KANKER
DAN PENUAAN
A.
KANKER
Saat
ini mulai banyak penyakit yang muncul. Dan kanker merupakan salah satu penyakit
yang mengerikan. Dan saya akan membahas salah satu penyakit yang mengerikan
bagi manusia, yaitu
kanker prostat.
Kanker
prostat adalah keganasan yang terjadi di dalam kelenjar prostat. Beberapa
dokter mempercayai bahwa kanker prostat dimulai dengan perubahan sangat kecil
dalam ukuran dan bentuk sel-sel kelenjar prostat. Perubahan ini dikenal sebagai
PIN (prostatic intraepithelial neoplasia). Hampir setengah dari semua orang
yang memiliki PIN setelah berusia di atas 50 tahun. Orang yang mengalami PIN
mengalami perubahan tampilan sel-sel kelenjar prostat pada mikroskop. Perubahan
ini dapat berupa tingkat rendah (hampir normal) atau bermutu tinggi (abnormal).
Penyebabnya
tidak diketahui, meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan
antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon testosteron.Kanker
prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker no 3 pada pria dan merupakan
penyebab utama kematin akibat kanker pada pria diatas 74 tahun.Kanker prostat
jarang ditemukan pada pria berusia kurang dari 40 tahun.Pria yang memiliki
resiko lebih tinggi untuk menderita kanker prostat adalah pria kulit hitam yang
berusia diatas 60 tahun, petani, pelukis dan pemaparan kadmium.Angka kejadian
terendah ditemukan pada pria Jepang dan vegetarian.
Pertumbuhan
kanker prostat seringkali sangat lambat, bisa tidak menimbulkan gejala selama
bertahun-tahun. Dengan semakin membesarnya kanker, keluhan mulai muncul karena
desakan pada uretra menimbulkan iritasi atau menyumbat aliran air seni. Gejala
yang timbul antara lain.
Air
seni tidak lancar. Aliran urin lemah dan butuh waktu lebih lama untuk
menuntaskan kencing.Penundaan. Anda mungkin harus menunggu beberapa saat di
toilet sampai air seni mulai mengalir.Tetesan. Sedikit air seni mungkin menetes
dan menodai celana dalam Anda tidak lama setelah Anda selesai kencing di
toilet.Frekuensi.
B. PENUAAN
Pada suatu pertemuan Gerontological Society di Washington,
D.C Amerika yang berlangsung tenang dan serius, tiba-tiba terjadi kegaduhan
ketika Angelo Turturro, Ph.D seorang ilmuwan pada National Center for
Toxicological Research membuat pernyataan yang menghebohkan tentang apa yang
disebut “aging”,
adalah tidak lebih dari suatu koleksi atau kumpulan penyakit dan patologis.
Dari meningkatnya gula darah dan tekanan darah sampai timbulnya katarak pada
lensa mata dan keriput di kulit. Demikian pula menopause pada wanita adalah
suatu penyakit katanya menjawab pertanyaan dari seorang peserta wanita.
Pernyataannya didasari atas hasil percobaannya bersama Ronald
Hart, Ph.D., dilaboratorium mereka dan penelitian lain di seluruh dunia yang
dilakukan pada binatang. Pada binatang percobaan yang diberi makanan dengan
diet yang ketat dapat hidup lebih lama dan tidak dijumpai diabetes, penyakit
jantung maupun kanker. Keadaan ini tidak terjadi pada binatang yang diberi
makan tanpa diet. Pandangan ini diperkuat ketika Jeanne Calmet of Arles,
France, yang masih bersepeda pada usia 100 tahun dan sampai meninggalnya pada
bulan Agustus 1997 di usia 122 tahun 4 bulan 15 hari (rekor manusia tertua di
dunia) tidak dijumpai penyakit mayor sebagai penyebab kematiannya.
Ada 3 teori yang yang mendasari terjadinya aging, yaitu:
1. Teori sel
Ø Teori Wear and Tear
Dr. August Weismann, tahun 1882 menyatakan teori ini
berdasarkan pada beban penggunaan (pekerjaan) sel jaringan tubuh yang
berlangsung lama, disertai pengaruh diet yang berlebihan, beban fisik dan
stres. Mengakibatkan sel jaringan rapuh (robek), dan mati. Adanya faktor genetik yang membatasi usia sel (Hayflick limit).
Ø Teori “clock” dan “counter”:
Setiap sel diatur oleh suatu DNA yang disebut telomere (clock) yang terdapat pada bagian akhir
setiap chromosom di dalam inti sel. Sesudah terjadi pembelahan sel, telomere
akan mengecil dan memendek. Apabila telomere terlalu pendek akan menyebabkan
sel menua dan mati. Pada penelitian diketemukan suatu enzim disebut telomerase (counter) yang dapat
memperpanjang usia telomere. Sebagian besar sel tubuh mengandung telomerase,
tetapi dalam keadaan “off” (tidak aktif) sehingga sel dapat tua dan
mati, sedangkan dalam beberapa sel tubuh lain dalam posisi “on” misalnya hemopoietic cells asal sel darah yang tidak bisa mati (immortal). Contoh lain sel kanker yang tidak
dapat tua (mati), karena ia memproduksi telomerase (“on”) sehingga telomere
tetap aktif. Dimasa datang terapi telomere dapat mengontrol waktu hidup setiap
sel, menghambat telomerase pada sel kanker untuk menghentikan pertumbuhannya
dan memperpanjang usia telomere pada aging sel sehingga sel tersebut menjadi
remaja kembali.
Ø
Dr.
Wong’s Hypothesis
Grace Wong, Ph.
D., adalah ilmuwan di departemen oncology moleculair Genentech menyatakan aging
disebabkan terjadinya degradasi protein didalam sel akibat oksigen radikal
bebas yang mengaktifasi enzim proteases
(destructive enzym), banyaknya protein yang rusak mengakibatkan aging sel dapat
mengalami apoptosis (mati). Antioxidant, seperti vitamin C dan E dapat mengikat
radikal bebas dan mencegah aktifitas proteases. Pada penelitiannya ditemukan
pula bahwa hormon pertumbuhan (HP)
ternyata dapat mengaktifasi terbentuknya protease inhibitor yang menghambat langsung kerja proteases. Pada
laboratorium percobaannya, HP mampu melindungi binatang dari efek radikal bebas
yang mematikan saat dilakukan radiasi dan hyperoxia. Ini berarti bahwa biarpun
banyak radikal bebas didalam sel akan tidak mampu mengaktifasi proteses
sehingga proses kematian sel tidak terjadi.
Pada penelitian
akhir-akhir ini, menunjukan HP tidak hanya mempengaruhi sel saja, tetapi
bekerja juga pada DNA (blueprint of the cell).
Ø Accumulated Glycosolation Endproduct (AGE)
Tanda
lain dari aging sel adalah protein mengalami proses cross-linking (perlekatan).
Suatu bentuk yang terjadi saat molecul gula mengikat protein dan DNA yang
dikenal sebagai glycosolation
yang membentuk AGE. Ini yang menyebabkan terjadinya katarak pada mata,
penyumbatan pada pembuluh darah, hambatan filtrasi pada ginjal.
2. Teori Neuroendokrin
Dr. Dilman’s Hypothesis
Vladimair Dilman
mengatakan hypothalamic-pituitary axis dibentuk sebagai neuroendocrine “clock” aging. Seperti telomere “clock” yang
mengontrol berapa kali suatu sel
membelah diri, neuroendocrine mengatur waktu
usia rata-rata sistim organ tubuh kita. Pada saat kita muda feedback
system antara hypothalamus, pituitary gland dan kelenjar endokrin lain bekerja
sangat baik seperti thermostat ruangan. Mekanisme ini disebut homeostasis. Tetapi saat kita tua
thermostat menjadi terganggu atau rusak, sehingga mengganggu homeostasis yang
menyebabkan timbulnya proses aging pada sel dan sistim organ tubuh kita. Dr.
Dilman yakin dengan mengembalikan homeostasis seperti pada saat kita remaja
merupakan kunci untuk mengatur aging. Dialah yang mengilhami para anti-aging
physicians bahwa aging dapat diobati.
3. Teori Imunitas
Dr. Keith Kelley, peneliti imunologis University of
Illinois mengatakan “Adanya hubungan terjadinya proses penuaan dengan
penyusutan kelenjar thymus”. Kelenjar thymus adalah organ utama pertama dari
sistem imunitas yang terletak pada tulang dada atas bagian belakang, dimana
berfungsi sebagai tempat pematangan T-cell lymphocytes yang peranannya sangat
penting untuk melawan penyakit. Pada usia rata-rata 12 tahun kelenjar thymus
mulai menyusut, sampai usia 40 tahun terlihat tipis kecil dan sukar diketemukan
pada usia diatas 60 tahun. Akibatnya T-cell lymphocyte berkurang seiring kita
tua yang membuat terjadinya Auto Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dimana
disertai dengan meningkatnya penyakit-penyakit seperti kanker, penyakit infeksi,
penyakit autoimmune, dll.
Pada penelitiannya dengan memberikan suntikan GH3 sel
( sel yang dibiakan dilaboratorium yang dapat mengeluarkan GH ) pada tikus tua
dimana kelenjar tymusnya sudah menyusut. Kelenjar tymus membesar dan tikus tua
tersebut menjadi tikus muda kembali. Ini membuktikan adanya hubungan antara
penuaan dengan menyusutnya kelenjar tymus dan menurunnya hormon pertumbuhan.
Hasil penelitiannya di publikasikan pada papernya, “GH3 Pituitary Adenoma Implants
Can Reverse Thymic Aging”.
Berdasarkan teori diatas dapat kita simpulkan bahwa
aging bukanlah proses alami atau takdir atau God’s will, tetapi adalah sama
dengan proses terjadinya suatu penyakit. Jika kita melihat kembali ke 1 abad
yang lalu, sebelum diketemukan antibiotika, vaksin, microscope. Penyakit Tbc,
cacar, desentri, kolera, dll. dianggap sebagai proses alami dan tidak bisa kita
cegah atau obati.
Orang pada masa itu hanya dapat pergi ke gereja dan
mohon kepada Tuhan agar terhindar dari penyakit diatas. Tetapi setelah
diketahui penyebabnya adalah virus, bakteri, dan buruknya sanitasi lingkungan.
Maka kita dapat mencegahnya dengan vaksin, sanitasi lingkungan yang baik dan
mengobati dengan antibiotika. Situasi ini sama dengan kita menghadapi proses
aging atau penuaan, yang ternyata diakibatkan antara lain menurunnya sekresi
HP, sistem imunitas menurun dan adanya radikal bebas akibat oksidasi oxigen.
Berarti aging atau proses penuaan dapat kita cegah maupun kita terapi.
0 komentar:
Posting Komentar