REPLIKASI
A. REPLIKASI
ATAU SINTESIS
Sintesis perbanyakan bahan genetik
seperti DNA, dilakukan melalui proses yang disebut replikasi. Replikasi dapat dikatakan merupakan reaksi kimia
yang mencirikan proses kehidupan. Melalui suatu replikasi, senyawa kimia dapat
membentuk dirinya untuk menghasilkan senyawa baru yang mirip dengan dirinya.
Replikasi hanya terjadi pada asam nukleat, DNA atau RNA. Molekul asam nukleat
yang mampu bereplikasi disebut replikon. Tidak ditemukan senyawa lain yang
sintesisnya dilakukan melalui replikasi.
Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota
terus-menerus melakukan replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya
replikasi DNA sangatlah teratur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis
atau meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang
membantu pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA.
Proses replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut
reaksi berantai polimerase (PCR). Dengan demikian, setiap sel yang melakukan
mitosis akan dihasilkan 2 sel anak yang memilki DNA lengkap sama persis dengan
yang dimiliki induknya.
B. TAHAP-TAHAP TRANSKRIPSI
Transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu
pengenalan promoter, inisiasi, elongasi, dan teminasi. Masing-masing akan
dijelaskan sebagai berikut:
1.
Enzim
RNA polimerase mengikat untai DNA cetakan pada suatu daerah yang mempunyai
urutan basa tertentu sepanjang 20 hingga 200 basa. Daerah ini dinamakan
promoter. Baik pada prokariot maupun eukariot, promoter selalu membawa suatu
urutan basa yang tetap atau hampir tetap sehingga urutan ini dikatakan sebagai
urutan konsensus. Pada prokariot urutan konsensusnya adalah TATAAT dan disebut
kotak Pribnow, sedangkan pada eukariot urutan konsensusnya adalah TATAAAT dan
disebut kotak TATA. Urutan konsensus akan menunjukkan kepada RNA polimerase
tempat dimulainya sintesis. Kekuatan pengikatan RNA polimerase oleh promoter
yang berbeda sangat bervariasi. Hal ini mengakibatkan perbedaan kekuatan
ekspresi gen.
2.
Setelah
mengalami pengikatan oleh promoter, RNA polimerase akan terikat pada suatu
tempat di dekat daerah promoter, yang dinamakan tempat awal polimerisasi. Nukleosida trifosfat pertama akan diletakkan
di tempat ini dan sintesis RNA pun segera dimulai.
3.
Selama
sintesis RNA berlangsung RNA polimerase bergerak di sepanjang molekul DNA
cetakan sambil menambahkan nukleotida demi nukleotida kepada untai RNA yang
sedang diperpanjang.
4.
Molekul
RNA yang baru saja selesai disintesis, dan juga enzim RNA polimerase, segera
terlepas dari untai DNA cetakan begitu enzim tersebut mencapai urutan basa
pengakhir (terminasi). Terminasi dapat terjadi oleh dua macam sebab, yaitu
terminasi yang hanya bergantung kepada urutan basa cetakan (disebut terminasi
diri) dan terminasi yang memerlukan kehadiran suatu protein khusus (protein
rho). Di antara keduanya terminasi diri lebih umum dijumpai. Terminasi diri
terjadi pada urutan basa palindrom yang diikuti oleh beberapa adenin (A).
Urutan palindrom adalah urutan yang sama jika dibaca dari dua arah yang
berlawanan. Oleh karena urutan palindom ini biasanya diselingi oleh beberapa
basa tertentu, maka molekul RNA yang dihasilkan akan mempunyai ujung terminasi
berbentuk batang dan kala (loop).
5.
Inisiasi
transkripsi tidak harus menunggu selesainya transkripsi sebelumnya. Hal ini
karena begitu RNA polimerase telah melakukan pemanjangan 50 hingga 60
nukleotida, promoter dapat mengikat RNA polimerase yang lain. Pada gen-gen yang
ditranskripsi dengan cepat reinisiasi transkripsi dapat terjadi berulang-ulang
sehingga gen tersebut akan terselubungi oleh sejumlah molekul RNA dengan
tingkat penyelesaian yang berbeda-beda.
Secara umum
mekanisme transkripsi pada prokariot dan eukariot hampir sama. Hanya saja, pada
prokariot produk langsung transkripsi atau transkrip primernya adalah mRNA
(akan dijelaskan di bawah), sedangkan pada eukariot transkrip primernya harus
mengalami prosesing RNA terlebih dahulu sebelum menjadi mRNA.
Prosesing
RNA ini mencakup dua peristiwa, yaitu modifikasi kedua ujung transkrip primer
dan pembuangan urutan basa pada transkrip primer yang tidak akan ditranslasi
(disebut intron). Ujung 5’ dimodifikasi dengan penambahan guanosin dalam ikatan
5’-5’ yang tidak umum hingga terbentuk suatu gugus terminal yang dinamakan cap,
sedangkan ujung 3’ dimodifikasi dengan urutan poliadenosin (poli A) sepanjang
lebih kurang 200 basa. Sementara itu,
panjang intron yang harus dibuang dapat mencapai 50% hingga 90% dari panjang
transkrip primer, tetapi segmen yang mengandung ujung 5’ (gugus cap) tidak
pernah dibuang. Setelah intron dibuang, segmen-segmen sisanya (disebut ekson)
segera digabungkan menjadi mRNA. Pembuangan intron dan penggabungan
ekson menjadi molekul mRNA dinamakan penyatuan RNA atau RNA splicing.
0 komentar:
Posting Komentar