EKOLOGI DAN DAUR KEHIDUPAN

Minggu, 18 November 2012

1. RANTAI MAKANAN
Dalam ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis dengan bantuan air, karbondioksida,  klorofil dan cahaya matahari. Bagaimana dengan mahluk hidup lain? Mahluk hidup lain memperoleh makanan dengan melalui proses interaksi dengan mahluk hidup lain melalui pola-pola interaksi tertentu seperti yang telah dijelaskan pada materi sebelumnya. Hal ini disebabkan karena mahluk hidup sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa peran mahluk hidup lain.  Salah satu bentuk interaksi antar mahluk hidup tersebut adalah proses makan dan dimakan yang jika disusun secara berurutan akan membentuk suatu rantai makanan. Nah, kali ini kita akan belajar mengenai rantai makanan, jaring-jaring makanan.
a.  Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,  konsumen, dan dekomposer.  Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan.
Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
1. Rumput bertindak sebagai produsen.
2. Belalang sebagai konsumen I (Herbivora)
3. Katak sebagai konsumen II (Carnivora)
4. Ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (Carnivora)
5. Jamur sebagai dekomposer.
b. Jaring-jaring Makanan
Rantai makanan merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana.  Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan.
Jadi apakah jaring-jaring makanan itu? Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan. Perhatikan contoh jaring-jaring makanan berikut!
Dapatkah kalian  menentukan ada berapa rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan tersebut? Benar sekali, ada 18 rantai makanan. Untuk bisa menentukan berapa jumlah rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan, kalian harus menuliskan urutannya satu per satu dengan teliti.
c. Piramida Makanan
Seumpama katak pada contoh rantai makanan di atas dihilangkan, apa yang akan terjadi? Kemungkinan yang terjadi adalah jumlah belalang akan meningkat karena tidak ada pemangsanya. Kebalikannya jumlah ular akan berkurang karena tidak ada makanan. Yang terjadi berikutnya adalah belalang pun akan banyak yang mati karena jumlah rumput tidak bisa memenuhi kebutuhan makan belalang yang jumlahnya bertambah banyak.
Dari ilustrasi di atas, sebuah ekosistem akan seimbang dan terjaga kelestariannya apabila jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen I, jumlah konsumen I harus lebih banyak daripada konsumen II, dan seterusnya. Apabila kondisi tersebut digambarkan maka akan terbentuk suatu piramida makanan. Berikut adalah contoh piramida makanan dari jaring-jaring kehidupan di atas.
Kita sebagai mahluk hidup senantiasa bergantung pada mahluk hidup lain. Seperti kalian ketahui di atas, bahwa keseimbangan ekosistem sangat penting bagi kelangsungan hidup mahluk hidup. Untuk itu kita harus arif dan bijak dengan tidak melakukan perusakan lingkungan demi keseimbangan alam dan kelangsungan hidup kita. Mari cintai lingkungan hidup kita mulai dari yang terdekat dengan menjaga kelestarian alam di sekitar kita.

Ekosistem membentuk rantai makanan

Rantai makanan adalah perjalanan atau peristiwa makan dan dimakan dengan urutan tertentu antarmakhluk hidup.
1). Rantai makanan pada ekosistem sawah
Pada gambar di samping (gb.4.4) terjadi peristiwa makan dan dimakan yaitu Padi dimakan oleh tikus, kemudian tikus dimakan oleh ular, ular dimakan oleh burung elang. Urutan peristiwa itu disebut rantai makanan. Setelah beberapa waktu burung elang mati, bangkainya membusuk dan bercampur dengan tanah membentuk humus. Humus sangat dibutuhkan tumbuhan, terutama rumput. Begitulah seterusnya sehingga proses ini berjalan dari waktu ke waktu. 
Dalam rantai makanan ada tiga komponen penting yaitu produsen (penghasil), konsumen (pemakai) dan pengurai.
Pada gambar 4.4 yang bertindak sebagai produsen adalah padi, sedangkan tikus adalah konsumen tingkat I, ular konsumen tingkat II dan elang adalah konsumen tingkat III. Jika elang mati maka akan diuraikan uleh bakteri, maka bakteri adalah sebagai pengurai. Hasil kerja pengurai dapat membantu proses penyuburan tanah. Contoh pengurai adalah bakteri dan jamur.
2). Rantai makanan pada ekosistem laut
Di lautan, yang menjadi produsen adalah fitoplankton, yaitu sekumpulan tumbuhan hijau yang sangat kecil ukurannya dan melayang-layang dalam air. Konsumen I adalah zooplankton (hewan pemakan fitoplankton), sedangkan konsumen II-nya adalah ikan-ikan kecil, konsumen III-nya adalah ikan-ikan sedang, konsumen IV-nya adalah ikan-ikan besar. 
Urutan peristiwa makan dan dimakan di atas dapat berjalan seimbang dan lancar bila seluruh komponen tersebut ada. Bila salah satu komponen tidak ada, maka terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan tersebut. Agar rantai makanan dapat terus berjalan, maka jumlah produsen harus lebih banyak daripada jumlah konsumen kesatu, konsumen kesatu lebih banyak daripada konsumen kedua, dan begitulah seterusnya.
3) Rantai makanan pada ekosistem hutan
Di hutan pun terajadi peristiwa makan dan dimakan, antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya. Hal tersebut membuktikan bahwa antara makhluk hidup ada saling ketergantungan. Semua hewan baik langsung atau pun tidak langsung bergantung pada tumbuhan. Kijang, kelinci, kuda, dan semua hewan pemakan tumbuhan (herbivora) memiliki ketergantungan secara langsung terhadap tumbuhan. Sedangkan harimau, elang, buaya dan hewan pemakan daging (Karnivora) memiliki ketergantungan secara tidak langsung terhadap tumbuhan.
Yang perlu diingat adalah bahwa dalam rantai makanan yang bertindak sebagai produsen pastilah tumbuhan. Karena tumbuhan adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri yang kita kenal dengan istilah fotosintesis. Dan setiap konsumen I pastilah hewan pemakan tumbuhan (herbivora).
2. SIKLUS BIOKIMIA
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumf. Materi yang berupa unsurunsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup.
Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur. Di sini hanya akan dibahas 3 macam siklus, yaitu siklus nitrogen, siklus fosfor, dan siklus karbon.
1. Siklus Nitrogen (N2)
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ).
Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem. Lihat Gambar.
Gbr. Siklus Nitrogen di Alam
2. Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus. Lihat Gambar

Gbr. Siklus Fosfor di Alam
3. SIKLUS KARBON DAN OKSIGEN
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi.
Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air. Lihat Gambar
Gbr. Siklus Karbon dan Oksigen di Alam
v  Fungsi
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
v  Macam-macam Daur Biogeokimia
  • Daur Nitrogen
  • Daur Karbon dan Oksigen
  • Daur Air
  • Daur Belerang
  • Daur Posfos
v  Daur Air
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap karena panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air di atmosfer berasal dari laut karena laut mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Uap air di atmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk hujan. Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah dan air tanah.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan air mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada ekosistem darat.
Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah. Sebagian air keluar dari tubuh hewan dan manusia sebagai urin dan keringat.
Air tanah dan air permukaan sebagian mengalir ke sungai, kemudian ke danau dan ke laut. Siklus ini di sebut Siklus Panjang. Sedangkan siklus yang dimulai dengan proses Transpirasi dan Evapotranspirasi dari air yang terdapat di permukaan bumi, lalu diikuti oleh Presipitasi atau turunnya air ke permukaan bumi disebut Siklus Pendek.
3. TAKSONOMI HEWAN
·         Macam Sifat Taksonomi
1. Sifat kuantitatif
2. Sifat kualitatif
Sifat taksonomi kuantitatif adalah sifat yang cirinya yang dapat dinilai secara langsung dengan cara menghitung atau mengukur, dan dinyatakan dalam angka. Contohnya: lebar daun,
panjang perbungaan yang dinyatakan dalam cm atau jumlah benang sari, jumlah lembar mahkota bunga yang dinyatakan dalam angka. Sifat kualitatif digambarkan dengan bentuk dan dideskripsikan bukan dalam angka. Contohnya: duduk daun berhadapan, berseling, buah buni atau buah kotak.
Sifat kualitatif mempunyai nilai yang lebih penting daripada sifat kuantitatif, sebab sifat kuantitatif kadang-kadang mempunyai kisaran yang luas terutama pada sifat yang berasal dari bagian vegetatif yang seringkali dipengaruhi faktor-faktor lingkungan.
            Sifat taksonomi juga dapat digolongkan atas sifat yang baik dan sifat yang jelek. Sifat yang baik untuk keperluan botani sistematik adalah tidak mudah terpengaruh faktor lingkungan, variasinya konsisten atau relatif stabil dalam populasi taksa itu.
·         Sumber Bukti Taksonomi
Peranan sumber bukti taksonomi
Sifat dan ciri taksonomi sangat penting sebagai sumber bukti taksonomi untuk memecahkan berbagai permasalahan taksonomi. Sifat-sifat yang dipakai sebagai bukti taksonomi dalam mendeterminasi, mencirikan dan menggolongkan jenis-jenis tumbuhan dapat berasal dari seluruh bagian dan dari semua fase serta proses pertumbuhan tumbuhan itu.
beberapa sumber bukti taksonomi
Berikut ini akan diungkapkan beberapa cabang biologi yang dapat dijadikan sebagai sumber bukti taksonomi:
1. Morfologi
            Data morfologi hingga sekarang masih tetap dipakai karena mudah diamati dan praktis digunakan untuk kunci determinasi. Sifat yang mantap pada data morfologi adalah organ generatif→ bunga dan buah. Data morfologi berupa organ vegetatif yang sering dipakai antara lain: habit, akar banir, penyebaran bulu pada bagian-bagian tumbuhan. Data morfologi sering menunjukkan cara-cara tumbuhan tersebut mengadaptasikan diri dengan lingkungannya dan evolusinya.
            Penggunaan: Melastomataceae ditentukan berdasarkan bentuk morfologi daunnya
            Cucurbitaceae ditentukan berdasarkan sulurnya.
2. Embriologi
            Banyak macam data embriologi yang digunakan untuk memecahkan masalah taksonomi. Data tersebut berasal dari beberapa sumber baik yang berkaitan dengan struktur maupun proses, seperti: kepala sari, gametofit jantan, gametofit betina, bakal biji, pembuahan, endosperma, kulit biji, apomiksis dan poliembrio. Pembagian utama Dikotil dan Monokotil didasarkan pada satu sifat embrio (lembaga), tapi untuk taksa rendah masih jarang digunakan.
3. Anatomi
            Dalam mendeterminasi, menunjukkan kecondongan evolusi atau kekerabatan secara  filogeni. Data anatomi ini banyak digunakan untuk mendeterminasi kayu-kayu ekonomis.
Beberapa contoh pemakaian data anatomi dalam taksonomi:
Orang menyimpulkan keprimitifan suku-suku Ranales diperkuat dengan tidak adanya pembuluh tapis; sifat ini juga dimiliki Gymnospermae dan Pteridophyta.Susunan sel pelindung stomata berbeda-beda dan mantap untuk marga atau di atasnya.
Kerapatan stomata  bisa membantu sampai jenis Anatomi bunga; adanya bekas-bekas ikatan pembuluh meski bunga tereduksi, sehingga orang dapat membuktikan adanya bekas-bekas mahkota pada Fagaceae, sehingga memperkuat dugaan bahwa suku tersebut dan sebangsanya mempunyai bunga yang tidak primitif.
4. Palinologi
Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora. Serbuk sari menjadi sumberr taksonomi yang penting. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari antara lain adalah jumlah dan letak alur dan lubang di permukaannya, bentuk ukiran eksin (lapisan luar serbuk sari) serta bentuk umum dan ukurannya. Serbuk sari bisa khas untuk jenis, marga atau suku.
5. Sitologi
Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi menyangkut semua aspek sel, namun bila dikaitkan dengan taksonomi, pembahasan difokuskan pada kromosom dan berbagai atributnya. Berbagai data kromosom yang digunakan untuk tujuan taksonomi, yaitu: jumlah, ukuran dan bentuk, perilaku pada waktu meiosis: diambil kariotipe (keadaan kromosom pada tingkat metaphase dalam proses mitosis), meliputi ukuran panjang kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit.
Ukuran kromosom mantap untuk jenis
Jumlah kromosom semua individu yang tergolong satu jenis itu umumnya sama, kecuali dalam beberapa jenis tertentu.
Secara garis besar terdapat tiga macam jumlah kromosom:
Sama untuk seluruh anggota golongan, misalnya Pinus ® seluruh jenisnya mempunyai n
= 12
Kelipatan jumlah kromosom sehingga terjadi deret poliploidi pada anggota suatu golongan tumbuhan, misalnya Taraxacum (Compositae): 2n = 16, 24, 32, 40, 48,. Dalam deret ini 8 merupakan jumlah dasar.
 Jumlah kromosom tidak beraturan disebut aneuploid, misalnya Brassica: n = 6, 7, 8, 9, atau 10
6. Fisiologi
            Data-data fisiologi tidak dipakai secara langsung untuk keperluan bukti-bukti taksonomi. Musim berbunga, keperluan cahaya, pola perkawinan, penyebaran geografis penting untuk mempertegas perbedaan jenis-jenis tumbuhan.
7. Fitokimia
         Penggolongan ganggang didasarkan pada pigmen dalam plastidanya serta susunan kimia senyawa cadangan makanan.
         Adanya kandungan morfin dalam Papaver
         Cadangan pati, bukti penguat anggota Gramineae
         Kristal kalsium oksalat (rapid): membantu dalam penyusunan klasifikasi Rubiaceae, Liliaceae dan Compositae serta kekerabatan antara cactaceae dengan anggota Centrosperma
8. Penyebaran geografis
         Memegang peranan penting dalam menentukan apakah suatu kelompok populasi perlu diperlakukan sebagai jenis tersendiri atau cukup sebagai sub spesies, varietas atau forma.
         Erat hubungannya dengan factor ekologi yang menentukan beberapa sifat biologi
         Mempelajari asal usul, sejarah perkembangan dan evolusi takson
         Dengan peta penyebaran, setiap jenis dapat diselidiki daerah paling banyak jumlah jenis dan paling besar variasi ciri-cirinya yang dianggap sebagai pusat keanekaragaman dan sering dianggap tempat asal evolusi takson itu.
4. KLASIFIKASI HEWAN DAN TUMBUHAN
Klasifikasi adalah proses pengaturan hewan atau tumbuh-tumbuhan ke dalam takson tertentu brdasarkan persamaan dan perbedaan. Hasil proses pengaturan ini ialah suatu sistim klasifikasi, yang sengaja diciptakan untuk menyatakan hubungan kekerabatan jenis-jenis makhluk hidup satu sama lainnya.


1. Makanannya 
Menurut makananya hewan dapat dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu :
1. Herbivora                            3. Carnivora
2. Omnivora                            4. Insectivora
a. Herbivora
    Adalah golongan hewan pemakan tumbuhan hijau. Memiliki gigi geraham depan (dens premolare)   dan geraham belakang (dens molare) yang kuat dan banyak. Memiliki gigi seri (dens incisivus) yang tajam. Tidak mempunyai gigi taring (dens caninus). Memiliki enzim selulase.
Contoh : Hewan Mammalia yang hidup di padang rumput.
b. Carnivora
    Adalah golongan hewan pemakan daging. Memiliki gigi taring (dens caninus) yang tajam. Memiliki kuku yang tajam. Memiliki sisi rahang dan ujung gigi geraham yang saling bertemu.
Contoh : Singa, Harimau, Kucing, Buaya dll.
c. Omnivora
    Adalah golongan gewan pemakan daging dan tumbuhan hijau (pamakan segala). Memiliki sifat perpaduan antara herbivore dan carnivore.
Contoh : Musang, Beruang, Ayam, Tikus dll.
d. Insectivora
    Adalah golongan hewan pemakan serangga.
Contoh : Cecak, Kadal,Bunglon, Kelelawar dll.
Tujuan klasifikasi
  Menurut Rideng (1989) bahwa semua klasifikasi bertujuan agar kita mengingat sedikit mungkin, tetapi dalam ingatan tersebut mengandung informasi sebanyak-banyaknya. Dengan mengelompokkan jenis-jenis tumbuhan dalam suatu takson maka ciri-ciri masing-masing individu akan tercermin dalam deskripsi takson tersebut
Sejarah Dan Macam-Macam Klasifikasi
  Davis and Heywood (1963) membagi perkembangan klasifikasi atas dua, yaitu: klasifikasi sebelum Darwin dan sesudah Darwin. Klasifikasi sebelum Darwin dibedakan lagi atas tiga yaitu: klasifikasi yang didasarkan atas habitus, seksual dan hubungan bentuk morfologi. Klasifikasi sesudah Darwin dibedakan atas pendekatan filogenik dan alamiah.
Rifai (1989), berdasarkan motif, dasar dan cara yang dipakai maka klasifikasi dapat dibagi dua golongan yaitu klasifikasi empirik dan klasifikasi rasional. Klasifikasi empirik adalah klasifikasi yang tidak didasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan yang diklasifikasi, contohnya adalah klasifikasi berdasarkan abjad.
Klasifikasi rasional adalah suatu klasifikasi yang betul-betul mempunyai hubungan langsung dengan tumbuha-tumbuhan, dengan menggunakan sifat-sifat yang dimiliki tumbuhan itu sebagai dasarnya, klasifikasi inilah yang digunakan secara ilmiah. Klasifikasi rasional dibedakan atas lima yaitu: klasifikasi praktis, buatan, fenetik, filogeni dan alamiah

PERUBAHAN– PERUBAHAN FISIK PADA TANAMAN UMBI LAPIS (BAWANG MERAH)

Senin, 12 November 2012



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bawang Merah merupakan salah satu tanaman dan tumbuhan berjenis umbi lapis. Bawang merah banyak digunakan sebagai bumbu berbagai macam masakan di Asia Tenggara maupun di dunia. Namun, ada kegunaan lain yang ada dari bawang merah yaitu, bawang merah sebagai obat tradisional karena mengandung banyak antiseptic dan senyawa aillin.
Pada zaman dahulu sampai sekarang, bawang merah merupakan hal yang wajib hadir sebagai bumbu penyedap masakan. Namun, disamping kegunaannya yang banyak sekali. Bawang merah juga mempunyai kekurangan yaitu, membuat manusia yang memakannya berlebihan mempunyai bau badan yang berlebihan pula.
Berdasarkan uraian diatas, bawang merah merupakan suatu tumbuhan yang berperan penting untuk manusia. Maka dari itu kami tertarik untuk menyusun karya tulis dan mengambil topik dari tanaman bawang merah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan diatas, maka perumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini dibatasi pada:
A.    Pengertian Tanaman Bawang Merah
B.     Kegunaan dan Kekurangan Bawang Merah
C.   Hasil Penelitian
D.   Pembahasan tentang penelitian                           
                                                                                                           
C. Tujuan Penelitian
          Dalam penulisan karya tulis ini, penyusun memiliki beberapa tujuan, antara lain :
·       Untuk mengembangkan bakat dan kompetensi dalam menyusun karya tulis selanjutnya.
·       Untuk mengetahui kegunaan serta kekurangan tanaman bawang.

D. Manfaat Penelitian
            Dalam penulisan karya tulis ini, penyusun juga memiliki beberapa manfaat untuk pembaca, antara lain :
  • Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai tanaman bawang.
  • Memberikan informasi berupa pengetahuan umum kepada pembaca.




BAB II
KAJIAN TEORI


Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usaha tani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi dengan efektif dan efisien sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan yang maksimal mungkin (Suratiyah, 2006). Faktor produksi dalam usaha pertanian mencakup tanah modal dan tenaga kerja. Tanah merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian. Dalam tanah dan sekitar tanah banyak lagi faktor yang harus diperhatikan. Katakan luasnya, topografinya, kesuburannya, keadaan fisiknya, lingkungannya, lerengnya dan lain sebagainya. Dengan mengetahui semua keadaan mengenai tanah, usaha pertanian dapat dilakukan dengan baik (Daniel, 2002).
Analisis usahatani merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan suatu usahatani secara keseluruhan dan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Penilaiaan aspek usahatani merupakan penilaian sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya selama beberapa periode termasuk jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi (Kasmir dan Jakfar, 2004). Dalam usahatani dibutuhkan masukan yang sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan tanaman, seperti pembelian bibit, pupuk, obat-obatan, sewa tanah dan upah tenaga kerja. Biaya tersebut dibutuhkan setiap saat sehingga masalah ini sering menimbulkan resiko yang sangat besar pada petani, kalau biaya tidak dapat dipenuhi secara tepat waktu ataupun tepat jumlah maka akibatnya adalah produksi atau hasil yang dicapai tidak sesuai harapan (Daniel, 2002).
Menurut Soekartawi (1999), bahwa dalam melakukan usaha pertanian seorang pengusaha atau petani dapat memaksimumkan keuntungan dengan “Profit Maximization dan Cost Minimization”. Profit maximization adalah mengalokasikan input seefisien mungkin untuk memperoleh output yang maksimal, sedangkan cost minimization adalah menekankan biaya produksi ekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Keduapendekatan  tersebut merupakan hubungan antara input dan output produksi yang tidak lain adalah fungsi produksi. Dimana pertambahan output yang diinginkan dapat ditempuh dengan menambah jumlah salah satu dari input yang digunakan. Istilah faktor produksi sering juga disebut dengan ‘korbanan produksi’, karena faktor produksi tersebut dikorbankan untuk menghasilkan produksi. Dalam bahasa Inggris, faktor produksi disebut dengan “input”. Macam faktor atau input ini, berikut jumlah dan kuantitasnya perlu diketahui oleh seorang produsen. Oleh karena itu, untuk menghasilkan suatu produk, maka diperlukan pengetahuan hubungan faktor produksi (input) dan produk (output). Hubungan antara input dengan output ini disebut dengan factor relationship (FR).




BAB III
METODE PENELITIAN


A.    Metode Penelitian

Sebagai bahan penyusun karya tulis ini maka penyusun menggunakan metode penulisan serta metode penelitian. Metode observasi langsung di area pekarangan rumah untuk mengetahui hasil penelitian itu sendiri. Dan tidak kalah penting adalah penyusun juga menggunakan metode kepustakaan untuk mendapatkan data yang valid.
.
B.     Waktu dan Tempat Pelaksanan Penelitian

Tempat penelitian sendiri di lakukan di rumah ketua penyusun di daerah Kreo, Ciledug, Tangerang. Dimana kondisi lingkungannya cukup memadai untuk menanam tanaman bawang merah ini. Tanggal penelitian ini pun dimulai dari tanggal 15-23 Agustus 2012. Mulai dari bawang itu di tanam, tumbuh tunas lalu tumbuh batang.

C.    Rencana Analisis Data
Menganalisis informasi dari penelitian dan data-data dari buku-buku yang kemudian diolah untuk menyelesaikan rumusan masalah yang ada.

D. Alat dan Bahan Penelitian
           Alat yang di butuhkan untuk melakukan penelitian ini yaitu :
  • Pot atau Cup bening yang lebih besar dari gelas Aqua, sebagai wadah.
  • Kamera, sebagai alat bukti penelitian.
Bahan yang di butuhkan , yaitu :
  • 1 buah bawang merah
  • Tanah secukupnya.
  • Air untuk menyiram tanaman itu setiap pagi dan sore.

E. Cara Kerja Penelitian
Cara kerja penelitian tanaman bawang merah, antara lain :
  1. Jika memakai cup bening, bawahnya di lupangi dulu sebagai resapan air, cukup 4-8 bolongan saja.
  2. Beri tanah secukupnya kira-kira ¾ cup bening atau pot yang digunakan.
  3. Taruh bawang yang akan di tanam di atasnya. Usahakan saat menaruh bawang agak di tekan namun jangan sampe masuk.
  4. Siram setiap pagi dan sore, atau jika perlu di foto sebagai bukti penelitian.

 
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanaman Bawang Merah.  
          Bawang merah (allium cepa L kelompok aggregatum) adalah sejenis tanaman yang menjadi  bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang jawa menyebut bawang merah dengan nama ‘brambang’. Bagian yang paling banyak di gunakan atau di manfaatkan adalah umbi, meskipun beberapa tardisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyebab masakan. Tanaman ini di duga berasal dari daerah Asia Tengah atau Asia Tenggara.

Klasifikasi Ilmiah                                                                               
-Kerajaan : Plantae                                                                                
-Divisi : Magnoliophyta                                                                                 
-Kelas : Liliopsida
-Ordo : Asparagales
-Famili : Amaryllidaceae
-Genus : Allium
-Species : A.cepa
L

Dekripsi                                                                                      
Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan di bagian tengah pun mengembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapi 30-50 cm .
Bunga bawang merah termasuk bunga yang sempuna yang setiap bunga terdapat benang sari dan putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk 3 buah ruang dan dalam setiap ruang itu terdapat 2 calon biji.
Buah bawang berbentuk bulat dengan ujung yang tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
Bawang merah mengandung vitamin c, kalium, serat dan asam folat. Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tubuh alami berupa hormon auksin dan giberelin.

B. Kegunaan dan Kekuarangan Tanaman Bawang Merah
            Kegunaan tanaman bawang merah, antara lain :
  • Dapat di gunakan sebagi bumbu masakan dan berguna untuk menyedapkan rasa dalam suatu masakan.
  • Dapat di goreng untuk di jadikan bawang goreng, berguna untuk penyedap tampilan suatu masakan saat di hidangkan.
  • Dapat meredakan demam, karena bawang merah bersifat sebagai antipiretik yang secara cepat dapat menurunkan suhu tubuh.
  • Sebagai anti inflamasi dan anti alergi                                                                        
  • Sebagai anti kanker, karena bawang merah mengandung quercitin yang dapat menangkal kanker.
  • Dapat melancarkan dahak, karena bawang merah adalah ekspektoran
  • Mampu menghambat perkembangan virus influenza tipe 1
Kekurangan tanaman bawang merah, antara lain :
  • Mengganggu keadaan lambung, karena jika suhu tubuh meningkat memakan bawang merah akan berdampak kurang baik untuk tubuh.
  • Dapat membuat bau badan menjadi berlebihan
  • Hati-Hati bagi penderita darah rendah.
  • Dapat menyebabkan bau mulut.
C. Hasil Penelitian Pertumbuhan Bawang
Hari ke 1
Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 4
Hari ke 5
Hari ke 6
Hari ke 7
Hari ke 8
Rata _rata tinggi
Belum tumbuh tunas
Belum tumbuh tunas
Mulai tumbuh tunas / akar
Tumbuh batang
Tumbuh batang
Tumbuh batang
Tumbuh batang
Tumbuh langsung




3 cm
7 cm
13 cm
15 cm
17 cm
3 cm

D. Pembahasan Penelitian
            Setiap hari  tanaman bawang tumbuh sekitar 3 cm .faktor yang  mempengaruhi percepatan pertumbuhan adalah cahaya yang cukup serta iklim dan cuaca yang mendukung dan kadar air yang cukup untuk  mengatur kelembapan.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Cahaya matahari ,temperature kelembapan atau kadar air adalah faktor yang sangat mempengaruhi pertumubuhan bawang. Cahaya matahari membantu proses  fotosintesis . Temperature mempercepat pertumbuhan jika temperatur terlalu  rendah atau terlalu tinggi akan menyebabkan pertumbuhan lambat dan berhenti. Tanah dan udara yang kurang lembab berpengaruh baik karena meningkatkan penyerapan air dan menurunkan penguapan.

B. Saran
            Bila menanam bawang sebaiknya  airnya jangan terlalu banyak agar tanaman bawang tidak cepat busuk lalu perhatikan pula intensitas cahaya ,temperature dan kelembapan udar,.karena faktor eksternal inilah yang dapat menyebabkan baik buruknya pertumbuhan bawang