MATERIAL PENYUSUN TUBUH HEWAN

Kamis, 10 Januari 2013

A.  Latar belakang fisik dan kimia
1.      Materi, berat, dan gaya berat.
Zat yang terdapat di alam semesta, bumi, organisme hidup di sebut zat. Di bawah kondisi suhu dan tekanan yang berbeda, semua jenis zat tertentu dapat berada pada salah satu dari tiga bentuk fisik. Air dapat berada dalam bentuk es padat, cairan atau uap air. Cangkang dan kerangka hewan sebagian besar berbentuk padat, plasma darah dan sebagian besar isi sel tubuhy berbentuk cairan, dan gas berada di dalam paru-paru atau terlarut di dalam cairan tubuh. Hampir semua hewan mengandung zat dalam ketiga keadaan tersebut.
Massa atau kuantitas suatu zat pada suatu atribut dasar. Gaya tertentu menarik dua badan zat. Gaya tarik menarik antara bumi dan hewan atau benda lain pada atau di dekat permukaannya disebut gaya berat dan nilai gaya ini disebut berat.
2.      Kohesi dan adhesi
Gaya kohesi cenderung menahan partikel-partikel sejenis tetap bersama dan gaya adhesi menahan partikel-partikel yang berlainan jenis. Kohesi molekul pada permukaan bdan air menghasilkan efek elastis seperti kulit yang disebut tegangan permukaan yang cenderung membuat luas permukaan menjadi minimum.
3.      Energi
Semua aktivitas hidup organisme melibatkan energi . energi dapat dimanifesikandalam beberapa cara misalnya kalor yaitu kenaikan suhu yang diakibatrkan oleh pergerakan acak partikel di dalam zat, perubahan kimia atau reaksi seperti pada pencernaan makanan, arus listrik, arus atau impuls di sepanjang saraf bagian saraf, dan cahaya penyebaran satuan yang disebut foton. Semua bentuk ini , yang kurang lebih dapat saling diubah disebut energi kinetik.jenis yang kedua adalah energi potensial, energi ketinggian.
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa bahwa pada sistem apa pun total kuantitas energi tetap tidak berubah. Pada hewan, total energi yang diterima dari makanan di habiskan untuk bergerak, pencernaan, dan proses tubuh lainnya, atau kehilangan kalor yang diradiasikan ke dalam lingkungan.


4.       Struktur Zat
Dari pengalaman sehari-hari kita belajar untuk mengenali sebagian dari ribuan jenis zat atau substansiyang namanya telah dikenali : air, besi, gula dll.
Penelitian kimia telah menunjukkan bahwa setiap jenis zat murni mengandung satuan ultramikroskopis yang disebut molekul. Setiap molekul terbentuk dari satu atau lebih unsur kimia. Partikel suatu unsur di sebut atom, molekul air mengandung dua buah atom hidrogen dan sebuah atom oksigen. Untuk mempermudah menyatakan fakta kimia dan menggambarkan reaksi kimia, nama unsur-unsur tersebut dilambangkan dengan simbol : H untuk Hidrogen, O untuk Oksigen, C untuk Karbon, dan seterusnya. Oleh karena itu, rumus untuk molekul air adalah H2O, rumus untuk oksigen adalah O2, dan untuk gula pasir biasa adalah C12H22O11. Secara keseluruhan 92 unsur kimia terdapat secara alami telah diidentifikasikan, dinamai, dan dipelajari.
5.       Struktur Atom
Atom dianggap memiliki bentuk seperti bola dengan inti di bagian tengah yang dikelilingi oleh satu atau lebih partikel dasar yang disebut elektron, masing-masing beredar dalam satu orbit. Dengan demikian bentuk suatu atom secara kasar mirip dengan sistem tata surya terhadap matahati (inti) sebagai pusatnya dan planet-planet yang beredar (elektron). Pada keduanya terdapat ruang yang luas diantara komponen-komponen tersebut. Jika sebuah atom diperbesar dengan diameter 30,48 m, inti mungkin berukuran 1 cm. di sekeliling inti, elektron berputar begitu cepat hingga hanya tampak seperti byangan kabur yang pudar.
Nukleus tersusun atas proton, masing-masing mengandung muatan positif di dalam inti terdapat satu elektron yang bermuatan negatif di salah satu orbit. Oleh sebab itu, keseluruhan muatan atom adalah netral karena muatan positif dan negatif sama besar.
Atom dari berbagai unsur kimia berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya dalam hal jumlah neutron, proton, dan elektron yang dikandungnya. Penggabungan unsur kimia (ion) untuk membentuk senyawa (molekul) tergantung pada transfer elektron dari satu atom ke atom yang lain.
Isotop pada dasarnya memiliki sifat kimia yang sama dengan unsur asli, tetapi memiliki berat atom yang berbeda, beberapa jenis atom secara spontan melepaskan elektron dan kemudian menjadi isotop radioaktif.



6.      Ion, elektrolit dan senyawa
Pada saat orbit terluar mengandung elektron kurang dari setengah jumlah elektron yang dapat dihantarkannya, ia dapat kehilangan satu elektron atau lebih, jika mengandung elektron lebih dari setengah, ia dapat menerima tambahan elektron. Perubahan jumlah elektron mengubuah listrik atom yang membuat atom mendapat tambahan elektron menyebabkannya bermuatan positif. Dengan dmikian, atom disebut Ion, jika kelebihan elektron maka disebut Anion (bermuatan negatif, dalam medan listrik ia bergerak ke anoda atau kutub positif), jika kekurangan elektron maka disebut Kation (bergerak ke katoda atau kutub negatif), larutan yang mengandung ion akan menghantarkan arus listrik, oleh sebab itu dinamakan Elektrolit.
Suatu substansi yang dibentuk oleh ikatan antara dua atom atau lebih yang berlainan jenis disebut senyawa. Senyawa apapun yang melepaskan atom (ion) H+ pada saat dilarutkan kedalam air disebut Asam. Basa atau Alkali adalah senyawa yang jika terdapat dalam larutan melepaskan (ion) H-.
Pencampuran asam dan basa akan menghasilkan Garam, ion H+ dan OH- bergabung membentuk air (H2O), dan ion-ion yang lain bergabung membentuk senyawa yang baru, sebagai contoh : asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida (NaOH) di campur dalam larutan, hasilnya adalah senyawa natrium klorida (NaCl) dan air. Ion natrium metalik telah menggantikan ion H+ dari asam. Proses penggabunghan ini merupakan reaksi kimia dan dengan demikian dapat di gambarkan dengan persamaan kimia sebagai berikut :
HCl + NaOH ® NaCl + H2O
7.      Campuran
Di dalam larutan, molekul atau ion dari zat terlarut (solut) segera terdistribusi secara merata diseluruh cairan (solven/pelarut). Walaupun begitu, jika partikel terdispersi berukuran besar (kumpulan molekul), akan terbentuk suspensi, mencampur tanah liat atau tepung dengan air dapat menghasilkan produk yang keruh, jika dibiarkan maka akan tampak jelas partikel yang menempati bagian bawah. Emulsi adalah campuran antara cairan dan partikel halus atau tetesan cair lain, contohnya : susu mengandung butiran krim (lemak mentega) dan mayones (minyak, cuka, telur mentah).
Koloid dihasilkan ketika cairan bercampur dengan dengan partikel berukuran sedang- terlalu besar untuk masuk kedalam larutan, tetapi terlalu kecil untuk menetap. Air disebut matriks (fase kontinu atau eksternal), dan material lainnya disebut inklusi (fase terdispersi atau internal).
8.       Difusi dan osmosis
Pergerakan molekul dari tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah disebut difusi. Gaya tolak menolak suatu molekul terhadap molekul lainnya mengakibatkan tekanan difusi yang sebanding dengan jumlah molekul yang ada per-satuan volume ruang.
Difusi air melalui membran semipermeabel disebut osmosis. Jika kedua larutan mengandung konsentrasi zat terlarut yang seimbang, kedua larutan itu bersifat isotonik. Larutan hipotonik memiliki tekanan osmotik (difusi) lebih rendah dibanding dengan material yang diperbandingkan dengan larutan tersebut, dan larutan hipertonik memiliki tekanan lebih tinggi.
9.       Bentuk dan fungsi hewan
Sifat dasar zat berperan penting dalam struktur dan fisiologi hewan. Hewan memiliki massa yang dipengaruhi oleh kekuatan gaya berat untuk membuatnya tetap melekat di bumi (gravitasi) atau benda lain tempat hewan tersebut berada. Pada saat bergerak, gesekan dengan udara, air, atau tanah cenderung mengurangi pergerakannya dan berlanjutnya pengeluaran energi (aksi otot) diperlukan untuk membuatnya berjalan.
Hewan membutuhkan energi untuk menggerakkan tubuhnya dan berbagai proses penting pada organ dalamnya. Energi berasal dari makanan yang di transformasikan dengan berbagai cara oleh pencernaan dan metanolisme. Hasil akhir dari berbagai macam transformasi energi, dari impuls saraf sampai penggunaan otot secara kuat adalah kalor yang pada akhirnya dipindahkan ke lingkungan luar hewan.
B.  Protoplasma
Substansi hidup dalam sel tumbuhan dan hewan disebut protoplasma, namun protoplasma memiliki karakteristik umum sebagai berikut :
1.       Komposisi kimia
Protoplasma mengandung sekitar 20 hingga 90 unsur kimia alami. Persentase komposisi kimia rata-rata dari protoplasma hewan (berdasarkan berat dan terpisah dari substansi interselular) adalah sebagai berikut :
Oksigen (O)   : 76,0               Kalium (K)      : 0,3                 Karbon (C)           : 10,5
Besi (Fe)        : 0,01               Hidrogen (H)  : 10,0               Magnesium (Mg) : 0.02
Nitrogen (N)  : 2,5                 Kalsium (Ca)   : 0,05               Belerang (S)         : 0,2
Natrium (Na) : 0,05               Fosfor (P)        : 0,3                 Klorin (Cl)            : 0,10 
2.        Air, garam dan gas
Protoplasma mengandung banyak air (H2O), berbagai macam garam (NaCl, CaCO3, dan lain-lain) dan beberapa macam gas, terutama oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Air menyusun 80 hingga 90 persen berat protoplasma, jumlahnya lebih banyak di sel atau hewan muda dibandingkan dengan sel atau hewan yang lebih tua dan hewan air yang lebih rendah dibandingkan dengan hewan darat yang lebih tinggi.
Garam inorganik, utama di dalam protoplasma adalah garam inorganik yang ditemukan di air laut, khususnya natrium klorida (NaCl), dan terdapat dalam konsentrasi rendah, ion garam inorganik penting dalam komposisi protoplasma, reaksi kimia dan sifat kelistrikannya, serta untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, serta untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan dan reproduksi.
3.        Senyawa organik
Senyawa organik adalah senyawa antara karbon dengan hidrogen, oksiogen, sering dengan nitrogen, dan kadang-kadang dengan unsur lain.
a.    Karbohidrat
Adalah senyawa yang terdiri atasa karbon, hidrogen dan oksigen, umumnya dengan perbandingan 2 banding 1 untuk hidrogen dan oksigen, seperti pada air.
b.    Lipid
Adalah lemak atau zat yang berhubungan dengan lemak yang mengandung karbon dan hidrogen dengan oksigen yang sedikit dibandingkan dengan karbohidrat.
c.    Protein
Merupakan senyawa organik yang terdapat dalam jumlah paling melimpah di dalam protoplasma hewan. Selain mengandung karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dalam jumlah sedikit, protein mengandung belerang, kadang-kadangan fosfor dan terkadang zat besi yodium atau unsur lain. Asam amino, dengan karakteristik memiliki nitrogen dalam radikal asam amino (NH2), 23 jenis protein sudah diketahui, semua protein memiliki rumus dasar (“RD”), akan tetapi unsur R berbeda-beda untuk setiap jenis protein.
d.   Asam nukleat
Merupakan molekul berukukuran besar, satuan molekular organik kompleks dengan peran dasar dalam metabolisme dan hereditas (pewarisan sifat).
Dua kelas asam nukleat telah diketahui, asam ribonukleat (RNA), terdapat pada inti maupun sitoplasma sel, dan asam deoksiribonukleat (DNA) yang di temukan hanya pada inti sel.
4.         Karakteristik fisik
Ciri khas protoplasma adalah tembus cahaya, sering berwarna keabu-abuan, zat berlendir, agak kental, tetapi mampu mengalir. Strukturnya seperti berikut :
a.    Granular.
b.    Seperti busa atau alveolar.
c.    Emulsi.
d.   Fibril atau retikulum (dari serabut atau benang kecil).
5.         Aktivitas biologis
Organisme hidup dan protoplasma yang menyusunnya dikarakterisasi oleh aktivitas dan perubahan. Berbeda dengan benda mati, protoplasma dikarakterisasi oleh :
a.    Metabolisme.
Perubahan fisik dan kimia dengan mana material ditransformasi serta digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan, serta untuk menghasilkan energi.
b.    Iritabilitas.
Respon terhadap rangsangan akibat perubahan di dalam lingkungannya.
c.    Reproduksi.
Kemampuan suatu organisme atau bagian organisme untuk menghasilkan individu baru dari jenisnya sendiri.
6.         Enzim
Banyak reaksi antar bahan kimia didalam tubuh mahluk hidup berlangsung dengan kecepatan sangat tinggi, tetapi bahan kimia yang sama pada saat dikeluarkan dari tubuh bereaksi dengan lambat atau tidak sama sekali. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya katalis organik di dalam sel hewan atau jaringan yang dikenal dengan nama enzim, masing-masing bertanggung jawab terhadap jenis reaksi tertentu.
7.         Bufer
Protoplasma dapat hidup hanya dengan batasan fisik dan kimia yang cukup dekat, termasuk suhu antara 0°C (32°F) hingga 40° atau 45°C (104 atau 113°F), terdapat gas oksigen dengan tekanan tertentu, konsentrasi garam tertentu dan terbatas serta kesetimbangan yang lemah antara ion H+ dan OH- sampai pada kesetimbangan asam basa (pengaturan PH).
Kesetimbangan ini dijaga oleh bufer, yang merupakan garam dari asam lemah yang dapat melengkapi basa (biasanya Na atau K) untuk membentuk garam dari asam kuat  dan melepaskan asam yang lebih lemah.
C.  Sel
1.         Sejarah
Sel adalah unit pokok, baik secara struktur maupun fisiologis pada semua organisme, dan terdapat pertukaran zat dan energi secara terus-menerus di dalam sel dalam proses kehidupan.
Pada tahun 1665, Robert Hooke melaporkan bahwa gabus dan material tumbuhan lainnya mengandung banyak sekat kecil yang membatasi rongga-rongga yang di namakan sel. Pada tahun 1824, Rene` Dutrochet menyatakan bahwa “tumbuhan tersusun seluruhnya dari sel, dan dari organ yang jelas berasal dari sel” dan bahwa hal yang sama berlaku juga untuk hewan. Pada tahun 1833, Robert Brown menggambarkan bahwa inti merupakan sebagian bagian sentral dari sel tumbuhan. Pada tahun 1838, M.J. Schleiden mengajukan tesis bahwa sel merupakan unit struktural dalam tumbuhan. Dan pada tahun 1839, rekan kerjanya Theodor Schwann menerapkan tesis tersebut untuk hewan. Penyamarataan ini disebut sebagai teori tentang sel, perhatian yang besar diberikan pertama-tama pada dinding sel dan hanya sedikit pada kandungannya. Pada tahun 1840, Purkinje menamakan kandungan sel bagai protoplasma.
2.         Sel
Sel adalah massa protoplasma yang dilingkupi oleh membran dan mengandung sebuah inti. Inti dan sitoplasma timbul karena pembelahan unsur-unsur sel sebelumnya. Sebagian besar sel hewan berukuran kecil, satuan yang diguakan untuk mengukur sel adalah 0,001 milimeter (mm), atau mikron dengan simbol Ц.
Sel hewan dibatasi oleh membran sel atau membran plasma yang lembut yang memiliki sitoplasma (sitosom) yang mengisi bagian dalam sel dan mengandung inti. Sitoplasma bersifat tembus pandang dan kental. Di dekat intii terdapat sentrosom (pusat sel) yang berglobular yang mengandung satu atau dua sentriol yang berbentuk seperti titik. Sitoplasma umumnya mengandung beberapa bagian seperti : mitokontrida dalam bentuk fibril atau globular. badan golgi, jejaring kecil atau kelompok fibril yang dipercayai berperan untuk membentuk sekresi. Mikrosom, granula kecil yang terlibat dalam sintesis protein. Lemak, sebagai butiran atau kuning telur pada sel telur. Vakuola, yang terisi material granular atau cairan. Dan sekresi granula, terutama pada sel kelenjar yang kemudian ditransformasikan dan dikeluarkan sebagai sekresi.
Inti dikelilingi oleh membran inti yang terlihat jelas menutupi cairan inti. Bagian yang terpenting dari inti adalah kromatin, tampaknya merupakan bagian dari granula yang terisolasi, tetapi sebenarnya merupakan bagian dari filamen yang terus menerus terpilin, kromonemata. Setiap inti biasa yang mengandung nukleolus yang berbentuk bola, nukleus mengatur banyak metabolisme sel yang jika dihilangkan, sel tidak dapat melakukan aktivitas anabolisme dan hanya hidup sebentar. Inti yang diisolasi tidak dapat membentuk sitoplasma.
D.  Struktur Jaringan Hewan
Seperti halnya tumbuhan tingkat tinggi, tubuh hewan multiselular juga tersusun atas banyak sel. Sel-sel tersebut pada tempat tertentu akan bersatu membentuk jaringan untuk melakukan suatu fungsi. Jaringan yang berkelompok bekerja sama melaksanakan fungsi tertentu membentuk suatu organ. Beberapa organ bekerja sama membentuk sistem organ dan melaksanakan fungsi tertentu.
Jaringan utama penyusun organ tubuh hewan tingkat tinggi dan manusia ada empat macam, yaitu jaringan epitelium, jaringan pengikat dan penumpu (tulang), jaringan otot, serta jaringan saraf.

STUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL DAN SIFAT FISIKA DAN KIMIAWI PROTOPLASMA



A.    Stuktur dan fungsi organel sel
Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional penyusun makhluk hidup yang dapat memperbanyak diri. Aktivitas yang ada dalam sel terjadi dalam organel-organel yang mendukung fungsi-fungsi tertentu. Adapun fungsi dari bagian-bagian penyusun sel adalah sebagai berikut:
1.      Dinding sel
Dinding sel bersifat permeabel, berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk tubuh. Sel-sel yang mempunyai dinding sel antara lain: bakteri, cendawan, ganggang (protista), dan tumbuhan. Kelompok makhluk hidup tersebut mempunyai sel dengan bentuk yang jelas dan kaku (rigid). Pada protozoa (protista) dan hewan tidak mempunyai dinding sel, sehingga bentuk selnya kurang jelas dan fleksibel, tidak kaku. Pada bagian tertentu dari dinding sel tidak ikut mengalami penebalan dan memiliki plasmodesmata  disebut noktah (titik).
2.      Membran plasma
Membran plasma membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat semi/selektif permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran zat ke dalam dan ke luar sel dengan cara difusi, osmosis, dan transport aktif. Membran plasma disusun oleh fosfolipid, proten, kolesterol, dll.
3.      Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang berada di luar inti, terdiri atas air dan zat-zat yang terlarut serta berbagai macam organel sel hidup. Organel-organel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain:
a.       Retikulum Endoplasma (RE) berupa saluran-saluran yang dibentuk oleh membrane . RE terbagi dua macam, yaitu RE halus dan RE kasar.Pada RE kasar terdapat ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Sedangkan pada RE halus tidak terdapat ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis lipid.
b.      Ribosom terdiri atas dua unit yang kaya akan RNA, berperan dalam sintesis protein. Ribosom ada yang menempel pada RE kasar dan ada yang terdapat bebas dalam sitoplasma.
c.       Mitokondria memiliki membran rangkap, membran luar dan membran
dalam. Di antara kedua membran tersebut terdapat ruang antar membran. Membran dalam berlekuk-lekuk disebut krista yang berfungsi untuk memperluas bidang permukaan agar proses penyerapan oksigen dan pembentukan energi lebih efektif. Pada bagian membran dalam terdapat enzim ATP sintase yang berfungsi sebagai tempat sintesis ATP. Fungsi mitokondria ini adalah tempat respirasi aerob.
d.      Lisosom berupa butiran kecil/bundar, berisi enzim pencerna  yang berfungsi dalam pencernaan intrasel.
e.       Aparatus Golgi (Badan Golgi) berupa tumpukan kantung-kantung pipih, berfungsi sebagai tempat sintesis dari sekret (seperti getah pencernaan, banyak ditemukan pada sel kelenjar), membentuk protein dan asam inti (DNA/RNA), serta membentuk dinding dan membran sel.
f.        Plastida
Berbentuk bulat cakram yang ditemukan pada tumbuhan, terbagi atas tiga macam:
1)       Leukoplas = Amiloplas: plastida yang tidak berwarna, dapat membentuk dan menyimpan butir-butir zat tepung/pati.
2)      Kromoplas adalah plastida berwarna selain hijau, karena adanya pigmen: melanin (hitam), likopin (merah), xantophil (kuning), karoten (jingga), fikosianin (biru), dan fikoeritrin (coklat).
3)      Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau, karena mengandung zat hijau daun (klorofil), terdiri atas: klorofil a (warna hijau biru=C55H72O5N4Mg) dan klorofil b (warna hijau kuning=C55H70O6N4Mg).

Vakuola berbentuk rongga bulat, berisi senyawa kimia tertentu atau sisa produk metabolisme sel, yang mengandung berbagai macam zat sesuai pada jenis selnya. Misalnya dapat berisi garam nitrat pada tanaman tembakau, tanin pada sel-sel kulit kayu, minyak eteris pada kayu putih dan mawar, terpentin pada damar, kinin pada kina, nikotin pada tembakau, likopersin pada tomat, piperin pada lada.
g.      Nukleus (Inti sel) dibatasi oleh membran inti, mengandung benang-benang kromatin dan nukleolus (anak inti sel). Membran inti terdiri atas dua lapis dan mempunyai pori. Benang-benang kromatin akan memendek pada waktu proses pembelahan sel membentuk kromosom. Nukleus berfungsi mengatur segala aktivitas yang terjadi dalam sel (Gambar 2.7).
B.     Sifat fisika dan kimiawi protoplasma
Protoplasma (Latin, proto = pertama, plasma = substansi); “substansi dasar kehidupan yang terdapat pada semua sel makhluk hidup” Yang memberi nama; Purkinye (1840).Nukleoplasma : plasma yang terdapat di dalam inti sel.Sitoplasma : plasma yang terdapat antara membran plasma dengan membran nukleus.Sitoplasma memegang peranan vital pada semua sel makhluk hidup sebab semua proses biosintesa & bioenergi terjadi di dalam sitoplasma.Sitoplasma terdiri dari 2 bagian; matrix (tampak transparan, homogen dan menyerupai koloid) dan organel.
1)      Susunana kimia protoplasma
Ada 36 unsur (dari 108 unsur) yang diketemukan pada protoplasma;
UNSUR
PROSENTASE
Oksigen (O)
Karbon ( C )
Hidrogen ( H )
Nitrogen ( N )
Kalsium ( Ca )
Pospor ( P )
Klor ( Cl )
Sulfur ( S )
Kalium ( K )
Natrium ( Na )
Magnesium ( Mg )
Besi ( Fe )
Yodium ( I )
62 %
20 %
10 %
3 %
2,5 %
1,14 %
0, 16 %
0, 14 %
0,11 %
0,10 %
0, 07%
0,10 %
0, 014 %
Unsur-unsur lain yang jumlahnya sedikit;
Tembaga ( Cu ), Kobal ( Co ), Mangan (Mn), seng (Zn), molibdenum (Mo), boron (Bo), Silikon (Si), dsb. Prosentase beratnya kurang lebih 0,756%.
Unsur-unsur kimia ini pada protoplasma ada yang berbentuk persenyawaan maupun dalam bentuk ion-ion.

ALAT INDRA ( MATA DAN TELINGA )


A.    Pancaindera Mata dan Penglihatan
Alat untuk kita melihat dinamakan mata. Umumnya mata digambarkan sebagai boai , tetapi sebetulnya lonjong dan bukan seperti bola. Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening serta terdiri atas tiga lapisan.
1.      Bola mata
Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening serta terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan luar (fibrus) yang merupakan lapisan penyangga, lapisan tengah (vaskuler), dan lapisan dalam (lapisan saraf).
Otot-otot oblik adalah otot inferior dan superior. Otot bolik superior menggerakkan mata ke bawah dan ke sisi luar, sementara otot oblik inferior menggerakkan mata ke atas dan juga ke sisi luar. Mata bergerak secara serentak dalam artian kedua mata bergerak bersamaan ke kanan atau ke kiri, ke bawah atau ke atas, dan seterusnya.
Sclera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sclera membentuk putih mata dan bersambung pada bagiand epan drngan sebuah jendela memberan yang bening, yaitu kornea. Sclera melindungi struktur mata yang sangat halus serta membantu mempertahankan bentuk biji mata.
Khoroid atau bagian lapisan tengah berisi pembuluh darah yang merupakan tanting-ranting arteri oftalmika, cabang dari arteria karotis interna. Lapisan vaskuler ini membentuk iris yang berlubang di tengahnya, atau yang disebut pupil mata. Selaput berpigmen di sebelah belakang iris memancarkan warnanya dan dengan demikian menentukan apakah sebuah mata itu berwarna biru, coklat, kelabu, dan sebagainya. Khoroid bersambung pada bagian depannya dengan iris, dan tepat di belakang iris, selaput ini menebal guna membentuk korpus siliare, sehingga korpus siliare terletak diantara khoroid dan iris. Korpus siliare berisi serabut otot sirkuler dan serabut-serabut yang letaknya seperti jari-jari sebuah lingkaran. Kontraksi otot sirkuler, menyebabkan pupil mata juga berkontraksi.
Retina adalah lapisan saraf pada mata yang terdiri atas sejimlah lapisan serabut yaitu sel-sel saraf, batang-batang, dan kerucut. Semuanya termasuk dalam retiana yang merupakan jaringan saraf halus yang menghantarkan impuls saraf dari luar menuju diskus optic yang merupakan titik di mana saraf optic meninggalkan biji mata. Titik ini disebut bintik buta, oleh karena tidak mempunyai retina. Bagian yang paling peka pada retina adalah macula, yang terletak tepat external terhadap diskus optic, persis berhadapan dengan pusat pupil.
Bila biji mata dilihat dari depan ke belakang maka akan terlihat bagian sebagai berikut:
1)      Kornea
Merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sclera yang putih dan tidak tembus cahaya.
2)      Bilik anterior
Terletak diantara kornea dan iris
3)      Iris 
Tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput khoroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot yang berfungsi untuk mengecilkan ukuran pupil dan melebarkan ukuran pupil itu.
4)      Pupil
Bintik tengah yang berwarna hitam yang merupakan celah dalam iris.
5)      Bilik posterior
Terletak diantar iris dan lensa.
6)      Aques humor
Cairan yang berasal dari badan siliari dan diserap kemblai ke dalam aliran darah pada sudut antar iris adan kornea melalui vena halus.
7)      Lensa
Merupakan benda transparan biconvex yang terdiri dari beberapa lapisan. Lensa persis di belakang iris. Membran ligamentum suspensorim terdapat di depan dan belakang lensa yang berfungsi mengaitkan lensa itu pada bagian siliari.


8)      Vitreus humor








Darah di belakang biji mata hingga retina, yang diisi cairan albumen  berwarna keputih-putihan seperti agar-agar yang berfungsi member bentuk dan kekokohan pada mata serta mempertahankan hubungan antara retina dengan selaput khoroid san sklerotik.
2.      Bagian-bagian mata
1)      Alis
Alis adalah dua potong kulit tebal yang melengkung yang ditumbuhi bulu. Alis dikaitkan pada otot-otot sebelah bawahnya, serta berfungsi melindungi mata dari sinar matahari.
2)      Kelopak mata
Merupakan dua lempengan , yaitu lempengan tersal yang terdiri dari jaringan fibrus yang sangat padat, serta dilapisi kulit dan dibatasi konjuktiva. Jaringan di bawah kulit ini tidak mengandung lemak. Kelopak mata atas lebih besar daripada kelopak mata bawah, serta digerakkan oleh otot levator palpebrae. Kelopak-kelopak itu ditutup oleh otot-otot melingkar yaitu muskulus orbikularis okuli. Bulu mata dikaitkan pada pinggir kelopak mata serta melindungi mata dari debu dan cahaya.
3)      Konjunktiva
Selaput lendir yang melapisi sisi dalam kelopak mata, serta menutupi bagian depan sclera. Selaput itu bersambung dengan selaput lendir yang melapisi saluaran kantong air mata dan juga bersambung dengan saluran naso-lakrimal.
4)      Kelenjar air mata
Terdiri atas kelenjar air mata majemuk yang terletak pada sudut luar, sebelah atas rongga orbita. Kelenjar-kelenjar itu mengeluarkan air mata yang berada pada pinggir atas dan luar mata, lantas dituangkan ke dalam kantong konjunktia dari saluran lakrimal.
B.     Alat Indera Telingan dan Pendengaran
Telinga adalah organ pendengaran yang terdiri ata tiga bagian yaitu:
1.      Telinga luar
Terdiri atas aurikel atau pinna dan meatus auditorius externa yang menjorok ke dalam menjauhi pinna, serta mengahantarkan getaran suara munuju membrane timpani.
Liang ini berukuran sekitar 2,5 cm sepertiga luarnya adalah tulang rawan sementara dua pertiga dalamnya berupa tulang. Bagian tulang rawan tidak lurus serta bergerak kea rah atas dan belakang. Liang ini dapat dilutuskan dengan cara mengangkatkan daun telinga ke atas dan ke belakang.
Aurikel berbentuk tidak teratur serta terdiri dari tulang rawan dan jaringan fibrus, kecuali pada ujung paling bawah, yaitu cuping telinga, yang terutama terdiri dari lemak.

2.      Telinga tengah atau rongga timpani
Merupakan bilik kecil yang mengandung udara. Rongga itu terletak sebelah membrana timpani (gendang telinga), yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius externa. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan dinding membranosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut aditus.
Tuba eustakhius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-farinx, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius externa serta melalui tuba   eustakhius (faring timpanik).
Tulang-tulang pendengaran terdiri atas tiga tulang kecil yang tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari membrana timpani menuju rongga telinga dalam. Tulang sebelah luar adalah malleus berbentuk martil dengan gagang yang terkait pada membrana timpani, sementara kepalanya menjulur ke dalam ruang timpani.
Tulang yang berada di tengah adalah inkus atau landasan , sisi luarnya bersendi dengan mallues, sementara sisi dalamnya bersendi dengan sisi dalam sebuah tulang kecil, yaitu stapes.
Stapes atau tulang sanggurdi yang dikaitkan pada inkus dengan ujungnya yang lebih kecil, sementara dasrnya yang bulat panjang terkait pada membran yang menutup fenestra vestibule atau tingkap jorong. Rangkaian tulang-tulang ini berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju rongga telinga dalam.
Prosesus mastoideus adalah bagian tulang temporalis yang terletak di belakang telinga, sementara ruang udara yang berada pada bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga telinga tengah.

3.      Rongga telinga dalam
Berada pada bagian dalam os petrosum tulang temporalis. Rongga telinga dalam itu terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai aluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut labirin tulang, dan dilapisi membran sehingga membentuk labirin membranosa. Saluran-saluran bermembran ini mengandung cairan dan ujung-ujung akhir saraf pendengaran dan keseimbangan.
Labirin tulang terdiri dari tiga bagian yaitu:
1)      Vestibula
Merupakan bagian tengah dan tempat bersambungnya bagian-bagian lain.
2)      Saluran setengah lingkaran
Saluran ini bersambung dengan vestibula.
3)      Kokhela
Tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya laksana rumah siput. Belitan-belitan itu melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian tengah dari tulang dan disebut  modiulus.
Dalam setaip belitan, terdapat saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfe, sementarad di luar labirin membranosa dan dalam labirin tulang disebut perilimfe. Fenestra vestibule dan fenestra kokhlea menghadap ke telinga dalam.  Tujuan dari adanya Fenestra vestibule dan fenestra di dalam labirin tulang agar getaran dapat dialihkan dari rongga telingah tengah , guan dilangsungkan dalam perilimfe, kemudian getaran dalam perilimfe dialihkan menuju endolimfe, dan dengan demikian merangsang ujung-ujung akhir saraf pendengaran.
4)      Nerveus auditorius (saraf pendengaran)
Terdiri dari dua bagian yang salah satunya  pengumpul sensibilitas dari bagian vestibuler rongga telinga dalam yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medulla oblongata, lantas kemudian bergerak terus menuju serebelum. Bagian kokhlearis pada nervus auditorius adalah saraf pendengaran sebenarnya. Serabut-serabut sarafnya mula-mula dipancarkan kepada sebuah nukleus khusus yang berada tepat di belakang thalamus, lantas dari sana dipancarkan lagi menuju pusat penerima akhir dalam kortex otak yang terletak pada bagian bawah lobus temporalis.