PENGENDALIAN GULMA PADA BAWANG MERAH DENGAN HERBISIDA PENDIMETHALIN
Tanaman bawang merah merupakan
komoditas hortikultura yang tergolong sayuran rempah dan banyak dibutuhkan
terutama sebagai pelengkap bumbu masakan guna manambah cita rasa dan
kenikmatan.
Kebutuhan masyarakat terhadap
bawang merah akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk
dan daya belinya. Agar kebutuhannya
dapat selalu terpenuhi maka perlu diimbangi dengan peningkatan produksi dan
perbaikan mutu guna mencukupi permintaan.
Salah satu faktor penting dalam peningkatan produksi yaitu teknik
budidaya bawang merah yang baik.
Dalam hal teknik budidaya
kehadiran gulma merupakan salah satu faktor penghambat, karena dapat mengganggu
proses pembudidayaan tanaman. Kehadiran
gulma dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi dengan tanaman budidaya dalam
memperoleh unsur-unsur penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
seperti unsur hara, mineral, air, CO2, cahaya, dan ruang tumbuh, sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya penurunan hasil dan mutu tanaman.
Gulma yang tumbuh di sekitar
lahan budidaya akan menyerap unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga
asupan unsur hara tidak diterima secara utuh oleh tanaman bawang merah. Besarnya penurunan hasil yang diakibatkan oleh
kehadiran gulma menunjukkan pentingnya pengendalian dan pengelolaan gulma yang
baik agar produktifitas yang diinginkan dapat tercapai.
Terdapat beberapa cara untuk
mengendalikan gulma yaitu: (1) secara kultur teknis, (2) secara mekanis, (3)
secara biologis, dan (4) secara kimiawi.
Pengendalian yang banyak dilakukan yaitu dengan cara kimiawi menggunakan
herbisida, karena penggunaan herbisida memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan teknik pengendalian yang lain.
Keuntungan dari penggunaan herbisida
yaitu: (1) lebih cepat menekan pertumbuhan gulma, (2) lebih ekonomis, (3) lebih
efektif, dan (4) menghemat tenaga kerja dan waktu.
Salah satu herbisida yang digunakan yaitu pendimethalin
yang bersifat selektif dan sistemik.
Herbisida pendimethalin yang diaplikasikan secara pratumbuh akan
diabsorpsi dengan cepat oleh membran dan biji yang sedang berkecambah, tetapi
tidak segera ditranslokasikan karena translokasi dari akar ke tajuk sangat
sedikit.
Penggunaan herbisida pada lahan budidaya bawang merah akan mengakibatkan perubahan komposisi
gulma, karena herbisida yang digunakan hanya mampu mengendalikan gulma golongan
tertentu saja (selektif), gulma yang menjadi target sasaran akan terkendali,
sedangkan bagian vegetatif gulma yang masih tersisa dalam tanah akan
berkecambah dan tumbuh kembali menjadi gulma baru. Selain itu perubahan komposisi gulma juga
dikarenakan gulma memiliki tanggapan dan kecepatan tumbuh yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya.
Bawang merah termasuk tanaman
sayuran yang dalam hal pengendalian gulmanya memerlukan perlakuan yang sedikit
berbeda dibandingkan tanaman lainnya.
Selain jarak tanam yang relatif rapat, keadaan fisiologis tanaman bawang
merah juga mempengaruhi perlakuan dalam hal pengendalian gulma, seperi tinggi
tanaman yang tidak terlalu tinggi, batang dan daun bawang merah sulit atau
bahkan tidak bisa dibedakan. Hal inilah
yang juga menjadi perhatian saat akan dilakukan pengendalian gulma pada lahan
budidaya bawang merah selain faktor lingkungan seperti keadaan iklim di sekitar
lahan budidaya, sifat fisika dan kimia tanah lahan budidaya, dan keadaan gulma
yang akan dikendalikan.
Karena sifatnya yang sistemik
dan selektif serta mudah diabsorpsi oleh akar tumbuhan, maka herbisida
pendimethalin dipilih untuk menjadi salah satu herbisida yang digunakan untuk
mengendalikan gulma pada lahan budidaya bawang merah. Hal ini disebabkan karena pada lahan budidaya
bawang merah terdapat jenis gulma yang berbeda-beda dan diharapkan pendimethalin
mampu untuk mengendalikan gulma dengan jenis yang berbeda-beda tersebut.
Are you importing Herbicide, Fungicide, Insecticide, PGR? We produce and supply them. bradly@ecosfarm.com www.ecosfarm.com Skype: zhao.bradly