BENTUK
PERMUKAAN SEL
Kita telah mempelajari kemikalia penyusun sel pada matakuliah kimia,
kimia organik, dan biokimia. Sekarang kita akan mempelajari kombinasi kemikalia
tersebut menjadi sebuah struktur kompak yang terdapat dalam sel mikroba.
Masing-masing struktur tersebut mempunyai fungsi berbeda.
Semua sel hidup dibedakan menjadi 2 yaitu sel prokariota (bernukleus
semu) dan sel eukariota (bernukleus sejati). Sel prokariota tidak memiliki
nukleus dan struktur berpembungkus membran kecuali membran sel. Karena tidak
memiliki nukleus, maka material genetik inti (DNA) tersuspensi di seluruh sel,
sehingga bentuk DNA bervariasi, bahkan terlihat 2 atau lebih (sesungguhnya
hanya 1). Sebaliknya, sel eukariota memiliki nukleus dan struktur berpembungkus
membran. Sel mikroba bervariasi ada yang prokariota ada pula yang eukariota.
Jumlah sel penyusun organisme juga bervariasi ada yang sel tunggal ada pula
yang sel banyak (multisel).
Di antara sel-sel prokariota, ternyata dapat dibedakan menjadi 2 kelompok
besar (domain) yaitu arkhaea dan bakteria. Konsep domain merupakan konsep
klasifikasi organisme terbaru yang diusulkan oleh Woese. Sel prokariota merupakan
sel terkecil diantara organisme. Sebagian besar sel prokariota berdiameter
0,5—2,0 mm.
Bandingkan dengan sel darah merah yang berdiameter 7,5 mm. Beberapa bakteri
berbentuk batang dan spiral, sehingga dapat mencapai panjang 60 mm
seperti pada sianobakteri dan bakteri spiral.
Biasanya bakteri memiliki 3 bentuk sel, yaitu bulat, batang, dan
lengkung. Bakteri bulat disebut coccus, bakteri batang disebut basillus, dan
bakteri lengkung terdiri dari 2 bentuk lengkung tunggal (koma) dan lenggung
ganda (spiral). Bakteri koma disebut vibrio dan bakteri spiral disebut
spirillum. Akan tetapi, terdapat bakteri yang berbentuk spindel atau ireguler.
Bentuk dan ukuran bakteri dapat berubah tergantung lingkungan dan nutrien
di sekitarnya. Jika bakteri ditumbuhkan pada media bernutrisi baik dan kaya,
maka ukuran bakteri dapat menjadi lebih besar dibandingkan ketika hidup di
media sederhana. Terkadang bakteri memiliki bentuk berbeda-beda ketika
ditumbuhkan pada media berbeda. Fenomena ini disebut pleimorfisme.
Aransemen sel-sel bakteri juga memberikan bentuk yang berbeda. Sel-sel
bakteri dapat teraransemen dalam bentuk rantai, tetrad, dan kluster (Gambar
3.1). Aransemen ini tergantung pola pembelahan sel. Jika pola pembelahan sel
satu arah lurus maka aransemen sel-sel berupa rantai baik pendek (diplococci)
atau panjang (rantai). Akan tetapi, jika pola pembelahan sel 2 atau 4 arah
lurus, maka aransemen sel-sel berupa tetrad atau kuboid. Jika pola pembelahan
sel tidak berpola, maka aransemen sel-sel berupa kluster.
PERMUKAAN LUAR SEL
Permukaan
luar sel bakteri gram negatif dan gram positif berbeda. Bakteri gram negatif
memiliki membran luar dan dinding sel yang tipis. Sebaliknya bakteri gram
positif tidak memiliki membran luar, tetapi dinding selnya tebal.
Dinding
Sel
Bakteri hidup di lingkungan yang lebih encer (lebih banyak air), sehingga
terdapat arus masuk air ke dalam sel. Hal ini mengakibatkan adanya tekanan air
menekan membran sel. Tekanan air terhadap membran sel disebut tekanan turgor.
Membran sel tidak mampu menahan tekanan turgor, sehingga bakteri memerlukan
struktur yang lebih kaku untuk menahan tekanan turgor. Struktur kaku tersebut
disebut dinding sel. Dinding sel terdapat di sebelah luar membran sel .
Gambar 3.8
Struktur sel bakteri gram positif Lysodeikticus yang telah membelah. Nukleoid (n) berbentuk
amorf, mesosom (m) merupakan invaginasi membran sel (cm), dinding sel (cw) yang
tebal dan berada di luar. Bar= 1mm
Pada bakteri dinding sel merupakan struktur lapisan di sebelah luar
membran sel (Gambar 3.8). Pada bakteri gram negatif dinding sel terdiri atas
beberapa lapis peptidoglikan dan membran luar, sedangkan dinding sel bakteri
gram positif terdiri atas berlapis-lapis peptidoglikan . Karena bagian terluar dinding sel bakteri
gram negatif adalah membran luar, maka pewarnaan gram menghasilkan warna pink.
Pink merupakan warna safranin yang mewarnai membran luar. Hal sebaliknya
terjadi pada bakteri gram positif yang bagian terluarnya adalah peptidoglikan,
hasil pewarnaan gram menghasilkan warna biru keunguan. Biru keunguan adalah
warna kristal violet yang mewarnai peptidoglikan.
Peptidoglikan
Dinding sel bakteri cukup kaku, karena mengandung peptidoglikan.
Peptidoglikan terdiri atas polimer selang-seling N-asetilglukosamin (NAG) dan
N-asetilmuramat (NAM) (Gambar 3.10) dengan ikatan b-1,4. Setiap
N-asetilmuramat berikatan dengan tetrapeptida. Tetrapeptida biasanya terdiri
atas L-alanin, D-glutamat, sembarang diamino, dan D-alanin (Gambar 3.11).
Polimer peptidoglikan yang satu berikatan dengan polimer peptidoglikan yang
lainnya melalui jembatan (ikatan) peptida. Dengan demikian struktur
peptidoglikan seperti suatu jaring yang membungkus membran sel.
Komposisi Kimia Dinding Sel Bakteri Gram
Positif
Ketebalan
dinding sel bakteri gram positif Bacillus
subtilis sekitar 33 nm, terdiri atas beberapa lapis peptidoglikan dan
senyawa non-peptidoglikan. Senyawa non-peptidoglikan dapat menyusun sampai 50%
dari berat kering dinding sel. Senyawa non-peptidoglikan tersebut adalah asam
teikoat, asam teikuronat, polisakarida, asam lipotekoat, glikolipid, dan asam
mikolat (Gambar 3.12).
Gambar 3.12 Permukaan sel bakteri gram
positif. Membran sel (MS) terdiri atas fosfolipid (FL), dan protein membran sel
(Pt & Ptb). Pada periplasmik (Per) dijumpai protein periplasmik (Pp).
Dinding sel (DS) terdiri atas polimer peptidoglikan (Pep), asam lipotekoat
(LTA), protein dinding sel (S), polisakarida (Ps), asam teikoat (Tei), dan asam
teikorunat (Te).
Komposisi Kimia Dinding Sel Bakteri Gram
Negatif
Dinding sel bakteri gram negatif lebih kompleks, karena terdapat membran
luar yang melindungi peptidoglikan. Struktur membran luar ini mirip dengan
membran sel. Hal yang membedakan kedua membran tersebut adalah membran luar
terdiri atas fosfolipid (lapisan dalam) dan fosfolipopolisakarida (lapisan
luar), sementara pada membran sel terdiri atas dwilapis fosfolipid (Gambar
3.13).
0 komentar:
Posting Komentar