HAKEKAT MANUSIA DENGAN PENDIDIKAN

Selasa, 09 Oktober 2012

]BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, dengan pendidikan manusia dapat mengetahui sesuatu yang belum diketahui dan menggali sumber daya manusia yang berkualitas. Sejak lahir manusia membutuhkan pendidikan. Pada saat itu pendidik yang paling berperan yaitu orang tua. Orang tua sebagai seorang pendidik sudah seharusnya mengetahui tujuan pendidikan itu sendiri dan bagaimana langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut. Begitu juga dengan seorang guru harus mampu membimbing peserta didik ke arah tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan yaitu untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan dan indra. Pendidikan ini harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah, maupun bahasanya(Secaraperoranganmaupunsecaraberkelompok)(http://princesugeng
06biologi. blogspot.com/2010/11/hakekat-manusia-dan-pendidikan).

Sampai saat ini, isu pendidikan masih mendapat perhatian yang sangat besar dari masyarakat. Hal ini merupakan dampak  dari keinginan seluruh masyarakat indonesia yang ingin mewujudkan mutu pendidikan indonesia yang lebih baik.






B.     RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas dilihat begitu kompleksnya permasalahan tentang pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, penulis merumuskan beberapa masalah dalam penulisan makalah ini.
1.      Apakah pengertian dan tujuan pendidikan?
2.      Bagimana hubungan  hakekat manusia dengan pendidikan?
3.      Bagaimana peran pendidikan dalam kehidupan manusia?
C.    Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.      Mengetahui pengertian dan hakekat pendidikan.
2.      Mengetahui hubungan hakekat manusia dan pendidikan.
3.      Mengetahui peran pendidikan dalam kehidupan manusia.












BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN
1.      Pengertian Pendidikan
Menurut Redja Mudyahardjo (1998: 3) ‘‘Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu”.
Pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia atau upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Pendidikan adalah masalah yang sangat penting bahkan tidak dapat  dipisahkan dari kehidupan, terutama pada zaman yang semakin canggih ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat dunia semakin sempit.
“Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah”.http://wildaznov11.blogspot.com/2009/02/ilmu-pendidikan.html.
Oleh karena itu, sistem pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah tidak layak bila dibandingkan dengan negara-negara maju. Seharusnya pemerintah kita harus lebih fokus kepada pendidikan, sebab pendidikan merupakan modal utama suatu bangsa untuk dapat bersaing didalam era globalisasi seperti sekarang ini.
2.      Tujuan pendidikan
Menurut E. Mulyasa (2004: 21) Secara makro pendidikan nasional bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendididkan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh.

Tujuan pendidikan adalah sutau faktor yang sangat penting dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau hendak dituju oleh pendidikan. Di samping itu, pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu pendidikan serta menentukan kearah mana peserta  didik akan dibawa.
Menurut Redja Mudyahardjo (1998:12) Tujuan pendidikan merupakan perpaduan tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat pengembangan kemampuan-kemampuan pribadi secara optimal dengan tujuan-tujan sosial yang bersifat manusia seutuhnya yang dapat memainkan perannya sebagai warga dalam berbagai lingkungan persekutuan hidup dan kelompok sosial.

Pendidikan merupakan tujuan dari orang tua dan juga pendidik yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup seperti kesusilaan, keagamaan dan lain-lain. Selain itu, anak-anak dan generasi penerus merupakan kunci utama dari tujuan pendidikan tersebut. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa ini, para pendidik dan orang tua mempunyai peran yang sangat penting untuk mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas.





B.     Hubungan Hakekat Manusia dengan Pendidikan
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna yang memilki kemampuan intelektual dan daya nalar sehingga manusia mampu berfikir, berbuat, dan bertindak untuk membuat perubahan dengan maksud pengembangan sebagai manusia yang utuh.
Wahyudin (2008:1.20) Berbagai aspek kehakikat manusia, pada dasarnya adalah  potensi yang harus diwujudkan setiap orang, sebab itu bahwa berbagai aspek hakikat manusia merupakan sosok manusia ideal, merupakan gambaran manusia yang dicita-citakan atau yang menjadi tujuan.Sosok manusia ideal tersebut melainkan harus diupayakan untuk diwujudkan.

Dalam kaitannya dengan perkembangan individu, manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui suatu proses alami menuju kedewasaan baik bersifat jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, manusia memerlukan pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang optimal sebagai manusia.
Pada dasarnya, ada dua pokok permasalahan tentang hakikat manusia.Pertama, telah tentang manusia atau hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan di muka bumi ini.Kedua, telah tentang sifat manusia dan karakteristik yang menjadi ciri hususnya serta hubungannya dengan fitrah manusia.(http://suripto.com/hakikat-manusia-dan-pendidikan.html).

            Manusia makhluk indvidu, yaitu makhluk yang memiki jatih diri, dan memiliki ciri perbedaan. Namun, pada saat yang bersamaan manusia juga sebagai kawan sosial bagi manusia lainnya yang saling berintraksi dengan lingkungannya.    
              




C.          PERAN PENDIDIKAN BAGI  KEHIDUPAN MANUSIA
Pendidikan berpengaruh positif bagi kehidupan manusia. Sebagai contohnya pendidikan melalui pengalaman hidup. Pengalaman seseorang dapat mengetahui baik buruknya suatu tindakan. Akan lebih berhati-hati dalam memilih suatu keputusan. Hal ini sesuai dengan pendapat berikut:
pendidikan sebagai kekuatan  berati mempunyai wewenang dan cukup kuat bagi kita,bagi rakyat banyak (khalayak) untuk menentukan satu dunia yang macam apa yang kita  inginkan dan bagaimana  mencapai dunia semacam itu.dan tidak ada satu fungsi  dan jabatan di dalam masyarakat tanpa  melalui proses pendidikan baik didalam maupun di luar lembaga formal .Hubungan dan interaksi sosial yang terjadi dalam proses pendidikan  di masyrakat mempengaruhi  perkembangan kepribadian manusia.untuk memperoleh hakekat diri yang makin bertambah sebagai hasil pengalaman berturut-turut sepanjang kehidupan masyarakat. http://wildaznov11.blogspot.com/2009/02/ilmu-pendidikan.html.

                               Apabila dalam kehidupan manusia tidak dibarengi dengan pendidikan otomatis kehidupan manusia itu tidak akan terarah dengan baik, tetapi sebaliknya apabila kehidupan manusia dibarengi dengan pendidikan maka kehidupannya pun akan terarah dan menjadi lebih baik. Ilmu pengetahuan memegang peranan penting dalam kehidupan. Tanpa ilmu, manusia akan buta dalam segalanya. Ada banyak hal yang dapat diambil manfaatnya dari
 ilmu pengetahuan ini diantaranya yaitu manfaat adanya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya ilmu tersebut, manusia dapat menemukan lampu, komputer, televisi, dan lain-lain.
Kesadaran akan pentingnya manfaat pendidikan dapat memberikan prestasi yang intelektual bagi manusia yang terlibat didalamnya. Belakangan ini kesadaran akan manfaat pentingnya pendidikan sebagai penunjang menciptakan sumber daya manusia dirasakan sudah tidak ada lagi. Ketika bukan lagi keutamaan, kasih dan keadilan yang ditanamkan dalam konsep pendidikan, melainkan mencari keuntungan materi dan kekuasan atau adanya komersialisasi di dunia pendidikan, ini akan menjadi sebab utama terjadinya praktik pendidikan diskriminatif. Wahyuddin(2008:1.39)
Dengan adanya aktivitas dan lembaga-lembaga pendidikan sudah dapat membantu manusia  dalam mengatasi masalah  dari perkembangan manusia itu sendiri. Pendidikan yang akan membentuk manusia dengan tingkah laku tertentu dan dalam keadaan tertentu pula. Jika  pendidikan itu di katakan sebagai suatu propesi, maka pendidik pun akan menekuni pekerjaan tersebut karena memang sudah menjadi tugas seorang guru dalam mendidik dan maengajar anak-anak didiknya. Seperti sebuah istilah guru tanpa tanda jasa, pendidik tidak pernah menginginkan hal yang lebih selain dari keberhasilan anak didiknya.
Proses pendidikan dari tiga bentuk pendidikan  dipengaruhi oleh sistem politik dan ekonomi. Di samping itu, dengan adanya bermacam-macam jenis politik dan bermacam-macam kondisi ekonomi maka arah proses pendidikan akan bermacam-macam untuk masing-masing bentuk pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga, pemerintah, lembaga keagamaan dan lembaga-lembaga non-agama.
Adapun lembaga pendidikan yang pertama ditekuni oleh seorang anak yaitu  lembaga pendidikan keluarga. Keluarga merupakan wadah yang sangat penting dalam membentuk watak dan pribadi seorang individu. Selain itu, ada juga lembaga pendidikan sekolah  yang berfungsi juga membantu keluarga untuk medidik anak-anak. Anak-anak mendapatkan pendidikan di lembaga ini, apa yang tidak  di dapat di dalam keluarga atau karena kedua orang tuanya tidak terlalu memperhatikan anak tersebut, maka anak itu kan dididik disini.
Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan sceara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan seperti rasa hormat kepada orang tua, kepada pemimpin kewajiban untuk mematuhi hukum-hukum dan norma-norma yang berlaku, jiwa patriotisme dan sebagainya. Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan danpembangunan politik, ekonomi, sosial dan pertahanan keamanan. Pendek kata pendidikan dapat diharapkan untuk mengembangkan wawasan anak terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan secara tepat dan benar, sehingga membawa kemajuan pada individu masyarakat dan negara untuk mencapaitujuanpembangunannasional.http://wildaznov11.blogspot.com/
2009/02/ilmu-pendidikan.html.
           
Pendidikan sering dipandang hanya sebatas tanggung jawab pemerintah, padahal pendidikan yang bermutu sangat memerlukan peran aktif seluruh komponen masyarakat, baik dalam segi perancangan kurikulum, materi pembelajaran, proses pendidikan, dan pembiayaan. Rendahnya pembiayaan pendidikan merupakan komponen masalah yang terbesar dalam mengejar kualitas pendidikan yang bertumpu pada faktor pembiayaan. Untuk  memperoleh  pendidikan yang berkualitas tentu memerlukan biaya yang cukup besar, baik bagi kepentingan peningkatan kualitas tenaga kependidikan, maupun sarana pendukung proses pembelajaran.










                                                                      BABIII
                                                       PENUTUP
A.        Kesimpulan
Dari uraian diatas,kita dapat menarik kesimpulan antara lain:
1. Pendidikan merupakan proses panjang yang dalam pelaksanaannya banyak ditemui berbagai macam masalah terutama pada zaman yang semakin canggih ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat ilmu pengetahuan kita semakin sempit sehingga membawa pengaruh yang sangat besar  bagi masyrakat.
2. Tujuan pendidikan adalah untuk mengatasi kebodohan dan keterbelakangan  yang sudah terbukti merupakan sasaran utama bagi munculnya penjajahan, penindasan, dan perilaku yang tidak berprikemanusian, Oleh karena itu, masyrakat Indonesia harus lebih meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas. 
3. Pendidikan juga berpengaruh dalam kehidupan, dengan pendidikan seseorang dapat mengetahui mana yang baik dan yang buruk

B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan sumber yang cukup mendasar bagi judul makalah ini. Selain itu, bentuk pemaparan dan penjelasannya menggunakan metode pendeskripsian dan argumentasi untuk masalah yang dituangkan dalam makalah ini. Penggunaan gaya bahasa yang mudah dipahami membuat sebuah kajian baru dalam menyelesaikan suatu studi kasus.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya dunia pendidikan, dalam mengetahui tentang pendidikan dan hakekat manusia.

CACING CESTODA


CESTODA
  1. Pendahuluan Tentang Cacing (Helminth)
Penyakit yang disebabkan cacing atau biasa disebut dengan helminthiasis merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi, terutama di daerah tropis. Keberadaan penyakit ini berkaitan dengan faktor cuaca, tingkat sanitasi lingkungan dan sosio-ekonomi masyarakat. Cacing memerlukan suhu dan kelembaban udara tertentu untuk hidup dan berkembang biak. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi sayuran mentah, daging atau ikan yang dimasak setengah matang merupakan salah satu cara penularan secara langsung. Bila dalam bahan makanan tersebut terdapat kista atau larva cacing, maka siklus hidup cacing dapat menjadi lengkap, dan  terjadilah infeksi dalam tubuh manusia. Berbeda dengan infeksi bakteri, virus dan mikroorganisme lainnya, cacing dewasa tidak bertambah banyak di dalam tubuh manusia. Penyebaran penyakit ini pun dapat terjadi melalui perantaraan serangga seperti nyamuk dan lalat pengisap darah yang dapat menyebarkan telur cacing dari feses penderita cacingan. Di samping itu, kebiasaan penggunaan feses manusia sebagai pupuk tanaman dapat  meningkatkan penyebaran telur cacing, karena dapat mengkontaminasi tanah, air rumah tangga dan tanaman pangan tertentu.
Cacing yang bersifat parasit pada manusia terbagi atas dua golongan besar yaitu cacing bulat (nemathelminthes)dan cacing pipih (platyhelminthes). Golongan Nemathelminthes terbagi lagi menjadi kelas nematode, sdangkan golongan platyhelminthes terbagi menjadi kelas trematoda dan cestoda.
Pada bahasan ini, akan diuraikan mengenai kelas cestoda secara umum dan dua contoh parasit yang paling banyak menginfeksi manusia yaitu Taenia saginata dan T. solium.
  1. Cestoda
2.1 pendahuluan
Cestoda atau cacing pita merupakan cacing pita yang siklus hidupnya ada yang memerlukan  air untuk menetaskan telurnya (contoh : Diphyllobothrium latum) sedangkan yang lainnya cukup menggunakan tanah.
Dalam penularannya  kepada manusia, ada yang memerlukan intermediate host, namun ada juga yang dapat menulari manusia tanpa perantara (contoh: Hymenolepis nana).
2.2 Morfologi Umum Cestoda
Ukuran cacing dewasa bervariasi dari yang panjangnya hanya 40 mm  ( contoh:   Hymenolepis nana) hingga yang panjangnya 10-12 m (contoh: Taenia saginata dan Diphyllobothrium latum). Bnetuk badan cacing dewasa memanjang menyerupai pita, biasanya pipih dorsoventral (dari belakang ke depan). Cacing ini terdiri atas scolex (kepala) yang dilengkapi dengan alat isap dan kait-kait, berfungsi sebagai alat untuk melekatkan atau mengaitkan diri pada dinding usus manusia. Di belakang scolex terdapat leher, yang merupakan bagian cacing yang tidak bersegmen. Di belakang leher terdapat proglotid yang semakin lama semakin banyak, sehingga menyebabkan cacing menjadi semakin panjang dan bersegmen-segmen. Setiap proglotid atau segmen dilengkapai dengan alat reproduksi jantan dan betina. Semakin jauh dari scolex, maka proglotid nya semakin tua, sehingga proglotid yang paling ujung seolah-olah hanya sebagai kantong telur saja. Proglotid yang paling ujung tersebut disebut dengan gravida. Seluruh bagian cacing, mulai dari scollex samapi proglotid gravid disebut dengan strobila.
2.3 Sistem Reproduksi Cestoda
Cestoda merupakan cacing yang bersifat hermafrodit.
2.4 Sistem Pencernaan Cestoda
Cestoda berbeda dengan nematode dan trematoda, tidak mempunyai usus. Cestoda tidak mempunyai saluran cerna. Makanan masuk ke dalam tubh cacing melalui penyerapan oleh permukaan sel cacing.
2.5 Spesies Kelas cestoda
Spesies kelas cestoda yang dapat menimbulkan infeksi pada manusia adalah sebagai berikut: Diphyllobothrium latum, Hymenolepis nana, Taenia saginata, T. solium, Echinococcus granulosus dan E. multilocularis.
2.6 Host
Manusia merupakan host cestoda ini dalam bentuk sebagai berikut:
¾    Cacing dewasa, untuk spesies D. latum, T. saginata, T. solium, H. nana, H. diminuta, dan Dypylidium caninum.
¾    Larva, untuk spesies Diphyllobothrium sp., T. solium, H. nana, E. granulosus, dan multiceps.

  1. Taenia solium
3.1 Distribusi Geografik
Taenia solium adalah parasit kosmopolit, namun akan sulit ditemukan pada Negara-negra islami. T. solium merupakan pathogen yang umum terdapat di lingkungan yang buruk, dimana manusia tinggalnya sangat berdekatan dengan babi- babi dan memakan daging babi yang kurang matang. Oleh karena itu, penyakit cacingan karena cacing T. solium ini sangat jarang ditemukan pada lingkungan muslim.
Caing tersebut banyak ditemukan di negara-negara yang mempunyai banyak peternakan babi dan di daerah yang penduduknya banyak menyantap daging babi atau berhubungan dengan religi tertentu yang memiliki kebiasaan untuk mengkonsumsi daging babi, seperti di Eropa (Gzech, Slowakia, Kroatia, dan Serbia), Amerika latin, Cina, India, Amerika Utara, dan juga beberapa daerah di Indonesia ( Irian Jaya, Bali dan Sumatera Utara).

Hasil survey lapangan yang diadakan pada tahun 2000 dan 2001, para peneliti menemukan bahwa menunjukkan 5 (8.6%) dari 58 masyarakat lokal dan 7 (11%) dari  64 anjing local yang hidup kira-kira 1 km dari  ibukota local, wamena, Jayawijaya, ditemukan cacing pita dewasa dan sistiserkus T. solium.  Karena prevalensi cacing ini telah mendunia dan meningkatnya imigrasi dan jumlah turis asing, T. solium merupakan salah satu pathogen penting di United stated. Dari 100 juta infeksi cacingan per tahunnya, 50 juta kasus infeksi tersebut disebabkan oleh T. solium. Infeksi T. solium jarang memasuki United states kecuali daerah dengan tingkat imigrasi tinggi dari Mexico, Latin America, Iberian peninsula, Slavic countries, Africa, India, Southeast Asia, dan China.
3.2 Morfologi
Cacing dewasa dapat berukuran 3-8m. Struktur tubuh cacing ini terdiri dari skolex, leher dan proglotid. Cacing dewasa menempel pada dinding usus dengan scolex nya, sedangkan sistiserkus nya terdapat di jaringan otot atau subkutan. Cacing ini terdiri dari 800-1000 ruas proglotid. Skolex yang bulat berukuran kira-kira 1 mm, mempunyai 4 buah batil isap dengan rostelum (tonjolan lemak) yang mempunyai 2 baris kait, masing-masing sebanyak 25-30 buah.
Bentuk proglotid gravid nya mempunyai ukuran panjang yang hamper sama dengan lebarnya, dapat dilihat pada gambar…. Jumlah cabang uterus pada proglotid gravid adalah 7-12 buah pada satu sisi. Lubang kelamin letaknya bergantian selang seling pada sisi kanan atau kiri strobila secara tidak beraturan.
Proglotid gravid berisi kira-kira 30.000-50.000 buah telur. Telurnya keluar melalui robekan celah pada proglotid. Telur dapat dilepaskan bersama proglotid atau tersendiri melalui lubang uterus.
3.3 Host
Host definitive cacing ini adalah manusia, sedangkan host intermediate nya adalah babi, monyet, onta, anjing, babi hutan, domba, kucing, tikus dan manusia. Hal ini terjadi bila manusia memakan daging babi yang mengandung sistiserkus T. solium. Sebagai host intermediate, babi dapat mengandung cacing ini bila telur cacing yang terdapat pada feses manusia yang terinfeksi termakan.
Bila manusia bertindak sebagai intermediate host, maka sistiserkus T. solium berada di dalam jaringan otot atau jaringan subkutan. Hal ini terjadi bila manusia makan makanan yang terkontaminasi oleh telur T. solium. Infeksi pada manusia, umumnya terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi telur cacing T. solium. Telur cacing tersebut dapat berasal dari penderita yang mengandung cacing dewasa ataupun autoinfeksi dari penderita itu sendiri (feses-tangan-mulut). Hewan lain dan anjing pun dapat mengandung sistiserkus di dalam dagingnya bila terinfeksi oleh telur T. solium. (Keterangan: definitive host adalah tempat parasit hidup, tumbuh menjadi dewasa dan berkembangbiak secara seksual). Intermediat host adalah tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yang siap ditularkan kepada manusia.). Nama penyakit yang disebabkan oleh cacing dewasa disebut Teniasis solium, sedangkan yang disebabkan oleh stadium larva disebut sistiserkosis.


3.4 siklus hidup
Telur keluar dari proglotid gravid, baik setelah proglotid lepas dari strobila, ataupun belum. Telur keluar dari tubuh manusia bersama feses. Telur yang jatuh ke tanah bila termakan manusia atau babi, akan memasuki usus dan menetas di usus. Kemudian larva akan menembus dinding usus dan dapat memasuki aliran darah limpa atau aliran darah, serta beredar ke seluruh tubuh.Sebagian besar akan masuk ke dalam otot atau ke dalam jaringan subkutan. Dalam waktu 60-70 hari akan berkembang menjadi sistiserkus (cacing gelembung) yang menetap di dalam otot atau jaringan subkutan pada pundak dan punggung babi.
Bila manusia memakan daging babi yang mengandung sistiserkus, maka sistiserkus ini akan menetas di dalam usus menjadi larva dan dalam waktu 5-12 minggu tumbuh menjadi cacing dewasa yang menetap di dalam usus, kemudian melepasakan proglotid dengan telur. Biasanya hanya ada satu cacing yang menempati usus saat itu, namun dikerahui bahwa di usus manusia juga dapat ditempati oleh banyak cacing. Bahkan dilaporkan cacing T. solium ini dapat bertahan dalam tubuh manusia selama 25 tahun atau lebih. Siklus hidup T. solium dan T. saginata mempunyai banyak kesamaan, hanya berbeda di host intermediatnya saja, dapat dilihat pada gambar…

Gambar 1. Daur hidup T. solium
Keterangan:
Orang menelan larva cacing dengan memakan daging babi yang terkontaminasi dengan larva dalam sistiserkus, yang belum matang.
Larava berkembang menjadi bentuk dewasa (hanya terjadi dalam tubuh manusia)…(tapeworm)
Cacing dewasa tersebut kemudian melekat pada lapisan usus manusia dan melepaskan telurnya dalam tinja manusia tersebut.
Babi kontak dengan tinja manusia  tersebut dan menelantelur cacing tersebut.
Telur cacing tersebut kemudian berpenetrasi menuju usus kecil babi, mamasuki pembuluh darah portal hati, kemudian memasuki sirkulasi darah umum.
Telur tersebut pindah ke kerangka atau otot jantung dan berubah menajdi sistiserkus.
Autoinfeksi dapat terjadi dalam kasus ini bila terkadang manusia yang terinfeksi tersebut tanpa sengaja menelan telur T. soilum yang terdapat pada tinjanya. Jika hal ini terjadi maka sistiserkus dapat terbentuk dalam jaringan tubuh, tapi biasanya otak merupakan temapat yang cocok berdasarkan afinitasnya. Oleh karena itu, neurosistiserkosis dapat terjadi.
3.5 Gejala Penyakit
Cacing dewasa yang berada di dalam usus jarang menimbulkan gejala. Gejala yang sering muncul adalah sakit ulu hati, nafsu makn meningkat, lemah dan berat badan menurun.
Gejala yang disebabkan adanya sistiserkus di dalam jaringan tubuh, bermacam-macam tergantung pada organ yang terinfeksi dan jumlah sistiserkus. Bila jumlahnya sedikit dan hanya tersebar di jaringan subkutan, biasanya tanpa gejala atau hanya berupa benjolan-benjolan kecil di bawah kulit (subkutan). Pada manusia, sistiserkus atau larva T. solium sering menghinggapi jaringan subkutan, mata, jaringan otak, otot, otot jantung, hati, paru dan rongga perut.
Bila sistiserkus berada di jaringan otak, sumsum tulang belakang, mata atau otot jantung, akan mengakibatkan hal yang serius bahkan sampai kematian. Dilaporkan bahwa sebuah sistiserkus tunggal yang ditemukan dalam ventrikel IV dari otak dapat menyebabkan kematian.
Patologi yang berkaitan dengan sistiserkosis tergantung bagian organ yang terinfeksi dan jumlah sistiserkusnya. Infeksi yang hanya terdiri dari sejumlah kecil sistiserkus dalam hati atau otot biasanya tidak terlalu berbahaya  dan biasanya tanpa gejala, namun dapat juga mengakibatkan miositis, yang disertai dengan demam dan eosinofilia. Di samping itu, sejumlah sistiserkus yang sedikit, jika berlokasi dalam beberapa daeran yang sensitive pada badan, dapat menyebabkan kerusakan yang sulit diperbaiki. Contohnya, bila sistiserkus sampai di mata, dapat menyebabkan terjadinya kebutaan; sistiserkus yang sampai ke urat saraf tulang belakang, dapat menyebabkan terjadinya paralisis (kelumpuhan); atau bila sistiserkus tersebut berada di otak (neurosistiserkosis) dapat menyebabkan terjadinya kerusakan saraf yang dahsyat atau serangan epilepsi. Bentuk neurosistiserkosis tersebut dapat dilihat pada gambar…..Oleh karena itu, sistiserkosis yang berada di system saraf pusat atau di mata lebih mendapatkan perhatian khusus dibandingkan ketika sistiserkus tersebut berada di otot.

3.6 bahan Pemeriksaan Untuk laboratorium dan Diagnosis
Sampel berupa feses penderita untuk diperiksa keberadaan proglotid dan telur cacingnya.Telur T. solium sulit dibedakan dengan telur T. saginata. Diagnosis sistiserkosis kulit dapat dilakukan dengan biopsy pada otot dan secara radiologi, pada jaringan otak dengan computerized tomographic scan (CT scan). Beberapa cara serologi yang dapat digunakan adalah uji hemaglutinasi Counter Immuno electrophoresis, ELISA, EIBT (Western Blot),  dan PCR. Telur taenia dan proglotid dapat juga diidentifikasi menggunakan mikroskop. Namun, teknik ini tidak memungkinkan dilakukan selama 3 bulan pertama setelah infeksi, karena telah berkembang menjadi cacing dewasa. Pemeriksaan mikroskopik telur tidak dapat membedakan telur kedua spesies taenia ini. Spesies tersebut hanya dapat ditentukan dari pemeriksaan proglotid nya. Teknik imunologi dapat mendeteksi adanya sistiserkus dan teknik seperti CAT dan MRI dapat juga berguna dalam mendeteksi sistiserkus dalam berbagai organ.
3.7 Pengobatan
Pengobatan teniasis solium dapat dilakukan dengan pemberian prazikuantel, sedangkan untuk sistiserkosis dapat digunakan obat prazikuantel, albendazol atau dapat dilakukan dengan cara pembedahan.
3.8 pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
¾  Pencegahan dapat dilakukan dengan memasak daging sampai matang.
¾  Perbaikan cara pembuangan kotoran
¾  Peningkatan hieginitas pribadi
¾  Menjaga kebersihan makanan dan minuman
¾  Mengobati penderita hingga tuntas

PENGENDALIAN GULMA PADA BAWANG MERAH DENGAN HERBISIDA PENDIMETHALIN


PENGENDALIAN GULMA PADA BAWANG MERAH DENGAN HERBISIDA PENDIMETHALIN

Tanaman bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang tergolong sayuran rempah dan banyak dibutuhkan terutama sebagai pelengkap bumbu masakan guna manambah cita rasa dan kenikmatan.
Kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan daya belinya.  Agar kebutuhannya dapat selalu terpenuhi maka perlu diimbangi dengan peningkatan produksi dan perbaikan mutu guna mencukupi permintaan.  Salah satu faktor penting dalam peningkatan produksi yaitu teknik budidaya bawang merah yang baik.
Dalam hal teknik budidaya kehadiran gulma merupakan salah satu faktor penghambat, karena dapat mengganggu proses pembudidayaan tanaman.  Kehadiran gulma dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi dengan tanaman budidaya dalam memperoleh unsur-unsur penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti unsur hara, mineral, air, CO2, cahaya, dan ruang tumbuh, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya penurunan hasil dan mutu tanaman.
Gulma yang tumbuh di sekitar lahan budidaya akan menyerap unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga asupan unsur hara tidak diterima secara utuh oleh tanaman bawang merah.  Besarnya penurunan hasil yang diakibatkan oleh kehadiran gulma menunjukkan pentingnya pengendalian dan pengelolaan gulma yang baik agar produktifitas yang diinginkan dapat tercapai.
Terdapat beberapa cara untuk mengendalikan gulma yaitu: (1) secara kultur teknis, (2) secara mekanis, (3) secara biologis, dan (4) secara kimiawi.  Pengendalian yang banyak dilakukan yaitu dengan cara kimiawi menggunakan herbisida, karena penggunaan herbisida memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan teknik pengendalian yang lain.
Keuntungan dari penggunaan herbisida yaitu: (1) lebih cepat menekan pertumbuhan gulma, (2) lebih ekonomis, (3) lebih efektif, dan (4) menghemat tenaga kerja dan waktu. 
Salah satu herbisida yang digunakan yaitu pendimethalin yang bersifat selektif dan sistemik.  Herbisida pendimethalin yang diaplikasikan secara pratumbuh akan diabsorpsi dengan cepat oleh membran dan biji yang sedang berkecambah, tetapi tidak segera ditranslokasikan karena translokasi dari akar ke tajuk sangat sedikit.
Penggunaan herbisida pada lahan budidaya bawang merah akan mengakibatkan perubahan komposisi gulma, karena herbisida yang digunakan hanya mampu mengendalikan gulma golongan tertentu saja (selektif), gulma yang menjadi target sasaran akan terkendali, sedangkan bagian vegetatif gulma yang masih tersisa dalam tanah akan berkecambah dan tumbuh kembali menjadi gulma baru.  Selain itu perubahan komposisi gulma juga dikarenakan gulma memiliki tanggapan dan kecepatan tumbuh yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Bawang merah termasuk tanaman sayuran yang dalam hal pengendalian gulmanya memerlukan perlakuan yang sedikit berbeda dibandingkan tanaman lainnya.  Selain jarak tanam yang relatif rapat, keadaan fisiologis tanaman bawang merah juga mempengaruhi perlakuan dalam hal pengendalian gulma, seperi tinggi tanaman yang tidak terlalu tinggi, batang dan daun bawang merah sulit atau bahkan tidak bisa dibedakan.  Hal inilah yang juga menjadi perhatian saat akan dilakukan pengendalian gulma pada lahan budidaya bawang merah selain faktor lingkungan seperti keadaan iklim di sekitar lahan budidaya, sifat fisika dan kimia tanah lahan budidaya, dan keadaan gulma yang akan dikendalikan.
Karena sifatnya yang sistemik dan selektif serta mudah diabsorpsi oleh akar tumbuhan, maka herbisida pendimethalin dipilih untuk menjadi salah satu herbisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma pada lahan budidaya bawang merah.  Hal ini disebabkan karena pada lahan budidaya bawang merah terdapat jenis gulma yang berbeda-beda dan diharapkan pendimethalin mampu untuk mengendalikan gulma dengan jenis yang berbeda-beda tersebut.

PENGANTAR BIOKIMIA

Kamis, 04 Oktober 2012
MAKALAH BIOKIMIA


Biokimia Dulu biokimia dipandang sebagai ilmu fisiologi, kesehatan/pengobatan dan ilmu kimia organik. Semenjak tahun 1980-an biokimia berkembang dengan pesatnya berkat perkembangan ilmu lain yang mampu menciptakan alat-alat analitik/penera yang sangat peka yang menghasilkan bahan-bahan pelacak isotofik sehingga
memungkinkan para ahli untuk lebih mendalami dan dapat menerangkan fenomena-fenomena biologi.

Tujuan tersebut di atas rupa-rupanya sulit untuk dicapai. Tetapi jika ingin dituju adalah ciri hidup dari jasad hidup maka mungkin banyak yang dapat dilakukan oleh para ahli dalam ilmu biokimia ini.

 Berdasarkan beberapa pendapat bahwa ilmu biokimia banyak dimanfaatkan oleh para ahli dimana-mana sampai sekarang ini. Bahkan dewasa ini dijadikan sebagai ilmu terapan di berbagai unversitas.

B.    Tujuan

Berdasarkan latar di atas dapat diketahui bahwa tujuan penyusunan makalah ini adalah :
  1. Untuk mengetahuai bagaimana proses penerapan ilmu biokimia
  2. Untuk memahami energi biokimia, reaksi redoks dan fotosintesis.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Lingkup Biokimia


Dulu biokimia dipandang sebagai ilmu fisiologi, kesehatan/pengobatan dan ilmu kimia organik. Semenjak tahun 1980-an Biokimia berkembang dengan pesatnya berkat perkembangan ilmu lain yang mampu menciptakan alat-alat analitik/penera yang sangat peka yang menghasilkan bahan-bahan pelacak isotofik sehingga memungkinkan para ahli untuk lebih mendalami dan dapat menerangkan fenomena-fenomena biologi.

Ada tiga perkembangan yang menyebabkan biokimia diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri dan bukan lagi merupakan cabang ilmu lain :

  1. Pengakuan atas sistem multi ensim yang bertindak sebagai katalitis pada jalus metabolisme.
  2. Bahwa selama proses metabolisme terjadi perpindahan energi dalam sel hidup.
  3. Bahwa sifat turun menurun merupakan suatu proses biologi yang dapat diterangkan secara molekuler.

Tujuan biokimia yang mendasar yaitu : menentukan apakah kumpulan molekul/senyawa yang terdapat dalam jasad hidup setelah saling mengadakan interaksi dapat membentuk, memelihara dan mempertahankan status hidupnya, masih harus dibuktikan.

Tujuan tersebut di atas rupa-rupanya sulit untuk dicapai. Tetapi jika ingin dituju adalah ciri hidup dari jasad hidup maka mungkin banyak yang dapat dilakukan oleh para ahli dalam ilmu biokimia ini.


B.    Ciri Hidup

Menurut para ahli ada sekurang-kurangnya ada 3 ciri hidup biokimia bahwa sel hidup terdiri dari :

  • Sangat terorganisasi dan sangat kompleks; tiap komponen mempunyai fungsi yang sangat spesifik,
Makna terorganisasi dan mengorganisasi sendiri ialah bahwa antar organ/kesatuan aktivitas terkecil bahwa senyawa yang menyusun jasad hidup,m mempunyai fungsi khusus dan bersama-sama melaksanakan tugasnya

  • Mempunyai kemampuan untuk mengekstrak energi dari sekelilingnya
Bahwa jasad hidup mempunyai kemampuan untuk mengekstrak energi dari sekelilingnya dan mengubah bentuk energi yang diekstrakannya ke bentuk lain Misalnya  energi solar (energi matahari) oleh tumbuhan diubah menjadi energi kimia yang disimpannya dalam bentuk hasil tumbuhan ini.

  • Dapat menurunkan sifat atau dapat mereflikasi dirinya sendiri dengan tepat.

C.    Energi Biokimia dan Siklus ATP


Salah satu ciri hidup yang dapat di identifikasi dari sel atau jasad hidup ialah kemampuannya untuk dapat mengekstraksi energi dari sekelilingnya. Energi yang didasari dari lingkungannya itu diubah dan di simpan dalam Adenosin Tri-Fosfat

1.    Adenosin Tri-Fosfat

Adenosin Tri-Fosfat adalah senyawa yang termasuk dalam senyawa monokleotida, yaitu salah satu monumer dalam asam nukleat.

Senyawa ini untuk pertama kali dikemukakan oleh C.Frike dan Y.Subbarow di Amerika Serikat dan Lohmann di Jerman pada tahun 1929. Waerberg dan W. Meyerhof dinyatakan bahwa senyawa tersebut dinyatakan bahwa senyawa proses pemecahan anerobik glukosa menjadi asam laktat dan dalam jaringan otot.

H. Clackar (Denmark) dan V. Belitzus (Uni Soviet) dapat membuktikan ATP juga timbul dari ADP dalam suatu proses yang dinamakan fosforilasi oksidatif.
Englhardt dan M.N. Lyubimova menjelaskan bahwa ATP dihidrolisis menjadi ADP oleh miosin dlam suatu proses yang membentuk energi.

2.    Energi Bebas

Bgian dari bahan makanan yang dapat diunakan untuk melakukan kerja seperti biosentesis (kerja kimia), teransepor akip(kerja kosmatik), konteraksi muskular (kerja mekanik) dan lain-lainnya di sebut energi bekas, yang di singkat dengan F (free) atau G = Gibss. Dalam ilmu biokimia energi bebas diripnisikan: bagian dari energia suatu sistem yang dapat di gunakan untuk melakukan kerja pada  suhu, tekanan, dan volume tetap.

Bila suatu sistem perbahan dari suatu kelainan keadaan maka terjadilahperubahan energi bebas yang akan mencapai minimum apa bila sistem tersebut mencapai keseimbangannya.

3.    Reaksi Reduksi- Oksidasi (Redoks) (delta)Fo’

Dalam biokimia banyak dijumpai reaksi dan redoksi. Kedua proses itu sebenarnya tidak dapat dipisakan satu sama lain. Kalau dalam satu sistem atau suatu proses ada senyawa yang dioksidasi maka sebaliknya tentu ada senyawa yang terreduksi . oleh karna itu maka proses itu diberi nama reduksi- oksidasi atau sering disebut redoks.peroses itu merupakan teranseper elekrtron, atau kedua-duanya. Pada perteraseper itu terjadi perubahan energi bebas yang dapat di ukur besarnya dengan menggunakan persamaan: 









Untuk mengetahuai besarnya perubahan redoks suatu sistem maka dipergunakan sebuah pengukur. Pengukur yang maksud pada umumnya ialah elektroda H, yang potensial redoksnya secara potensi disepakai = 0,0 vol.

D.    LIPIDA

1.    Fungsi

Lifida mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah :
  • Komponen struktural memberan
  • Sumber energi 
  • Lapisan pelindung
  • Vitamin dan hormon

2.    Klasifikasi dan Tanaman

Pada umumnya klasifikasi lifida di dasarkan atas kerangka dasarnya dan dibedakan menjadi lifida kompleks dan lifida sederhana. Golongan pertama dapat dihidrolisis sedangkan golongan kedua tidak dapat dihidrolisis.

3.    Lifida Kompleks

Lifida kompleks dibagi menjadi :

a.    Triasil kliserol
Nama lain untuk golongan senyawa ini adalah lemak netral dan triklesirida.

b.    Fosfolifidia
Nama lain golongan senyawa ini ialah fosfogliserita atau gliserul fosfatida.

c.    Sfigolifida dan glikosfingolifida
Senyawa ini berkerangka dasar spigosin atau basah yang sejenis, dan terdapat dalam memberan sel hewan dan sel otak.

d.    Lilin
Lilin adalah senyawa yang berbentuk ester asam lemak dengan alkohol bukan glirserol.

4.    Lifida sederhana

Lifida yang dibicara diatas semuanya dapat dihidrolisis dengan alkali dalam keadaan panas. Yang selanjutnya menghasilkan sabun. Ada golongan lifida lain yang tidak dapat diubah menjadi sabun senyawa ini termasuk stroida dan terpena.

E.    Fotosintesis

1.    Energi cahaya dan sistem hidup

Kita dapat membayangkan suatu dasar radiasi cahaya yaitu paton (kuanton cahaya) merupakan suatu paket gelombang radiasi elektromagnetik.
Paton termasuk bagian salah satu bekas cahaya seperti molekul bagian sejumlah suatu zat kimia.

2.    Kloroflas dan organisme fotosintesis
Fotosintesis diantarkan oleh baik prokaliot maupun eukaliot. Distribusi organisme fotosintesis termasuk : ganggang, tumbuh-tumbuhan, diatum, bakteri, fotosintesis, fotosintetik. Termasuk bakteri belerang.

3.    Reaksi fotosintesis
Reaksi fotosintesi keseluruhan bagi autotrof yang fotosintesis ialah
nH2O + nCO2 ------->    (CH2O)n + nO2
 nH2O   = Pemberi elektron
nCO2    = Penerima elektron
CH2O   = Karbohidrat
O2        = Yang dihasilkan pada fotosintesis berasal dari H2O. Disini H2O berperan sebagai pemberi elektron.

4.    Viksasi karbon : reaksi gelap
Kelvin dan Busham menemukan bahwa salah satu senyawa radioaktif yang pertama dibentuk dalam sel adalah 3- fosfog liserat, suatu hasil antara gilkolis

5.    Pengatur pertumbuhan : tumbuhan/tanaman
Tumbuhan seperti halnya hewan mempunyai fisiologi kompleks yang didalamnya terdapat hormon-hormon atau zat memainkan peranan yang sangat menentukan dalam perkembangan individu.


BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penerapan ilmu biokimia dewasa ini sangat dirasakan dimana-mana seperti energi yang dikembangkan oleh biokimia dalam mengembangkan proses pertumbuhan ilmu keserhatan. Sedangkan beberapa aspek lain seperti lifida saat ini mempunyai fungsi : Komponen struktural memberan, Sumber energi, Lapisan pelindung, Vitamin dan hormon. Sedangkan energi yang dikembangkan oleh fotosintesis selama ini seperti Energi cahaya dan sistem hidup, Kloroflas dan organisme fotosintesis, reaksi fotosintesis

B.    Saran 


Setelah membaca beberapa referensi dan merangkai beberapa kalimat dalam sebuah makalah ini penulis dapat memberikan beberapa saran antara lain :

  1. Kepada dosen pengajar agar tetap memberikan motivasi pada siswa sebagai peserta didik untuk mencari beberapa jenis pengetahuan lain yang terkait dengan ilmu biokimia
  2. Sedangkan pada teman-teman agar tetap mencari beberapa alternatif dalam memecahkan sebuah pesoalan yang terkait dengan proses belajar mengajar terutama dalam bidang ilmu pengetahuan.

ILMU PATOLOGI

Patologi adalah kajian dan diagnosis penyakit melalui pemeriksaan organ, jaringan, cairan tubuh, dan seluruh tubuh (autopsi).
Patologi juga meliputi studi ilmiah terkait proses penyakit, disebut patologi umum.
Patologi medis dibagi menjadi dua cabang utama, patologi anatomi dan patologi klinik.
Patologi umum, juga disebut investigasi patologi, eksperimental patologi atau teoretis patologi, merupakan luas dan kompleks lapangan ilmiah yang berusaha untuk memahami mekanisme cedera sel dan jaringan, seperti tubuh sarana untuk menanggapi dan memperbaiki cedera.
Bidang studi termasuk adaptasi selular cedera, nekrosis, peradangan, penyembuhan luka dan neoplasia. Itu membentuk dasar patologi, penerapan pengetahuan ini untuk mendiagnosis penyakit pada manusia dan hewan.
Istilah '' umum patologi '' juga digunakan untuk menggambarkan praktik patologi anatomi dan klinis.
Patolog adalah dokter yang mendiagnosa dan ciri penyakit dalam hidup pasien dengan memeriksa biopsi atau cairan-cairan tubuh. Selain itu, patolog menafsirkan tes laboratorium medis untuk membantu mencegah penyakit atau memantau sebuah kondisi kronis.
Sebagian besar kanker diagnosa yang dibuat oleh patolog. Patolog memeriksa biopsi jaringan untuk menentukan apakah jinak atau kanker. Patolog beberapa mengkhususkan diri dalam pengujian genetik yang dapat, misalnya, menentukan perawatan yang paling sesuai untuk jenis kanker tertentu.
Selain itu, seorang ahli patologi menganalisa sampel darah dari pasien tahunan fisik dan peringatan mereka dokter perawatan primer untuk setiap perubahan dalam kesehatan mereka awal, ketika keberhasilan perawatan paling mungkin. Patolog juga memeriksa hasil tes memerintahkan atau dilakukan oleh spesialis, seperti tes darah yang diperintahkan oleh seorang ahli jantung, biopsi dari lesi kulit dihapus oleh seorang dokter kulit, atau tes Pap yang dilakukan oleh ginekolog, untuk mendeteksi kelainan.
Patolog bekerja dengan dokter lain, masyarakat medis khusus, laboratorium medis profesional, dan organisasi-organisasi kesehatan konsumen untuk menetapkan pedoman dan standar untuk medis laboratorium pengujian yang membantu meningkatkan perawatan medis pasien dan panduan perawatan, serta memastikan kualitas dan keselamatan domestik dan internasional laboratorium medis.
Patolog mungkin juga melakukan otopsi untuk menyelidiki penyebab kematian. Hasil autopsi dapat membantu hidup pasien dengan mengungkapkan penyakit keturunan tidak diketahui untuk keluarga pasien.
Patologi adalah disiplin inti dari sekolah kedokteran dan banyak patolog yang juga guru. Sebagai manajer laboratorium medis (yang termasuk kimia, mikrobiologi, sitologi, bank darah, dll), patolog memainkan peran penting dalam pengembangan sistem informasi laboratorium.
Walaupun praktek medis patologi tumbuh dari tradisi investigasi patologi, patolog paling modern tidak melakukan riset asli.
Patologi adalah khusus medis yang unik. Patologi menyentuh semua obat-obatan, seperti diagnosis adalah dasar dari semua perawatan pasien. Pada kenyataannya, lebih dari 70 persen dari semua keputusan tentang diagnosis dan pengobatan, masuk rumah sakit, dan pelepasan beristirahat pada hasil tes medis.
Patolog memainkan peran penting di tim perawatan pasien, bekerja dengan dokter lain untuk mengobati pasien dan membimbing perawatan. Berlisensi, kandidat harus menyelesaikan pelatihan medis, program residensi disetujui, dan disertifikasi oleh badan yang tepat.
Di AS, sertifikasi adalah oleh Dewan patologi Amerika atau Dewan Osteopathic patologi Amerika. Organisasi subspesialisasi dalam patologi bervariasi antara bangsa-bangsa, tetapi biasanya mencakup patologi anatomi dan patologi klinik.