BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk
hidup. Studi tentang makhluk hidup ini bercabang dua yaitu ilmu tumbuhan
(botani) dan ilmu hewan (zoologi).
Geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena geosfera yaitu atmosfera,
hidrosfera, litosfera, dan biosfera dengan sudut pandang kelingkungan,
kewilayahan dalam konteks keruangan.
Biologi yang dikaitkan dengan geografi memunculkan biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup diatas permukaan bumi serta hubungan-hubungannya dengan ruang dan waktu.
Biologi yang dikaitkan dengan geografi memunculkan biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup diatas permukaan bumi serta hubungan-hubungannya dengan ruang dan waktu.
Biogeografi ini terbagi atas tiga
disiplin ilmu yaitu geografi manusia (human geography), geografi hewan
(zoogeography) dan geografi tumbuhan (plant geography = Phythogeography).
Geografi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena tumbuhan dalam hal persamaan maupun perbedaan dalam kaitannya dengan kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan. Demikian juga dengan geografi hewan adalah sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena dunia hewan yang berkaitan dengan aspek kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.
Geografi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena tumbuhan dalam hal persamaan maupun perbedaan dalam kaitannya dengan kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan. Demikian juga dengan geografi hewan adalah sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena dunia hewan yang berkaitan dengan aspek kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.
Dalam geografi tumbuhan, daerah yang di capai merupakan
subjek studi yang paling utama, meskipun hal ini dapat dipengaruhi oleh sejarah
masa lampau dan selanjutnya sangat dibatasi oleh fisiologi tumbuhan itu
sendiri, daerah itu sampai suatu tingkat yang tinggi, dan fungsi kemampuan
tumbuhan itu sendiri. Dalam analisis akhir, Perluasan areal sering dibatasi oleh reaksi ekologi
tumbuhan terhadap lingkungan baru, yang mungkin, sebagai contoh, bagi tumbuhan
itu merupakan tempat yang terlalu dingin atau terlalu kering untuk dapat tumbuh
tetap di situ.
Reaksi yang demikian ini terutama bersifat fisiologis, dan
meskipun hasilnya sering berupa kemampuan untuk mengadakan adaptasi pada
umumnya reaksi-reaksi itu menentukan luas daerah yang secara pontensial atau
secara actual benar-benar dapat di huni tumbuhan itu, bila terjadi pemencaran
(dispersal) yang sepenuhnya efektif. Areal sebenarnya berada dalam potensi
fisiologi untuk sebagian besar ditentukan oleh penghalang keberhasilan
perpindahan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka adapun yang menjadi rumusan masalah dalam
pembuatan makalah ini, yaitu:
1.
Apa pengertian migrasi tumbuhan?
2.
Apa yang di maksud dengan pemencaran
tumbuhan?
3.
Bagaimana model pemencaran tumbuhan
berdasarkan faktor yang mempengaruhinya?
4.
Apa faktor penghalang pemencaran
tumbuhan?
C. TUJUAN
Adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini yang mengacu pada rumusan masalah yang diuraikan di
atas :
1.
Mengetahui pengertian migrasi tumbuhan.
2.
Mengetahui pengertian pemencaran
tumbuhan.
3.
Mengetahui model pemencaran tumbuhan
berdasarkan faktor yang mempengaruhinya.
4.
Mengetahui faktor penghalang dalam
pemencaran tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MIGRASI TUMBUHAN
Menurut kamus lengkap Biologi
(2002:354) migrasi yaitu pola distribusi tata ruang individu yang satu relative terhadap yang lain
dalam populasi. Proses migrasi pada
tumbuhan di pengaruhi factor kemampuanya berevolusi, kemampuanya dalam
menyesuaikan dirinya untuk mempertahankan hidupnya, melakukan persebaran untuk
tumbuh dan hidup seperti spora yang terbang di tiup angin, dan sifat yang
dimiliki kosolitnes mempunyai kemampuan menyebar secara luas.
Salah satu factor yang mempengaruhi penyebaran tumbuhan di permukaan bumi
adalah Tinggi rendahnya permukaan bumi. Permukaan bumi terdiri dari berbagai
macam relief, seperti pegunungan, dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai.
Perbedaan tinggi-rendah permukaan bumi mengakibatkan variasi suhu udara.
Variasi suhu udara mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan. Hutan yang terdapat di
daerah pegunungan banyak dipengaruhi oleh ketinggian tempat.
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari
permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat
tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah
semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih
rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter
suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah
suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu
daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi
besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu
udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada
daerah yang suhunya panas dan kering.
Menurut Fr. Junghuhn
seorang penyelidik bangsa Jerman membedakan jenis tumbuh-tumbuhan berdasarkan
ketinggian tempatnya adalah : (1) Tingkat
tropis setinggi 700 m, terdiri atas tumbuh-tumbuhan tropis, (2) Tingkat subtropis hingga 1.000 m,
sudah mulai tidak ada tumbuh-tumbuhan hutan dataran
rendah, (3) Ketinggian 1.000-2.000 m, terdapat tumbuh-tumbuhan dari iklim
sedang. Daerah ini banyak terdapat kabut, pohon-pohonnya telah ditumbuhi lumut
(hutan kabut dan hutan lumut), (4) Lebih
tinggi dari 2.000 m, hanya sedikit pohon, dan hanya terdapat belukar dan rumput (Novi Silvia Hardiany : 2013).
B. PEMENCARAN TUMBUHAN
Pemencaran dan perpindahan merupakan dua aktivitas yang
berlainan, walaupun mempunyai kaitan yang erat. Pemencaran hanya melibatkan
diseminasi dari induk dan penyebaran ( dalam arti dinamik) ke suatu tempat yang
baru, sedang perpindahan mencakup pula keberhasilan pertumbuhan dan penghunian
yang tetap.
Pemencaran merupakan proses esensial yang mendahului
migrasi, yang sesungguhnya hanya dapat tercapai dengan penghuniantetap di
tempat yang baru. Di dalam alam hanya sebagian kecil begian tubuh tumbuhan yang
dapat dipancarkan, dan yang dapat dengan tepat disebut sebagai diseminul atau
diaspora, benar-benar tumbuh di sutu tempat dan benar-benar melakukan migrasi.
Bukan hanya karena sebagian besar telah mati awal (premature) atau jatuh di
tanah gundul,atau terhenti di tempat yang tidak member kesempatan bagi mereka
untuk mulai dengan suatu kehidupan baru, atau gagal untuk mempertahankan diri
dalam perjuangan melawan persaingan yang lebih kuat, tetapi kondisi ekologi dan
reaksi fisiologi harus terletak dalam batas-batas yang sempit untuk
keberhasilan terakhir.
C. MODEL
PEMENCARAN BERDASARKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1.
Pemencaran
Tumbuhan Tanpa Bantuan Faktor Luar
Cara pemencaran ini dinamakan pula
pemencaran mekanik. Pemencaran ini disebabkan oleh proses yang terjadi pada
organism itu sendiri sehingga jarak pemencarannya tidak begitu jauh dari
induknya. Pemencaran tanpa bantuan factor luar dapat dilakukan melalui
pertumbuhan bagian vegetatif, mekanisme letupan, dan gerak higroskopis.
Pemencaran ini biasanya menggunakan alat pemencaran yang biasanya tidak
memungkinkan penyebaran yang luas.
a. Pemencaran melalui Pertumbuhan
Bagian Vegetatif
Bagian vegetatif yang biasanya digunakan dalam pemencaran tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan buah beserta modifikasinya. Bagian vegetatif ini tidak memungkinkan penyebaran yang luas, misalnya:
Bagian vegetatif yang biasanya digunakan dalam pemencaran tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan buah beserta modifikasinya. Bagian vegetatif ini tidak memungkinkan penyebaran yang luas, misalnya:
Ø Stolon atau Geragih
Batang yang menjalar di atas tanah, Tunas tumbuh di sepanjang batang. Contoh : pada rumput teki, pegagan, rumput gajah, strawberi.
Batang yang menjalar di atas tanah, Tunas tumbuh di sepanjang batang. Contoh : pada rumput teki, pegagan, rumput gajah, strawberi.
Ø Umbi Batang
Bagian batang yang digunakan untuk menyimpan makanan umbi, ini mempunyai banyak tunas, bila keadaan lingkungan cocok, mata tunas akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh : kentang.
Bagian batang yang digunakan untuk menyimpan makanan umbi, ini mempunyai banyak tunas, bila keadaan lingkungan cocok, mata tunas akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh : kentang.
Ø Umbi Lapis
Merupakan batang dengan ruas-ruas yang sangat pendek dan sangat rapat. Pada setiap ruas terdapat lapisan sisik yang merupakan modifikasi dari daun. Contoh : bawang merah, bakung, tulip, leli.
Merupakan batang dengan ruas-ruas yang sangat pendek dan sangat rapat. Pada setiap ruas terdapat lapisan sisik yang merupakan modifikasi dari daun. Contoh : bawang merah, bakung, tulip, leli.
Ø Akar Rimpang atau Akar Tinggal
(Rizom)
Merupakan batang yang menjalar di bawah permukaan tanah. Contoh : beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe, dahlia.
Merupakan batang yang menjalar di bawah permukaan tanah. Contoh : beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe, dahlia.
b. Pemencaran melalui Mekanisme Letupan
Mekanisme pemencaran melalui letupan
biasanya tumbuh denngan intensif sehingga menjadi keuntungan besar dalam
migrasi tumbuhan. Maka, tumbuhan yang dapat menembakan benihnya ke luar,
sekaligus dapat melontarkan benih itu ke dalam angin yang sedang bertiup atau
kepada hewan yang sedang lewat yang akan membawa benih tadi sampai sejauh
beberapa mil.
Mekanisme pemencaran letupan umumnya
dilakukan oleh tumbuhan polong-polongan, seperti turi. Tanaman lainnya misalnya
jarak (Ricinus communis), bunga keembung, dan karet (Hevea brasiliensis) juga
melakukan pemencaran dengan cara ini. Melalui mekanisme pemencaran ini, buah
akan pecah melontarkan buah ataupun sporanya.
c.
Pemencaran
melalui Mekanisme Gerak Higroskopis
Mekanisme pemencaran ini juga berupa letupan, namun terjadinya jika dalam kondisi basah. Contoh tumbuhan yang melakukan pemencaran seperti ini adalah pacar air dan kapsul spora pada lumut.
Mekanisme pemencaran ini juga berupa letupan, namun terjadinya jika dalam kondisi basah. Contoh tumbuhan yang melakukan pemencaran seperti ini adalah pacar air dan kapsul spora pada lumut.
2.
Pemencaran Tumbuhan dengan Bantuan
Faktor Luar
Pemencaran tumbuhan dapat pula
dibantu oleh factor luar. Alat pembiakan tumbuhan yang pemencarannya dibantu
oleh factor luar tersebut biasanya memiliki beberapa modifikasi yang mendukung
proses pemencaran tersebut. Berdasarkan factor yang menjadi perantara dalam
penyebarannya, pemencaran jenis ini dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu
berdasarkan bantuan angin, bantuan air, bantuan hewan, dan bantuan manusia.
a.
Pemencaran
dengan Bantuan Angin (Anemokori)
Anemokori
(Anemos berarti angin dan chorein berarti penyebaran) akan berlangsung efektif
jika alat kembang biak yang dipencarkan mengalami modifikasi yang mendukung
gerak pemencaran.
b.
Pemencaran dengan Bantuan Air
Pemencaran
dengan bantuan air (hidrokori) terjadi melalui air sungai maupun air
laut. Setiap jenis benih yang ringan berkemungkinan untuk dipencarkan oleh
air secara efektif sampai batas kemampuannya untuk mengapung dan mempertahankan
daya untuk berkecambah, yaitu ketika benih jenuh akan air dan tenggelam atau
menjadi busuk (gagal). Persyaratan utama dalam pemencaran oleh air adalah daya
apung yang cukup dan impermeabilitas bagi air.
Tumbuhan
yang pemencarannya dengan bantuan air memiliki struktur buah yang terdiri
dari 3 lapis kulit, yaitu:
·
Eksokarp,kulit yang paling luar
mengilap,tipis dan kuat.
·
Mesokarp, kulit yang tengah yang tebal
berisi rongga udara sehingga biji menjadi ringan dan mengambang di
air.
·
Endokarp, kulit yang paling dalam kuat
dan keras yang berfungsi untuk melindungi embrio.
Selain itu masih ada beberapa ciri tanaman yang
bijinya di pencarkan oleh air, yaitu:
·
Memiliki tempurung yang kuat, tahan lama
dan pada air serta mampu menahan korosi dari air garam.
·
Benih memiliki kantong udara sehingga
mampu untuk mengapung.
·
Cadangan makanan cenderung lebih keras
dan dalam jumlah yang agak banyak.
·
Tumbuhan yang di pencarkan oleh air
adalah tanaman yang umumnya tumbuh dekat air.
Cara
utama pemencaran tanaman oleh air adalah:
Ø
Arus laut. Arus laut dapat
menyebabkan pemencaran jarak jauh yang sangat efektif untuk jenis benih yang
mampu mengapung selama waktu yang panjang tanpa menjadi jenuh oleh air dan juga
termasuk dalam jenis tumbuhan (benih normal) yang mampu hidup di daerah pesisir
sehingga dapat tinggal menetap di bawah kondisi kadar garam tinggi (pantai
berpasir, berlumpur).
Ø
Sungai dan Selokan. Sungai dan
selokan biasa mengangkut buah, biji dan bagian-bagian lain pada tumbuh-tumbuhan
yang terkadang bergerak jauh hingga ke laut. Pemencaran dengan air hanya
terbatas pada arah aliaran air dan daratan yang bersangkutan, dikaraenakan
benih yang tumbuh tidak mampu mencakup ke area yang lebih luas (bukan tumbuhan
pantai atau laut sehingga tidak mampu bertahan jika terlalu lama mengapung di
samudera).
Ø
Penghanyutan oleh Hujan, Banjir dan Danau. Air
hujan tidak hanya memercikan ke luar biji atau spora dari organ-organ yang
terbuka, tetapi jika membentuk aliran dapat membawa biji atau spora lebih jauh
daripada factor yang lain. Hampir setiap tumbuhan dapat dipencarkan secara
drastic oleh banjir, seperti penumbangan pohon dan pengangkutan semua jenis
reruntuhan yang dapat mencapai jarak cukup jauh hingga terdampar di dataran
banjir berlumpur yang cocok untuk ditempati oleh tumbuhan yang mengadakan
migrasi.Pada danau cara pemencaran dan jenis-jenis tumbuhan yang dipencarkan
hampir sama dengan yang terjadi di sungai-sungai, tetapi terdapat lebih banyak
keterbatasan pemencaran bagi jenis-jenis tumbuhan akuatik dan semi akuatik, dan
jarak pemencaran pendek.
Ø
Gunung Es atau Gumpalan Es.
Es yang mengapung ke arah hilir di sungai-sungai atau hanyut ke danau memilki
peranan penting sebagai pengangkut benih yang tidak dapat mengapung. Sebagai
contoh Puccinellia phryganodes.Selain pemencaran dapat dilakukan oleh air tidak
semua hal tersebut dapat dilakukan dikarenakan adanya penghambat jalannya
pemencaran, antara lain tidak tersedianya air yang cukup, setiap rintangan
penghalang gerak air, pembekuan yang terjadi hingga dasar air, samudera yang
luas bagi benih yang tidak dapat mengapung dan hidup lama, begitupula pengaruh
iklim yang berbeda sehingga tidak sesuai untuk menetapkan tumbuhan yang
ditransportasikan.
Contoh penyebaran tanaman oleh air adalah spora
ganggang, spora terdiri dari zoospora dan aplanospora. Zoospora memiliki bulu
getar yang dapat bergerak bebas dalam air untuk berpindah tempat,kemudian
tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Selain spora beberapa contoh
tanaman lainnya yaitu kelapa (Cocos nucifera), nyamplung (Calophylum
sp.), eceng gondok, teratai, dan bakau.
c. Pemencaran dengan Bantuan Manusia
(Antropokori)
Manusia secara sengaja atau tidak
sengaja dapat memencarkan alat perkembangbiakan tumbuhan. Manusia merupakan
penyebab perubahan vegetasi yang paling aktif, termasuk pemencaran tumbuhan.
Apalagi di jaman modern. Dengan perjalanan di dunia dalam jumlah yang kian lama
semakin besar dan dengan kecepatan dan kemudahan yang terus-menerus meningkat,
manusia selalu mengangkut benih tumbuhan baik sengaja maupun tidak diketahui.
Sebagai contoh manusia secara sengaja mendatangkan kina dari Amerika Selatan,
kopi dan kelapa sawit dari Afrika ke Indonesia. Secara tidak sengaja, manusia
memakan buah yang bijinya tidak tercerna dan dikeluarkan bersama kotoran, dapat
pula biji rumput-rumputan yang menempel pada baju/celana. Akibatnya, hanya
sedikit tempat di bumi ini yang vegetasi dan flora penyusunnyatidak menunjukan
adanya bekas campur tangan manusia.
Pada waktunya tanda-tanda adanya
campur tangan manusia akan semakin hilang, namun campur tangan ini sudah
semakin luas dan mengaburkan tumbuhan-tumbuhan endemic disuatu daerah dan
semakin mengaburkan daerah asal tumbuhan.
D.
FAKTOR PENGHALANG
PEMENCARAN PADA TUMBUHAN
Jika kita membayangkan bahwa pada banyak jenis tumbuhan
berbunga, seperti misalnya sisymbrium Sophia dan Amaranthus retroflexus, satu
batang tumbuhan dapat menghasilkan sejuta biji atau lebih dalam satu musim
panas, dan bahwa beberapa jenis tumbuhan spora, seperti “jamur kelentos
raksasa“ (Lycoperdon “Calvatia“ giganteum) dapat menghasilkan berjuta spora,
namun tidak adasatupun yang memenuhi bumi.
Maka jelas bahwa hanya satu bagian yang sangat kecil dari
benih tumbuhan yang dapat memenuhi atau benar-benar mencapai target. Untuk
mewujudkan potensialnya yang penuh, suatu alat perkembangbiakan (calon tumbuhan
baru) harus berkembang menjadi tumbuhan dewasa, yang pada pada waktunya
mengadakan perkembangbiakan. Jumlah kematian yang menakjubkan disebabkan adanya
kegiatan berbagai macam penghalang, baik terhadap pemencaran maupun terhadap
kemampuan untuk mempertahankan diri yang sesungguhnya. Penghalang-penghalang
tersebut dapat dibedakan dalam empat tipe utama :
1. Fisiografi
Fisiografi merupakan penghalang yang
disebabkan oleh sifat permukaan bumi. Salah satu contoh yang paling jelas
adalah wilayah perairan yang samgat luas untuk tumbuhan darat. Dan tumbuhan
permukaan air adalah daratan yang sangat luas. Penghalang fisiografik lain
dapat berupa gunung-gunung, baik yang berwujud rintangan langsung yang bersifat
mekanik maupun tidak langsung dengan mengubah keadaan iklim dan sejenisnya
seperti suhu udara dan angin. Banyak angin setempat ditumbuhkan oleh kombinasi
factor-faktor fisiografi dan iklim yang merupakan penghalang nyata bagi
pemencaran ke suatu arah, tetapi factor tersebut juga dapat membantu di lain
arah.
2. Iklim
Iklim dapat mencakup suhu yang
berbeda-beda, kelembaban, cahaya, dan keadaan lain. Ketergantungan yang erat
antara tumbuhan dan kondisi iklim mengakibatkan
lingkungan vegetasi dan iklim cenderung menunjukan kesamaan satu dengan yang
lain, dimana iklim dapat menentukan batas-batas umum suatu persebaran tumbuhan.
Perubahan iklim yang besar merupakan pnghalang yang benar-benar tak dapat
diatasi bagi tumbuhan yang baru mengalami migrasi. Berikutnya, setiap keadaan
termasuk juga tenggang waktu, yang terbukti dapat menjadi factor utama penyebab kematian paada benih.
3. Tanah
Kondisi tanah yang berupa kombinasi
maupun terpisah-pisah menyebabkan wilayah persebaran tumbuhan menjadi terbatas.
Hal ini dapat berupa faktor-faktor tanah yang berbeda-beda, antara lain berupa
faktor edafik yaitu termasuk dalam struktur fisik, komposisi kimia, kandungan
lengas, keadaan suhu, dan termasuk kandungan-kandungan organisme-organisme
hidup, yang masing-masing dapat mencegah suatu benih untuk menetap di daerah
baru, walaupun demikian perkecambahan dapat terlaksana dengan baik.
4. Makhluk
hidup (termasuk tumbuhan lain)
Persaingan untuk mendapatkan
ruangan, cahaya, air, dan lainnya dengan tumbuhan lain yang sudah menetap di
suatu daerah dan telah tumbuh dalam keseimbangan yang cukup baik dengan kondisi
setempat, juga besar kemungkinannya menjadi penghalang yang tak teratasi bagi
pendatang baru untuk menetap di suatu tempat, seperti penyenggutan atau
gangguan lain oleh hewan dan manusia. Akibatnya, migrasi yang tersebar luas
menjadi sangat terbatas pada tempat-tempat yang sedikit banyak dalam keadaan
terbuka (belum dihuni) saja, seperti pada tebing-tebing pasir, lahan-lahan yang
terganggu, dimana penghalang baru akan memainkan peranannya. Jika hal tersebut
tidak terjadi, maka jelas bahwa setiap jengkal tanah atau seleret sinar akan
dimanfaatkan, karena memperjuangkan eksistensi merupakan suatu hal yang sangat
nyata, terutama terjadi antara organisme di tempat-tempat dengan kondisi
kehidupan yang lebih baik dengan faktor-faktor fisik lingkungan di
tempat-tempat yang kondisinya buruk.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian tentang migrasi dan pemencaran tumbuhan dalam makalah di atas maka dapat
kita simpulkan bahwasannya migrasi dan tumbuhan adalah dua hal yang berbeda
tapi saling berkaitan satu sama lain. Migrasi tumbuhan dilakukakn melalui
pemencaran dari tumbuhan itu sendiri dan dikatakan bermigrasi apabila tumbuhan
yang melakukan pemencaran telah tumbuh dan menetap ditempat dimana tumbuhan itu
berhenti dari pemencarannya.
Pemencaran tumbuhan merupakan salah satu upaya atau cara
yang dilakukan oleh tumbuhan itu sendiri maupun adanya faktor luar yang mampu
mengembangbiakan dan mampu melestarikan suatu jenis tumbuhan tertentu. Adanya
pemencaran tumbuhan di bumi menyebabkan distribusi atau agihan dapat terleksana dengan merata. Peran serta
lingkungan sekitar tumbuhan hidup juga mempengaruhi tingkat pemencaran suatu
tumbuhan. Sebagai contoh adanya penghalang-penghalang yang berupa perbedaan
iklim antara tempat yang satu dengan tempat yang lain akan menyulitkan proses
pemencaran. Di dalam proses pemencaran itu sendiri terdapat keanekaragaman
model pemencaran, yang keseluruhanya memilki kekhasan masing-masing. Dari
kekhasan itulah model pemencaran antara jenis yang satu dengan yang lain dapat
teridentifikasi.
B. SARAN
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Dengan membaca dan mempelajari isi makalah ini, diharapkan pengetahuan pembaca
tentang migrasi dan pemencaran tumbuhan dimuka bumi ini dapat bertambah, serta
mengerti tentang pola-pola persebaran tumbuhan dan pengaruhnya terhadap keseimbangan
dan keberlangsungan sebuah ekosistem.
Penulis menyadari bahwa penulisan
makalah ini belum sempurna dan masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulisan
yang akan datang.