A. Penutup tubuh
Pada tubuh semua jenis hewan memiliki
penutup untuk menahan protoplasma di dalamnya, untuk memberikan perlindungan
fisik, dan untuk mengeluarkan organisme penyebab penyakit. Banyak protozoa
(contohnya amoeba) hanya diseliputi membran sel yang halus, sedangkan protozoa
lain (paramecium) juga memiliki pelikula elastis yang kuat. Semua hewan
multiseluler dilindungi oleh jaringan,epidermis. Pada banyak invertebrata
bertubuh lunak yang hidup di air atau lingkungan lembab di darat, dan pacet,
epidermis terdiri atas satu lapis sel. Epidermis pada banyak cacing
menyekresikan kutikula nonseluler eksternal sebagai perlindungan tambahan: pada
cacing, kutikula ini bersifat lembut, tetapi resisten pada cacing hati, cacing
pita dan cacing gilik. Pada serangga, siput, dan beberapa hewan lainnya,
epidermis menyekresikan kerangka luar atau cangkang.
Penutup tubuh artropoda darat terdiri
atas kutikula dan biasanya terdapat juga satu lapis tipis lilin, dengan
demikian mereka menahan kehilangan cairan tubuh. Penyusun seperti ini, dengaan
adaptasi lain untuk hidup diudara, memungkinkan serangga, laba-laba, dan
kelompoknya untuk menempati lingkungan kering.
Penutup tubuh vertebrata adalah kulit,
atau integumen, mengandung epidermis dilapisan luar diatas lapisan dermis yang
mengandung pembuluh darah, saraf, dan pigmen. Pada ikan,epidermis yang tipis
tersebut mengandung banyak kelenjar yang menghasilkan lender untuk melumasi
bagian luar tubuh. Hiu dan ikan pati memiliki sisik yang terpapar yang
terlindungi oleh imail, dan sebagian besar ikan bertulang di lindungi oleh
sisik dermail yng melapisi tubuh. Vertebrata darat (amfibi hingga mamalia)
memiliki epidermis berlapis yang terdiri atas beberapa lapis sel. Lapisan
paling luar mengeras, atau mengandung zat tanduk, sebagai penutup yang lebih
tahan dan secara terus-menerus terbarui karena pertumbuhan lapisan baru dari
bagian dasar epidermis. Kulit amfibi memiliki kelenjar dan lembab, seperti pada
katak. Pada reftil, burung, dan mamalia bagian yang mengandung zat tanduk
bersifat kering dan lebih kuat, semakin baik untuk bertahan pada lingkungan
kering. Lapisan tersebut juga membatasi kehilangan kelembapan karena evaporasi
dan dengan demikian melestarikan cairan tubuh. Kulit reftil biasanya mengandung
sisik dermal yang memberikan tambahan pelindung fisik, dan pada kadal serta
ular bagian luar yang berzat tanduk mengalami penggantian kulit pada interval
waktu tertentu. Burung ditutupi oleh bulu, bulu bersifat kering dan merupakan
produk berzat tanduk yang tidak hidup dari epidermis yang menyekat tubuh,
memberikan kontur bentuk tubuh eksterior ramping, dan membuat permukaan luas pada sayap
dan ekor yang digunakan untuk terbang. Kulit mamalia diliputi oleh rambut, jenis
lain dari produk epidermis berzat
tanduk, juga memberikan penyekatan. Bulu dan rambut digantikan pada
waktu-waktu tertentu dengan cara pergantian kulit lama dan pertumbuhan penutup
baru.
Hanya burung dan mamalia dengan penutup
tubuh yang penahan panas yang merupakan hewan” berdarah panas” (homoiotern)
seperti katak, suhu tubuh yang diatur.
Hewan yang lain “berdarah dingin” (poikilotern) seperti katak, suhu hewan ini
mendekati suhu lingkungan tempat mereka hidup. Anjing laut, paus, dan mamalia
akuatik lainnya memiliki lapisan lemak (blubber) yang tebal dibawah kulit untuk
mengisolasi tubuh mereka dari kehilangan panas di dalam air. Kulit manusia
mirip dengan kulit mamalia lainnya, tetapi hanya sedikit berambut disebagian
besar bagian tubuh. Evaporasi melalui keringat yang disekresikan oleh kelenjar
keringat membantu mendinginkan dan mengatur suhu tubuh pada lingkungan yang
panas.
Produk
epidermis berzat tanduk yang lain terdiri atas tanduk sapi dan domba (tetapi
bukan pada tanduk rusa yang berkalsium karbonat);cakar, kuku, teracak, dan
bantalan bezat tanduk dikaki pada berbagai jenis vertebrata darat; paruh dan
penutup tulang kering pada burung;serta sisik besar dibagian besar dibagian
luar cangkang kura-kura material berzat tanduk
merupakan protein yang sangat sulit larut. ( keratin), cukup tahan lama, dan tahan terhadap
disintegrasi kimia. Berapa keratin yang lain merupakan penutup tubuh berzat telur
ikan dan berzat tanduk spons mandi dan sea fan (coelenterata).
Alat pelindung penting pada penutup
tubuh dan banyak hewan adalah terdapatnya zat warih atau pigmen tersebut
(kamuflase), kepadatan dan perluasan
pigmen (untuk melindungi dari sinar matahari.
B.Sistem
kerangka
Semua hewan pada beberapa filum dan beberapa
hewan pada sebagian besar filum memiliki rangka atau kerangka kuat, yang
memberikan penyokongan fisik dan perlindungan bagi tubuh serta sering
menyediakan permukaan untuk pelatakan otot. Namun, kerangka tidak benar- benar
dibutuhkan karena banyak invertebrata
akuatik dan beberapa hewan darat
tidak memilikinya. Bagian kerangka pada artropoda dan vertebrata untuk membentuk embelan sendi yang berperan sebagai
tuas untuk pergerakan. Pada kasus
seperti itu terdapat hubungan erat yang saling menguntungkan dalam hal struktur
dan fungsi antara bagian kerangka dengan otot, hingga interaksi keduanya
semakin efisien.
Kerangka dapat berupa cangkang atau penutup
tubuh eksternal yang lain (eksoskeleton), seperti pada bunga karang, mollusca,
dan artropoda atau penutup tubuh internal (endoskeleto) seperti pada
vertebrata. Kerangka bersifat kekal pada
bunga karang, pada banyak mollusca, dan pada hewan lainnya, tetapi membentuk
sendi dengan berbagai macam cara dan dapat di gerakkan pada echinodermata artropoda, dan vertebrata.
Eksoskeleton yang berperan sebagai baju
baja untuk mempertahankan diri terdapat pada fosil hewan seperti trilobita,
ostrakoderma primitif seperti ikan, ambieberfibi awal (labyrintbodont),dan
beberapa septi purba (dinosaurus); eksoskeleton juga terdapat pada brachiopoda
hidup, sebagian besar mollusca,remis, beberapa ikan, kura- kura, dan armadilo.
Eksoskeleton
membatasi ukuran terbesar suatu hewan
dan dapat menjadi begitu berat sehingga organisme tersebut harus tetap tidak berubah. Hal ini karena
otot bagian dalam tidak dapat cukup besar dan kuat untuk menggerakkan rangka
yang berat. Kerangka dalam vertebrata menghasilkan pembatasan yang jauh lebih
sedikit, dan beberapa vertebrata dapat mencapai ukuran yang sangat besar; vertebrata tersebut termasuk brontosaurus dan reptil fosil lainnya serta
gajah dan badak yang masih ada sampai sekarang dan. Beberapa hiu dan paus, yang
beratnya sebagian di topang oleh air, bahkan memiliki ukuran yang lebih besar.
menyekreksikan atau sebaliknya membentuk kerangka
dari zat kapur (kalsium karbonat), silika, atau zat organik, sering dengan pola
yang rumit. Spons menyekresikan batang mikroskopis (spikula) di bagian dalam
atau serabut dari jenis material yang sama. rac bunga karang, brachiopoda,
echinodermata, dan mollusca sebagian besar tersusun atas zat kapur (CaCo3) dan
bertahan sepanjang hidup suatu individu, tumbuh di bagian tepi dan menebal
seiring dengan bertmbahnya usia. Semua artropoda –crustacea, insecta, dan lain
yang –tertutup seluruhnya oleh eksoskeleton bersendi dari zat organik yang
mengandung kitin ( par.22-2). Eksoskeleton ini fleksibel di bagian persendian
antara segmen tubuh dengam embelan, tetapi lebih kaku di bagian yang lain. Pada
kepiting dan crustacea yang terkait, penutup bagian luar tubuh di perkuat oleh
tumpukan garam berzat kapur di bagian dalam yang menghasilkan “ lapisan kulit”
yang keras.
Embelan berjumlah satu pasang per segmen
(somite) tubuh atau lebih sedikit dan berkembang dengan berbagai macam cara
menjadi antena sensorik, rahang atau
bagian mulut yang lain, dan kaki untuk berjalan atau berenang oleh karena
kerangka artropoda pada saat mengeras tidak dapat mengembang hewan ini
mengalami pergantian penutup tubuh lama dalam jangka waktu tertentu untuk
memungkinkan terjadinya pertumbuhan; bagian –bagian tubuh membesar dengan segera setelah pergantian
penutup tubuh , sebelum penutup tubuh yang baru mulai mengeras.
Cacing akuatti hidup,kotak yang di bangun
dari puing-puing di bagian besar perairan oleh protozoa dan beberapa larva searngga tertentu, serta cangkang siput kosong yang digunakan oleh kepiting
yang hidup sendiri semuanya berfungsi sebagai eksoskeleton pelindung.
Kerangka vertebrata. Rangka dalam memiliki
pola dasar umum dengan bagian utama terlihat pada katak (par. 2-7). Rangkaian perkembangan dari
cyclosmata sampai mamalia dapat dilacak. Walaupun terdapat banyak sekali perbedaan
dalam hal ukuran dan bentuk bagian –bagian kerangka tersebut serta dalam hal
ada tidak adanya unsur-unsur tertentu. Bagian penting dalam vertebrata darat di
berikan pada tabel 4-1 kerangka menyanga tubuh, memberikan tempat melekat bagi
otot, dan menyediakan tempat bagi otak serta sum sum tulang belakang, pada
semua vertebrata,kecuali cyclostomata dan
kerangka terdiri atas rangka untuk rahang dan sirip atau tangkai yang
berpasangan. Kerangka tersusun atas katilago hialin pada cyclostomata dan hiu
dewasa dan pada embrio dari semua
vertebrata tingkat tinggi, tetapi pada ikan bertulang dan mamalia dewasa,
kerangka sebagian besar terdiri atas tulang dengan kartilago di atas permukaan
sendi dan di beberapa tempat lainnya. Bagian- bagian kerangka bertambah
besar secara berangsur-angsur karena pertumbuhan pada bagian ujung atau
tepi.
Kolumna verebralis (tulang belakang). Pada
semua chordata, unsur kerangka yang pertama muncul pada embrio adalah batang
berbentuk ramping, tidak bersegmen, dan berlatin, notokerda, yang memanjang di
sepanjang sumbu tubuh antara saluran pencernaan dan sum sum tulang belakang.
Jadi, notokorda tetap terdapat pada amphioxus dan cyclostomata, tetapi pada
ikan dan jenis yang lebih tinggi notokorda kemudian dikelilingi dan di gantikan
tulang belakang, atau kolumna spinalis, dari vertebrata yang terpisah. Setrum
yang seperti gulungan dari setiap
vertebrata memiliki lenkung saraf
dorsal untuk menutupi sumsum tulang belakang. Di ekor ikan, setiap tulang
belakang juga memiliki lengkung hemal vetral di sekeliling arteri dan vena
utama; lengkung ini menyebar didalam atau bagian batang tubuh dan membentuk
struktur seprti tulang rusuk yang melindungi organ dalam. Pada vertebrata
darat, setrum mengandung sepasang prosesus transversus sebagai tempat pelekatan tulang rusuk sejati dari hewan
tersebut ( kecuali katak) . pada ujujung yang lain dari setrum terdapat dua
prosesus artikularis dengan mana satu tulang belakang dapat berputar dengan
mudah pada prosesus tersebut secara langsung di depan dan di belakang.kolumna
vertebralis ikan hanya terdiri atas bagian badan dan ekor, tetapi sala mander,
reptil, dan mamalia memiliki lima bagian: leher, atau servikal; atau torakal;
dan tulang rusuk; pinggang, atau lumbal;
kelangkang; atau sakral, bergabung
dengan gelang bahu- panggul; dan ekor,
atau kandal. Vertebata kaudal hanya terdapat beberapa pada manusia dan burung.
Vertebrata bertubuh panjang yang berenang
memiliki banyak tulang belakang dan semua hampir sama, seperti yang
terlihat pada belut dan ikan yang mirip, beberapa salah mander (siren), reptil
fosil tertentu, dan paus. Ular hidup yang secara harfiah berenang di darat
memiliki banyak tulang belakang . tulang rusuk
vertebrata dan biasanya bergabung di bagian vetral dengan tulang dada,
atau sternum, tetapi tulang ini tidak terdapat pada ular . sternum burung
memiliki lunas dada besar di bagian tengah sebagai tempat menempel otot terbang
yang kuat.
Tengkorak. Struktur tengkorak, yangy membentuk rangka kepala vertebrata, di mulai
sejak embrio sebagai kartilago dan terdiri atas (1) kranium, atau kotak otak, yang menyimpan otak; (2) tiga pasang kapsul
indra unruk organ penciuman, penglihatan, dan pendengaran;serta (3) kerangka
viseral, yaitu rangkaian lengkung tulang berpasangan yang menyusun rahang,
menyokong lidah (aparatus hioid ), dan menyokong daerah insang. Struktur ini
berada pada tahap seperti ini pada hiu dan ikan pati dewasa, tetapi pada ikan
bertulang dan hewan yang lebih tinggi, kranium berkartilago ini di gantikan dan
banyak tulang keras; selain itu kapsul dan rahang atas menjadi tergabung dengan
lebih sempurna pada kranium. Pada vertebrata darat, bagian lengkung viseral di gunakan untuk keperluan lain. Bentuk umum dan struktur
terinci tengkorak berbagai macam vertebrata dewasa berabeda –beda, dan
studi perbandingan dari ikan sampai mamlia menunjukkan banyak perbedaan,
termasuk berkurangnya jumlah tulang;
namun,terdapat pola kontinuitas dasar pada keseluruhan rangkaian.
Tungkai. Cyclostamata tidak memiliki
embelan lateral, tetapi hiu dan ikan bertulang memiliki dua pasang,sirip
pektoral dan pelvik, dengan unsur tulang yang terkandung dalam jari-jari sirip.
Setiap pasangan ditopang oleh rangka, atau gelang. Vertebrata darat memiliki dua pasang tangkai sebagai pengganti
sirip, dan tangkai tersebut ditopang oleh gelang pektoral dan pelvis, secara
khas berujung di lima jari, atau digit. Tulang-tulang menyatu pada gelang pektoral dan gelang pelvis serta tangkai
merupakan homolog dari amfibi sampai mamalia, walaupun termodifikasi dengan
berbagai cara untuk adaftasi cara hidup khusus hilangnya digit, peleburan
tulang lain. Dan reduksi atau kehilangan seluruh sirip, tungkai, serta gelang
pektoral dan pelvis terjadi pada berbagai macam vertebrata. Beberapa salamander
hanya memiliki empat atau tiga jari di setiap kaki,dan tidak ada burung hidup
yang memiliki lebih dari tiga “ jari tangan” atau empat jari kaki. Pengurangan
jumalah jari kaki terjadi pada banyak mamalia, kuda menjadi contoh kasus yang eksrem, dengan hanya satu jari kaki
yang fungsional pada setiap kaki. Radius dan ulna serta tibia dan fibula
melebur pada banyak spesies yang
memiliki sedikit gerak rotasi pada tungkai. Tungkai dan digit jauh berkurang
pada beberapa salamander dan kadal serta tidak terdapat pada beberapa kadal dan semua ular. Hiu dan
hewan dari ordo sirenia tidak memiliki tungkai belakang, dan pada kelompok
ikan, belut tidak memiliki sirip pelvik.
Bekas tungkai atau gelang pektoral dan gelang pelvis pada paus, ular boa, dan vertebrata lain yang tidak
bertungkai mengindikasikan bahwa hewan tersebut diturunkan dari nenek moyang
yang bertungkai.
Sistem muskular
Kemampuan untuk berkontraksi merupakan karakteristik pokok dari
protoplasma, tetapi pada sebagian besar hewan, kontraksi yang menyebabkan
perubahan bentuk dan pergerakan dihasilkan oleh fibril atau jaringan otot khusus ( par.3-23). Sebagian
besar hewan multiselular yang mampu bergerak memiliki kumpulan otot yang saling
berlawanan untuk melakukan gerakan tersebut.
1. Invertebrata
Protozoa sederhana seperti amoeba dapat
berkontaraksi atau memanjangkan tubuh satu selnya ke segala arah protozoa lain
yang memiliki strtuktur yang lebih terpesialisasi seperti vorticella bertangkai
memiliki fibril kontraktil ( mionem). Dinding tubuh coelenterata mengandung sel
epiteliomuskular berbentuk dengan
serabut kontraktil di bagian dasaranya;
sel ini terdapat dalam sel yang berlawanan pada dinding tubuh dapat direduksi. Cacing pipi biasanya memiliki
serabut otot dalam tiga arah- longitudinal , transversal, dan dorsoventral;
kontraksi otot tersebut pada salah satu bidang akan mendorong tubuh yang halus,
tetapi terisi oleh cairan untuk memanjang ke arah lain, mirip dengan lidah
manusia yang dapat digerakkan. Pada cacing gilik sel otot sedikit mirip denan
sel otot pada coelenterata, tetapi semua
lurus terhadap dinding tubuh dan sejajar terhadap sumbu utama tubuh.
Konertrksi serabut yang berselang-seling
di sepanjang sisi tubuh yang berlawanan memungkinkan cacing untuk menekuk dan
melurusukan tubuh, tetapi ia tidak dapat memutar dan memanjangkan tubuh dengan
bebas. Pada cacing tanah dinding tubuh terdiri atas dua lapis otot, lapisan
luar yang berbentuk melingkar dan lapisan dalam yang membuur. Kontraksi lapisan
luar menyebabkan tubuh yang terisi air memanjang, dan aksi otot longitudinlal
memendekkannya. Crustacea serangga, dan artropoda lain merupakan satu satunya
invertebrata yang menyimpang dari susunan lapisan otot tersebut; mereka
memiliki otot yang terpisah- ukuran, susunan, dan perlekatan bervariasi- yang
menggerakkan segmen tubuh dan
bagian kaki yang bersendi serta embelan lainya.
Otot ini terikat pada permukaan dalam eksoskeleton dan beraksi terhadap sendi
engsel di antara bagian-Bagian yang berdekata. Seekor ulat dapat memiliki 2.000
otot yang terpisah.
2.Vertebrata
Otot pada vertebrata
melekat pada bagian- bagian kerangka. Pada vertebrata yang berbentuk seperti
ikan- siklostomata sampai amfibi yang beringsang permanen- dan reptil yang
tidak bertungkai otot-otot secara dominan bersegmen-segmen. Mereka berselang-
seling dengan tulang belakang dan memberikan gerakan seperti ombak dengan dan
memberikan gerakan seperti ombak dengan mana hewan
berjalan. Pada vertebrata darat, dari katak sampai mamalia, otot-otot yang tidak
bersegmen-segmen yang menggerakkan tungkai dan kepala memiliki ukuran lebih
besar serta lebih penting. Namun , pada hewan yang lebih tinggi, beberapa otot
yang bersegmen-segmen tetap ada, di antara tulang belakang dan tulang rusuk
serta pada otot rektrus abdominis dinding tubuh vetral. Kontraksi otot dikendalikan
oleh lempeng akhir serabut saraf motorik
yang melekat pada tersebut otot.
3.Otot
dan saraf
Pada hewan hidup, kontrksi ( pemendekan) otot
di hasilkan dari impuls yang melintas dari sistem saraf pusat di sepanjang
saraf. Hal ini dapat didemontrasikan dengan preparat otot-saraf seperti saraf
skiatik dan otot gastroknemius yang disayat bersama sama dari seekor katak.
Salah satu ujung otot dilekatkan hingga tidak dapat digerakkan dan ujung yang
berlawanan dihubungkan di tuas yang akan memperbesar atau merekam setiap
perubahan panjang otot. Impuls, dalam bentuk kejutan listrik singkat,
diaplikasikan pada saraf. Dimulai dengan satu kejutan yang terlalu lemah untuk
memproduksi hasil apa pun dan secara berangsur-angsur intensitas kejutan
tersebut ditingkatkan, ambang batas stimulasi dicapai pada saat kontraksi lemah
dihasilkan. Peningkatan lebih lanjut akan menghasilkan kontraksi yang lebih
kuat, tetapi pada akhirnya impuls yang semakin kuat tidak akan memberikan efek
lebih lanjut. Jika semua serabut selain
satu serabut di potong dan serabut yang
di pertahankan distimulasi pada inhtensitas yang semakin meningkat,tidak akan
terjadi apa-apa sampai ambang batas
dicapai, pada saat respons berada pada titik maksimum. Hal ini di sebut efek semua atau tidak sama sekali. Peningkatan
aksi yang berabngsur-angsur dari
keseluruhan preparat saraf-otot di hasilkan dari serabut-serabut yang berbeda
yang mengalami ambang batas yang agak tidak sama.
Kontraksi
otot indivdual mengikuti pola khas yang bertahan selama sekitar 0,1 detik. Interval antara permulaan stimulus
dan pemendekan, sekitar 0,01 detik, di kenal sebagai periode laten . walaupun tidak ada perubaha mekanis yang terjadi di
dalam otot yang melepaskan energi yang dibutuhkan untuk kontraksi. Fase kedua, periode kontraksi, berlangsing sekitar
0,04 detik. Akhirnya pada periode relaksasi, sekitar 0,05 detik, otot kembali ke panjang
dan tahap fisiologis semula. Ketika syok individual ditempatkan dengan baik
pada waktnya,otot berelaksasi secara penuh ke panjang awal di anatara syok
tersebut. Namun, jika di ulang pada interval yang berdekatan,otot tidak kembali
ke panjang dan tahap fisiologis semula; tahap ini di sebut klonus. Dengan frekuensi stimuluts yang tetap lebih tinggi tidak
ada tahap relaksasi, tetapi terjadi kontraksi halus yang di pertahankan, yang
di sebut tetanus,pergerakan normal
seluruh hewan dan juga ketegangan yang di pertahankan atau tonus tubuh-seperti pada saat seseorang duduki atau berdiri- semua
dihasilkan dari kontraksi tetanik.
C.
Otot
dan gerakan tubuh
Pada saat bergerak , setiap pasang otot tubuh
yang berlawanan menunjukkan ritme aktivitas yang bergantian. Jika lebih dari
satu pasangan otot seperti itu terlibat, aksi mereka menunjukkan rangkaian
teratur. Pola primitif; seperti pada belut, ular,atau hewan ramping lainnya;
merupakan rangkaian gelombang kontraksi yang melintas di sepanjang kedua sisi
tubuh secara bergiliran. Pergerakan tungkai pada hewan darat juga bergantian.
Baik pada vertebrata maupun pada serangga. Pada vertebrata tingkat rendah
stimulus untuk bergerak sebagian besar berasal dari lingkungan dan di
kendalikan oleh pusat saraf di medulal oblongata, tetapi dimodifikasi oleh
stimulus sensori dari mata, hidung, atau reseptor hidup lainnya. Pada
invertebrata seperti cacing tanah, crustacea, dan serangga, perusahaan
”otak” tidak menganggu pola pergerakan
secara serius, yang tergantung pada stimulus dari kontak dengan tanah atau
permukaan lainnya.
Silia dan flagela.
Prosesus tertentu pada sel berperan dalam pergerakkan dan banyak proses vital
lainnya di dalam tubuh. Flagela adalah prosesus yang bergerak seperti cambuk
yang muncul dari granula (blepharo past) di dalam sel. Flagela terdapat pada
beberapa protozoa, pada sel leher spons, dan pada sel internal hydra. Jika terdapat banyak prosesus
pendek, mereka di sebut silia. Silia
di gerakkan oleh sistem fibrilar atau neuoro motor. Silia di bagian luar
memungkinkan pergerakan pada protozoa bersilia, ctenofora, rotifera, beberapa cacing
pipih, dan larva akuatik dari banyak invertebrata yang bersilia. Silia terdapat
pada tentakel bryozoa, beberapa cacing laut, dan coelenterata tertentu, di
bagian luar bintang laut, dan gien pada insang mollusca bivalvia. Silia
melapisi bagian-bagian saluran pernapasan dan genital dari vertbrata, usus
mollusca dan cacing tanah , lengkungan untuk makan ( endostile) pada chordata tingkat rendah, serta organ eksresi dari banyak invertebrata. Beberapa laju hentakan, per
detik, untuk silia adalah vorticella,
6 hingga 8; stentor , lebih dari 42;
insang remis, 10; dan untuk flagela apons, 20. Pada hewan multiselular, lendir
sering disekresikan oleh sel kelenjar
yang berdekatan dengan sel yang mengandung silia, dan material yang
terperangkat dalam lendir dibagi ke satu
arah oleh banyak silia yang secara terus menerus bergetar. Silia dan
lendir yang megangkut makanan ke mulut
pada anemon, bivalvia, dan bryozoa, serta partikel asing yang terperangkap oleh
lendir di saluran pernapasan vertebrata darat di bawah keluar melalui aksi
silia. Silia pada saluran telur dan sperma membantu mengangkut sel- sel kelamin
ke bagian luar.
0 komentar:
Posting Komentar