pula terhadap reproduksi manusia. Misalnya, pandangan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan anak perempuan, atau yang menyatakan banyak anak banyak rejeki, yang mendorong setiap pasangan usia subur untuk memiliki anak lebih sari 2, dengan mengabaikan keselamatan ibu yang bersangkutan.

Al-Qur’an menjelaskan tentang kesetaraan dan keadilan gender yang antara lain sebagai berikut:
1.      Seluruh manusia adalah mulia (QS. Al-Isra: 70)
2.      Manusia diciptakan Allah adalah yang terbaik (QS. Ali Imran: 110)
3.      Yang paling ulia kedudukannya adalah yang paling takwa (QS. Al-Hujurat: 13)
4.      Allah Swt hanya menghargai orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan (QS. Al-Mujadilah: 11)
5.      Kewajiban manusia (laki-laki dan perempuan) adalah beribadah (QS. Adz-Dzariyat: 56)
6.      Penghargaan Allah kepada orang yang suka bekerja keras (QS. At-Taubah: 105, An-Nahl: 97, Al-An’am: 132)
7.      Semua amal manusia, laki-laki dan perempuan, akan dimintai pertanggung jawabannya (QS. Al-Isra: 36)
8.      Kesehatan dan keadilan gender (QS. Al-An’am: 132)
9.      Anjuran untuk menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) (QS. Hud: 85)

Untuk meluruskan pandangan yang salah dan imej negatif harus diupayakan sosialisasi tentang:
-          Nilai anak laki-laki dan perempuan adalah sama (sebagai anugrah dan amanah Allah Swt)
-          Bias gender harus segera diluruskan dengan dan mengacu pada ketentuan ajaran agama (Islam) bahwa kedudukan manusia sama dimata Allah Swt.