MAKALAH COELENTERATA

Sabtu, 01 Juni 2013





   MAKALAH

 


TENTANG
COELENTERATA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah  ZOOLOGI I (Invertebrata) yang diampuh oleh SUPIRAWATI, S.Pd.



 



 

      Disusun oleh:
    1.     Erma Supriati
    2.     Erika Putri
    3.     Fitrianti
    4.     Godariati


 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMBAWA BESAR
2013







 

BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal. Terdapat sekitar 10.000 spesies  Coelenterata yang sebagian besar hidup di laut.
Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni. Tubuhnya simetri radial. Jika dipotong tubuhnya melalui sumbu tubuh maka akan mendapatkan beberapa bagian yang sama. Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan. Tubuhnya hanya memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus. Merupakan hewan diploblastik. : ektodermis (epidermis) dan endodermis (gastrodermis). Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulut. Tentakel dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit (cnidoblast). Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Hidupnya  : kebanyakan di laut, beberapa di air tawar.
Coelenterata merupakan diploblastik, hewan ini mempunyai dua lapis sel yaitu ektoderm yang merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang merupakan lapisan dalam. Coelenterata memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada bentuk polip (seperti tabung), coelenterata memiliki mulut di bagian dorsal yang dikelilingi oleh tentakel. Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah (oral) dan tubuhnya dikelilingi oleh tentakel.
Coelenterata dapat bereproduksi baik dengan cara generatif (seksual) maupun vegetatif (aseksual). Reproduksi secara generatif terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur (ovum) betina. Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual berlangsung dengan cara pembentukan tunas pada sisi tubuh coelenterata yang akan tumbuh menjadi individu baru setelah lepas dari tubuh induknya.
Beberapa jenis coelenterata juga mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), yaitu perkembangbiakan seksual yang diikuti oleh perkembangbiakan aseksual pada satu generasi. Pada coelenterata jenis ini, tubuh akan memiliki bentuk polip pada satu fase hidupnya, kemudian berbentuk medusa pada tahap selanjutnya.
Beberapa jenis cerlenterata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik bahkan bisa diolah menjadi agar-agar. Sebagian lain membentuk terumbu karang yang bisa menahan gelombang. Beberapa spesies coelenterata juga memberikan pemandangan indah di dasar lautan dengan warna dan bentu mereka yang unik.
B.   RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dibuat beberapa rumusan masalah seperti:
1.     Bagaimanakah ciri-ciri coelenterata?
2.     Bagaimanakah cara coelenterata mendapatkan makanannya?
3.     Bagaimanakah cara reproduksi coelenterata?
4.     Ada berapakah klasifikasi coelenterata?
5.     Apa peran dan fungsi coelenterata?
C.   TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, yaitu:
1.     Dapat mengetahui cirri-ciri coelenterata.
2.     Mengetahui cara coelenterata mendapatkan makanan.
3.     Mengetahui cara coelenterata bereproduksi.
4.     Mengetahui jenis-jenis coelenterata berdasarkan klasifikasinya.
5.     Dan mengetahui fungsi dan peran coelenterata.


BAB II
PEMBAHASAN

Coelenterata berasal dari kata KOILOS = rongga tubuh atau selom
dan ENTERON = usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang
berfungsi sebagai usus
. Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.
Colenterata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan  diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada dasar perairan.
A.   CIRI-CIRI COELENTERATA
v Habitat di laut, kecuali sejenis hydra hidup di air tawar.
v Hewan bersel banyak (multiseluler).
v Sruktur tubuh :
·        Radial simetris
·        Dipoblastik terdiri ektoderm dan endoderm
·        Terdapat rongga (mesoglea) antara lapisan ektoderm dan endoderm.
v Bentuk tubuh :
·        menyerupai tabung (polip)
·        menyerupai  mangkok (medusa)
·        Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan bergerak. Pada lapisan luar ektodermis tentakel terdapat sel racun (knidoblast) atau sel penyengat (nematosis)
·        Punya rongga gastrovaskuler untuk pencernaan
·        Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali Anthozoa dan Sifonoglia
·        Sistem saraf difus (baur)
·        Mengalami siklus hidup (metagenesis).
Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelentarata mempunyai dua bentuk tubuh, yaitu Polip dan Medusa.
a.     Polip adalah bentuk  Coelentarata yang menempel pada tempat hidupnya. Tubuh berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa macam bentuk (polimorfisme). Misalnya : polip untuk pembiakan yang menghasilkan medusa (gonozoid) dan polip untuk makan yakni gastrozoid.
b.     Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang dapat berenang bebas.       

B.  CARA MENDAPATKAN MAKANAN
Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-partikel organik, plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut. Di bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel). Sel-sel endodermis menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus.

C. REPRODUKSI COELENTERATA
1.     Aseksual (Vegetatif)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni.

1.     Reproduksi Sexual (Generatif)
Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva.
Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan. Reproduksi vegetatif dan generatif pada coelonterata berlangsung secara bergantian, sehingga coelenterata mengalami pergiliran keturunansiklus hidup/metagenesis.
 

A.   KLASIFIKASI COELENTERATA
Coelenterata dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa dan Ctenophora:
1.     HYDROZOA
Ø Hydrozoa berasal dari kata hydra, artinya hewan yang bentuknya seperti ular.
Ø Umumnya hidup soliter atau berkoloni. Soliter berbentuk polip dan yang berkoloni berbentuk polip dan medusa.
Ø Lebih sering ditemukan atau dominan dalam bentuk koloni polip sedangkan dalam bentuk medusa jarang ditemukan.
Ø Contoh Hydra dan Obellia.
a.     Hydra
·        bentuk tubuh Hydra seperti polip.
·        habitat di air tawar.
·        ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm.
·        makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea (udang-uadangan) rendah.
·        bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki, gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak.
·        terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10 buah tentakel.
·        tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan.
·        makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
·        reproduksi aseksual dengan tunas atau budd kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra.
·        Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.
·        reproduksi seksual  :
Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.

b.     Obelia
Ø Hidup di air laut secara koloni.
Ø Sebagian besar waktu hidupnya sebagai koloni polip.
Ø Bagian polip yang berfungsi dalam hal makan disebut hidrant.
Ø fase seksual (medusa) disebut gonangium


1.     SCYPHOZOA
Scyphozoan, adalah coelenterata yang bentuknya menyerupai mangkok dengan cirri-ciri sebagai berikut:
a.     Berasal dari kata scyphos = mangkok.
b.     Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk .
c.      Memiliki bentuk dominan medusa.
d.     Polip bagian atas akan membentuk medusa lalu lepas melayang di air.
e.      Medusa akan melakukan kawin dan membentuk planula sebagai calon polip.
f.       contoh Aurelia aurita



 

3.     Ctenophora
Beberapa zoolog menganggap ctenophora merupakan filum tersendiri. Tubuhnya mempunyai lapisan mesoderm, tidak mempunyai nematoksis dan tentakelnya mengandung zat-zat pelekat untuk menangkap mangsa. Ctenophora dibedakan atas 2 subkelas, yaitu :


a.     Subkelas Tentaculata (punya tentakel).
Terdiri atas beberapa ordo, antara lain :
1)    Cydippida, tubuh bulat/oval, terdapat semacam tanduk. Contoh : Mertensia.
2)    Cobata, tubuh memadat dilengkapi dengan dua cuping oval, contoh : Mnemiopsis, Bolinopsis dan Leucothea.
3)    Cestida, tubuh seperti pita, contoh : Cestum dan Velamen.
4)    Platyctenida, tubuh pipih, contoh : Ctenoplana dan Coeloplana.

b.     Subkelas muda (tak punya tentakel), berupa ordo Beroida, tubuh kerucut atau silinder. Contoh : Beroe.

A.   PERAN COELENTERATA
1.     Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan.
2.     Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
3.     Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut.
4.     Merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.
5.     Pantai dengan karang yang indah dapat dijadikan objek wisata.
6.     Dijadikan tempat untuk menyalurkan hobby para penggemar snorkling dan diving.








BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Colenterata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan  diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada dasar perairan. Coelenterata memiliki dua bentuk, yaitu :
a.     Polip, hidup soliter (menyendiri) tetapi ada yang berkoloni, tidak dapat bergerak bebas,melekat pada dasar perairan.
b.     Medusa, dapat menghasilkan dua macam gamet yaitu gamet jantan dan betina. Medusa dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas didalam air. Bentuk seperti payung dengan tentakel yang melambai lambai.
Coelenterata dibedakan menjadi 3 Kelas, yaitu :
a.     Hydrozoa
b.     Scyphozoa
c.      Anthozoa

B.   SARAN
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan membaca dan mempelajari isi makalah ini, diharapkan pengetahuan pembaca tentang radang dapat bertambah, serta mengerti tentang akibat dan pengaruh yang disebabkan oleh radang itu sendiri.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran  yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulisan yang akan datang.

TAHU GAK SIH SOB,,,,^_%

Rabu, 01 Mei 2013
tahukah kamu,,,,,??????????


  • Memiliki mata biru sebenarnya mutasi. Sebelum mutasi terjadi, semua manusia memiliki mata coklat.
  • Mandi air pada suhu sekitar 12-18 derajat celcius dapat menghilangkan stress karena meredakan ketegangan.
  • Rahasia awet muda yang dimiliki Jeanne Calment Louise, wanita berusia 122 tahun adalah mengkonsumsi coklat murni hampir 1 kg / minggu.
  • E adalah huruf di dalam abjad yang paling sering digunakan, sementara huruf yang paling jarang digunakan adalah huruf Q.
  • Bangsa Cina berlayar mengarungi Samudera Pasifik dengan kapal besar dan menemukan daratan Meksiko pada tahun 459.


sumber: @ramalan indonesia/ twit fakta 

MAKNA TANGGAL LAHIR

Jumat, 29 Maret 2013
 MAKNA TANGGAL LAHIRMU
by. @ramalan indonesia

@lahir pada tanggal 8,15,27: SANGAT SETIA,MURAH SENYUM,TIDAK SOMBONG,LUCU,IDEALIS

@lahir pada tanggal 11,18: MUDAH BERADAPTASI,MURAH SENYUM,LUCU,IDEALIS,SETIA

@Lahir pada tanggal 2,22,31: SUKA BERCANDA,ROMANTIS,TIDAK TEGAAN,MANDIRI,RAMAH

@lahir pada tanggal 9,29: IDEALIS,TIDAK SOMBONG,MUDAH BERADAPTASI,TIDAK CEMBURUAN,LUCU

@ lahir pada tanggal 5,17,28: TIDAK MUDAH CEMBURU,SETIA,KREATIF,HUMORIS,BERTANGGUNG JAWAB

@ lahir pada tanggal 14,23: TAK MUDAH PUTUS ASA,MANDIRI,IDEALIS,TIPE PENJAGA RAHASIA

@ lahir pada tanggal 7,16,24: SANGAT SETIA,ENAK DIAJAK CURHAT,BISA DIANDALKAN,LUCU

@lahir pada tanggal 10,13,21: TIDAK TEGAAN,BERKEPRIBADIAN DEWASA,LUCU,SETIA,AGAK PEMALAS

@ Lahir pada tanggal 4,19,26: TIDAK MEMBOSANKAN,SETIA,AGAK PEMALAS,KREATIF,HUMORIS

@ lahir pada tanggal 3,14,30: ENAK DIAJAK CURHAT,TIDAK TEGAAN,LUCU,AGAK PEMALAS,RAMAH

@lahir pada tanggal 1,12,25: RELA BERKORBAN,PANDAI BERGAUL,RAMAH,AGAK PEMALAS,TIDAK TEGAAN

PATOLOGI RADANG


BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Ada suatu kecenderungan alamiah yang menganggap peradangan sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, karena peradangan dapat menyebabkan keadaan yang menggelisahkan. Tetapi peradangan sebenarnya adalah gejala yang menguntungkan dan pertahanan, yang hasilnya adalah netralisasi dan pembuangan agen penyerang, penghancuran jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan.
Sifat menguntungkan dari reaksi peradangan secara drmatis diperlihatkan dengan apa yang terjadi jika penderita tidak dapat menimbulkan reaksi peradangan yang dibutuhkan. Misalnya, jika diperlukan memberikan dosis tinggi  obat-obatan yang mempunyai efek samping yang menekan reaksi peradangan. Dalam hal ini, , ada peluang besar timbulnya infeksi yang sangat hebat, penyabaran yang cepat atau infeksi yang mematikan, yang disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak berbahaya.
Reaksi peradangan itu sebenarnya adalah peristiwa yang terkoodinasi dengan baik yang dinamis dan kontinyu. Untuk menimbulkan reaksi peradangan, maka jaringan harus hidup dan khususnya harus memiliki mikrosirkulasi fungsional. Jika jaringan yang nekrosis luas, maka reaksi jaringan tidak ditemukan ditengah jaringan, tetapi pada tepinya, yaitu antara jaringan mati dan jaringan hidupdengan sirkulasi yang utuh. Juga jika cidera yang langsung mematikan hospes, maka tidak ada petunjuk adanya reaksi peradangan, karena untuk timbulnya reaksi peradangan diperlukan waktu.
Sebab-sebab peradangan banyak sekali dan beraneka ragam, dan penting sekali untuk diketahui bahwa peradangan dan infeksi itu tidak bersinonim. Dengan demikian, maka infeksi (adanya mikrooganisme hidup dalam jaringan) hanya merupakan salah satu penyebab dari peradangan. Peradangan dapat terjadi denagan mudah steril sempurna, seperti waktu sebagian jaringan mati karena hilangnya suplai darah. Karena banyaknya keadaan yang mengakibatkan peradangan, maka pemahaman proses ini merupakan dasar bagi ilmu biologi dan kesehatan. Tanpa memahami proses ini, orang tidak dapat memahami prinsip-prinsip penyakit manular, pembedahan, penyembuhan luka, dan respon terhadap berbagai trauma atau prinsip-prinsip bagaimana tubuh menanggulangi bencana kematian jaringan, sperti stroke, serangan jantung dan sebagainya.
Walaupun ada banyak sekali penyebab peradangan dan ada berbagai keadaan dimana dapat timbulnya peradangan, kejadiannya secara garis besar cenderung sama, hanya saja pada pada berbagai jenis peradangan terdapat perbedaan secara kuanntitatif. Oleh karena itu, reaksi peradangan dapat dipelajari sebagai gejala umum dan memperlakukan perbedaan kuantitatif secara sekunder.

B.       RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas dapat dibuat beberapa rumusan masalah, antara lain:
1.    Apa pengertian peradangan?
2.    Bagaimana gambaran makroskopis peradangan akut?
3.    Apa saja aspek cairan pada peradangan?
4.    Apa saja aspek seluler dari peradangan?
5.    Apa saja jenis dan fungsi leukosit?
6.    Bagaimana bentuk peradangan?
7.    Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi peradangan dan penyembuhan?
8.    Apa saja aspek sistemik dari proses peradangan?

C.      TUJUAN
Adapun tujuan yang dapat disampaikan oleh penulis terkait dengan makalah ini, yaitu:
1.      Mengetahui pengertian peradangan.
2.      Mengetahui gambaran makroskopis peradangan akut.
3.      Mengetahui aspek cairan pada peradangan.
4.      Mengetahui aspek seluler dari peradangan.
5.      Mengetahui jenis dan fungsi leukosit.
6.      Mengetahui bentuk peradangan.
7.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peradangan dan penyembuhan.
8.      Mengetahui aspek sistemik dari proses peradangan.

 

BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN  PERADANGAN
Bila sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cidera atau mati, selama hospes tetap hidup, ada respon yang mencolok pada jaringan hidup disekitarnya, respon tersebut itulah yang dinamakan dengan peradangan.
Secara khusus, peradangan adalah reaksi vaskuler yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat terlarut pada sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial pada daerah cidera atau nekrosis.

B.       GAMBARAN MIKROSKOPIS PERADANGAN AKUT
Peradangan akut adalah respon langsung dari tubuh terhadap cideraatau kematian sel. Gambaran mikroskopis peradangan sudah diuraikan 2000 tahun yang lampau dan masih dikenal sebagai tanda-tanda pokok peradangan yang mencakup kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri (dolor), dan pembengkakan (tumor).
Tanda pokok yang kelima ditambahkan pada abad sekarang ini, yaitu perubahan fungsi (function laesa).
1.      Rubor (kemerahan)
Rubor biasanya merupakan hal pertama yang terlihat pada daerah yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka arteriol yang mensuplai daerah daerah tersebut melebar, dengan demikian lebih bannyak darah mengalir kedalam mikrosirkulasi local. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian saja yang meregang dengan cepat akan terisi oleh darah. Keadaan ini yang dinamakan hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut. Timbulnya hyperemia pada permulaan reaksi peradangan diatur oleh tubuh, baik secara neurogenik maupun secara kimia, melalui pengeluaran zat seperti histamine.

2.      Kalor (panas)
Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Sebenarnya panas merupakan sifat reaksi peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari 370 C, yaitu suhu dalam tubuh. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya, sebab darah (pada suhu 370  C) yang disalurkan tubuh ke permukaan daerah yang terkena lebih lebih banyak dari pada yang disalurkan kedaerah normal. Fenomena panas lokal ini tidak terlihat pada daerah-daerah yang terkena radang jauh didalam tubuh, karena jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai suhu inti 370 C dan hyperemia tidak menimbulkan perubahan.

3.      Dolor (nyeri)
Dolor dari reaksi peradangan dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya, bahan pH lokal atau kongesti lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau zat kimia bioaktif lainnya juga dapat merangsang sel-sel saraf. Selain itu, pembengkakan jaringan yang meradang juga dapat mengakibatkan penigkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan lagi juga dapat menimbulkan nyeri.


4.      Tumor (pembengkakan)
Segi paling mencolok dari peradangan akut mungkin adalah pembengkakan lokal (tumor). Pembengkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah kejaringan-jaringan interstisial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun paada daerah peradangan disebut eksudat, pada keadaan dini reaksi peradangan , sebagian besar eksudat adalah cair, seperti yang terjadi pada lepuhan yang disebabkan oleh luka bakar ringan. Kemudian sel-sel darah putih atau leukosit meninggalkan aliaran darah dan tertimbun sebagai bagian dari eksudat.

5.      Function laesa (perubahan fungsi)
Adalah reaksi peradangan yang telah dikenal, sepintas lalu mudah dimengerti, mengapa bagian yang bengkak, nyeri disertai denagn sirkulasi abnormal dan lingkungan kimiawi yang abnormal, berfungsi juga secara abnormal. Namun sebetulnya kita tidak mengetahui secara mendalam dengan cara apa fungsi jaringan yang meradang itu terganggu.