MAKALAH TENTANG PROSES BELAJAR DI SEKOLAH

Rabu, 11 April 2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Dewasa ini peran lembaga pendidikan sangat menunjang tumbuh kembang anak dalam berinteraksi maupun cara bergaul dengan orang lain. Selain itu, lembaga pendidikan tidak hanya sebagai wahana untuk system bekal ilmu pengetahuan, namun juga sebagai lembaga yang dapat memberi skill atau bekal untuk hidup yang nanti di harapkan dapat bermanfaat didalam masyarakat.
Sementara itu, lembaga pendidikan tidak hanya ditunjukkan kepada anak yang memiliki kelengkapan fisik, tetapi juga kepada anak yang memiliki keterbelakangan mental. Mereka dianggap sosok yang tidak berdaya, sehingga perlu dibantu dan dikasihani. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu disediakan berbagai bentuk layanan pendidikan atau sekolah bagi mereka. Pada dasarnya pendidikan untuk kebutuhan khusus sama dengan pendidikan anak-anak pada umumnya.
Pada makalah ini, kami lebih menekankan proses belajar dalam lingkungan formal atau yang lebih sering dikenal dengan pendidikan di lingkungan sekolah. Bagaimana proses suatu belajar, hasil belajar, dan kemana sasaran belajar itu, bagaimana bentuk-bentuk kegiatan belajar itu, dan mengetahui apa arti belajar tuntas dan belajar afektif.



B.   RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah mengenai proses belajar di sekolah, yaitu:
1.     Apa itu belajar proses dan belajar hasil?
2.     Kemanakah sasaran belajar itu?
3.     Bagaimana bentuk-bentuk kegiatan belajar?
4.     Bagaimana cara untuk belajar tuntas?
5.     Apa itu belajar afektif?

C.   TUJUAN
Dari beberapa rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka dapat kita arahkan tujuan dari makalah ini, yaitu:
1.     Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
2.     Untuk mengetahui bentuk danpola dari pendidikan dilingkungan sekolah.
3.     Dan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau acuan para mahasiswa untuk mempelajari cara belajar dilingkungan sekolah.












BAB II
PEMBAHASAN

A.   BELAJAR PROSES DAN BELAJAR HASIL
Kegiatan belajar yang berlangsung disekolah bersifat formal disengaja, direncanakan, dengan bimbingan guru, serta pendidik lainnya. Kegiatan belajar yang dilaksanakan di sekolah benar-benar direncanakan dan disengaja. Kegiatan belajar tersebut sangat diperlukan, mengingat semakin banyaknya dan semakin  tingginya tuntutan hidup masyarakat. Semakin tinggi taraf perkembanagan masyarakat maka semakin tinggi dan banyak tuntutan yang harus dipenuhi dan semakin banyak waktu belajar yang harus ditempuh.
Pelaksanaan pengajaran dengan penekanan kepada belajar proses dilatarbelakangi oleh konsep-konsep belajar menurut teori Naturalisme-Romantisme dan teori Kognitif-Gestalt. Naturalisme-Romantisme lebih menekankan kepada aktifitas siswa sedangkan kosep teori kognitif-gestalt menekanan pemahaman dan kesatupaduan yan menyeluruh.
Dalam pelaksanaan pengajaran yang menekankan proses sekarang dikenal pula dengan keterampilan proses, guru menciptakan bentuk pengajaran yan bervariasi agar siswa terlibat dalam berbagai pengalaman. Siswa diminta untuk merencanakan, melaksanakan dan menilai sendiri hasil suatu kegiatan. Siswa melakukan pengamatan, percobaan, pengukuran, perhitungan dan membuat kesimpulan-kesimpulan sendiri.
Dalam belajar model ini, siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama temannyadari manusia-manusia sumber diluar sekolah


B.   SASARAN BELAJAR
Belajar merupakan suatu upaya pengembangan seluruh kepribadian individu, baik dari segi fisik maupun psikis. Dalam proses belajar disekolah, sasaran belajar seperti ini sering dirumuskan sebagai tujuan pelajaran atau tujuan instruksional.
Tujuan belajar berdasarkan sasaran belajar sudah diatur dalam TAP MPR Nomor II tahun 1988, tujuan tersebut berbunyi: ’’Pendidikan nasional berdasaran pancasila, bertujuanntuk meningkatan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, disiplin, bekerja keras, tangguh, beranggung jawab, mandiri, cerdas terampil serta sehat jasmanidan rohani. Disamping itu, pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan, dan rasa kesetiakawanan social.
Sejalan dengan itu, dikembankan iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri serta sikap dan perilaku inovatif dan kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

C.   BENTUK-BENTUK KEGIATAN BELAJAR
Bentuk-bentuk kegiatan belajar yang dilakukan siswa disekolah sangat ditentukan oleh model-model pengajaran yang diberikan oleh guru.
Bentuk kegiatan belajar-mengajar yang digunakan juga berkaitan erat dengan teori belajar yang digunakan. Kegiatan belajar mengajar yang berpegang pada teori behafioresme berbeda dengan teori naturalistic-romantisme, berbeda pula dengan teori kognitif-gestalt.
David P. Ausabel dan Floyed G. Robinson (1969) mengemukakan empat bentuk proses belajar mengajar, yaitu : belajar menerima, dan belajar menemukan, belajar bermakna dan belajar menghafal.
1.     Berlajar Discaveri (Dicoveri Learnig)
Mengenai belajar discaveri ada juga yang menyebutnya sebagai belajar inkuiri, tetapi pada dasarnya merupakan suatu kegiatan belajar yang mengutamakan aktifitas anak. Inkuiri menekankan pada proses mencarinya, sedangkan dicaveri kepada menemukannya.
Beberapa kelebihan belajar mengajar discaveri dibaningkan dengan strategi menerima :
a)           dalam penyampean bahan, stragegi discaveri menggunakan kegiatan dan pengalaman-pengalaman langsung dan kongkrit. Kegiatan dan pengalaman demikian lebih menarik perhatian, dan memungkainkan pembentukan konsep-konsep abstrak yang mempunyai makna.
b)          Strategi belajar mengajar discaveri lebih realistis dan mempunyai makna, sebab siswa bekerja langsung dengan contoh-contoh nyata. Siswa langsung mengaplikasikan kemampuannya.
c)           Strategi belajar mengajar dicaveri merupakan suatu model pemecahan masalah. Para siswa belajar langsung menerapkan prinsip-prinsip dan langkah-langkah pemecahan masalah.
d)          Transfer tidak dinantikan sampe kegiatan lain, tetapi langsung dilakukan, sebab strategi dicaveri berisi sejumlah transfer.
e)           Steratigi discaveri banyak memberikan kesepatan bagi keterlibatan sisiwa dalam situasi belajar. Kegiatan demikian akan banyak membangkaitkan motivasi belajar, sebab kegiatan belajar akan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.
Disamping kelebihan, sterategi discaveri juga memiliki beberapa kelemahan seperti :
1)    keterbatasan waktu
2)    kterbatasan berfikir
3)    kesukaran dalam menggunakan factor subjektivitasnya, terlalu cepat sampai kesimpulan, membuat geralisasi yang terlalu umum dari pengalaman yang sangat terbatas.
4)    Keterbatasan kebudayaan atau kebiasaan.

Para ahli membedakan enam tingkatan belajar mengajar discaveri yaitu:
1)    tingkat discaveri penuh, pada tingkat siswa memiliki kebebasa penuh untuk mentukan bahan dan bentuk kegiatan yang akan mereka lakukan.
2)    Pengarahan pada tingkat pemikiran siswa, guru memberikan pengarahan yang sesuai dengan tingkat pemikiran siswa, selanjutnya mereka diberi kebebasan untuk mengadakan geralisasi dan spesifikasi.
3)    Pemberian istruksi yang pelaksanaannya diserahkan kepada para siswa, guru memberika beberapa istruksi terntang hal-hal yang hendaknya dikerjakan, tetapi pelaksanaanya diserahkan pada inisiatif dan keratifitas para siswa.
4)    Guru memberikan sejumlah persoalan, yang penyelesaiannya dilakukan oleh siswa.
5)    Guru memberikan pengarahan tentang suatu gegeralisasi atau spesifikasi, lalu para siswa diminta untuk mencari contoh-contoh atau menemukan pemecahan masalahnya sendiri.
6)    Guru memberikan suatu generalisasi tampa penjelasan, penguraian dan contoh-contoh, kemudian para sisw diminta untuk menggunakannya untuk kegiatan-kegiatan berikutnya.
2.     Belajar Bermakna Dan Belajar Menghafal
Dalam belajar menghafal, siswa berusaha menerima dan memahami bahan yang diberikan oleh guru atau yang dibaca tanpa makna. Dalam belajar bermakna ada dua hal penting, pertama bahan yang dipelajari dan yang kedua adalah struktur kognitif yang ada pada individu. Yang dimaksud dengan struktur kognitif adalah jumlah, kualitas, kejelasan dan pengorganisasian dari pengetahuan yang sekarang dikuasai oleh individu.
Syarat-syarat agar tercipta proses belajar bermakna, yaitu:
a.     bahan yang dipelajari harus dihubungkan dengan struktur kognitif secara beraturan.
b.     siswa memiliki konsep yang sesuai dengan bahanyang akan dihubungkan.
c.      siswa harus memiliki kemauan untuk menghubungkan konsep tersebut dengan kemampuan kognitifnya secara beraturan.

D.   BELAJAR TUNTAS
Belajar tuntas adalah suatu upaya belajar dimana siswa dituntut menguasai hampir semua bahan ajaran.
Beberapa tokoh belajar tuntas berpendapat bahwa sekitar 95% dari anak sesungguhnya dapat menguasai secara tuntas bahan pelajaran yang diberikan.
Beberapa prinsip belajar tuntas yang diperkenalkan atau dikemikakan leh para ahli, yaitu:
1.     sebagian siswa dalam situasi dan kondisi belajar yang normal dapat menguasai sebagian besar bahan yang diajar.
2.     Guru menyusun strategi pengajaran tuntas mulai dengan merumuskan tujuan-tujuan khusus yang hendak dikuasai oleh siswa.
3.     sejalan dengan tujuan-tujuan khusus tersebut guru merinci bahan ajaran menjadi satuan bahan ajaran yang kecil yang mendukung pencapaian sekelompok tujuan khusus tersebut.
4.     selain disediakan bahan ajaran untuk kegiatan belajar utama, juga disusun bahan ajaran untuk kegiatan perbaikan dan pengayaan. Konsep belajar tuntas sangat menekankan pentingnya peranan umpan balik.
5.     penilaian hasil belajar tidak menggunakan acuan normal, tetapi menggunakan acuan patokan.
6.     konsep belajar tuntas juga memperhatikan adanya perbedaan individual. Prindip ini direalisasikan dengan memberikan keleluasaan waktu, yaitu siswa yang pandai atau cepat belajar bisa maju lebih dulu kepada satuan pelajaran berikutnya.
Konsep belajar tuntas dapat dilaksanakan dengan beberapa model pengajaran, tetapi yang paling tepat adalah dengan model system instruksional. Seperti pengajaran berprogram.

E.    BELAJAR AFEKTIF
Belajar afektif merupakan sebuah model belajar yang digunakan oleh guru yang penekanannya berada pada partisipasi atau keaktifan siswa didalam kelas.
Ada beberapa model belajar mengajar afektif yang dikemukakan oleh beberapa ahli, seperti berikut:
1.     Model konsiderasi
Manusia sering kali bersifat egois, lebih memntingkan diri sendiri, apatis, dan sibuk mengurusi diri sendiri. Dengan adanya model pembelajaran konsidersi ini siswa didorong untuk lebih peduli, lebih memperhatikan orang lain, sehingga mereka dapat bergaul, bekerja sama, dan hidup secara harmonis dengan orang lain.
Langkah-langkah pembelajaran konsiderasi, antara lain:
a.     Menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konsiderasi.
b.     Meminta siswa menganalisis situasi untuk menemukan isyarat-isyarat yang tersembunyi berkenaan dengan perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain.
c.      Siswa menuliskan responnya masing-masing.
d.     Siswa menganalisis respon siswa lain.
e.      Mengajak siswa melihat konsekuensi dari tiap tindakannya.
f.       Meminta siswa menentukan pilihannya sendiri.
2.     Model pembentukan rasional
Model pembentukan rasional yaitu model pembelajaran yang menekankan kesadaran siswa pada nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan. Model pembentukan rasional ini juga bertujuan untuk mengembangkan kematangan berpikir pada siswa tentang nilai-nilai moral.
Langkah-langkah model pembelajaran pembentukan rasional:
a.     Mengidentifikasi situasi dimana ada ketidakserasian atau penyimpangan tindakan.
b.     Menghimpun informasi tambahan.
c.      Menganalisis situasi dengan berpegang teguh pada norma-norma yang berlaku.
d.     Mengambil tindakan dengan mempertimbangkan akibat yang ditimbulkannya.



BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Secara garis besar, ada dua pendekatan dalam belajar,yaitu: pendekatan yang menekankan hasil dengan proses belajar. Pendekatan yang menekankan hasil dilatar belakangi oleh psikologi daya dan behaviorisme. Dalam pendekatan tersebut yang diutamakan adalah penguasaan hasil atau target belajar.
Tujuan belajar berdasarkan sasaran belajar sudah diatur dalam TAP MPR Nomor II tahun 1988, tujuan tersebut berbunyi: ’’Pendidikan nasional berdasaran pancasila, bertujuanntuk meningkatan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, disiplin, bekerja keras, tangguh, beranggung jawab, mandiri, cerdas terampil serta sehat jasmanidan rohani. Disamping itu, pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan, dan rasa kesetiakawanan social.
Disamping itu, untuk mempermudah dalam proses belajar mengajar maka dapat dilakukan beberapa tekhnik atau cara pendekatan belajar seperti: model belajar konsidersi, pembentukan nilai rasional, dan klarifikasi nilai, atau model belajar seperti behaviorisme dan kunstruktufistik.





B.   SARAN
Dalam sebuah proses belajar, dibutuhkan metode atau pendekatan cara belajar yang tepat untuk mendapat hasil yang baik. Disamping itu pula, pemilihan metode belajar yang benar juga akan mempengaruhi proses belajar serta perkembangan dari peserta didik itu sendiri.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya dunia pendidikan.

MAKALAH TENTANG INTERAKSI DAN KOMUNIKASI ANTAR SEL


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak akan mampu bekerja dan membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi anatara satu dengan yang lain. Miliaran sel penyusun setiap makhluk hidup harus berkomunikasi untuk mengkoordinasikan aktivitasnya sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisme itu untuk berkembang.Mulai dari sel yang berkomunikasi terbentuk jaringan kemudian organ dan system yang menjalankan organisme untuk hidup.
Dalam kehidupan makhluk hidup baik uniseluler atau multiseluler akan berinteraksi dengan lingkungannya untuk mempertahankan kehidupannya. Sinyal-sinyal antar sel jauh lebih sederhana daripada bentuk-bentuk pesan yang biasanya dirubah oleh manusia.
Sinyal yang diterima sel, yan berasal dari sel lain atau dari beberapa perubahan pada lingkungan fisik organisme, bermacam-macam bentuknya. Misalnya, sel dapat mengindera dan merespons sinyal elektromagnetik, seperti cahaya, dan sinyal mekanis, seperti sentuhan. Akan tetapi sel-sel paling sering berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan sinyal kimiawi.
Kajian tentang persinyalan sel membantu untuk menjawab sejumlah pertanyaan penting dalam biologis dan kedokteran, mulai dari perkembangan embriologis hingga kerja hormon untuk perkembangan kanker dan jenis penyakit lain.


B.   Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang mengenai interaksi sel diatas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah seperti:
1.     Bagaimana cara interaksi sel ?
2.     Apa saja metode komunikasi sel ?
3.     Bagaimana tahapan komunikasi sel ?
4.     Bagaimana sinyal antar sel yang diterima oleh second messenger ?
C.   Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan dari makalah ini, seperti berikut:
1.     Untuk mengetahui cara interaksi sel
2.     Untuk mengetahui apa saja metode komunikasi sel
3.     Untuk mengetahui  tahapan komunikasi sel
4.     Untuk mengetahui sinyal antar sel yang diterima oleh second messenger








BAB  II
PEMBAHASAN
A.   INTERAKSI SEL
Sistem komunikasi suatu sel berperan teramat penting dalam menentukan respon seluler yang akan dilakukan oleh sel. Seluruh peristiwa yang terangkum dalam dogma biologi molekuler diawali oleh adanya aktivitas komunikasi. Untuk dapat menjalankan aktivitas komunikasi tersebut sebuah sel (eukariotik) dilengkapi berbagai jenis reseptor yang terdapat di membrane plasmanya.Reseptor ini biasanya meupakan bagian structural dari protein integral yang terdapat di sela-sela lemak lapis ganda. Sel berinteraksi dengan sel lain dengan cara komunikasi langsung atau dengan mengirimkan sinyal kepada sel target. Berikut macam-macam interaksi sel :
1.     Komunikasi Kontak Langsung
http://deeyan43and23.files.wordpress.com/2011/06/direct-signal.jpg?w=300&h=257
Sel dapat berkomunikasi dengan cara kontak langsung. Baik sel hewan maupun sel tumbuhan memiliki sambungan sel yang bila memang ada memberikan kontinuitas sitoplasmik diantara sel-sel yang berdekatan. Dalam hal ini, bahan pensinyalan yang larut dalam sitosol dapat dengan bebas melewati sel yang berdekatan. Disamping itu, sel hewan mungkin berkomunikasi melalui kontak langsung diantara molekul-molekul pada permukaannya.

2.     Pensinyalan Parakrin
http://deeyan43and23.files.wordpress.com/2011/06/paracrine-signal.jpg?w=300&h=257
 






Pada pensinyalan parekrin, sel pensekresi bertindak pada sel target didekatnya dengan melepas molekul pengatur local ke dalam fluida ekstraseluler.



3.     Pensinyalan Sinaptik
http://deeyan43and23.files.wordpress.com/2011/06/synapse.jpg?w=300&h=167
 







Pada pensinyalan sinaptik, sel saraf melepaskan molekul neurotransmitter ke dalam sinapsis antara sel lain.
4.     Pensinyalan Endokrin/ Hormonal
http://deeyan43and23.files.wordpress.com/2011/06/endocrine-signal.jpg?w=300&h=120
Hormone mensinyal sel target pada jarak yang lebih jauh. Pada hewan, sel endokrin terspesialisasi mensekresi hormone ke dalam cairan tubuh yaitu darah. Hormone dapat mencapai hamper seluruh sel tubuh, tetapi, jika dengan pengatur local. Hanya sel target spesifik yang mengenali dan merespons sinyal kimiawi yang diberikan.
B.   METODE KOMUNIKASI ANTAR SEL
Selain mengatur segala macam aktivitas ternyata di dalam tubuh kita sel juga berinteraksi antar satu sama lain. Disamping itu, mereka juag mempunyai cara atau metode tersendiri dalam berkomunikasi, terdapat tiga metode komunikasi antar sel, yaitu:
1.     Komunikasi Langsung
Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan. Komunikasi ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia melalui hubungan yang sangat erat antara sel satu dengan lainnya. Gap junction merupakan protein saluran khusus yang dibentuk oleh protein connexin. Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal listrik) dan molekul-molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP dalam sitoplasma kedua sel yang berhubungan.
2.     Komunikasi Lokal
Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan (sinyal parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin).


3.     Komunikasi Jarak Jauh
Komunikasi jarak jauh: adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak cukup jauh. Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau dengan sinyal kimia (hormon atau neurohormon) yang dialirkan melalui darah.
C.   TAHAPAN KOMUNIKASI SEL
Dalam berkomunikasi, sel mempunyai proses komunikasi yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
1.     Penerimaan (reseption) , merupakan pendeteksian sinyal yang dating dari luar sel oleh sel target. Sel kimiawi terdeteksi apabila sinyal itu terikat pada protein seluler, biasanya pada permukaan sel yang bersangkutan.
2.     Transduksi, diawali dengan pengikatan molekul sinyal mengubah protein reseptor. Tahap transduksi ini mengubah sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat menimbulkan respon seluler spesifik. Pada system Sutherland, pengikastan epinefrin kebagian luar protein reseptor dalam membrane plasma sel hati berlangsung melalui serangkaian langka untuk mengaktifkan glikogen fosforilase. Transduksi ini kadang-kadang terjadi dalam satu langkah, tetapi lebih sering membutuhkan suatu urutan perubahan dalam sederetan molekul yang berbeda (jalur transduksi) sinyal. Molekul di sepanjang jalur itu sering disebut molekul relay.


Transduksi sinyal meliputi aktifitas sebagai berikut:
a.     Pengenalan berbagai sinyal dari luar terhadap reseptor spesifik yang terdapat pada permukaan membran sel.
b.     Penghantaran sinyal melalui membran sel ke dalam sitoplasma.
c.      Penghantaran sinyal kepada molekul efektor spesifik pada bagian membran sel atau efektor spesifik dalam sitoplasma. Hantaran sinyal ini kemudian akan menimbulkan respon spesifik terhadap sinyal tersebut. Respon spesifik yang timbul tergantung pada jenis sinyal yang diterima. Respon dapat berupa peningkatan atau penurunan aktifitas enzim-enzim metabolik, rekonfigurasi sitoskeleton, perubahan permeabilitas membran sel, aktifasi sintesa DNA, perubahan ekspresi genetik atupun program apoptosis.
d.     Terputusnya rangkaian sinyal. Terjadi apabila rangsangan dari luar mulai berkurang atau terputus.Terputusnya sinyal juga terjadi apabila terdapat kerusakan atau tidak aktifnya sebagian atau seluruh molekul penghantar sinyal. Informasi yang terjadi akan melewati jalur rangsang (signal transduction pathway) yang terdiri dari berbagai protein berbeda atau molekul tertentu seperti berbagai ion dan kanalnya, berbagai faktor transkripsi, ataupun berbagai tipe sububit regulator. Setiap protein yang terlibat pada jalur ini mampu menghambat atau mengaktifasi protein yang berada dibawah pengaruhnya (down stream). Protein utama yang terlibat dalam jalur rangsang pada umumnya adalah kinase dan posphatase, yang beberapa diantaranya merupakan protein yang terdapat/larut dalam  sitoplasma. Kedua protein ini mampu melepaskan atau menerima grup posphat dari protein lain sehingga proses penghantaran atau penghentian sinyal dapat berlangsung.
Secara singkat langkah-langkah transduksi sinyal adalah:
1)    Sintesis molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.
2)    Pelepasan molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.
3)    Transpor sinyal oleh sel target.
4)    Pengikatan sinyal oleh reseptor spesifik yang menyebabkan aktivasi reseptor tersebut.
5)    Inisiasi satu atau lebih jalur transduksi sinyal intrasel.
6)    Peubahan spesifik fungsi, metabolisme, atau perkembangan sel.
7)    Pembuangan sinyal yang mengakhiri respon sel.
Ikatan ligan dengan reseptor spesifik akan memicu pelepasan second messenger yang akan menimbulkan reaksi berantai dan membawa perubahan didalam sel. Reseptor spesifik, yang terdapat pada membran sel dapat berupa: GTP binding protein (G-protein)-coupled receptors,receptor tyrosine kinase, cytokine receptor-linkkinase atupun serine kinase.
Sinyal yang terjadi bukan hanya oleh adanya ikatan ligan dengan reseptor spesifik saja, melainkan juga akibat adanya paparan langsung dengan tekanan mekanik maupun perubahan kimiawi disekitar sel dengan melibatkan integrin.Respon, pada tahap ketiga pensinyalan sel, sinyal yang ditransduksi akhirnya memicu respon seluler spesifik. Respon ini dapat berupa hamper seluruh aktivitas seluler seperti katalisis leh suatu enzim, penyusunan ulang sitoskeleton, atau pengaktivan gen spesifik di dalam nucleus.proses pensinyalan sel mebantu memastikan bahwa aktivitas penting sperti ini terjadi pada sel yang benar, pada waktu yang tepat, dan pada koordinasi yang sesuai dengan sel lain dalam organisme bersangkutan.
D.   MESENJER KEDUA
Mesenjer kedua merupakan jalur persinyalan yang melibatkan molekul atau ion kecil nonprotein yang terlarut-air. Sedangkan molekul sinyal ekstraseluler yang mengikat reseptor membrane merupakan  mesenjer pertama jalur. Karena mesenjer kedua itu kecil dan terlarut dalam air, mesenjer ini data segera menyebar ke seluruh sel dengan berdifusi.Mesenjer kedua berperan serta dalam jalur yang diinisiasi reseptor terkait protein-G maupun reseptor tirosin-kinase. Dua mesenjer kedua yang paling banyak digunakan ialah:
1.     AMP siklik
Mesenjer kedua ini yang membawa sinyal yang diinisiasi epinefrin dari membrane plasma sel hati atau otot ke bagian dalam sel, dimana sinyal itu menyebabkan pemecahan glikogen. Pengikatan epinefrin pada membrane plasma sel hati akan meningkatkan senyawa adenosine monofosfat siklik, yang disingkat AMP siklik atau cAMP. cAMP ini diaktifkan oleh adenilat siklase yang mengkatalisa perombakan ATP.
cAMP atau aliran ion tadi dapat membuat perubahan pada perilaku sel, dan mereka disebut messenger sekunder atau mediator intraseluler yang mana akan merangsang metabolisme sel lewat aktivitas protein kinase.
2.     Ion kalsium
Banyak molekul sinyal pada hewan, termasuk neurotransmitter, factor pertumbuhan, dan sejumlah hormone, menginduksi respon pada sel targetnya melalui jalur transduksi sinyal yang meningkatkan konsentrasi ion kalsium sitosolik.Peningktan konsentrasi ion kalsium sitosolik menyebabkan banyak respon pada sel hewan.Sel menggunakan ion kalsium sebagai mesenjer kedua dalam jalur protein-G dan jalur reseptor tirosin kinase.
Dalam merespon sinyal yang direlai oleh jalur transduksi sinyal, kadar kalsium sitosolik mungkin meningkat, biasanya oleh suatu mekanisme yan melepas ion kalsium dari RE biasanya jauh lebih tinggi daripada konsentrasi dalam sitisol. Karena kadar kalsium sitosolit rendah, perubahan kecil pada jumlah absolute ion akan menggambarkan persentase perubahan yang relative tinggi pada konsentrasi kalsium.