Tampilkan postingan dengan label PATOLOGI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PATOLOGI. Tampilkan semua postingan

PATOLOGI KARDIOVASKULER

Senin, 16 September 2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG

Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem utama yang ada pada organisme. Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas cairan yang ada di dalam tubuh agar tetap homeostatis.
Organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung sebagai alat pompa utama, pembuluh darah, serta darah. Sistem kardiovaskuler yang sehat ditandai dengan proses sirkulasi yang normal, apabila sirkulasi terhambat akibat keabnormalan dari organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler ini maka akan dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan bisa mematikan
Kardiovaskuler terdiri dari 2 kata yaitu kardio (jantung) dan vaskuler (pembuluh darah). Jadi penyakit kardiovaskuler adalah adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah, dalam hal ini adalah jantung dan urat-urat darah.
Jenis-jenis penyakit jantung itu sendiri bervariasi, seperti : jantung koroner, tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, sakit di dada (anginan) dan penyakit jantung rematik.
Penyakit kardiovaskuler sendiri biasanya terjadi akibat gaya hidup, pola makan, dan aktivitas sehari-hari yang dijalani si pelaku yang tidak memperhatikan kesehatan.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan penyakit Anemia?
2.      Apa yang dimaksud dengan penyakit anemia sel sabit
3.      Apa yang dimaksud dengan talasemia?
4.      Apa yang dimaksud dengan penyakit Talasemia?
5.      Apa yang dimaksud dengan penyakit Hemophilia?
6.      Apa yang dimaksud dengan penyakit Leukimia?
7.      Apa yang dimaksud dengan penyakit Blue baby?
8.      Apa yang dimaksud dengan penyakit jantung koroner?
9.      Apa yand dengan dimaksud  dengan penyakit Hipertensi?

C.     TUJUAN
1.      Mengetahui Apa yang dimaksud dengan penyakit Anemia?
2.      Mengetahui Apa yang dimaksud dengan penyakit anemia sel sabit
3.      Mengetahui Apa yang dimaksud dengan talasemia?
4.      Mengetahui Apa yang dimaksud dengan penyakit Talasemia?
5.      Mengetahui Apa yang dimaksud dengan penyakit Hemophilia?
6.      Mengetahui Apa yang dimaksud dengan penyakit Leukimia?
7.      Mengetahui Apa yang dimaksud dengan penyakit Blue baby?
8.      Mengetahui Apa yang dimaksud dengan penyakit jantung koroner?
9.      Mengetahui Apa yang dimaksud  dengan penyakit Hipertensi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.       ANEMIA
Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara ilmu kedokteran, anemia diartikan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit di bawah normal. Gejala umum anemia:
Ø  Tampak lesu, letih, dan lemas
Ø  Selaput merah mata (conjunctiva) terlihat lebih pucat
Ø  Telapak tangan terlihat putih
Ø  Bibir terlihat pucat, tidak bersemu kemerahan
Ø  Wajah terlihat pucat pasi
Ø  Kuku kaki dan tangan terlihat sangat pucat / putih
Ø  Mudah lelah
Ø  Sering merasa pusing
Ø  Sering merasa kepala berputar putar dan mual saat berdiri dari posisi semula jongkok
Ø  Merasakan sesak nafas saat beraktivitas
Ø  Telinga sering terasa emndenging
Ø  Gangguan haid dan libido menurun
Ø  Elastisitas kulit menurun
Ø  Rambut tipis dan halus
Ø  Anemia disebabkan oleh kehilangan darah, (kekurangan zat besi) atau perusakan sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahapan. Mula-mula, simpanan zat besi dalam tubuh menurun, hingga mengurangi produksi hemoglobin dan sel darah merah secara perlahan.
Ø  Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh:
Ø  Kurang mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C, unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

Ø  Kekurangan zat besi adalah penyebab utama anemia.
Sekitar 20% wanita, 50% wanita hamil dan 3% pria mengalami kekurangan zat besi.
Ø  Tidak mengkonsumsi daging (vegetarian)
Dapat menyebabkan Anda kekurangan vitamin B12, jenis vitamin yang hanya ditemui pada makanan hewani (daging, ikan, telur, susu). Di kalangan non vegetarian, hampir tidak ada yang kekurangan vitamin ini karena cadangannya cukup untuk produksi sel darah sampai lima tahun.
Ø  Asam folat tersedia pada banyak makanan
namun terutama terdapat di hati dan sayuran hijau mentah.
Ø  Darah menstruasi berlebihan
Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
Ø  Kehamilan
Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
Ø  Penyakit tertentu
Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu,dll dapat menyebabkan anemia.
Ø  Obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil KB, obat anti artritis, dll).
Ø  Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi)
Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
Ø   Penyakit radang kronis
seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah merah.


B.       Anemia sel bulan sabit
Penyakit anemia sel sabit (sickle cell disease) adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit dan anemia hemolitik kronik. Pada penyakit sel sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal, sehingga mengurangi jumlah oksigen di dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.


http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcREQmDSIdUqabxWwEUCh3GdCxTYhEIqVq50DxYUK689uc8xQq4pVA
 










Sel yang berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa, ginjal, otak, tulang dan organ lainnya; dan menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut. Sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh darah, menyebabkan anemia berat, penyumbatan aliran darah, kerusakan organ dan mungkin kematian.
Anemia sel sabit adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah menjadi berbentuk bulan sabit, seperti huruf C. Sel darah merah normal berbentuk donat tanpa lubang (lingkaran, pipih di bagian tengahnya), sehingga memungkinkan mereka melewati pembuluh darah dengan mudah dan memasok oksigen bagi seluruh bagian tubuh. Sulit bagi sel darah merah berbentuk bulan sabit untuk melewati pembuluh darah terutama di bagian pembuluh darah yang menyempit, karena sel darah merah ini akan tersangkut dan akan menimbulkan rasa sakit, infeksi serius, dan kerusakan organ tubuh.
Penderita selalu mengalami berbagai tingkat anemia dan sakit kuning (jaundice) yang ringan, tetapi mereka hanya memiliki sedikit gejala lainnya. Berbagai hal yang menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen dalam darah, (misalnya olah raga berat, mendaki gunung, terbang di ketinggian tanpa oksigen yang cukup atau penyakit) bisa menyebabkan terjadinya krisis sel sabit,yang ditandai dengan:
- semakin memburuknya anemia secara tiba-tiba
nyeri (seringkali dirasakan di perut atau tulang-tulang panjang).
-demam
- kadang sesak nafas.
Nyeri perut bisa sangat hebat dan bisa penderita bisa mengalami muntah. Gejala ini mirip dengan apendisitis atau suatu kista indung telur. Pada anak-anak, bentuk yang umum dari krisis sel sabit adalah sindroma dada, yang ditandai dengan nyeri dada hebat dan kesulitan bernafas. Penyebab yang pasti dari sindroma dada ini tidak diketahui tetapi diduga akibat suatu infeksi atau tersumbatnya pembuluh darah karena adanya bekuan darah atau embolus (pecahan dari bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah). Sebagian besar penderita mengalami pembesaran limpa selama masa kanak-kanak.
Anak-anak yang menderita penyakit ini seringkali memiliki tubuh yang relatif pendek, tetapi lengan, tungkai, jari tangan dan jari kakinya panjang. Perubahan pada tulang dan sumsum tulang bisa menyebabkan nyeri tulang, terutama pada tangan dan kaki. Bisa terjadi episode nyeri tulang dan demam, dan sendi panggul mengalami kerusakan hebat sehingga pada akhirnya harus diganti dengan sendi buatan. Sirkulasi ke kulit yang jelek dapat menyebabkan luka terbuka di tungkai, terutama pada pergelangan kaki.
Kerusakan pada sistem saraf bisa menyebabkan stroke. Pada penderita lanjut usia, paru-paru dan ginjal mengalami penurunan fungsi. Pria dewasa bisa menderita priapisme (nyeri ketika mengalami ereksi). Kadang air kemih penderita mengandung darah karena adanya perdarahan di ginjal.
Dalam keadaan normal, sel darah merah mempunyai waktu hidup 120 hari. Jika menjadi tua, sel pemakan dalam sumsum tulang, limpa dan hati dapat mengetahuinya dan akan merusaknya. Jika suatu penyakit menghancurkan sel darah merah sebelum waktunya (hemolisis), sumsum tulang berusaha menggantinya dengan mempercepat pembentukan sel darah merah yang baru, sampai 10 kali kecepatan normal. Jika waktu  penghancuran sel darah merah melebihi waktu pembentukannya, maka akan terjadi anemia hemolitik.
Sel-sel yang telah hancur disaring dan dipindahkan dari sirkulasi ke dalam limpa. Kondisi ini mengakibatkan limpa bekerja lebih berat. Jaringan parut dan kadang-kadang infark (sel yang sudah mati) dari berbagai organ, terutama limpa dan tulang, dapat terjadi. Disfungsi multiorgan sering terjadi setelah beberapa tahun.  Kondisi-kondisi yang dapat menstimulasi sel sabit antara lain hipoksia, ansietas dan demam. Karena limpa merupakan organ imun yang penting, infeksi, terutama yang disebabkan bakteri, umumnya dan sering menstimulasi krisis sel sabit.

Komplikasi pada penyakit Anemia sel sabit
Ø  Insiden vaso-oklusif mengakibatkan infark jaringan yang dapat menyebabkan rasa nyeri yang intens dan disabilitas.
Ø  Terperangkapnya darah secara tiba-tiba di dalam limpa, yang disebut sekuestrasi limpa, dapat mengakibatkan hipovolemia, syok, dan potensi kematian. Penyebab sekuestrasi limpa belum diketahui dengan pasti, tetapi dapat terjadi bersama demam dan nyeri. Limpa sering kali diangkat setelah kejadian sekuestrasi tersebut. Tidak adanya limpa berakibat menurunkan kemampuan individu berespons terhadap proses infeksi.
Ø  Stroke yang menyebabkan kelemahan, kejang, atau ketidakmampuan berbicara dapat terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah otak.
Ø  Krisis aplastik, dapat terjadi selama sumsum tulang menghentikan sementara proses eritropoiesis.
Ø  Nekrosis avaskular dari tulang panjang kaki atau lengan dapat terjadi karena oklusi atau penyumbatan. Dislokasi panggul merupakan sekuela yang umum terjadi akibat gangguan yang berat.
Ø  Priapisme, ereksi yang lama dan menyakitkan, dapat terjadi akibat vaso-oklusif pembuluh darah penis; kondisi ini dapat menyebabkan impotensi pada beberapa kasus.

C.       TALASEMIA
Talasemia (bahasa Inggeris: Thalassaemia) adalah penyakit kecacatan darah. Talasemia merupakan keadaan yang diwarisi, iaitu diwariskan dari keluarga kepada anak. Kecacatan gen menyebabkan hemoglobin dalam sel darah merah menjadi tidak normal. Mereka yang mempunyai penyakit Talasemia tidak dapat menghasilkan hemoglobin yang mencukupi dalam darah mereka. Hemoglobin adalah bahagian sel darah merah yang mengangkut oksigen daripada paru-paru keseluruh tubuh. Semua tisu tubuh manusia memerlukan oksigen. Akibat kekurangan sel darah merah yang normal akan menyebabkan pesakit kelihatan pucat kerana paras hemoglobin (Hb) yang rendah (anemia).
Sel darah merah bertugas membekalkan oksigen kepada tisu dalam badan manusia. Kekurangan sel darah merah bagi membekalkan oksigen akan mengakibatkan pesakit talasemia berasa lesu, tidak bermaya, dan mungkin sesak nafas sekiranya paras hemoglobin semakin menurun. Mereka yang mengidap Thalassaemia tidak mampu membekalkan seluruh sel tubuh mereka denga bekalan oksigen yang mencukupi akibat kekurangan hemoglobin dalam sel darah merah. Terdapat dua jenis Talasemia iaitu:
Ø  Talasemia minor : Talasemia minor merujuk kepada mereka yang mempunyai kecacatan gen talasemia tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda talasemia atau pembawa.
Ø  Talasemia major : Talasemia major merujuk kepada mereka yang mempunyai baka talasemia sepenuhnya dan menunjukkan tanda-tanda talasemia
Tanda  Dan Gejala Penyakit  Talasemia
Ø  Biasanya anak-anak pembawa Talasemia kelihatan normal sewaktu dilahirkan. Bagaimanapun, mereka akan mulai mengalami masalah anemia yang serius apabila mencapai usia di antara 13 hingga 18 bulan.
Ø  Tubuh pucat,lemah, dan gelisah.
Ø  Anemia yang serius bisa menyebabkan sulit bernafas.
Ø  Perut buncit disebabkan pembengkakan hati dan limpa.
Ø  Perubahan pembentukan tulang muka, pipi, dan rahang yang tidak normal.

D.      HEMOPHILIA
Hemophilia adalah suatu penyakit dari kelompok penyakit-penyakit perdarahan yang diwariskan yang menyebabkan perdarahan yang abnormal atau yang berlebih-lebihan dan penggumpalan darah yang buruk.
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya.
Hemophilia A dan B diwariskan pada pola genetik terpendam yang dihubungkan pada X dan oleh karenanya jauh lebih umum pada pria-pria. Pola dari warisan ini berarti bahwa gen yang diberikan pada kromosom X mengungkapkan dirinya hanya ketika tidak ada gen normal yang hadir. Contohnya, seorang anak laki mempunyai hanya satu kromosom X, jadi seorang anak laki dengan hemophilia mempunyai gen yang rusak pada kromosom X tunggalnya (dan jadi dikatakan menjadi hemizygous untuk hemophilia). Hemophilia adalah penyakit genetik yang berhubungan dengan X yang paling umum.
Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah kulit; seperti luka memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar timbul dengan sendirinya jika penderita telah melakukan aktifitas yang berat; pembengkakan pada persendian, seperti lulut, pergelangan kaki atau siku tangan. Penderitaan para penderita hemofilia dapat membahayakan jiwanya jika perdarahan terjadi pada bagian organ tubuh yang vital seperti perdarahan pada otak. Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :

Hemofilia A; yang dikenal juga dengan nama :

-
Hemofilia Klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak kekurangan faktor pembekuan pada darah.





Hemofilia B; yang dikenal juga dengan nama :

-
Christmas Disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada seorang bernama Steven Christmas asal Kanada





Bagaimana ganguan pembekuan darah itu dapat terjadi?
Gangguan itu dapat terjadi karena jumlah pembeku darah jenis tertentu kurang dari jumlah normal, bahkan hampir tidak ada. Perbedaan proses pembekuan darah yang terjadi antara orang normal (Gambar 1) dengan penderita hemofilia (Gambar 2).
Gambar 1
dan Gambar 2 menunjukkan pembuluh darah yang terluka di dalam darah tersebut terdapat faktor-faktor pembeku yaitu zat yang berperan dalam menghentukan perdarahan.
http://www.hemofilia.or.id/pictures/pembuluh_drh1.jpg
a.
Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar dari pembuluh.
b.
Pembuluh darah mengerut/ mengecil.
c.
Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.
d.
Faktor-faktor pembeku da-rah bekerja membuat anyaman (benang - benang fibrin) yang akan menutup luka sehingga darah berhenti mengalir keluar pembuluh.
Gambar 1




a.
Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar dari pembuluh.
b.
Pembuluh darah mengerut/ mengecil.
c.
Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.
d.
Kekurangan jumlah factor pembeku darah tertentu, mengakibatkan anyaman penutup luka tidak terbentuk sempurna, sehingga darah tidak berhenti mengalir keluar pembuluh.
http://www.hemofilia.or.id/pictures/pembuluh_drh2.jpg

Gambar 2




Perdarahan dari hemophilia bisa terjadi dimana saja dalam tubuh. Tempat-tempat yang umum untu perdarahan adalah sendi-sendi, otot-otot, dan sistim pencernaan. Tempat-tempat spesifik dan tipe-tipe perdarahan didiskusikan dibawah.
· Perdarahan Kedalam Otot-Otot mungkin terjadi dengan pembentukan hematoma (compartment syndrome).
· Perdarahan Dari Sistim Pencernaan bisa menjurus pada darah dalam feces.
· Perdarahan Dari Sistim Urin bisa menjurus pada darah dalam urin (hematuria).
· Perdarahan Yang Meningkat Setelah Operasi Atau Trauma adalah karakteristik dari hemophilia.
· Intracranial hemorrhage (perdarahan kedalam otak atau tengkorak) bisa menjurus pada gejala-gejala seperti mual, muntah, dan/atau kelesuan.
· Perdarahan Dari Mulut Atau Mimisan mungkin terjadi. Perdarahan setelah prosedur dental adalah umum, dan mengeluarkan darah dari gusi-gusi mungkin terjadi pada anak-anak yang muda ketika gigi-gigi baru muncul.
· Hemarthrosis (perdarahan kedalam sendi-sendi) adalah karakteristik dari hemophilia. Lutut-lutut dan pergelangan-pergelangan adalah paling sering terpengaruh. Perdarahan menyebabkan penggelembungan dari ruang-ruang sendi, nyeri yang signifikan, dan melalui waktu, bisa menjadi berubah bentuk.

E.       LEUKEMIA
Leukemia; dalam bahasa Yunani leukos λευκός, "putih"; aima αίμα, "darah"), atau lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih). Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia memengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.
Leukemia merupakan bagian dari penyakit kanker, yang mana masyarakat umum menyebutnya dengan nama Kanker Darah itu karena terjadi pada sel – sel darah. Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit yang menyerang sel – sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (Bone Marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga tipe sel darah yang diantaranya adalah sel darah putih ( yang berfungsi sebagai sistem imun / daya tahan tubuh terhadap infeksi ), sel darah merah ( berfungsi membawa oksigen kedalam tubuh ) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah). Leukemia pada umumnya sudah muncul pada diri seseorang sejak usia dini, dimana sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih ayng berkembang tidak normal. Secara normal, sel darah putih me-reproduksi ulang bila diperlukan oleh tubuh atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan sinyal atau tanda secara teratur apabila sel darah dibutuhkan untuk be-reproduksi kembali.
Pada kasus Leukemia, sel darah putih ternyata tidak merespon terhadap sinyal yang diberikan sehingga produksi berlebihan dan tidak terkontrol dan akhirnya keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi.
Seseorang dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan gejala deperti ini : mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan pendarahan.
Jika berdasarkan sel darah putih yang terkena, baik itu Limphoid atau Myeloid, maka Leukemia dibagi menjadi :
1.    Leukemia Limfositik akut (LLA), merupakan tipe Leukemia paling sering terjadi       pada     anak – anak. Tetapi penyakit ini juga terdapat pada dewasa terutama mereka           yang telah berusia 65 tahun atau lebih.
2.    Leukemia Mielositik Akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada        anak–   anak. Tipe ini dahullu disebut Leukemia Nonlimfositik akut.
3.    Leukemia Limfositik Kronis (LLK). Orang dewasa yang telah berusia                                  lebih dari 55 tahun lebih sering terkena Leukemia ini, walaupun orang dewasa  yang            masih muda juga bisa terkena ini. Akan tetapi tipe Leukemia ini hampir tidak                  pernah terjadi pada anak – anak.
4.    Leukemia Mielositik (LMK). Yang ini sering terjadi pada semua orang dewasa dan    dapat juga terjadi pada anak – anak tetapi sangat sedikit.
Penyebab Penyakit Leukemia
Walaupun sampai saat ini belum ada / belum ditemukan penyebab utama dari Leukemia ini, akan tetapi ada beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu terjadinya Leukemia pada setiap orang, diantaranya adalah :
a.       Radiasi. Hal ini berdasarkan riset pada pegawai Radiologi yang ternyata lebih sering menderita Leukemia. Leukemia ini juga ditemukan pada korban radiasi bom atom di Heroshima dan Nagasaki (Jepang).
b.      Leukemogenik. Beberapa zat kimia telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi Leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia industri seperti insektisida serta obat – obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
c.       Herediter. Yang mana penderita Down Syndrom 20% lebih besar akan terkena Leukemia daripada orang normal.
d.      Virus. Ada beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan Leukemia, antara lain : retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.
Tanda dan Gejala Penyakit Leukemia
Secara umum tanda dan gejala leukemia dapat digambarkan sebagai berikut;
1.      Anemia. Penderita akan merasa cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (dimana sel darah merah di bawah normal sehingga oksigen dalam tubuh kurang).
2.      Pendarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi secara wajar karena didominasi oleh sel darah putih, sehingga menyebabkan penderita akan mengalami pendarahan di jaringan kulit (bisa berup banyaknya jentik merah lebar atau kecil pada jaringan kulit).
3.      Terserang Infeksi. Karena sel darah putih tidak bisa berfungsi secara maksimal sebagai pelindung daya tahan tubuh, sehingga tubuh penderita mudah terkena virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya mengalami demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.
4.      Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang mendesak padat oleh sel darah putih.
5.      Nyeri Perut. Nyeri perut juga bisa menjadi indikasai gejala Leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ – organ tubuh dan timbullah nyeri.
6.      Pembengkakan Kelenjar Lympa. Yang bisa terjadi di bawah leher, lengan dada dan lainnya. Kelenjar Lympa bertugas menyaring darah, karena tidak berfungsi dengan baik sehingga sel leukemia terkumpul dan mengakibatkan pembengkakan
7.      Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila hal ini terjadi, maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
F.        BLUE BABY
1.      Psikologi ibu nifas yang melaksanakan Rawat gabung (rooming in)
a.      Pengertian
Psikologi (psychology) secara umum adalah suatu studi yang mempelajari tentang jiwa ( Pieter.Herri, 2011: 10)
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu (Saifudin.Abdul Barry,2006).
Sedangkan Rawat gabung (rooming in) menurut Wikjosastro.dkk (2005 : 266) ialah suatu sistem perawatan di mana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada si samping ibu sejak segera setelah dilahirkan sampai pulang.
Rawat gabung bukanlah konsep baru, tetapi salah satu konsep yang hilang dari perawatan maternitas. Pada pertengahan tahun 1940 – an suatu pergerakan membalikkan pemisahan ibu dan bayi, dan ibu dan bayi dari keluarganya ini dalam Rumah sakit. Ketakutan bahwa rawat gabung menyebabkan peningkatan infeksi ternyata tidak terbukti. Nyatanya malah mengurangi bahaya (varney, 2008:977).
Walaupun rawat gabung (rooming in) mempunyai manfaat yang sangat besar bagi ibu dan bayi namun, tidak semua pasangan ibu dan bayi yang diperkenankan untuk melaksanakan rawat gabung. Rawat gabung diperuntukkan bagi ibu yang mampu menyusui dan bayi mampu untuk menyusui. (wikjosastro, 2005:268-269)
2.      Tujuan rawat gabung pada ibu nifas ditinjau dari segi psikologi
a.       Untuk Memberikan Bantuan emosional pada Ibu nifas
Setelah menunggu selama sembilan bulan dan setelah lelah dalam proses persalinan si ibu akan sangat senang bahagia bila dekat dengan bayi. Si ibu dapat membelai – belai bayi, mendengar tangis bayi, mencium – cium dan memperhatikan bayinya yang tidur di sampingnya (Wikjosastro.dkk, 2005 : 266).
b.      Untuk Meningkatkan bonding attachment antara Ibu nifas dan bayinya
Struktur terbaik yang mungkin di rumah sakit dalam memfasilitasi perlekatan ibu – bayi, ikatan, menjadi orang tua, dan unit keluarga adalah rawat gabung (varney,2008:977). Dengan rawat gabung, ibu dan bayi dapat segera saling mengenal. Bayi akan memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayang (bonding effect) (Wikjosastro.dkk, 2005 : 266).
c.       Untuk memberikan kesempatan pada Ibu nifas dalam menyusui bayinya setiap saat serta belajar merawat bayinya
Rawat gabung merupakan situasi yang ideal untuk menyusui (karena ibu dapat segera berespons saat bayi lapar dan menyusui), untuk melibatkan ayahnya, dan mulai berperan sebagai orang tua.
Perawatan  bayi adalah keterampilan dan seni yang dipelajari. Dalam rawat gabung, ibu diberi pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui, memandikan bayi, merawat tali pusat, perawatan payudara dan nasihat makanan yang baik (Wikjosastro.dkk,2005:266).
Bagi ibu baru yang belum  berpengalaman dalam merawat bayinya, berada di rumah secara mendadak dengan bayi yang ia tidak tahu bagaimana merawatnya, dapat membuatnya syok. Rawat gabung membuat transisi dari rumah sakit ke rumah secara bertahap dan alami sehingga tidak membuat ibu syok (varney, 2008:978).
d.      Untuk memberikan kesempatan pada ibu nifas untuk mengenal bayinya
Dengan menyusui dan merawat bayinya, ibu belajar untuk mengenal bayinya dan bagaimana bayi berkomunikasi dengannya melalui gerakan tubuh dan suaranya. Selain itu ibu juga mempelajari individualitas dan gaya komunikasi bayinya. (varney, 2008:978).

3.      Hal – hal penting yang harus diketahui dan diterapkan agar tidak terjadi masalah psikologi pada ibu dan bayinya.
a.     Istirahat dan tidur yang cukup
Ibu nifas membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup. Istirahat sangat penting untuk ibu yang menyusui (Bahiyatun, 2009:82).
Rawat gabung bukan berarti bahwa bayi harus berada dengan ibunya setiap menit pada saat ibu dirawat di rumah sakit, ataupun tidak berarti bahwa ibu memikul semua tanggung jawabnya terhadap perawatan bayi. Dalam rawat gabung, staf keperawatan tetap bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan baik pada ibu maupun pada bayi. Ibu melakukan perawatan bayi jika ia inginkan dan jika ia menunjukkan kemampuan untuk melakukannya. (varney, 2008:977).
Jika ibu kurang istirahat akan mengakibatkan kurangnya jumlah produksi ASI, memperlambat proses involusi, memperbanyak pendarahan, menyebabkan depresi, dan menimbulkan rasa ketidakmampuan dalam merawat bayinya (Bahiyatun, 2009:82).
b.    Ambulasi
Ambulasi sedini mungkin sangat dianjurkan untuk ibu, kecuali ada kontraindikasi. Pada persalinan normal, sebaiknya ibu nifas turun dari tempat tidur sedini mungkin (1 atau 2 jam) setelah persalinan. Ambulasi dini ini dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi, trombosis vena puerperalis, dan emboli pulmonal. Di samping itu, ibu merasa lebih sehat dan lebih kuat serta dapat segera dalam merawat bayinya. Pada ambulasi pertama, sebaiknya ibu dibantu karena pada saati ini biasanya ibu merasa pusing ketika pertama kali bangun setelah melahirkan (Bahiyatun, 2009:76).

4.      Masalah psikologi yang sering terjadi
a.       Ibu nifas mengalami frustasi, merasa tidak kompeten dan tidak mampu mengendalikan situasi dalam merawat bayinya terutama dialami pada ibu primipara.
Cause
Ibu mengalami perubahan besar pada fisik dan psikologisnya. Mengalami kegembiraan yang luar biasa akan kelahiran anaknya,  menjalani proses eksplorasi dan asimilasi realitas bayinya, berada di bawah tekanan untuk cepat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk bayinya, dan merasa tanggung jawab luar biasa yang harus dipikulnya  sekarang menjadi nyata dan tuntutan ditempatkan pada dirinya sebagai seorang “ibu” (varney, 2008:964).

Effects
Ibu mengalami sedikit perubahan perilaku dan sesekali merasa kerepotan. Masa ini adalah masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Pada saat yang sama, ibu baru mungkin frustasi karena merasa tidak kompeten dan tidak mampu mengontrol situasi. Semua wanita mengalami perubahan ini, tetapi intensitas dan koping terbaik apa yang dilakukan wanita tertentu  terhadap perubahan ini dapat bervariasi  tergantung pada tempat ia tinggal. Jika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut  sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964)
Treatment
Untuk mencegah terjadinya perasaan frustasi pada ibu diperlukan dukungan sosial dari suami dan keluarga untuk membantu dalam merawat bayinya. Selain itu diperlukan kesabaran dari tenaga kesehatan dalam mengajarkan keterampilan dalam merawat bayi.

5.      Tujuan  baby bounding pada ibu nifas ditinjau dari segi psikologi
1.      Ibu dan bayi dapat saling mengenal sehingga akan tercipta hubungan antara ibu dan bayi. (wikjosastro, 2005:266)
2.      Untuk memulai proses identifikasi ibu dan bayi sejak dini.
Kegiatan identifikasi ibu terhadap anaknya ini berupa pengembangan instink maternal menjadi unsur keibuan. Instink maternal mendorong wanita untuk tidak mementingkan diri sendiri serta selalu siap mengorbankan jiwa dan raganya demi kelestarian bayi atau anak – anaknya. (kartono, kartini, 2007 : 233)
Pada awalnya, bayi mengidentifikasikan ibunya dengan sumber cinta kasih sayang yang memberikan kehangatan psikis; juga menyamakan pribadi ibunya dengan sebuah benteng perlindungan dan keamanan. Selanjutnya menyamakan ibunya dengan malaikat penolong dalam pemuasan kebutuhan hidupnya (kartono, kartini, 2007:233)
3.      Keberhasilan dalam hubungan dalam antara bayi dan ibu sepanjang masa
Windstrom dan kawan – kawan (varney, 2008:839) yang juga mempelajari neonatus dan perilaku menghisap awal, menemukan bahwa ibu yang bayinya kontak kulit dengan kulit dan berusaha menyusui bayinya pada jam pertama menghabiskan lebih banyak waktu dengan bayinya dan meningkatkan lama bicara dengan bayi selama menyusui.
Jika seorang ibu konsisten dalam responsnya terhadap kebutuhan bayi dan mampu menafsirkan dengan tepat isyarat seorang bayi, perkembangan bayi akan terpacu dan terbentuk ikatan batin yang kokoh. Keberhasilan dalam hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi dapat mempengaruhi hubungan sepanjang masa (bahiyatun, 2009:55)
4.         Membangun rasa percaya diri anak
Bayi yang membentuk perlekatan yang erat dengan ibu menganggap ibu sebagai tempat yang aman sehingga bayi merasa aman masuk ke dalam dunia yang lebih besar. Pada tahun pertama kehidupan, bayi – bayi yang merasa aman akan berani berpetualang, merangkak, atau bergerak di dalam lingkungan yang asing baginya. (varney, 2008:933).

6. Respon orang tua terhadap bayinya
Respons orang tua terhadap bayinya dipengaruhi oleh 2 faktor :
a.       Faktor internal
Yaitu genetika, kebudayaan yang mereka pratekkan dan menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan sebelumnya, pengalaman yang terkait, pengidentifikasian yang telah mereka lakukan selama kehamilan (mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang tua, keinginan menjadi orang tua yang telah diimpikan dan efek pelatihan selama kehamilan.
b.      Faktor eksternal
Yaitu perhatian yang diterima selama hamil, melahirkan dan postpartum, sikap dan perilaku pengunjung dan apakah bayi terpisah dari orang tua selama satu jam pertama dan hari – hari berikutnya dalam kehidupannya (ambarwati, 2010 :67).
           
8.      Hal – hal yang perlu diketahui dan diterapkan dalam baby bounding untuk mencegah masalah psikologi pada ibu maupun bayinya
Melibatkan ayah atau anggota keluarga dekat lain dalam periode ini dapat meningkatkan kegembiraan keluarga. Namun, pembatasan kunjungan hanya oleh keluarga dan teman dekat sesama  periode ini juga menjadi faktor dalam mempertahankan kontak ibu dan bayi. Bidan dapat menjadi bagian penting dalam mempertahankan keseimbangan antara ikatan (bonding) keluarga dan perayaan keluarga  (varney, 2008:839).
Untuk bidan yang berdinas di rumah sakit, upaya promosi kontak yang lebih lama dapat dilakukan dengan mengedukasi kembali staf rumah sakit untuk menyediakan perawatan bayi baru lahir di sisi tempat tidur ibu dan menunda prosedur, seperti mencap kaki sampai bayi telah disusui. Sering kali bidan perlu mendorong ibu yang takut untuk mulai menyusui atau ibu yang lelah karena persalinan yang lama untuk mempertahankan kontak. Ia juga perlu memperhatikan perilakunya sendiri, bekerja di sekitar bayi untuk melakukan evaluasi dan melengkapi tugasnya sejak pelahiran bayi. Ketika muncul kepentingan medis perlu menginterupsi periode ini – sebagai contoh, untuk meresusitasi bayi atau menangani perdarahan pasca partum – perhatian diperlukan untuk menyatukan kembali pasangan ibu – bayi sesegera mungkin (varney, 2008:839).
Proses perlekatan keluarga dan pembentukan hubungan adalah upaya berkelanjutan. Periode ini saja tidak cukup untuk mencapai ikatan antar manusia, juga tidak adanya periode ini tidak fatal bagi perkembangan keluarga sehat. Namun, periode khusus ini menguntungkan; oleh karena itu, penting bagi bidan untuk menghargai dan meningkatkan proses ini (varney, 2008:839).

G.       JANTUNG KORONER
Penyakit jantung koroner adalah penyempitan pembuluh darah arteri menuju jantung atau terjadinya penyumbatan pembuluh darah arteri jantung.
Terjadinya penyumbatan ini akan berakibat pada terhambatnya supply zat makanan terutama oksigen agar jantung tetap dapat memompa darah ke seluruh tubuh tanpa henti, untuk itu supply zat makanan dan oksigen dalam darah pun harus tetap lancar karena jantung bekerja keras tanpa henti meskipun disaat kita terlelap. Jika pembuluh darah koroner mengalami penyempitan ataupun tersumbat  maka dapat dipastikan pasokan darah ke jantung menjadi terganggu dan berkurang.
Penyakit jantung koroner ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul didalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah. Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis. Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit. Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk kedalam aliran darah di permukaan ateroma tersebut. Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung. Penyebab utama dari iskemi miokardial adalah penyakit arteri koroner adalah angina (nyeri dada) dan serangan jantung (infark miokardial).
Sering mengalami nyeri pada bagian dada bisa jadi merupakan gejala jantung koroner karena penyakit jantung koroner ini biasanya diawali dengan tanda seperti nyeri dada, untuk itu ketika anda mengalami nyeri dada dan sering berulang sebaiknya jangan disepelekan terutama jika rasa nyeri terasakan pada bagian tengah dada hingga menjalar ke lengan kiri maupun leher ataupun rasa nyeri terasa hingga ke punggung, sebenarnya rasa nyeri itu merupakan efek dari penyempitan pembuluh koroner yang berpengaruh pada berkurangnya aliran darah ke jantung. segeralah untuk memeriksakan kondisi jantung anda pada dokter karena keluhan nyeri dada merupakan keluhan yang paling sering dialami bagi penderita penyakit jantung koroner
Kolesterol dan Penyakit Arteri Koroner
Resiko terjadinya penyakit arteri koroner meningkat pada peningkatan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL(kolesterol jahat) dalam darah. Jika terjadi peningkatan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), maka resiko terjadinya penyakit arteri koroner akan menurun. Makanan mempengaruhi kadar kolesterol total dan karena itu makanan juga mempengaruhi resiko terjadinya penyakit arteri koroner. Merubah pola makan (dan bila perlu mengkonsumsi obat dari dokter) bisa menurunkan kadar kolesterol.
H.       HIPERTENSI
Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong “hipertensi primer”, yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup.
gejalanya :
·       Umumnya penyandang tidak merasakan sakit
·       Sakit Kepala
·       Pusing
·       Telinga berdenging
·       Jantung berdebar-debar
·       Mimisan, dll
Pengobatan yang dilakukan
·         Menurunkan berat badan apabila termasuk kelompok overweight
·         Mengatur diet / pola makan
·         Diet rendah garam
·         Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh
·         Mengurangi konsumsi alkohol
·         Memperbanyak konsumsi buah dan sayur
·         Meningkatkan konsumsi kalsium dan kalium
·         Berhenti merokok
·         Olahraga teratur
·         Minum obat sesuai petunjuk dokter
·         Melakukan pemeriksaan laboratorium untuk deteksi dini komplikasi
Pencegahan yang dapat dilakukan
·         Normalkan tekanan darah dengan menjalani pola hidup sehat
·         Lakukan olah raga
·         Makan makanan yang sehat
·         Hindari stress yang berlebih

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Kardiovaskuler terdiri dari 2 kata yaitu kardio (jantung) dan vaskuler (pembuluh darah). Jadi penyakit kardiovaskuler adalah adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah, dalam hal ini adalah jantung dan urat-urat darah.
Jenis-jenis penyakit jantung itu sendiri bervariasi, seperti : jantung koroner, tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, sakit di dada (anginan) dan penyakit jantung rematik.
            Dari kesemua macam jenis penyakit yang ditimbulkan pada sisten kardiovaskuler mulai dari anemia, Anemia sel bulan sabit, Talasemia, Hemophilia, Leukemia, Blue baby, jantung koroner, dan hipertensi berawal dari kebiasaan, akibat gaya hidup, pola makan, dan aktivitas sehari-hari yang dijalani si pelaku yang tidak memperhatikan kesehatan.