KHAMIR DAN CENDAWAN
Komposisi kimia membran sel fungi di
duga terdiri dari senyawa sterol,protein (dalam bentuk molekul-molekul yang
amorf) serta senyawa pospolipit di samping nukleus sering kali terlihat
bentuk-bentuk ultra struktur misalnya : mitokondria, reticulum endoplasma,
ribosom, apparatus golgi, mikrobodies (peroksisom, glikosisom, hidrogenesum dan
lisosom).
Ø Mitokondria
: terdapat pada sitoplasma sel fungi berbentuk lingkaran, oval atau memanjang.
Ø Ribosom
: terdapat dalam sitoplasma tetapi ada juga yang terikat pada permukaan
reticulum endoplasma atau pada membrane nukleus.
Ø Apparatus
golgi : mempunyai banyak peran antara lain ; memproses dan menyekresikan
glikoprotein yang akan menjadi bagian dari dinding sel, ekskresi bahan
ekstraseluler, cell coat pada pembelahan spora dari suatu sitoplasma yang
multinukleat, menghasilkan vesikel yang berperan dalam pertumbuhan dinding sel.
Ø Mikrobodies
: peroksisom (mengandung katalase), glikosisom (mengandung enzim-enzim yang
terlibat dalam oksidasi asam lemak dan dalam siklus glio-oksalat), lisosom
(mengatur pemecahan komponen sel).
A.
CENDAWAN
Ø
Di sekitar kita terdapat
aneka makanan yang terbuat dari fungi atau cendawan, contohnya : tempe, oncom,
keripik jamur merang dan sop jamur kuping. Selain sebagai sumber bahan pangan,
cendawan juga mempunyai peranan penting dalam bidang pertanian.
Ø
Ciri dan sifat Fungi atau
Cendawan
Ciri-ciri Cendawan secara umum ialah makhluk hidup eukariotik,
heterokariotik atau tidak memiliki klorofil memperoleh nutrisi melalui absorsi
dan energy simpanannya berupa glikogen. Cendawan mempunyai struktur somatic
bersel satu atau banyak (multiseluler), kebanyakan berupa hifa dengan komponen
utama dinding selnya ialah zat kitin, serta berkembang biak secara seksual
danaseksual dengan membentuk spora. Cendawan tidak memiliki klorofil seperti
tumbuhan sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis dan menyimpan
karbohidratnya dalam bentuk glikogen bukan pati seperti pada tumbuhan. Cendawan
tidak menelan dan mengunyah makanan seperti pada hewan, melainkan merombak
makanannya diluar tubuh secara enzimatik dan diserap melalui hifa. Cendawan
memiliki inti sel yang terbungkus membran. Hidupnya bersifat heterotrof dengan
menggunakan bahan organik yang tersedia.
Gambar.
Cendawan Ustilago maydis
Struktur somatic
cendawan multiseluler tersusun atas benang-benang yang disebut hifa. Hifa
merupakan tabung-tabung kecil berisi sitoplasma dan nucleus. Dinding sel hifa
umumnya tersusun atas kitin. Kumpulan hifa akan membentuk jalinan yang disebut
miselium. Beberapa jenis cendawan memiliki hifa dengan sekat-sekat melintang
yang dinamakan septa. Hifa yang memiliki sekat dinamakan hifa bersekat atau
bersepta.
Adapun hifa yang tidak memiliki sekat dinamakan
asepta atau senositik. Hifa senositik memiliki banyak inti. Pada cendawan yang
hidup sebagai parasit terdapat hifa yang mengalami modifikasi menjadi haustoria.
Haustoria adalah hifa yang berfungsi sebagai organ penyerap makanan atau
menempel pada inang. Selain menyerap makanan hifa dapat berkembang membentuk
struktur reproduksi.
Gambar.
Struktur somatic cendawan berupa sel tunggal (a), hifasptat (b) dan hifa
aseptat (c).
v Struktur Hifa Cendawan
Hifa cendawan juga berbentuk tabung, akan
tetapi jumlah inti dalam satu kompartemen lainnya dua hifa. Hifa demikian di
sebut hifa yang dikariotik. Basidyomicota mempunyai 3 macam hifa dalam hidupnya
yaitu : hifa primer, skunder dan tersier
Pembentukkan hifa
sebagai berikut :
Ø Hifa
primer ; apabila suatu Basidiospora jatuh pada substrat yang sesuai untuk
hidupnya maka spora tersebut akan tumbuh menjadi tabung yaitu hifa berinti
banyak selanjutnya segera akan terbentuk sejumlah septum yang membagi hifa
tersebut menjadi kompartemen-kompartemen yang berisi hanya 1 inti. Hifa
demikian di sebut hifa yang homokariotik atau hifa primer.
Ø Hifa
skunder : hifa homokariotik yang kompafibel akan saling mendekat contoh: hifa
(+) dan hifa (-) yang masing-masing berinti (+) dan (-). Pada tempat kedua hifa
yang homokariotik bersentuhan akan terjadi lisis dinding sel sehingga terjadi
hubungan sitoplasma antar kedua hifa tersebut selanjutnya inti (+) akan masuk
ke dalam hifa (-) atau dapat juga inti (-) masuk ke dalam hifa (+). Inti (+)
yang sudah masuk ke dalam hifa (-) akan membelah diri sejumlah kali dan
anak-anak inti yang terbentuk akan bergerak ke kompartemen-kompartemen yang
lain melalui pori septum sampai seluruh kompartemen hifa mempunyai 2 inti yaitu
1 inti (+) dan 1 inti (-). Hal yang sama terjadi bila inti (-) masuk ke dalam
hifa (+) yang mempunyai inti (+). Hifa yang mempunyai 2 inti ini di sebut hifa
dikariotik atau hifa hetero kariotik atau hifa skunder.
B.
KHAMIR (YEAST)
1. Sejarah Penggunaan Khamir (Yeast)
Dalam Makanan
Khamir (yeast) merupakan
jasad renik (mikroorganisme) yang pertama yang digunakan manusia dalam industri
pangan. Orang-orang Mesir zaman dahulu telah menggunakan yeast dan
proses fermentasi dalam memproduksi minuman beralkohol dan membuat roti pada
lebih dari 5000 tahun yang lalu.
Setelah ditemukannya mikroskop Louis
Pasteur pada akhir tahun 1860 menyimpulkan bahwa yeast merupakan mikroba hidup
yang bertindak sebagai agen dalam proses fermentasi dan digunakan sejak zaman
dahulu untuk menaikan adonan roti. Tidak lama setelah penemuan tersebut,
dilakukan upaya untuk mengisolasi yeast secara murni. Dengan kemampuan ini
mulailah dilakukan produksi yeast secara komersial untuk keperluan pembuatan
roti. Jenis yang dikembangkan adalah Saccharomyces cerevisiae yang
disebut dengan Baker’s yeasts.
Sejak saat itu, perusahan roti,
minuman dan para ahli mulai berupaya untuk memproduksi strain murni yeast yang
tepat untuk keperluan industri yang disesuaikan dengan rasa dan keperluan
kualitas serta karateristik lainnya. Sedangkan di Indonesia yang dikenal dengan
ragi untuk tape sebenarnya ada yang tidak murni dari jenis yeast saja akan
tetapi dicampur dengan jenis bakteri dimana disesuaikan dengan kebutuhan produk
yang akan dihasilkannya.
2.
Hifa
Kamir
Kamir merupakan fungi uniseluler
dapat bersifat dimorfistik (memiliki 2 fase dalam siklus hidupnya) bergantung
pada keadaan lingkungan yaitu fase hifa kamir (membentuk misellium) dan fase
kamir (membentuk sel tunggal).
Kamir dapat membentuk hifa palsu
atau (pseudophypha) yang tumbuh menjadi misellium palsu atau (pseudomycellium)
dan ada pula sejumlah kamir yang dapat membentuk misellium sejati misalnya : Tricospous sp. Pseudomisellium
adalah sel-sel tunas kamir yang memanjang dan tidak melepas diri dari sel
induknya sehingga saling berhubungan pembentuk rantai misalnya pada Candida sp, Kluyveromyces sp.
3.
Struktur
Dinding Hifa Kamir
Bagian paling dalam dari dinding
sel kamir (Sacharomyces cerevisiae)
terdiri terutama dari senyawa (1-3) glukan dengan
beberapa cabang yang di gabung dengan ikatan (1-6) glukan tersebut
membentuk suatu jaringan mikrofibril dan bertanggung jawab mempertahankan
bentuk dari sel kamir.
Bagian dinding sel kamir yang paling luar
terdiri dari senyawa (1-6) manar dengan
cabang-cabang (1-3) dan (1-2) manar umumnya
terikat pada protein. Manar yang paling luar membawa kelompok fosfat. Manar
menggantikan peran kitin dan glukan. Kitin di temukan pada septum primer dan
pada scar pertunasan kamir serta dalam jumlah yang sangat sedikit sepanjang
bagian dalam dinding sel. Begitu pula senyawa lipid yang terdapat pada lapisan
dalam dari permukaan dalam dinding sel berfungsi untuk mencegah kekeringan.
4. Kharakteristik Dan Morfologi Khamir
Yeast adalah salah satu mikroorganisme
yang termasuk dalam golongan fungi yang dibedakan bentuknya dari mould
(kapang) karena berbentuk uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama
dengan cara pertunasan. Sebagai sel tunggal yeast tumbuh dan berkembang
biak lebih cepat dibanding dengan mould yang tumbuh dengan pembentukan
filamen. Yeast sangat mudah dibedakan dengan mikroorganisme yang lain
misalnya dengan bakteri, yeast mempunyai ukuran sel yang lebih besar dan
morfologi yang berbeda. Sedangkan dengan protozoa, yeast mempunyai
dinding sel yang lebih kuat serta tidak melakukan fotosintesis bila
dibandingkan dengan ganggang atau algae. Dibandingkan dengan kapang
dalam pemecahan bahan komponen kimia yeast lebih efektif memecahnya dan
lebih luas permukaan serta volume hasilnya lebih banyak.
Yeast dapat dibedakan atas dua kelompok
berdasarkan sifat metabolismenya yaitu bersifat fermentatif dan oksidatif.
Jenis fermentatif dapat melakukan fermentasi alkohol yaitu memecah gula
(glukosa) menjadi alkohol dan gas contohnya pada produk roti. Sedangkan
oksidatif (respirasi) maka akan menghasilkan CO2 dan H2O.
Keduanya bagi yeast adalah dipergunakan untuk energi walaupun energi
yang dihasilkan melalui respirasi lebih tinggi dari yang melalui fermentasi.
Dibandingkan dengan bakteri, yeast
dapat tumbuh dalam larutan yang pekat misalnya larutan gula atau garam
lebih juga menyukai suasana asam dan lebih bersifat menyukai adanya oksigen. Yeast
juga tidak mati oleh adanya antibiotik dan beberapa yeast mempunyai
sifat antimikroba sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan mould.
Adanya sifat-sifat yang tahan pada lingkungan yang stress (garam, asam dan
gula) maka dalam persaingannya dengan mikroba lain yeast lebih bisa hidup
normal.
5. Kelompok Khamir (Yeast)
a. Kelompok yeast sejati (True
yeasts)
Kelompok yeast sejati pada
dasarnya termasuk kedalam kelas Ascomycetes, dengan ciri memiliki spora.
Termasuk kedalam kelompok ini adalah berbagai spesies Saccharomyces,
Schizosaccharomyces, Zygosaccharomyces, Pichia, Hansenula, Debaryomyces dan
Hanseniaspora. Sedangkan pada kelompok jenis yeast sejati ini
spesies yang umum digunakan dalam industri adalah Saccharomyces cerevisiae
yaitu untuk pembuatan roti, minuman beralkohol, glyserol dan enzim
invertase.
b. Kelompok yeast yang liar (wild
yeast)
Kelompok yeast ini tidak mempunyai
spora. Yeast liar ini pertumbuhannya terkadang diharapkan ada yang tidak
diharapkan dalam suatu fermentasi. Termasuk dalam kelompok yeast ini adalah Candida,
Torulopsis, Brettanomyces, Rhodotorula, Trichosporon dan Kloeckera.
0 komentar:
Posting Komentar