A. RUANG
LINGKUP ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan bagian
tubuh dan menguraikannya satu persatu. Sedangkan fisiologi adalah ilmu yang
mempelajari kerja faal/fungsi bagian alat tubuh.
Reproduksi terbagi 2 kelompok yakni:
v Reproduksi
Seksual: keturunan baru lahir setelah melalui sebuah proses yang melibatkan sel
kelamin. Reproduksi seksual dapat bersifat biseksual apabila keturunan
tersebut terjadi akibat penyatuan 2 jenis sel kelamin, yaitu sel kelamin jantan
dan sel kelamin betina.
v Reproduksi
Aseksual: keturunan terjadi tanpa melibatkan sel kelamin, misalnya melalui
pembelahan diri atau penumbuhan tunas baru.
1.
Anatomi Sistem Reproduksi pria
Sistem reproduksi pria terdiri dari testis, saluran
(terdiri dari epididimis, vas deferens, uretra), kelenjar aksesori (mencakup
vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretral), dan struktur
penunjang (skrotum dan penis). Fungsi sistem reproduksi pria antara lain; (1)
memproduksi sperma dan hormon testosteron, (2) duktus (saluran) untuk
mengangkut, menyimpan, dan mematangkan sperma, (3) kelenjar aksesori mensekresi
semen, dan (4) uretra pada penis untuk saluran ejakulasi semen dan ekskresi
urine.
a. Skrotum
Dari
luar, skrotum terlihat seperti satu kantung yang dipisah menjadi 2 bagian
lateral oleh raphe. Di dalam, scrotal septum yang terdiri dari
jaringan otot polos (disebut otot dartos) dibagi menjadi dua, yang
masing-masing berisi satu testis. Kedua testis dihubungkan oleh otot cremaster. Dengan posisi letak dan
kontraksi otot-ototnya, skrotum berfungsi untuk mempertahankan suhu testis.
b. Testis
Testis
disebut juga testikel, Testis dilindungi oleh suatu membran yang disebut tunica vaginalis. Cairan yang ada di
membran tersebut disebut hydrocele.
Di dalam tunica vaginalis terdapat
semacam kapsul berwarna putih yang disebut tunica
albuginea yang memanjang ke dalam membentuk sekat yang membagi testis ke
beberapa bagian yang disebut lobus. Tiap-tiap lobus mengandung tubulus
seminiferus yang merupakan tempat spermatogenesis, yaitu pembentukan sperma.
Tubulus seminiferus mengandung dua
macam sel, yaitu sel spermatogenik (sel tempat mensistesis sperma) dan sel
sertoli (membantu proses spermatogenesis). Sel spermatogonia yang berkembang
dari sel benih primordial akan aktif pada masa pubertas/. Aktifnya spermatogonia
ditandai dengan adanya spermatogenesis.
Spermatogonium (2n) mengalami mitosis
dan terbentuk dua spermatosit primer (2n). Kemudian terjadi meiosis I dimana
masing-masing spermatosit primer menjadi spermatosit sekunder (n). Setelah itu
terjadi meiosis II dan terbentuk total 4 spermatid (n). Tahap terakhir dari
spermatogenesis yaitu spermiogenesis dimana masing-masing spermatid menjadi sel
sperma.
c. Sperma
Sperma
bertugas untuk membuahi ovum. Bagian utama sperma adalah bagian kepala dan
ekor. Kepala sperma mengandung nukleus, dengan selaput pada ujungnya yang
mengandung enzim hyaluronidase dan protease untuk penetrasi ke ovum. Bagian
ekor terbagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian leher (mengandung sentriol), bagian
tengah (mengandung mitokondria), principal
piece (bagian terpanjang dari ekor), dan bagian akhir (merupakan terminal).
Sel sperma tidak bertahan lebih dari 8 jam di luar tubuh.
Hormon
yang terlibat dalam spermatogenesis adalah testosteron yang produksinya dimulai
oleh LH yang merangsang sel Leydig pada tubulus seminiferus untuk mensekresikan
testosteron, sedangkan FSH merangsang spermatogenesis.
d. Saluran
reproduksi pada pria
Saluran Testis
Sel
sertoli mengeluarkan cairan yang mendorong sperma untuk melewati lumen tubulus
seminiferus untuk kemudian ke sebuah saluran lurus yang sangat pendek, dan
kemudian sampai ke epididimis.
e. Epididimis
Saluran
epididimis adalah sebuah saluran (duktus) yang panjangnya sekitar 6 m,
merupakan tempat pematangan dan penyimpanan sperma. Sperma dapat berada di
epididimis hingga berbulan-bulan. Bila tidak dikeluarkan, sperma akan
reabsorpsi oleh tubuh.
f. Vas
deferens
Vas deferens terletak pada akhir
epididimis, panjangnya sekitar 45 cm. Seperti halnya epididimis, vas deferens
dapat menyimpan sperma selama berbulan-bulan.
g. Saluran
spermatik
Saluran spermatik merupakan salah satu
struktur penunjang sistem reproduksi pada pria yang terdiri dari vas deferens yang
menanjak melalui skrotum, arteri testikuler, vena, saraf otonom, pembuluh
limfa, dan otot cremaster.
h. Saluran
ejakulasi
Saluran
ejakulasi mempunyai panjang sekitar 2cm dan dibentuk dari kesatuan duktus dari
seminal vesikel dan ampulla vas deferens. Berfungsi sebagai saluran sperma
untuk keluar.
i. Uretra
Uretra
adalah saluran terminal dari sistem reproduksi dan sistem perkemihan. Berfungsi
sebagai saluran keluar baik urine maupun semen. Panjangnya sekitar 20 cm,
melalui prostat, perineum, dan penis, Terbagi menjadi 3 bagian, yaitu uretra
prostatik, uretra membranosa, dan spongy
urethra yang berakhir di external
urethra orifice.
j. Vesikula
seminalis
Cairan
yang mengandung fruktosa, prostaglandin dan gmpalan protein dikeluarkan melalui
vesikula seminalis. Cairan ini membantu menetralkan suasana asam yang dapat
menonaktifkan dan membunuh sperma. Fruktosa digunakan sperma untuk membentuk
ATP, prostaglandin berperan dalam viabilitas sperma. Gumpalan protein berfungsi
untuk membantu semen menggumpal setelah ejakulasi.
k. Kelenjar
prostat
Prostat
mensekresi cairan seperti susu yang agak asam (pH 6,5), mengandung beberapa
substansi; (1) Citrid acid yang
digunakan oleh sperma untuk produksi ATP melalu siklus Krebs, (2) beberapa
enzim proteolitik, seperti PSA (prostate-spesific
antigen), pepsinogen, amilase, dan hyaluronidase, (3) acid phosphatase, (4) seminalplasmin
berperan dalam melawan bakteri.
l. Kelenjar
Bulbouretral
Disebut
juga kelenjar Cowper, menghasilkan cairan yang berfungsi untuk membersihkan
uretra, menetralkan suasana asam dari urine pada uretra. Juga mensekresikan
lendir yang melumasi ujung penis agar sperma tidak rusak pada saat ejakulasi.
m. Semen
Semen
adalah campuran dari sperma dan cairan seminal (terdiri dari sekresi tubulus
seminiferus, vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar bulbouretral). Terdapat
sperma 50-150 juta sperma per mL semen. Cairan seminal menyediakan
perlindungan, makanan dan media transpor bagi sperma dari suasana asam.
Kelainan dimana terdapat darah pada semen disebut hemospermia.
n. Penis
Penis
berbentuk silinder, berfungsi sebagai saluran ejakulasi semen dan ekskresi
urine. Penis terdiri dari tiga jaringan silinder, yang masing-masing
dikelilingi oleh jaringan yang disebut tunica
albuginea. Dua bagian dorsolateraldisebut corpora cavernosa penis. Bagian midventral, corpus spongiosum penis, mengandung
uretra spons dan menyimpannya selama ejakulasi. Bagian luar terdiri dari erectile tissue (jaringan erektil).
Pada waktu melakukan senggama (coitus) sel
mani dikeluarkan oleh kantong mani dan zat cair yang dihasilkan oleh kelenjar
prostat.
2.
Anatomi sistem reproduksi wanita
Anatomi
sistem reproduksi wanita terdiri dari bagian luar dan dalam yaitu:
a. Bagian
luar terdiri dari:
- Bibir
luar (labia mayor)
-
Bibir dalam (labia minora)
-
Klentit/klitoris yang sangat peka karena
banyak mengandug serabut saraf.
-
Mulut vagina, merupakan rongga
penghubung rahim dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina ditutupi oleh selaput
dara (hymen) yaitu jaringan tipis yang membentuk cincin.
b. Bagian
dalam terletak di dalam rongga panggul terdiri dari:
- Vagina
(liang senggama/ kemaluan)
- Mulut
rahim (serviks)
- Rahim
(uterus)
- 2
buah saluran penghubung ovarium dengan rongga rahim, yang terletak disebelah
kanan dan kiri rahim dan disebut tuba pallopi.
- 2
buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri.
Alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh
yang berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan. Bila salah satu bagian tidak
berfungsi maka dengan sendrinya akan menghambat (mengganggu) fungsi reproduksi
wanita.
3.
Sistem Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita terbentuk di
dalam indung telur. Dalam kedua indung telur terdapat ribuan sel telur yang
belum masak, jumlahnya antara 30.000-40.000 buah.
Seorang wanita dalam hidupnya mengalami 3 masa kehidupan,
antara lain:
a. Masa
kanak-kanak.
b. Masa
reproduksi, dimana seorang wanita mengalami masa haid, usia antara 12-15 tahun
yang biasanya disebut masa akil balig. Perempuan yang telah memasuki akil
balig, biasanya disertai pula dengan perubahan jasmani dan rohani. Ditandai
dengan adanya perasaan tertarik pada lawan jenis atau mulai tertarik kepada
lawan jenisnya.
c. Masa
tua dimana seorang mengalami mati haid (menopause) yakni pada usia
sekitar 45-49 tahun.
Usia subur atau reproduksi bagi seorang wanita dapat
dibagi ke dalam 3 fase, yaitu:
a. Reproduksi
muda, yaitu bila seorang wanita hamil dan melahirkan anak dalam usia antara
15-19 tahun. Dan sebaiknya menunda kehamilan/kesuburan, bilamana telah terjadi
pernikahan. Jika pada remaja yang belum menikah sebaiknya masa ini adalah masa
untuk pendewasaan usia perkawinan.
b. Reproduksi
sehat yaitu apabila seorang wanita hamil kemudian melahirkan anak pada usia
sekitar 20-35 tahun.
c. Reproduksi
tua yaitu apabila seorang wanita hamil dan melahirkan anak pada usia 35 tahun
ke atas.
Bagi istri yang berusia antara 20-30
tahun, jarak kehamilan antara anak pertama dan kedua sebaiknya adalah 3 sampai
4 tahun. Sedangkan istri yang berusia diatas 30 tahun, sebaiknya mengakhiri
kehamilan/kesuburan atau tidak melahirkan lagi.
4.
Daur haid pada wanita
Daur haid adalah siklus haid atau
perputaran waktu mendapat haid yang satu dengan waktu haid berikutnya. Setiap
wanita mendapat haid tidak sama, tanggal mendapatkan haid berbeda, banyaknya
darah yang keluar ada yang sedikit ada yang banyak, namun tidak lebih dari 50
cc. pada waktu haid ada yang merasa sakit dan ada yang tidak.
Haid
dikenal ada 2 macam:
1. Haid
dengan ovulasi yakni haid yang normal yang didahului dengan ovulasi sekitar 14
hari sebelumnya.
2. Haid
tanpa didahului dengan ovulasi. Karena tanpa ovulasi maka tidak terjadi
pengaruh progesterone terhadap rahim, sehingga selaput lendir rahim masih tetap
menebal sampai terjadi haid.
B. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI MANUSIA
1.
Faktor organobiologik
Dalam kelompok faktor organobiologik ini
termasuk diantaranya:
- Umur
manusia. Diketahui bahwa puncak kesuburan wanita umumnya berada pada saat usia
24-25 tahun, fungsi reproduksi akan menurun setelah melewati usia tersebut.
-
Faktor gizi.
-
Infeksi; seperti radang kelenjar parotis
pada mulut (gondongan), TBC, kencing nanah, radang prostat, kusta, cacar dan
sebagainya.
-
Alergi dan gangguan imunologik
-
Kegagalan ginjal menahun
-
Kencing manis.
-
Kelumpuhan bagian bawah anggota badan.
-
Kelainan endokrim pada kelenjar hipofise
otak
-
Klainan kromosom
-
Kelainan letak: misalnya tidak turunnya
buah zakar dalam kantong zakar.
-
Gangguan persenggamaan; seperti
impotensi
-
Pengaruh dari luar: misalnya obat, zat
kimia, radiasi, suhu lingkungan sekitar dan sebagainya.
2.
Faktor psikoedukatif
Faktor psikoedukatif adalah faktor
kejiwaan, pendidikan dan pengetahuan manusia. Misalnya untuk memberikan landaan
masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya (dengan bekal pengetahuan yang
cukup) maka keluarga/pasangan suami istri terdorong untuk ber-KB.
3.
Faktor sosio-kultural
Faktor lingkungan masyarakat dan sosial
budaya berpengaruh dalam menentukan jumlah dan nila anak. Artinya dalam
kelompok social budaya member pengaruh pula terhadap reproduksi manusia.
Misalnya, pandangan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya dibandingkan
dengan anak perempuan, atau yang menyatakan banyak anak banyak rejeki, yang
mendorong setiap pasangan usia subur untuk memiliki anak lebih sari 2, dengan
mengabaikan keselamatan ibu yang bersangkutan.
C. HORMON-HORMON REPRODUKSI
1.
GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi
di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior
untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
2.
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi
di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi
memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium
wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
3.
LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell
Stimulating Hormone)
Diproduksi
di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu
perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan
terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus,
LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam
menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam
darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1
jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis
testosteron di sel-sel Leydig testis).
4.
Estrogen
Estrogen
(alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara
primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui
konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
Pada uterus
: menyebabkan proliferasi endometrium.
Pada serviks
: menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina
: menyebabkan proliferasi epitel vagina.
Pada
payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak
tubuh.
Pada tulang,
estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi
tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos /
osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
5.
Progesteron
Progesteron
(alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di
kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
6.
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai
diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar
100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml),
kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.
7.
LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi
di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan
sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada
kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental
Lactogen).Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa
laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH
hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat
terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa
amenorhea.