PROTOZOA DAN KINGDOM ANIMALIA
A. PROTOZOA
Protozoa
merupakan jenis protista yang menyerupai
hewan. Protozoa berasal dari bahasa
Yunani, yaitu proto yang berarti pertama dan zoa yang berarti hewan. Sifat umum protozoa adalah uniselluler,
heterotrofik, dan merupakan cikal bakal hewan yang lebih kompleks.
CIRI
TUBUH
Ukuran
dan bentuk tubuh
Protozoa
berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 10 – 200 µ. Bentuk selnya sangat bervariasi, ada yang
tetap dan ada yang berubah-ubah.
Sebagian besar protozoa memiliki alat gerak berupa kaki semu
(pseudopodia), bulu getar (silia), atau bulu cambuk (flagellum). Beberapa protozoa memiliki cangkang.
Struktur
dan Fungsi Tubuh
Sel
protozoa umumnya terdiri dari membrane sel, sitoplasma, vakuola makanan,
vakuola kontraktil (vakuola berdenyut), dan inti sel.
Membran
Sel
Fungsi
: sebagai pelindung serta pengatur pertukaran makanan dan gas
Vakuola
Makanan
Fungsi
: mencerna makanan. Vakuola makanan
terbentuk dari proses makan sel atau sel dengan cara ‘menelan’ oleh setiap
bagian membrane sel atau melalui sitostoma (mulut sel). Zat-zat makanan hasil cernaan dalam vakuola
makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari
vakuola ke luar sel melalui membrane plasma.
Vakuola
Kontraktil
Fungsi
: mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair ke luar sel melalui membrane sel serta
mengatur kadar air dalam sel. Vakuola
kontraktil merupakan vakuola yang selalu mengembang dan mengempis.
CARA
HIDUP
Protozoa
hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah
organisme. Sebagai pemangsa bakteri,
protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam.
HABITAT
Protozoa
hidup soliter atau berkoloni pada habitat yang beragam. Sebagian besar protozoa hidup bebas di laut
atau air tawar, misalnya di selokan, kolam, dan sungai. Jenis lainnya ada yang hidup di tanah. Beberapa jenis protozoa hidup dalam tubuh
hewan atau manusia dengan cara bersimbiosis.
REPRODUKSI
Protozoa
sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara pembelahan
biner. Pembelahan diawali deangan
pembelahan inti yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Sebagian protozoa melakukan reproduksi
seksual dengan penyatuan sel geaneratif (gamet) atau dengan penyatuan inti sel
vegetatif. Reproduksi seksual dengan
penyatuan inti sel disebut konyugasi.
Dalam
siklus hidupnya, beberapa protozoa
menghasilkan sel tidak aktif yang disebut kista. Kista diselubungi oleh kapsul
polisakarida yang melindungi protozoa dari lingkungan yang tidak menguntungkan,
misalnya kekeringan. Jika kondisi lingkungan
membaik, misalnya tersedia makanan dan air maka dinding kista akan pecah dan
protozoa keluar untuk memulai hidupnya kembali.
KLASIFIKASI
Protozoa
yang sudah teridentifikasi berjumlah lebih dari 60 ribu species. Jenis protozoa yang sangat beragam tersebut
dapat dibedakan menjadi empat kelas berdasarkan alat geraknya, yaitu Rhizopoda,
Ciliata, Flagellata, dan Sporozoa.
Rhizopoda
(Sarcodina)
Rhizopoda berasal dari bahasa Yunani,
yaitu rhizo = akar, dan podos = kaki, atau Sarcodina (sarco = daging). Semua protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda
bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk kaki semu
(pseudopodia). Bentuk pseudopodia
beragam, ada yang tebal membulat dan ada yang tipis meruncing. Pseupodia berfungsi sebagai alat gerak dan
memangsa makanan. Hewan ini ada yang bercangkang,
contohnya Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya Amoeba proteus. Pada Rhizopoda yang bercangkang, pseudopodia
menjulur keluar dari cangkang. Cangkang
tersusun dari silica atau kalsium carbonat.
Cangkang berukuran 0,5 mm.
Bentuk sel Rhizopoda berubah-ubah saat
diam dan bergerak. Sitoplasma terdiri
dari ektoplasma dan endoplasma.
Ektoplasma adalah sel bagian luar yang berbatasan dengan membrane
plasma. Endoplasma adalah plasma sel
pada bagian dalam sel. Ektoplasma
bersifat lebih kental daripada endoplasma.
Aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan
penarikan pseudopodia. Pada proses
makan, pseudopodia mengelilingi makanan dan membentuk vakuola makanan. Di dalam valuola makanan, makanan
dicerna. Zat makanan hasil cernaan dalam
vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari
vakuola keluar sel melalui membrane plasma.
Rhizopoda berkembang biak secara
aseksual dengan pembelahan biner. Pada
kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan, Rhizopoda
tertentu dapat beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya dengan membentuk
kista. Contoh rhizopoda yang membentuk
kista adalah Amoeba. Dalam keadaan
berupa kista, kegiatan hidup Amoeba menjadi tidak aktif. Amoeba akan menjadi aktif kembali jika
kondisi lingkungan sesuai.
Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan di lingkungan yang
berair, baik di darat maupun di laut.
Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa alga uniselluler, bakteri,
atau protozoa lain.
Rhizopoda yang bebas hidup di tanah
lembab, contohnya Amoeba proteus. Contoh
Rhizopoda yang hidup di air tawar adalah Difflugia. Sedangkan Rhizopoda yang hidup di laut adalah
dari kelompok Foraminifera, antara lain Globigerina. Rhizopoda ada yang hidup sebagai parasit di
dalam tubuh hewan atau manusia. Contoh
Rhizopoda parasit antara lain Entamoeba gingivalis dan Entamoeba histolytica. Entamoeba gingivalis merupakan parasit pada
gusi dan gigi manusia. Entamoeba
histolytica merupakan parasit dalam usus manusia dan menyebabkan penyakit
disentri. Parasit masuk ke dalam tubuh
manusia melalui makanan yang mengandung kista Entamoeba karena tercemar
kotoran.
Ciliata
(Ciliophora/Infusoria)
Ciliata berasal dari bahasa Latin, yaitu
cilia = rambut kecil, atau ciliophora, yaitu phora = gerakan, bergerak dengan
menggunakan silia (rambut getar).
Ciliata juga disebut Infusoria (Infus = menuang) karena hewan ini
ditemukan juga pada air buangan atau air cucuran. Silia terdapat pada seluruh permukaan sel
atau hanya pada bagian tertentu. Selain
berfungsi untuk bergerak, silia juga merupakan alat Bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan ke
sitoplasma. Makanan yang terkumpul di
sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke
sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain,
yaitu memiliki dua inti, yaitu makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar daripada mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi vegetatif, yaitu
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada konyugasi. Ciliata juga memiliki trikokis yang fungsinya
untuk pertahanan dri dari musuh.
Ciliata hidup bebas di lingkungan
berair, baik air tawar maupun laut.
Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun
parasit. Ciliata yang hidup bebas di
alam contohnya adalah Paramecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan
vorticella. Jenis lainnya hidup
bersimbiosis dalam perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu hewan
tersebut mencerna sellulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya sedikit jenis Ciliata yang hidup
sebagai parasit. Salah satunya adalah
Balantidium coli. Ciliata ini hidup pada
usus besar ternak atau manusia dan dapat menyebabkan diare (balantidiosis).
Ciliata melakukan reproduksi secara
aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual, yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi seksual dilakukan dengan
konyugasi.
Flagellata
(Mastigophora)
Flagellata berasal dari flagell =
cambuk, atau dengan menggunakan bulu cambuk, phora = gerakan yang bergerak
dengan menggunakan bulu cambuk atau flagellum.
Sebagian besar flagellata mempumyai dua flagellum. Letak flagellum ada yang di bagian belakang
sel (posterior) sehingga saat bergerak seperti mendorong sel, dan ada yang di
bagian depan sel (anterior) sehingga saat bergerak seperti menarik sel. Flagellata yang tidak memiliki klorofil
digolongkan dalam Zooflagellata (Flagellata hewa). Contoh Zooflagellata adalah Trypanosoma dan
Tricomonas.
Flagellata berkembang biak secara
aseksual dengan pembelahan biner membujur, misalnya pada Trypanosoma.
Flagellata yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun
air laut, dan ada yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup bersimbiosis, misalnya
Trichonympha campanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu. Flagellata ini membantu rayap atau kecoa
mencerna kayu yang dimakan serangga tersebut.
Flagellata yang hidup parasit antara
lain adalah Trypanosoma brucei
menyebabkan penyakit tidur pada manusia di Afrika, Trypanosoma evansi penyebab
penyakit surra pada ternak. Trichomonas
vaginalis penyebab penyakit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria,
serta Leishmania penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah manusia.
Trypanosoma dan Leishmania dibawa oleh jenis lalat tertentu yang menghisap
darah manusia, contohnya lalat tsetse (Glossina moritans) yang menularkan penyakit
tidur. Penyakit ini merusak system saraf
pusat dan pembuluh darah sehingga penderita tidak dapat berbicara dan berjalan,
tidur terus-menerus , dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian.
Sporozoa
(Apicomplexa)
Sporozoa berasal dari bahasa Yunani,
spore = biji, zoa = hewan; Sporozoa adalah hewan uniselluler yang pada salah
satu tahapan dalam siklus hidupnya memiliki bentuk seperti spora. Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai parasit
pada hewan atau manusia.
Sporozoa melakukan reproduksi secara
aseksual dan seksual . Pergiliran
reproduksi aseksual dan seksualnya kompleks, dengan beberapa perubahan bentuk
serta membutuhkan dua atau lebih inang.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Reproduksi seksual dilakukan dengan
pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina.
Contoh Sporozoa adalah Toxoplasma gondii
yang menyebabkan toksoplasmosis dan Plasmodium yang menyebabkan penyakit
malaria pada manusia. Toxoplasma gondii
masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya daging yang tercemar
kista Toxoplasma dari kotoran kucing.
Infeksi Toxoplasma terutama membahayakan ibu hamil karena dapat membunuh
embrio atau bayi yang dilahirkan menjadi cacat.
Plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Di dalam tubuh manusia, Plasmodium menyerang sel-sel hati dan sel-sel
darah merah (eritrosit). Ada empat jenis
Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium ovale,
Plasmodium malariae, dan Plasmodium falciparum. Plasmodium vivax dan Plasmodium
ovale menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium malariae meyebabkan malaria
kuartana, dan Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria yang paling
berbahaya, yaitu malaria tropiokana.
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale
dapat tetap hidup, meskipun tidak aktif di dalam sel hati penderita malaria
selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Akibatnya, di kemudian hari penyakit malaria
dapat kambuh lagi. Pemberantasan
penyakit malaria dapat dilakukan dengan memotong siklus hidup Plasmodium, yaitu
dengan cara mencegah adanya genangan air atau menutup tempat penampungan
air. Cara ini menyebabkan nyamuk tidak
dapat tumbuh menjadi dewasa. Cara
lainnya adalah dengan memberi obat (misalnya obat kina) kepada si penderita.
Siklus hidup Plasmodium terbagi menjadi
dua, yaitu di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina dan di dalam tubuh manusia.
B. PERAN
PROTOZOA DALAM KEHIDUPAN
Protozoa dapat
menguntungkan dan merugikan manusia.
Protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena Protozoa adalah pemangsa
bakteri. Di perairan, protozoa juga
merupakan zooplankton dan bentos.
Zooplankton dan bentos adalah sumber makanan hewan air termasuk udang,
kepiting, dan ikan yang secara ekonomi bermanfaat bagi manusia. Protozoa lain menguntungkan antara lain
sebagai berikut :
-
Foraminifera, cangkang atau kerangkanya
merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam, dan mineral.
-
Radiolaria, kerangkanya jika mengendap
di dasar laut menjadi tanah radiolarian yang dapat digunakan sebagai bahan
penggosok.
Protozoa
yang merugikan manusi, yaitu menyebabkan penyakit antara lain :
-
Entamoeba histolyca, penyebab disentri.
-
Trypanosoma brucei, penyebab penyakit
tidur di Africa
-
Trypanosoma evansi, penyebab penyakit
pada hewan ternak, misalnya pada sapi, kambing, dan kuda
-
Leishmania, penyebab penyakit kala azar
-
Trichomonas vaginalis, parasit pada alat
kelamin wanita dan saluran kelamin laki-laki.
-
Balantidium coli, penyebab diare
-
Toxopalsma gondii, penyebab
toksopalsmosis
-
Plasmodium, Penyebab penyakit malaria.
C. KINGDOM ANIMALIA
1.
Arthropoda
(dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan
hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut
juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan
tergolong tripoblastik selomata.
Ciri tubuh Arthropoda meliputi
ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Ukuran dan bentuk tubuh, Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam,
beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan
berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam.
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan
jumlah segmen yang bervariasi.Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang
kaki yang beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala),
toraks (dada), dan abdomen (perut).
Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton).Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat.
Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh.Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru.Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis.Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.
Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya.
Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton).Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat.
Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh.Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru.Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis.Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.
Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya.
Pada berbagai tempat di segmen
tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia.Ganglia berfungsi
sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia bagian
anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang.
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang.
Arthropoda bernapas dengan insang,
trakea, atau paru-paru buku.Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh
organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau
keduanya.Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri
dari jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang
disebut sinus atau hemosol.Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa.
Cara hidup Arthropoda sangat
beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan
kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut,
kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya
terjadi secara seksual. Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan
partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui
fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ
reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing
menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus
(berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur.
Arthropoda diklasifikasikan menjadi
20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki.Berikut ini akan diuraikan empat
kelas diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnoidea, Myriapoda,
Crustacea, dan Insecta.
laba-laba
Arachnoidea (dalam bahasa yunani,
arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan
laba-laba saja.Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang
jumlahnya sekitar 32 spesies.Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang
panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.Arachnoidea merupakan hewan
terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang
hidup bebas bersifat karnivora.Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu
Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.Scorpionida memiliki alat penyengat beracun
pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus
mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen
dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini
adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila
maculata).Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak
atau tungau (Acarina sp.).
Berikut adalah ciri-ciri dari salah
satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu laba-laba.Tubuhnya
terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior
dan abdomen pada bagian posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian
sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada).Pada sefalotoraks terdapat sepasang
kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk
berjalan.Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut.
Pada bagian abdomen (opistosoma)
laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma.Pada bagian posterior abdomen
terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar
bebas.Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran
kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen.Kelenjar benang halus
mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik.Protein elastik tersebut
akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak
mangsa.
Laba-laba bernapas dengan paru-paru
buku atau trakea.Paru-paru buku adalah organ respirasi berlapis banyak seperti
buku dan terletak pada bagian abdomen.Ekskresi laba-laba dilakukan dengan
tubula ( tunggal = tubulus ) Malpighi.Tubula Malpighi merupakan tabung kecil
panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke
dalam usus.Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar
koksal.Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada
daerah koksa (segmen pada kaki insecta).
Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani,
myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak.Hewan kaki seribu
adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar
kita.Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu,
atau tumpukan kayu.Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan
abdomen.
Tubuhnya memanjang seperti cacing.
Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah),
dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata
tunggal).Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada
tiap segmennya.Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel
yang menuju ke trakea.Ekskresinya dengan tubula malpighi.Myriapoda bersifat
dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal.Myriapoda dibedakan
menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.
Kelompok hewan ini dikenal sebagai
kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan
mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada tiap segmen
tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel.Pasangan pertama kaki
termodifikasi menjadi alt beracun.Alat penyengat digunakan unutk menyengat
musuh atau pengganggunya.Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit.Contoh
hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.).
Diplopoda
Hewan pada ordo ini dikenal dengan
kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu.Ada yang
menyebutkan nama lain seperti keluwing.Tubuhnya bulat panjang.Mulutnya terdiri
dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua
pasang kaki dan dua pasang spirakel.Diplopoda tidak memiliki cakar beracun
karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme.Gerakkan
hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang.Bila terganggu
hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati.Contoh hewan ini
adalah kaki seribu(lulus sp.).
Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya,
crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah
contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun
ada yang hidup di darat.Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan
ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca.
Entomostraca
Entomostraca adalah crustacea yang
berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan
juga ada yang sebagai parasit.Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens,
dan Cyclops sp.
Malacostraca adalah crustacea yang
berukuran lebih besar dari pada entomostraca.Hewan yang termasuk kelompok ini
adalah Udang, lobster, dan kepiting.Berikut akan dibahas sedikit mengenai urain
hewan kelompok satu ini.
Udang memiliki ekssoskeleton yang keras untuk melindungi tubuhnya.Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu kaput dan toraks yang menyatu membentuk sefalotoraks, serta abdomen.Dibagian sefalotoraks dilindungi oleh eksoskeleton yang keras berupa karapaks.Karapaks memiliki duri di ujung anterior yang disebut rostrum.Di dekat rostrum terdapar mata faset ( majemuk) yang bertangkai.Pada kaput sefalotoraks merupakan penyatuan lima segmen.Dibagian kaput terdapat sepasang antenula, sepasang antena, dan tiga pasang bagian mulut.Antenula berfungsi sebagai alat peraba, sedangkan antena sebagai alat keseimbangan tubuh.Tiga pasang mulut terdiri dari sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada bagian toraks terdiri dari delapan segmen, terdapat tiga pasang maksiliped, sepasang seliped, dan empat pasang kaki jalan(periopod).
Udang memiliki ekssoskeleton yang keras untuk melindungi tubuhnya.Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu kaput dan toraks yang menyatu membentuk sefalotoraks, serta abdomen.Dibagian sefalotoraks dilindungi oleh eksoskeleton yang keras berupa karapaks.Karapaks memiliki duri di ujung anterior yang disebut rostrum.Di dekat rostrum terdapar mata faset ( majemuk) yang bertangkai.Pada kaput sefalotoraks merupakan penyatuan lima segmen.Dibagian kaput terdapat sepasang antenula, sepasang antena, dan tiga pasang bagian mulut.Antenula berfungsi sebagai alat peraba, sedangkan antena sebagai alat keseimbangan tubuh.Tiga pasang mulut terdiri dari sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada bagian toraks terdiri dari delapan segmen, terdapat tiga pasang maksiliped, sepasang seliped, dan empat pasang kaki jalan(periopod).
Maksiliped tersebut berfungsi sebgai
penyaring makanan.Seliped berfungsi untuk mencari makanan dan melindungi diri
dari musuh.Pada bagian abdomen terdapat lima pasang kaki renang (pleopod).Pada
ujung posterior terdapat telson dan sepasang alat kemudi untuk berenang
(urupod).Pada udang jantan, pasangan pleopod 1 dan 2 bersatu menjadi
gonopod.Gonopod berfungsi sebagai penyalur sperma saat kopulasi.Sedangkan pada
wanita berfungsi untuk melekatkan telur dan membawa anaknya.Saluran pencernaan
udang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulut dan esofagus
terletak di bagian bawah sefalotoraks.Lambung ( terletak di sefalotoraks ) dan
usus ( terletak di abdomen ) berada disepanjang bagian dorsal tubuh.Hati yang
merupakan kelanjar pencernaan terletak di bagian toraks dan abdomen.makanan
udang berupa berudu, larva, serangga, dan ikan-ikan kecil.Sisa metabolisme
dikeluarkan melalui alat kelenjar hijau yang terletak di kepalanya.Pernapasan
dilakukan dengan insang yang terdapat di bagian ventral tubuhnya dekat
kaki.Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan sinus
yang rongganya berdinding tipis.Organ kelamin bersifat dioseus.
Insecta (dalam bahasa latin, insecti
= serangga).Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita,
misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan
lebah.Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah.
Karena itu pula sering juga disebut
hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan
darat.Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat
terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit.
Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen.Kaput memiliki organ yang berkembang
baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal
(oseli).Insecta memiliki organ perasa disebut palpus.
Insecta yang memiliki syap pada
segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota
tubuh.Pada abdomennya
terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea.Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta.Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka.Organ kelaminnya dioseus.
terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea.Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta.Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka.Organ kelaminnya dioseus.
*Perkembangan
Insecta dibedakan menjadi tiga :
Pertama Ametabola adalah
perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan
wujud.Contohnya kutu buku (lepisma saccharina).
Kedua Hemimetabola adalah tahap
perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas
mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap.Sayap
itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut
nimfa.Ringkasan skemanya adalah telur – nimfa (larva) – dewasa (imago).Contoh
Insecta ini adalah belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus
sp.), dan walang sangit (leptocorisa acuta).
Ketiga Holometabola adalah
perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang sanagt
berbeda (sempurna).
Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa.Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa..Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa.Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa.Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa.Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa..Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa.Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa.Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
*Berdasarkan
sayap,Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :
Pertama Apterigota (tidak bersayap),
tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antena
panjang.Umumnya berkembang secara ametabola. Contoh hewan kelas ini adalah kutu
buku.
Kedua Pterigota (bersayap),
merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding
tubuh yang disebut Eksopterigota.Kelompok lain yang sayapnya berasal dari
tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota.
Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya :
Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya :
v Orthoptera memiliki dua pasang sayap
dengan sayap depan yang sempit.Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir
v Hemiptera memiliki dua pasang sayap
yang tidak sama panjang.Contohnya walang sangit (leptocorisa acuta) dan kutu
busuk (cymex rotundus)
v Homoptera memiliki dua pasang yang
sama panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis),
dan kutu kepala (Pediculus humanus)
v Odonata memiliki dua pasang sayap
seperti jala.Contohnya capung (pantala).
Endopterigota dibedakan menjadi :
v Coleptera memiliki dua pasang sayap
dengan sayap depan yang keras dan tebal.Misalnya kumbang tanduk (Orycies
rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica)
v Hymenoptera memiliki dua pasang
sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada sayap
belakang.
Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam (Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes)
Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam (Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes)
v Diptera hanya memiliki sepasang
sayap.Misalnya nyamuk (culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam
berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Drosophila
melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis)
v Lepidoptera memiliki dua pasang
sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap.Misalnya kupu-kupu sutera
(Bombyx mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos)
Kepiting
Berbagai jenis Arthropoda memberikan
keuntungan dan kerugian bagi manusia.Peran arthropoda yang menguntungkan
manusia misalnya dibidang pangan dan sandang yaitu sebagai berikut :
v Sumber makanan yang mengandung
protein hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan
(portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus
versicolor)
v Penghasil madu, yaitu lebah madu
(Apis indica)
v Bahan industri kain sutera, yaitu
pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori)
Sementara yang merugikan manusia
anatara lain :
v Vektor perantara penyakit bagi
manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai
vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.
v Menimbulkan gangguan pada
manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk
v Hama tanaman pangan dan
industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk
v Perusak makanan.Contohnya kutu gabah
v Perusak produk berbahan baku
alam.Contohnya rayap dan kutu buku
2. MOLUSKA
Molusca
Ada kurang dari 80.000 species yang termasuk kedalam
filum ini. Molluska adalah golongan hewan yang bertubuh lunak tidak beruas dan
tubuh dilindungi oleh satu atau lebih cangkang yang terbuat dari kapur (Kalsium
karbonat). Cangkang ini dibentuk oleh lapisan dinding tubuh yang disebut
mantel. Tubuhnya tersusun dari tiga lapisan embrional yaitu ekstoderm, mesoderm
dan endoderm. Hewan ini memiliki coelem yang sempit. Sebagian besar moluska
hidup di laut tetapi banyak juga yang hidup di air tawar bahkan beberapa hidup
di darat. Filum ini dibagi menjadi 5 kelas.
1.
Kelas
Pelecypoda.
Kerang, tiram, simping termasuk dalam kelas ini. Hewan
ini mempunyai dua buah cangkang yang melindungi tubuh (cangkang setangkup).
Pelecypoda simetri billateral, tapi tidak dapat bergerak dengan cepat. Hewan
ini bergerak dengan menjulur kan kaki otot yang besar melelui celah antara dua
cangkang. Semua anggota kelas ini memperoleh makanan dengan menyaring makanan
dari air yang masuk kedalam rongga mantel.
Pelecypoda dapat dimakan. Mutiara dihasilkan oleh species
tertentu. Yang merugikan adalah teredo, yang dapat merusak dermaga dan perahu.
Cangkang teredo dapat dipergunakan untuk mengebor bagian kayu yang terendam air
laut.
2.
Kelas
Gastropoda
Gastropoda merupakan kelas yang terbesar dari moluska. Siput dan siput tak bercanggkang termasuk dalam kelas
ini. Siput bercanggkang tunggal dan spiral. Siput dewasa tidak menunjukan
simetri bilateral tetapi larvanya simetri bilateral.
Gastropoda mempunyai lidah yang panjang dan sempit yang
ditutupi deretan gigi kecil. Lidahnya disebut radula. Hewan ini mempunyai
kepala dan dua pasang tentakel.
Pada ujung tentakel terdapat mata. Sebagian besar spesies
gastropoda hidup di laut tetapi beberapa hidup di air tawar bahkan ada yang
hidup di darat. Yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru. Siput tak
bercangkang dapat ditemukan di laut dan di darat. Warna siput darat sederhana
namun siput tak bercangkang yang hidup di laut kebanyakan berwarna menyolok dan
indah. Beberapa
jenis gastropoda dapat dimakan. Kebanyakan
siput laut memakan pelecypoda. Bekecot
termasuk gastropoda yang merugikan pertanian. Berberapa siput merupakan inang
perantara bagi cacing.
3.
Kelas
Cepalophoda
Yang termasuk kelas ini misalnya gurita, cumi-cumi, dan
nautilus. Hewan ini mempunyai
kepala yang besar dan bermata sangat tajam. Pada kepala terdapat tangan-tangan
(delapan pada gurita dan sepuluh pada cumi-cumi) yang berguna untuk pergerakan
dan mencari mangsa. Mata cephalophoda dapat melihat dan berfungsi seperti
vertebrata. Hanya Nautilus lah yang bercangkang. Cangkang cumi-cumi kecil
berupa lempengan yang melekat pada mantel sedangkan gurita tidak bercangkang.
Cephalophoda merupakan anggota dari muluska.
Chephalophoda juga termasuk hewan terbesar dari semua invertebrata. Pernah
ditemukan gurita sepanjang 28 kaki dan cumi-cumi sepanjang 50 kaki. Cumi-cumi
dapat bergerak sangat cepat dengan cara menyemprotkan air dari bawah mantelnya.
Bila dalam bahaya cumi-cumi melarikan diri sambil menyemprotkan tinta berwarna
hitam bersama-sama dengan air yang digunakan untuk bergerak dan cairan ini akan
menghambat lawan. Gurita dan cumi-cumi dapat dimakan.
4.
Kelas
Scaphopoda
Scaphopoda merupakan kelas terkecil dari moluska. Hewan
ini mempunyai kebiasaan membenamkan diri di pasir pantai.
5.
Kelas
Amphineura
Contoh hewan yang termasuk kelas ini adalah Chilton dan
Neopilina. Chilton mirip siput tak bercangkang hidup di daerah pantai
cangkangnya terdiri dari bebarapa (biasanya delapan lempengan yang tersusun
secara tumpang tindih). Meskipun kelihatannya beruas-ruas tetapi organ dalamnya
tidak.
Neopilina disebut fosil hidup karena sebelum ditemukan
pada tahun 1957 hewan ini dianggap sudah punah sejak jutaan tahun yang lalu.
Moluska ini sangat menarik perhatian karena di samping memiliki sifat-sifat
moluska bagian dalamnya beruas-ruas. Karena susunan yang beruas-ruas seperti
Annelida dianggap bahwa annelida-annelida dan moluska mempunyai kerabat yang
dekat.
3. Anelida
1. Pengertian
Annelida
berasal dari kata annulus yang berarti cincin dan oidos yang berarti
bentuk.Dari namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk tubuhnya
bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang.Annelida dapat hidup di
berbagai tempat, baik di air tawar, air laut, atau daratan.Umumnya hidup bebas,
meskipun ada juga yang bersifat parasit.Filum Annelida terdiri dari cacing
berbuku-buku seperti cacing tanah.Perkembangan buku-buku badan ini memungkinkan
adanya pembentukan fungsi yang berbeda dalam ruas badan (segmentasi) yang
berbeda.Annelida memilikicoelom yang besar untuk mengakomodasi organ dalam yang
lebih kompleks.Terdapat sekitar 12,000 jenis di laut, air tawar dan daratan,
terbagi menjadi tiga kelas.
2. Struktur Tubuh
Annelida
adalah hewan triploblastik yang sudah mempunyai rongga sejati sehingga disebut triploblastik
selomata.Annelida memiliki sistem peredaran darah tertutup, dengan pembuluh
darah memanjang sepanjang tubuhnya serta bercabang-cabang di setiap
segmen.Annelida mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral, dengan tubuh
beruas-ruas dan dilapisi lapisan kutikula. Cacing ini terbagi sesuai dengan
ruas-ruas tubuhnya dan satu sama lain dibatasi dengan sekat (septum). Meskipun
demikian, antara ruas satu dan lainnya tetap berhubungan sehingga terlihat
bentuk seperti cincin yangterkoordinasi.Sistem saraf annelid terdiri dari
sebuah otak yang terhubungan denganserabut saraf ventral, dengan sebuah
ganglion di setiap segmen.Annelida memiliki sistem pencernaan yang lengkap
termasuk faring, lambung, usus, dan kelenjar pencernaan. Pengeluaran dengan
nefridia di setiap segmen mengumpulkan zat sampah dari coelom dan
mengekskresikannya keluar tubuh.
Klasifikasi Anelida
Annelida
adalah filum
luas yang terdiri dari cacing
bersegmen, dengan sekitar 15.000 spesies modern, antara lain cacing tanah
dan lintah.
Filum ini ditemukan di sebagian besar lingkungan basah, seperti air tawar
dan di laut.Panjang
anggotanya mulai dari di bawah satu milimeter sampai tiga meter.Annelida dibagi menjadi tiga kelas,
yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut
sedikit), dan Hirudinea.
1. Polychaeta
Polychaeta
(dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida
berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium)
dengan mata, antena, dan sensor palpus.Polychaeta memiliki sepasang struktur
seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen
tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh
darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas.Setiap
parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
Contoh,
Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna
cerah.Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea,
Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidiceoele(cacing wawo).
Kebanyakan
Polychaeta hidup di laut serta memiliki parapodia dan setae.Parapodia adalah
kaki seperti dayung (sirip) digunakan untuk berenang sekaligus bertindak
sebagai alat pernafasan.Setae adalah bulu-bulu yang melekat pada parapodia,
yang membantu polychaeta melekat pada substrat dan juga membantu mereka
bergerak.Cacing kerang, seperti Nereis adalah pemangsa yang aktif.Banyak yang
memiliki kepala yang berkembang baik, dengan rahang bagus, mata dan organ
peraba lainnya.
2. Oligochaeta
Oligochaeta
(dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan
annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki
seta pada tubuhnya yang bersegmen.Contoh :Oligochaeta yang paling terkenal
adalah cacing tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika
(Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex),
dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani).Cacing ini memakan
oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali
tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat
lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran
makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.
Oligochaeta
contohnya adalah cacing tanah, yang cenderung memiliki sedikit setae yang
bergerombol secara langsung dari tubuhnya.Cacing tanah memiliki kepala atau
parapodia yang kurang berkembang.Pergerakannya dengan gerak terkoordinasi dari
otot-otot tubuh dibantu dengan setae.
Cacing
tanah tinggal dalam tanah lembab, karena badan yang lemnan digunakan untuk
pertukaran udara.Cacing tanah adalah pemakan sampah yang mengekstraks sisa-sisa
bahan organic dari tanaha yang dimakan.Faring berotot menarik makanan ke mulut,
makanan yang sudah dicerna disimpan di tembolok lalu ke rempela.
Sistem
pembuangan (ekskresi) berupa tabung nephridia bergelung di setiap segmen dengan
dua lubang; satu corong bersilia yang mengumpulkan cairan coelom, dan satu
lainnya adalah lubang keluar tubuh.Antar dua lubang itu, tabung nephridia
membuang zat sampah dari saluran peredaran darah.Darah merah bergerak ke arah
dengan sebuah pembuluh darah dorsal dan dipompa oleh lima pasang jantung
(lengkung aorta) menuju pembuluh ventral. Cacing tanah bersifat hermaphrodit,
memilliki testis dengan saluran semen, dan ovarium dengan penerima
semen.Perkawinan dilakukan dengan melibatkan dua cacing yang saling parallel
dalam posisi berlawanan dan saling bertukar sperma.Setiap cacing memiliki
klitellum yang mengeluarkan lendir, untuk melindungi sperma dan telur dari
kekeringan.
3. Hirudinea
Hirudinea
merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki
arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.Panjang Hirudinea bervariasi dari 1
– 30 cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing.Pada
anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan
bergerak.Sebagian besar.
Hirudinea
adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah
vertebrata dan termasuk manusia.Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah
inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil
seperti siput.Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo
(lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik
(penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya
gigitan.Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah
yaitu hirudin.Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.
Kelas Hirudinea contohnya
lintah.Kebanyakan tinggal di air tawar, tetapai ada yang di laut atau
daratan.Setiap gelang tubuh memiliki beberapa alur mendatar.Lintah memunculkan
pengisap anterior kecil sekitar mulutnya dan pengisap posterior yang
besar.Meskipun beberapa diantaranya adalah predator yang hidup bebas,
kebanyakan adalah pemakan cairan.Pengisap darah dapat mencegah penggumpalan
darah dengan zat hirudin yang dikeluarkan dari ludah.
Reproduksi
Annelida
umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga
yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual
annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang
terpisah pada individu lain (gonokoris).
0 komentar:
Posting Komentar