A. Latar
belakang fisik dan kimia
1. Materi,
berat, dan gaya berat.
Zat yang
terdapat di alam semesta, bumi, organisme hidup di sebut zat. Di bawah kondisi suhu
dan tekanan yang berbeda, semua jenis zat tertentu dapat berada pada salah satu
dari tiga bentuk fisik. Air dapat berada dalam bentuk es padat, cairan atau uap
air. Cangkang dan kerangka hewan sebagian besar berbentuk padat, plasma darah
dan sebagian besar isi sel tubuhy berbentuk cairan, dan gas berada di dalam
paru-paru atau terlarut di dalam cairan tubuh. Hampir semua hewan mengandung
zat dalam ketiga keadaan tersebut.
Massa atau
kuantitas suatu zat pada suatu atribut dasar. Gaya tertentu menarik dua badan
zat. Gaya tarik menarik antara bumi dan hewan atau benda lain pada atau di
dekat permukaannya disebut gaya berat dan nilai gaya ini disebut berat.
2. Kohesi dan
adhesi
Gaya kohesi
cenderung menahan partikel-partikel sejenis tetap bersama dan gaya adhesi
menahan partikel-partikel yang berlainan jenis. Kohesi molekul pada permukaan
bdan air menghasilkan efek elastis seperti kulit yang disebut tegangan
permukaan yang cenderung membuat luas permukaan menjadi minimum.
3. Energi
Semua
aktivitas hidup organisme melibatkan energi . energi dapat dimanifesikandalam
beberapa cara misalnya kalor yaitu kenaikan suhu yang diakibatrkan oleh
pergerakan acak partikel di dalam zat, perubahan kimia atau reaksi seperti pada
pencernaan makanan, arus listrik, arus atau impuls di sepanjang saraf bagian
saraf, dan cahaya penyebaran satuan yang disebut foton. Semua bentuk ini , yang
kurang lebih dapat saling diubah disebut energi kinetik.jenis yang kedua adalah
energi potensial, energi ketinggian.
Hukum
kekekalan energi menyatakan bahwa bahwa pada sistem apa pun total kuantitas
energi tetap tidak berubah. Pada hewan, total energi yang diterima dari makanan
di habiskan untuk bergerak, pencernaan, dan proses tubuh lainnya, atau
kehilangan kalor yang diradiasikan ke dalam lingkungan.
4. Struktur
Zat
Dari
pengalaman sehari-hari kita belajar untuk mengenali sebagian dari ribuan jenis
zat atau substansiyang namanya telah dikenali : air, besi, gula dll.
Penelitian
kimia telah menunjukkan bahwa setiap jenis zat murni mengandung satuan
ultramikroskopis yang disebut molekul.
Setiap molekul terbentuk dari satu atau lebih unsur kimia. Partikel suatu unsur di sebut atom, molekul air mengandung dua buah atom hidrogen dan sebuah atom
oksigen. Untuk mempermudah menyatakan fakta kimia dan menggambarkan reaksi
kimia, nama unsur-unsur tersebut dilambangkan dengan simbol : H untuk Hidrogen,
O untuk Oksigen, C untuk Karbon, dan seterusnya. Oleh karena itu, rumus untuk
molekul air adalah H2O, rumus untuk oksigen adalah O2,
dan untuk gula pasir biasa adalah C12H22O11.
Secara keseluruhan 92 unsur kimia terdapat secara alami telah
diidentifikasikan, dinamai, dan dipelajari.
5. Struktur
Atom
Atom
dianggap memiliki bentuk seperti bola dengan inti di bagian tengah yang dikelilingi oleh satu atau lebih partikel
dasar yang disebut elektron, masing-masing beredar dalam satu orbit. Dengan
demikian bentuk suatu atom secara kasar mirip dengan sistem tata surya terhadap
matahati (inti) sebagai pusatnya dan planet-planet yang beredar (elektron).
Pada keduanya terdapat ruang yang luas diantara komponen-komponen tersebut.
Jika sebuah atom diperbesar dengan diameter 30,48 m, inti mungkin berukuran 1
cm. di sekeliling inti, elektron berputar begitu cepat hingga hanya tampak
seperti byangan kabur yang pudar.
Nukleus
tersusun atas proton, masing-masing
mengandung muatan positif di dalam inti terdapat satu elektron yang bermuatan
negatif di salah satu orbit. Oleh sebab itu, keseluruhan muatan atom adalah
netral karena muatan positif dan negatif sama besar.
Atom dari
berbagai unsur kimia berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya dalam hal
jumlah neutron, proton, dan elektron yang dikandungnya. Penggabungan unsur
kimia (ion) untuk membentuk senyawa (molekul) tergantung pada transfer elektron
dari satu atom ke atom yang lain.
Isotop pada dasarnya memiliki sifat kimia yang sama dengan
unsur asli, tetapi memiliki berat atom yang berbeda, beberapa jenis atom secara
spontan melepaskan elektron dan kemudian menjadi isotop radioaktif.
6. Ion,
elektrolit dan senyawa
Pada saat
orbit terluar mengandung elektron kurang dari setengah jumlah elektron yang
dapat dihantarkannya, ia dapat kehilangan satu elektron atau lebih, jika
mengandung elektron lebih dari setengah, ia dapat menerima tambahan elektron.
Perubahan jumlah elektron mengubuah listrik atom yang membuat atom mendapat
tambahan elektron menyebabkannya bermuatan positif. Dengan dmikian, atom
disebut Ion, jika kelebihan elektron
maka disebut Anion (bermuatan
negatif, dalam medan listrik ia bergerak ke anoda atau kutub positif), jika
kekurangan elektron maka disebut Kation
(bergerak ke katoda atau kutub negatif), larutan yang mengandung ion akan
menghantarkan arus listrik, oleh sebab itu dinamakan Elektrolit.
Suatu
substansi yang dibentuk oleh ikatan antara dua atom atau lebih yang berlainan
jenis disebut senyawa. Senyawa apapun
yang melepaskan atom (ion) H+ pada saat dilarutkan kedalam air
disebut Asam. Basa atau Alkali adalah
senyawa yang jika terdapat dalam larutan melepaskan (ion) H-.
Pencampuran
asam dan basa akan menghasilkan Garam,
ion H+ dan OH- bergabung membentuk air (H2O),
dan ion-ion yang lain bergabung membentuk senyawa yang baru, sebagai contoh :
asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida (NaOH) di campur dalam larutan,
hasilnya adalah senyawa natrium klorida (NaCl) dan air. Ion natrium metalik
telah menggantikan ion H+ dari asam. Proses penggabunghan ini
merupakan reaksi kimia dan dengan demikian dapat di gambarkan dengan persamaan
kimia sebagai berikut :
HCl + NaOH ® NaCl + H2O
7. Campuran
Di dalam larutan, molekul atau ion dari zat
terlarut (solut) segera terdistribusi secara merata diseluruh cairan
(solven/pelarut). Walaupun begitu, jika partikel terdispersi berukuran besar
(kumpulan molekul), akan terbentuk suspensi,
mencampur tanah liat atau tepung dengan air dapat menghasilkan produk yang
keruh, jika dibiarkan maka akan tampak jelas partikel yang menempati bagian
bawah. Emulsi adalah campuran antara
cairan dan partikel halus atau tetesan cair lain, contohnya : susu mengandung
butiran krim (lemak mentega) dan mayones (minyak, cuka, telur mentah).
Koloid
dihasilkan ketika cairan bercampur dengan dengan partikel berukuran sedang-
terlalu besar untuk masuk kedalam larutan, tetapi terlalu kecil untuk menetap.
Air disebut matriks (fase kontinu
atau eksternal), dan material lainnya disebut inklusi (fase terdispersi atau internal).
8. Difusi dan
osmosis
Pergerakan
molekul dari tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah
disebut difusi. Gaya tolak menolak suatu
molekul terhadap molekul lainnya mengakibatkan tekanan difusi yang sebanding dengan jumlah molekul yang ada per-satuan
volume ruang.
Difusi air
melalui membran semipermeabel disebut osmosis.
Jika kedua larutan mengandung konsentrasi zat terlarut yang seimbang, kedua
larutan itu bersifat isotonik.
Larutan hipotonik memiliki tekanan osmotik (difusi) lebih rendah dibanding
dengan material yang diperbandingkan dengan larutan tersebut, dan larutan hipertonik memiliki tekanan lebih
tinggi.
9. Bentuk dan
fungsi hewan
Sifat dasar
zat berperan penting dalam struktur dan fisiologi hewan. Hewan memiliki massa
yang dipengaruhi oleh kekuatan gaya berat untuk membuatnya tetap melekat di
bumi (gravitasi) atau benda lain tempat hewan tersebut berada. Pada saat
bergerak, gesekan dengan udara, air, atau tanah cenderung mengurangi
pergerakannya dan berlanjutnya pengeluaran energi (aksi otot) diperlukan untuk
membuatnya berjalan.
Hewan
membutuhkan energi untuk menggerakkan tubuhnya dan berbagai proses penting pada
organ dalamnya. Energi berasal dari makanan yang di transformasikan dengan
berbagai cara oleh pencernaan dan metanolisme. Hasil akhir dari berbagai macam
transformasi energi, dari impuls saraf sampai penggunaan otot secara kuat
adalah kalor yang pada akhirnya dipindahkan ke lingkungan luar hewan.
B. Protoplasma
Substansi hidup dalam sel tumbuhan dan hewan disebut protoplasma, namun protoplasma memiliki
karakteristik umum sebagai berikut :
1. Komposisi
kimia
Protoplasma
mengandung sekitar 20 hingga 90 unsur kimia alami. Persentase komposisi kimia
rata-rata dari protoplasma hewan (berdasarkan berat dan terpisah dari substansi
interselular) adalah sebagai berikut :
Oksigen (O) : 76,0 Kalium (K) : 0,3 Karbon (C) : 10,5
Besi (Fe) : 0,01 Hidrogen (H) : 10,0 Magnesium (Mg) : 0.02
Nitrogen
(N) : 2,5 Kalsium (Ca) : 0,05 Belerang (S) : 0,2
Natrium
(Na) : 0,05 Fosfor (P) : 0,3 Klorin (Cl) : 0,10
2.
Air, garam dan gas
Protoplasma
mengandung banyak air (H2O), berbagai macam garam (NaCl, CaCO3,
dan lain-lain) dan beberapa macam gas, terutama oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2). Air menyusun 80 hingga 90 persen berat
protoplasma, jumlahnya lebih banyak di sel atau hewan muda dibandingkan dengan
sel atau hewan yang lebih tua dan hewan air yang lebih rendah dibandingkan
dengan hewan darat yang lebih tinggi.
Garam inorganik,
utama di dalam protoplasma adalah garam inorganik yang ditemukan di air laut,
khususnya natrium klorida (NaCl), dan terdapat dalam konsentrasi rendah, ion
garam inorganik penting dalam komposisi protoplasma, reaksi kimia dan sifat
kelistrikannya, serta untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, serta untuk
pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan dan reproduksi.
3.
Senyawa organik
Senyawa
organik adalah senyawa antara karbon dengan hidrogen, oksiogen, sering dengan
nitrogen, dan kadang-kadang dengan unsur lain.
a.
Karbohidrat
Adalah
senyawa yang terdiri atasa karbon, hidrogen dan oksigen, umumnya dengan
perbandingan 2 banding 1 untuk hidrogen dan oksigen, seperti pada air.
b.
Lipid
Adalah
lemak atau zat yang berhubungan dengan lemak yang mengandung karbon dan
hidrogen dengan oksigen yang sedikit dibandingkan dengan karbohidrat.
c.
Protein
Merupakan
senyawa organik yang terdapat dalam jumlah paling melimpah di dalam protoplasma
hewan. Selain mengandung karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dalam jumlah sedikit, protein mengandung belerang,
kadang-kadangan fosfor dan terkadang zat besi yodium atau unsur lain. Asam amino, dengan karakteristik
memiliki nitrogen dalam radikal asam amino (NH2), 23 jenis protein
sudah diketahui, semua protein memiliki rumus dasar (“RD”), akan tetapi unsur R
berbeda-beda untuk setiap jenis protein.
d.
Asam nukleat
Merupakan
molekul berukukuran besar, satuan molekular organik kompleks dengan peran dasar
dalam metabolisme dan hereditas (pewarisan sifat).
Dua kelas
asam nukleat telah diketahui, asam
ribonukleat (RNA), terdapat pada inti maupun sitoplasma sel, dan asam deoksiribonukleat (DNA) yang di
temukan hanya pada inti sel.
4.
Karakteristik fisik
Ciri khas
protoplasma adalah tembus cahaya, sering berwarna keabu-abuan, zat berlendir,
agak kental, tetapi mampu mengalir. Strukturnya seperti berikut :
a.
Granular.
b.
Seperti busa
atau alveolar.
c.
Emulsi.
d.
Fibril atau
retikulum (dari serabut atau benang kecil).
5.
Aktivitas biologis
Organisme
hidup dan protoplasma yang menyusunnya dikarakterisasi oleh aktivitas dan
perubahan. Berbeda dengan benda mati, protoplasma dikarakterisasi oleh :
a.
Metabolisme.
Perubahan
fisik dan kimia dengan mana material ditransformasi serta digunakan untuk
pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan, serta untuk menghasilkan energi.
b.
Iritabilitas.
Respon
terhadap rangsangan akibat perubahan di dalam lingkungannya.
c.
Reproduksi.
Kemampuan
suatu organisme atau bagian organisme untuk menghasilkan individu baru dari
jenisnya sendiri.
6.
Enzim
Banyak
reaksi antar bahan kimia didalam tubuh mahluk hidup berlangsung dengan
kecepatan sangat tinggi, tetapi bahan kimia yang sama pada saat dikeluarkan
dari tubuh bereaksi dengan lambat atau tidak sama sekali. Perbedaan tersebut
terjadi karena adanya katalis organik di dalam sel hewan atau jaringan yang
dikenal dengan nama enzim,
masing-masing bertanggung jawab terhadap jenis reaksi tertentu.
7.
Bufer
Protoplasma
dapat hidup hanya dengan batasan fisik dan kimia yang cukup dekat, termasuk
suhu antara 0°C (32°F) hingga 40° atau 45°C (104 atau 113°F), terdapat gas oksigen dengan tekanan tertentu,
konsentrasi garam tertentu dan terbatas serta kesetimbangan yang lemah antara
ion H+ dan OH- sampai pada kesetimbangan asam basa (pengaturan PH).
Kesetimbangan
ini dijaga oleh bufer, yang merupakan
garam dari asam lemah yang dapat melengkapi basa (biasanya Na atau K) untuk
membentuk garam dari asam kuat dan
melepaskan asam yang lebih lemah.
C. Sel
1.
Sejarah
Sel adalah
unit pokok, baik secara struktur maupun fisiologis pada semua organisme, dan
terdapat pertukaran zat dan energi secara terus-menerus di dalam sel dalam
proses kehidupan.
Pada tahun
1665, Robert Hooke melaporkan bahwa gabus dan material tumbuhan lainnya mengandung
banyak sekat kecil yang membatasi rongga-rongga yang di namakan sel. Pada tahun 1824, Rene` Dutrochet
menyatakan bahwa “tumbuhan tersusun seluruhnya dari sel, dan dari organ yang
jelas berasal dari sel” dan bahwa hal yang sama berlaku juga untuk hewan. Pada
tahun 1833, Robert Brown menggambarkan bahwa inti merupakan sebagian bagian
sentral dari sel tumbuhan. Pada tahun 1838, M.J. Schleiden mengajukan tesis
bahwa sel merupakan unit struktural dalam tumbuhan. Dan pada tahun 1839, rekan
kerjanya Theodor Schwann menerapkan tesis tersebut untuk hewan. Penyamarataan
ini disebut sebagai teori tentang sel,
perhatian yang besar diberikan pertama-tama pada dinding sel dan hanya sedikit
pada kandungannya. Pada tahun 1840, Purkinje menamakan kandungan sel bagai
protoplasma.
2.
Sel
Sel adalah
massa protoplasma yang dilingkupi oleh membran dan mengandung sebuah inti. Inti
dan sitoplasma timbul karena pembelahan unsur-unsur sel sebelumnya. Sebagian
besar sel hewan berukuran kecil, satuan yang diguakan untuk mengukur sel adalah
0,001 milimeter (mm), atau mikron
dengan simbol Ц.
Sel hewan
dibatasi oleh membran sel atau membran plasma yang lembut yang memiliki
sitoplasma (sitosom) yang mengisi
bagian dalam sel dan mengandung inti. Sitoplasma bersifat tembus pandang dan kental.
Di dekat intii terdapat sentrosom
(pusat sel) yang berglobular yang mengandung satu atau dua sentriol yang berbentuk seperti titik. Sitoplasma umumnya
mengandung beberapa bagian seperti : mitokontrida
dalam bentuk fibril atau globular. badan
golgi, jejaring kecil atau kelompok fibril yang dipercayai berperan untuk
membentuk sekresi. Mikrosom, granula
kecil yang terlibat dalam sintesis protein. Lemak,
sebagai butiran atau kuning telur pada sel telur. Vakuola, yang terisi material granular atau cairan. Dan sekresi granula, terutama pada sel
kelenjar yang kemudian ditransformasikan dan dikeluarkan sebagai sekresi.
Inti
dikelilingi oleh membran inti yang
terlihat jelas menutupi cairan inti. Bagian yang terpenting dari inti adalah kromatin, tampaknya merupakan bagian
dari granula yang terisolasi, tetapi sebenarnya merupakan bagian dari filamen
yang terus menerus terpilin, kromonemata.
Setiap inti biasa yang mengandung nukleolus
yang berbentuk bola, nukleus mengatur banyak metabolisme sel yang jika dihilangkan,
sel tidak dapat melakukan aktivitas anabolisme dan hanya hidup sebentar. Inti
yang diisolasi tidak dapat membentuk sitoplasma.
D. Struktur
Jaringan Hewan
Seperti halnya tumbuhan
tingkat tinggi, tubuh hewan multiselular juga tersusun atas banyak sel. Sel-sel
tersebut pada tempat tertentu akan bersatu membentuk jaringan untuk melakukan
suatu fungsi. Jaringan yang berkelompok bekerja sama melaksanakan fungsi
tertentu membentuk suatu organ. Beberapa organ bekerja sama membentuk sistem
organ dan melaksanakan fungsi tertentu.
Jaringan utama penyusun organ tubuh hewan tingkat tinggi dan
manusia ada empat macam, yaitu jaringan epitelium, jaringan pengikat dan
penumpu (tulang), jaringan otot, serta jaringan saraf.
1.
Jaringan Epitelium
Seperti jaringan
epidermis pada tumbuhan, jaringan epitel berfungsi sebagai pelapis organ dan
rongga tubuh bagian luar. Jaringan ini dapat ditemukan pada permukaan tubuh
yang membatasi organ tubuh dengan lingkungan luarnya. Jaringan epitel yang melapisi
permukaan tubuh atau lapisan luar tubuh dinamakan epitelium. Sedangkan
jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh dinamakan mesotelium, misalnya
perikardium, pleura, dan peritonium. Kemudian, jaringan yang membatasi
organ tubuh dinamakan endotelium. Di dalam struktur tubuh, jaringan epitel
berfungsi sebagai pelindung jaringan di bawahnya dari kerusakan,
pengangkut zat-zat antarjaringan, dan tempat keluarnya enzim.
Berdasarkan strukturnya,
jaringan epitel dibedakan menjadi 3 macam, yaitu epitel pipih, epitel
batang (silinder), dan epitel kubus. Kita bisa membedakan ketiga jaringan
epitel tersebut berdasarkan ciri-cirinya. Epitel pipih memiliki ciri
yakni selnya berbentuk pipih dengan nukleus bulat di tengah. Epitel
batang (silinder) tersusun oleh sel berbentuk seperti batang dengan nukleus
bulat di dasar sel. Sedangkan epitel kubus memiliki sel berbentuk kubus dengan
nukleus bulat besar di tengah.
Menurut lapisan
penyusunnya, jaringan epitel terbagi atas beberapa jaringan, yakni epitel pipih
selapis, epitel pipih berlapis banyak, epitel silindris selapis, epitel
silindris berlapis banyak, epitel kubus selapis, epitel kubus berlapis banyak,
dan epitel transisi. Kalian dapat memahaminya dengan memerhatikan ulasan
berikut.
a.
Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis (sederhana) banyak ditemukan pada
organ-organ seperti pembuluh darah, pembuluh limfa, paru-paru, alveoli, dan
selaput perut. Sitoplasma jaringan ini sangat jernih, inti selnya berbentuk
bulat di tengah, dan sel-selnya tersusun sangat rapat. Jaringan epitel pipih
selapis berperan dalam proses fi ltrasi, sekresi, dan difusi osmosis.
b.
Epitel Pipih Berlapis
Seperti epitel pipih selapis, sel jaringan epitel pipih berlapis
(kompleks) tersusun sangat rapat. Rongga mulut, esofagus, laring, vagina,
saluran anus, dan rongga hidung banyak tersusun oleh jaringan ini. Fungsinya
adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus.
c. Epitel Batang Selapis
Sel berbentuk batang, sitoplasma jernih, dengan inti sel bulat
berada di dekat dasar merupakan ciri jaringan ini. Epitel batang selapis banyak
ditemukan pada usus, dinding lambung, kantong empedu, saluran rahim, saluran
pencernaan, dan saluran pernafasan bagian atas. Jaringan epitel batang selapis
berfungsi dalam proses sekresi, penyerapan (absorpsi), penghasil mukus, dan
pelicin/pelumas permukaan saluran.
d. Epitel Batang Berlapis
Banyak
Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak lapisan sel yang
berbentuk batang. Jaringan epitel batang berlapis banyak terdapat pada beberapa
organ tubuh seperti bagian mata yang berwarna putih, faring, laring, dan
uretra. Fungsi epitel batang berlapis banyak yaitu sebagai tempat sekresi yakni
penghasil mukus,dan ekskresi, misalnya kelenjar ludah dan kelenjar susu.
e.
Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa
bagian, meliputi permukaan ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata.
Fungsi epitel kubus selapis adalah tempat sekresi.
f. Epitel Kubus Berlapis
Banyak
Epitel kubus berlapis banyak terdapat pada beberapa bagian tubuh,
yakni folikel ovarium, testis, kelenjar keringat, dan kelenjar ludah. Fungsi
jaringan ini adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus. Selain itu, jaringan
ini juga berfungsi sebagai pelindung dari gesekan.
g.
Epitel Transisi
Sel penyusun epitel transisi bentuknya dapat berubah dan
berlapislapis. Epitel ini dapat ditemukan pada organ saluran pernafasan,
ureter, dan kandung kemih. Saat kandung kemih berisi urine, sel epitel akan
berbentuk kuboid seperti dadu atau silindris.
2.
Jaringan Ikat
Saat kalian menyambung
tali yang putus menjadi dua bagian, kemudian kalian mengikatnya, maka tali
tersebut akan menjadi kuat kembali. Sama seperti tali, organ dan jaringan tubuh
kita dihubungkan oleh jaringan ikat sehingga menjadi kuat. Karena itu, jaringan
ikat disebut juga jaringan penyambung atau jaringan penyokong.
Jaringan ikat berfungsi melekatkan konstruksi antarjaringan, membungkus organ, menghasilkan energi, menghasilkan sistem imun, dan mengisi rongga-rongga di antara organ.
Jaringan ikat berfungsi melekatkan konstruksi antarjaringan, membungkus organ, menghasilkan energi, menghasilkan sistem imun, dan mengisi rongga-rongga di antara organ.
Berbeda dengan jaringan
epitel yang sel-selnya tersusun rapat, kumpulan sel jaringan ikat amat jarang
dan tersebar dalam matriks ekstraseluler. Selain itu, sel-sel jaringan ikat
memiliki bentuk yang tidak teratur. Sebagian besar matriksnya terdapat
serat-serat dan bahan dasar yang berupa cairan.
Jaringan ikat memiliki
bahan dasar yang tidak berwarna, tidak berbentuk (amorf), dan homogen. Bahan
dasar ini berasal dari asammukopolisakarida yaitu asam hialuronat.
Akibatnya, matriks menjadi lentur dan semakin banyak air. Di dalamnya terdapat
pula asam mukopolisakarida sulfan yang menjadikan struktur jaringan ikat
bersifat kaku. Serat jaringan ikat yang terbuat dari protein dan sebagai
penyusun matriks memiliki berbagai jenis serat, meliputi serat kolagen,
serat elastis, dan serat retikuler.
Serat kolagen berwarna
putih atau disebut serat putih. Seratnya tersusun atas protein kolagen,
sehingga memiliki sifat kuat, daya regang tinggi, dan elastisitas yang rendah.
Serat ini banyak terdapat pada kulit, tulang, dan tendon.
Sementara itu, serat
elastis berwarna kuning atau disebut serabut kuning. Serat elastis terbuat dari
protein elastin dan mukopolisakarida, sehingga memiliki elastisitas tinggi.
Serat ini banyak terdapat pada bantalan lemak, ligamen, dan pembuluh darah.
Serat retikuler sangat
tipis dan bercabang, tersusun atas kolagen dan terhubung pula dengan serat
kolagen. Karena itu, serat retikuler mempunyai sifat yang sama dengan serat
kolagen. Bahan dasarnya mengandung glikoprotein. Serat ini berfungsi sebagai
penghubung jaringan pengikat dengan jaringan sebelahnya. Serat retikuler dapat
ditemukan pada hati, limpa, dan kelenjar-kelenjar
limfa.
Berdasarkan jenisnya,
jaringan ikat dikelompokan dalam 4 tipe, yakni jaringan
ikat sebenarnya, jaringan tulang rangka, jaringan darah dan jaringan limfa.
Berikut jenis-jenis jaringan ikat, antara lain :
a. Jaringan Pengikat
Sebenarnya
Jaringan ikat sebenarnya
dibedakan menjadi jaringan pengikat berserat
(fibrosa)
,jaringan ikat elastis,
jaringan ikat lemak dan jaringan ikat longgar, dan berikut adalah
jenis jaringan pengikat sebenarnya :
1) Jaringan Ikat Berserat
Matriks jaringan ikat
berserat mengandung serat putih berkolagen, namun kolagennya tidak elastis.
Kita dapat temui jenis jaringan ini pada tendon yang melekatkan otot ke
tulang dan ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang lain pada
persendian. Jaringan ini berfungsi menghubungkan tulang dengan tulang dan otot
dengan tulang.
2) Jaringan Ikat Elastis
Matriks jaringan ikat
elastis mengandung serabut elastis kuning. Bisa kita temukan pada ligamen dan
dinding arteri. Jaringan pengikatini berfungsi
sebagai pelindung
elastisitas jaringan.
3) Jaringan Ikat lemak
Jaringan ikat lemak
disebut pula jaringan adiposa. Di dalamnya banyak tersimpan sel lemak
berbentuk bulat. Jaringan adiposa berfungsi melapisi dan menginsulasi tubuh,
kemudian juga menyimpan molekul bahan bakar. Letaknya berada pada epidermis
kulit, sumsum tulang, sekitar sendi dan ginjal. Selain itu, jaringan ini
berfungsi sebagai penyimpan lemak, dan berperan sebagai bantalan.
4) Jaringan pengikat
longgar
Diberi nama jaringan
ikat longgar karena seratnya amat longgar. Jenis seratnya berkolagen, elastis,
dan juga berserat retikuler. Letaknya berada pada bagian bawah kulit, di dekat
pembuluh darah dan saraf, dan sekitar organ. Jaringan ini berperan dalam
mengikat jaringan epitel dan jaringan di bawahnya. Selain itu, jaringan ikat
longgar berfungsi menjaga organ tetap berada di tempatnya.
b. Jaringan Tulang/Rangka
Jaringan tulang rangka
meliputi jaringan tulang rawan dan tulang sejati. Matriks jaringannya tersusun
atas kondrin jernih seperti kanji, yang terbuat dari fosfat dan
mukopolisakarida. Kondrin dihasilkan oleh sel-sel kondroblast yang terdapat
pada laluna. Sel tulang rawan ini dinamakan kondrosit dengan fungsi mensintesis
matriks. Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan
mesenkim. Sedangkan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput rawan atau fibrosa
yang dinamakan perikondrium. Berikut adalah jenis jaringan
tulang/rangka :
1) Jaringan Tulang Rawan
Jaringan tulang rawan
disebut pula kartilago yang terbagi menjadi 3 jenis, yakni kartilago hialin,
kartilago elastis, dan kartilago fibroblas.
Tulang rawan hialin
atau kartilago elastis memiliki warna putih
kebiruan dan transparan, di dalam matriksnya terdapat serat elastis.
Di dalam tulang rawan
elastis
atau kartilago elastis terdapat serat elastis
berwarna kuning. Selain itu, di dalamnya juga terdapat perikondrium. Serat
elastis ini berfungsi memberi kelenturan dan menyokong jaringan tulang rawan.
Tulang rawan ini terdapat pada embrio, laring, telinga luar, dan epiglotis.
Pada tulang rawan
fibroblas atau kartilago
fibroblas
terdapat matriks yang tersusun atas kolagen dengan warna gelap
dan keruh. Secara struktural, jaringan ini merupakan jaringan tulang rawan yang
terkuat. Biasanya terdapat pada hubungan antar tulang belakang dan tendon.
Fungsinya adalah sebagai pelindung dan penyokong jaringan.
2) Jaringan Tulang Sejati
Jaringan tulang sejati
disebut pula dengan jaringan tulang dewasa. Jaringan tulang sejati tersusun
atas sel-sel tulang yang dinamakan osteosit. Osteosit di bentuk oleh osteoblas.
Osteoblas berasal dari fibroblas. Oleh karena itu,
osteoblas berperan penting dalam proses pembentukan
tulang.
Osteosit tersusun dalam
lapisan konsentris yang disebut lamela. Lamela yang mengelilingi kapiler
disebut saluran Havers, di dalam saluran Havers ditemukan kapiler, vena,
dan arteri. Di antara lamela terdapat ruang tempat osteosit yang disebut
lakuna. Sementara, antar saluran Havers dihubungkan oleh sebuah saluran yang
dinamakan saluran Volkman.
c. Jaringan Darah
Darah merupakan jaringan
pengikat. Pada mamalia terdapat 6 liter darah atau 6–10% dari berat tubuh.
Darah beredar dalam pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Jaringan darah
terdiri atas substansi cair dan substansi padat. Substansi cair disebut plasma
darah, sedangkan substansi padat berupa sel-sel darah.
Ada tiga tipe sel darah,
yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit
(keping-keping darah). Leukosit ada dua macam, yaitu granulosit (leukosit
bergranula) dan agranulosit (leukosit tak bergranula). Granulosit meliputi
neutrofil, eosinofil, dan basofil. Agranulosit meliputi limfosit dan monosit.
Sel-sel darah terdapat dalam plasma darah.
Beberapa Fungsi
Darah sebagai berikut
:
·
Mengangkut sari makanan, O2 , dan hormon ke
sel-sel tubuh.
·
Mengangkut zat sisa dan CO2 dari sel-sel tubuh.
·
Mengatur suhu badan.
·
Leukosit dapat berfungsi untuk melawan penyakit.
·
Menutup luka dengan pembekuan darah.
d.
Jaringan Limfa (Jaringan Getah Bening)
Limfa merupakan suatu
cairan yang dikumpulkan dari berbagai jaringan dan kembali ke aliran darah.
Komponen selular berupa limfosit dan granulosit (neutrofil, eosinofil, dan
basofil). Cairan limfa mengalir dalam saluran yang disebut pembuluh limfa yang
berada sejajar dengan pembuluh vena darah. Fungsi limfa adalah mengangkut
cairan jaringan, protein, lemak, dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem
peredaran.
3.
Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun
oleh sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf berperan dalam
menerima dan meneruskan rangsangan dari bagian satu tubuh ke bagian tubuh yang
lain. Sel saraf ini berbentuk unik, dengan sitoplasma yang menjulur dan
memanjang. Sel saraf memiliki bagian utama yaitu badan sel (perikarion) dan
penjuluran sitoplasma (prosesus) yang meliputi dendrit dan neurit
(akson).
Dendrit merupakan serabut
pendek yang berperan dalam menerima
dan memasukkan rangsangan ke badan sel. Adapun neurit (akson) adalah serabut panjang, yang berfungsi menghantarkan impuls/rangsangan dari badan sel ke neuron lain. Akson ini biasanya dibungkus oleh sel Schwann. Antara akson suatu neuron dengan dendrit neuron lainnya ditautkan oleh suatu bagian yang disebut sinapsis.
dan memasukkan rangsangan ke badan sel. Adapun neurit (akson) adalah serabut panjang, yang berfungsi menghantarkan impuls/rangsangan dari badan sel ke neuron lain. Akson ini biasanya dibungkus oleh sel Schwann. Antara akson suatu neuron dengan dendrit neuron lainnya ditautkan oleh suatu bagian yang disebut sinapsis.
Berdasarkan fungsinya,
neuron dapat dibedakan menjadi neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron
asosiasi. Neuron sensorik berfungsi menerima dan meneruskan rangsang dari
indera ke saraf pusat. Kemudian, neuron motorik berfungsi membawa atau
menyampaikan impuls dari saraf pusat ke efektor. Sementara, neuron asosiasi
menyam paikan impuls darineuron sensorik ke neuron motorik.
4.
Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun
oleh sel-sel panjang yang disebut serabut otot. Serabut otot ini mampu
menggerakkan tulang dan memiliki kemampuan untuk berkontraksi, karena terdapat
protein kontraktil yang disebut miofi bril. Miofi bril ini disusun oleh aktin
dan miosin.
Otot adalah jaringan
terbanyak pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot juga banyak dilakukan
pada kerja seluler oleh hewan yang aktif. Lebih-lebih lagi saat kita melakukan
kerja berat.
Pada tubuh vertebrata,
jaringan otot dibedakan menjadi tiga, meliputi jaringan otot rangka, jaringan
otot polos, dan jaringan otot jantung
A. Organ dan Sistem Organ
Organ adalah kumpulan beberapa jaringan untuk melaksanakan fungsi
tertentu di dalam tubuh, misalnya kulit. Berdasarkan letaknya, organ pada tubuh
dibedakan menjadi dua macam, yaitu organ dalam dan organ luar. Kulit yang
menutupi permukaan luar tubuh kita merupakan salah satu contoh organ luar yang
terdiri atas jaringan pengikat, epitelium, otot, saraf, dan jaringan pembuluh
darah.
0 komentar:
Posting Komentar