BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran organisme di
muka bumi. Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan
organisme yang sudah punah.
Dalam
biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat
lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini
menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor penghalang yang utama adalah
iklim dan topografi. Selain itu, faktor penghalang reproduksi dan endemisme
menjadi pengendali penyebaran organisme.
Akibat dari
hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk kelompok-kelompok
hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang berbeda-beda. Sebagai contoh
bunga sakura tumbuh di Jepang, bunga tulip di Belanda, kera bekantan hidup di
Kalimantan, burung maleo di Sulawesi dan Maluku. Sehingga tanaman dan hewan
menjadi ciri khas pada suatu daerah di belahan bumi. Tanaman nanas yang berasal
dari Amerika Utara tumbuh subur di Hawaii dan di Asia. Pohon bambu banyak yang
hidup di sekitar Asia Barat. Luas daerah yang dapat ditempati tumbuhan maupun
hewan, berkaitan dengan kesempatan dan
kemampuan mengadakan penyebaran. Biogeografi mempelajari
penyebaran hewan maupun tumbuhan di permukaan bumi. Ilmu yang mempelajari
peyebaran hewan di permukaan bumi disebut zoogeografi.
Penyebaran
hewan berdasarkan luas cakupannya dapat dibedakan menjadi cakupan geografis,
cakupan geologis, dan cakupan ekologis. Cakupan geografis yaitu daerah
penyebarannya meliputi daratan dan sistem perairan. Cakupan geologis, yaitu
keadaan daratan dan lautan di masa lampau. Cakupan ekologis adalah daerah
penyebarannya dengan kondisi lingkungan yang sesuai.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi biota tersebut adalah adanya tekanan dari individu lain yang mendominasi suatu tempat tertentu.
Faktor lain adanya kompetisi, predator, penyakit, kekurangan persediaan
makanan, perubahan musim dan kurangnya tempat untuk berlindung.
Penyebaran
hewan dari protozoa sampai mamalia sebagian terjadi secara dinamis. Penyebaran
secara dinamis artinya hewan melakukan penyebaran oleh dirinya sendiri. Faktor
luar yang mempengaruhi penyebaran hewan maupun tumbuhan dan biasanya menghambat
dinamakan “barier” atau “sawar”. Sawar ini dapat dibedakan
menjadi sawar fisik, sawar iklim, dan sawar biologis.
Sawar fisik
air menjadi penghambat penyebaran hewan darat dan sebaliknya sawar fisik darat
menjadi penghambat penyebaran hewan air. Misalnya katak tidak apat hidup pada
air asin. Jadi salinitas merupakan penghambat bagi penyebaran hewan katak.
Adapun luas benua menjadi hambatan bagi penyebaran hewan air.
Sawar iklim
seperti temperatur rata-rata, musim, kelembapan, kuat lemahnya penyinaran serta
lamanya peyinaran sinar matahari. Sedangkan sawar biologis adalah tidak adanya
makanan, adanya predator, competitor, pesaing atau adanya penyakit. Penyebaran
suatu jenis serangga dibatasi penyebarannya oleh jenis tanaman sebagai makanan,
tempat berlindung, dan tempat untuk reproduksi. Pada kenyataannya, ketiga jenis
sawar tersebut bekerja secara terpadu untuk mempengaruhi atau menghambat
penyebaran suatu biota. Hal lain yang dapat menghambat penyebaran biota adalah
rendahnya toleransi terhadap kondisi faktor lingkungan yang maksimum atau
minimum. Hukum toleransi minimum Liebig yang menyatakan bahwa ketahanan makhluk
hidup disebabkan oleh adanya faktor esensil tetapi berada dalam kondisi yang
minimum dan individu tersebut memiliki daya toleransi yang rendah untuk dapat
beradaptasi. Bintang laut hidup pada berbagai kadar garam tetapi bintang laut
hanya dapat berkembangbiak pada air yang kadar garamnya sangat rendah.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah terkait
dengan persebaran hewan, seperti:
1. Bagaimanakah
ekologi dan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi persebaran hewan?
2. Bagaimanakah
lingkungan biologi dan dan hubugan antar hewan?
3. Apa
saja tipe-tipe lingkungan hewan?
4. Bagaimana
proses distribusi hewan?
5. Apa
saja sarana dan faktor yang dapat
menghambat persebaran hewan?
6. Bagaimanakah
daerah persebaran hewan?
C.
TUJUAN
Setelah
merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, maka dapat
pula kita simpulkan beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui
keadaan ekologi dan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi persebaran hewan.
2. Mengetahui
keadaan lingkungan biologi dan hubungan antar hewan.
3. Mengetahui
tipe-tipe lingkungan hewan.
4. Mengetahui
proses distribusi hewan.
5. Mengetahui
sarana penunjang persebaran hewan dan faktor yang dapat menghambat persebaran
hewan itu sendiri.
6.
Mengetahui
daerah-daerah persebaran hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmuwan
kenamaan Inggris yang bernama Alfred Russel Wallace, pada tahun 1867 melakukan
peyelidikan tentang persebaran hewan di muka bumi. Wallace mengemukakan bahwa
permukaan bumi dapat dibagi menjadi enam kawasan persebaran hewan yang
masing-masing ditandai dengan spesies-spesies yang unik.
Enam kawasan
tersebut adalah kawasan Neartik, Paleartik, Ethiopia, Oriental, Neotropik, dan
Australia. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas. Kekhasan ini disebabkan
oleh faktor geografis, cuaca, iklim, dan lain sebagainya. Fauna yang ditemukan
di daerah Paleartik dan Neartik adalah serupa, sehingga para pakar sering
menyebutnya sebagai daerah Holartik. Masing-masing daerah biogeografi tersebut
mencakup sebagian besar daratan benua. Antara daerah yang satu dengan daerah
yang lainnya dipisahkan oleh suatu sawar atau rintangan.
A.
EKOLOGI
DAN LINGKUNGAN FISIK
Hewan
dan tumbuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor fisika dan kimia, faktor yang
paling penting adalah sinar matahari, suhu, air, tekanan, serta gas dan
mineral. Masing-masing dapat diukur dan pengaruhnya dapat diobservasi pada
hewan, tetapi semua saling berhubungan dan tidak ada yang beraksi
sendiri-sendiri.
1.
Sinar
Matahari
Semua
energi yang digunakan oleh organisme berasal dari matahari. Energi dapat diubah
dari satu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan.. tumbuhan menyerap energi pancaran pada sinar matahari, dan
melalui aksi fotosintesis dari klorofil pada sel tumbuhan, menghasilkan
karbohidrat dari karbondioksida dan air; tumbuhan juga meyintesis protein dan
lemak. Energi yang tersimpan dalam senyawa ini merupakan sumber energi utama
yang digunakan oleh semua jenis hewan. Hubungan energi mendasari semua proses
fisik dan biotik di bumi dan menentukan aktivitas organisme.
2.
Suhu
Tingkat
panas atau dingin dari suatu objek atau tubuh disebut suhu dan diukur dengan
skala, biasanya dalam derajat Fahrenheit dan Celcius. Kalor merupakan suatu
bentuk energi, dan jumlah kalor pada seekor hewan atau lingkungannya merupakan
faktor yang berperan penting.
Kisaran
suhu di alam semesta mencakup ribuan derajat, tetapi sebagian besar kehidupan
di bumi hanya dapat ada dalam kisaran antara 0 hingga 60 derajat atau kurang.
Toleransi terhadap panas dipengaruhi oleh kelembapan dan benar-benar tergantung
pada daya evaporasi udara atau persentase uap air yang berhubungan dengan
kedaan jenuh pada suhu tertentu. Pada udara kering digurun, contohnya suhu 32
derajat (90 derajat Fahrenheit) tidak nyaman untuk manusia, tetapi suhu yang
sama, dirangkai dengan kelembapan yang relatif tinggi, sulit ditoleransi
didaerah tropis.
3.
Air
Terdapat
pertukaran air konstan antara udara, darat, dan laut serta antara organisme
hidup dan lingkungannya. Selain itu, air berpengaruh sangat besar terhadap
lingkungan organisme. Siklus air menyebabkan evaporasi, pembentukan awan,
presipitasi, aliran air permukaan dan perkolasi melalui tanah. Air menyimpan
kalor dam jumlah besar, dan karena kalor spesifiknya begitu besar (membutuhkan
1 kalori untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1 derajat pada suhu 15 derajat), masa air
dalam jumlah besar lambat menjadi hangat pada musim semi dan lambat dingin pada
musim gugur.
Air
paling berat pada suhu 4 derajat (39,2 derajat Fahrenheit). Air mengembang
seraya air menjadi dingin dibawah suhuini dan berubah menjadi es pada suhu 0
derajat (32 derajat Celcius). Kekuatan pengembangan ini begitu besar sehingga
bebatuan terbelah ketika air dicelah bebatuan tersebut membeku; hal ini
merupakan proses pembentukan tanah.
Hewan
darat dipengaruhi oleh kandungan kelembapan udara, atau kelembapan relatif,
beberapa hewan darat sesuai untuk daerah gurun dengan kelembapan rendah, hewan
darat yang lain hanya ada di daerah dengan tamosfer hampir jenuh, dan banyak
hewan darat hidup pada kelembapan sedang. Untuk hewan kecil, mikroklimat dari
tempat kecil dimana mereka makan atau menemukan tempat perlindungan merupakan
hal yang penting, biasanya memiliki suhu yang lebih rendah dan kelembapan yang
lebih tinggi dibandingkan iklim umum didaerah tempat mereka berada. Didaerah
yang kering banyak hewan kecil tetap berada di tempat pengasingan pada siang hari; jika tidak, mereka akn mati
kekeringan.hewan kecil tersebut keluar berpetualang pada malam hari ketika suhu
lebih rendah dan kelembapan lebih tinggi, terutama di dekat tanah. Di daerah
yang memiliki hujan musim panas yang sering, atau lapangan dan kebun yang
memiliki irigasi, kelembapan di dekat tanah sedemikian rupa sehingga
invertebrata kecil menjadi aktif selama siang hari.
4.
Siklus
Kimia di Alam
Unsur
yang membentuk tubuh tumbuhan dan hewan semua berasal dari lingkungan, dan
terdapat pertukaran konstan dari kejadian ini kepada hidup dan matinya
oganisme. Karbon merupakan unsur
pokok dari semua senyawa organik pada protoplasma. Dari karbondioksida (CO2) di
udara atau air, karbon disintesis menjadi molekul karbohidrat, dan karbohidrat,
bersama-sama dengan protein dan lemak, menyusun jaringan tumbuhan. Tumbuhan
dimakan oleh tumbuhan tertentu, dan setelah dicerna dan diserap oleh hewan
tersebut senyawa karbon ini tersusun kembali sebagai protoplasma hewan. Pada
gilirannya, material ini diteruskan ke hewan lain. Metabolisme perambokan pada
hewan menghasilkan karbon dioksida sebagai limbah respirasi yang kembali ke
udara atau air. Oksigen (O2) di ambil langsung dari udara atau
terlarut di dalam air untuk berperan dalam proses oksidasi di dalam tubuh
hewan. Oksigen kemudian kembali ke lingkungan baik bergabung dengan karbon
sebagai karbon dioksida maupun dengan hodrogen sebagai air. Dari karbon
dioksida yang digunakan oleh tumbuhan, oksigen dilepaskan ke lingkungan, tetapi
tumbuhan juga menggunakan beberapa oksigen
dalam respirasi. “Akuarium seimbang” mengandung hewan dan tumbuhan
dengan kuantitas tertentu sehingga kebutuhan bersama mereka serta keluaran
oksigen dan karbon dioksida seimbang.
Nitrogen
atmosfer (N) hanya dapat digunakan secara langsung oleh bakteri pengikat
nitrogen di tanah atau bintil akar beberapa tumbuhan polong-polongan, yang
menggabungkannya menjadi nitrat (NO3). Tumbuhan menggunakan nitrat untuk
membentuk protein nabati. Nitrat dapat kembali ke tanah melalui pembusukan atau
di makan oleh hewan dan diubah menjadi protein hewani. Pada metabolisme hewan,
nitrat akhirnya dipecah menjadi limbah bernitrogen, sebagian besar berupa urea,
(NH2)2CO, dan kemudian diekskresikan. Melalui aksi bakteri yang lain , di tanah
atau air, limbah seperti itu diubah menjadi amonia dan nitrit; melalui aksi
bakteri lebih lanjut nitrogen dikembalikan ke udara, atau nitrit diubah menjadi
nitrat.
Beberapa
mineral, atau substansi kimia in-organik, esensial bagi tumbuhan dan hewan
dalam jumlah sedikit, tetapi tetap, yang berbeda-beda pada berbagai spesies.
Tumbuhan memperoleh unsur pokok mineral dari larutan tanah di sekitarnya, dan
mineral tersebut kembali ke tanah hanya melalui pembusukan atau pembakaran
tumbuhan tersebut.
Fospor merupakan contoh
dari mineral “yang beredar” yang dibutuhkan dalam jumlah kecil pada
protoplasma. Fospat (−PO4) dibuat tersedia untuk tanaman melalui erosi waduk
besar dari zaman terdahulu pada bebatuan. Fosfor umumnya digunakan oleh
tumbuhan dan hewan dan kemudian di kemabalikan ke tanah melalui kematian dan
pembusukan. Beberapa fosfor di angkut ke laut dan sebagian ilang ditangkap
kembali oleh ikan dan burung laut. Manusia mencari endapan kotoran burung
(guano) yang banyak, seperti yang terjadi di pantai Peru dan di Pulau Nauru di
Pasifik Selatan, untuk digunakan sebagai pupuk fosfat sehingga mengembalikannya
ke dalam daur.
B.
LINGKUNGAN
BIOLOGI DAN HUBUNGAN ANTAR HEWAN
Hewan
individual menghabiskan sebagian besar waktu mereka secara aktif mencari
makanan untuk energi dan pertumbuhan. Hewan juga membutuhkan tempat tinggal
untuk melindungi dari iklim yang tidak cocok serta musuh dan mereka membutuhkan
tempat untuk berkembang biak.
1.
Makanan
Hewan
kebisaan memiliki makanan yang berbeda-beda. Setiap spesies memiliki kebutuhan
tertentu, dan setiap individu membutuhkan makanan dalam jumlah tertentu dari
jenis yang tepat. Semua makanan hewan pada dasarnya berasal dari tumbuhan, yang
merupakan satu-satunya produsen yang sesungguhnya di komunitas manapun. Hewan
pemakam tumbuhan merupakan konsumen primer. Hewan ini, pada gilirannya,
berperan sebagai makanan bagi hewan yang lain lagi, konsumen sekunder, yang
kemudian akan di makan oleh hewan yang lain lagi. Energi semula berasal dari
matahari kemudian di teruskaan dalam bentuk material melalui rantai makanan;
semua rantai makanan di komunitas membentuk daur makanan atau jaring-jaring makanan. Hubungan ini
sangat rumit, bahkan pada komunitas kecil, tetapi dapat diilustrasikan oleh dua
contoh yang disederhanakan. Di dalam suatu kolam, bakteri dan ganggang
menyintesis material dari substansi yang mengandung nutrisi melalui
fotosintesis. Lalu secara berurutan, organisme kecil di makan oleh organisme
yang lebih besar.
2. Piramida Jumlah
Jaring-jaring dari komunitas manapun telah dikarakterisasi oleh Charles
Elton sebagai piramida jumlah. Hewan di bagian dasar berukuran kecil dan
jumlahnya melimpah, sedangkan hewan di bagian puncak jumlahnya sedikit, tetapi
berukuran besar; hewan yang terdapat di antara bagian dasar dan puncak
meningkat secara progresip dalam hal ukuran individu, tetapi menurun dalam hal
jumlah.
3. Tempat Perlindungan dan Tempat Berkembang Biak
Hewan yang hidup di perairan yang luas dan terbuka dapat menghindari
musuh hanya dengan kemampuan bergerak yang lebih hebat, tetapi banyak spesies
dari perairan yang lebih kecil dan di darat hidup di berbagai jenis penutup dan
menggunakan tempat bersembunyi, atau tempat perlindungan, untuk menghindari
musuh dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
Sebagian besar hewan juga memiliki kebutuhan khusus untuk tempat
berkembang biak, tempat untuk menghasikan telur atau keturunannya. Untuk
beberapa hewan, tempat perlindungan dapat menyediakan fungsi tersebut, tetapi
hewan yang lain membangun sarang khusus, seperti yang dilakukan oleh burung,
beberapa ikan dan berbagai jenis serangga.
4. Kompetisi
Anggota spesies memiliki kebutuhan yang sama untuk makanan (juga tempat
perlindungan dan pasangan) dan berkompetisi antara yang satu dengan yang
lainnya; wakil dari spesies yang berbeda yang hidup dari jenis makanan yang
sama juga ikut dalam kompetisi.
5. Musuh
Setiap hewan yang mengonsumsi hewan lain disebut musuh, atau predator,
dan hewan yang di makan disebut mangsa. Hewan yang mengonsumsi anggota
spesiesnya sendiri disebut kanibal, dan hewan yang memakan bangkai hewan mati
disebut scavenger. Rantai makanan, setelah hewan pemakan tumbuhan pertama,
secara berturut-turut adalah predator. Predator menghancurkan mangsanya ketika
itu juga, sedangkan parasit terus mengambil makanan dari inang hidupnya.
Seperti yang dikatakan oleh Elton, predator hidup dari modal, sedangkan parasit
hidup dari pendapatan.
6. Penyakit
Hampir semua spesies hewan merupakan subjek penyakit
yang disebabkan oleh berbagai tipe organisme-virus, Rickettsia, bakteri, protozoa, cacing parasit, dan artropoda.
Organisme Penyebab penyakit itu sendiri harus dianggap sebagai populasi yang
pada gilirannya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor dilingkungannya masing-masing;
dan mereka pada gilirannya memengaruhi jumlah dan kemakmuran hewan di mana
mereka tinggal. Penyakit mungkin merupakan salah satu agen terbesar dalam
pengaturan jumlah hewan.
Parasit adalah organisme yang hidup pada spesies
lain, inang, memperoleh makanan dan tempat tinggal atas biaya inang. Inang
dapat hidup parasit, tetapi parasit umumnya tidak dapat hidup tanpa inangnya.
7. Simbiosis
Parasitisme
dan beberapa jenis saling hubungan khusus yang lain antara dua organisme dari
spesies yang berbeda disebut simbiosis. Ketika spesies mendapatkan keuntungan
melalui hidup dengan , pada, atau di dalam spesies lain, tanpa melukai atau
menguntungkan spesies yang kedua, kasus ini disebut komensalisme.
Fertilisasi
atau penyerbukan silang pada tumbuhanberbunga oleh serangga (kadang-kadang oleh
burung) merupakan hubungan mutualisme yang sering terjadi dan memiliki peran
penting karena banyak tumbuhan yang mandul sendiri (self-steril).
8. Koloni dan Masyarakat
Semua
vertebrata, sebagian besar artropoda,
dan banyak invertebrata lain hidup bebas di mana setiap individu bergerak
dengan usahanya sendiri. Sebaliknya, spons, banyak hydroid, karang, bryozoa, tunicata,
dan yang lain bersifat sesil, melekat pada lapisan bawah batu, tumbuhan, atau
cangkang hewan lain. Di antara kedua cara hidup tersebut, banyak spesies hidup
soliter di mana setiap individu kurang lebih bebas, sedangkan hewan yang hidup
dalam suatu kelompok, atau koloni. “individu” yang berjumlah banyak pada koloni
spons, bryozoa, dan tunicata terikat
bersama-sama secara struktural.
Hewan soliter
seperti karnivor (singa gunung, mink, dan lain-lain), elang, burung penangkap
serangga, ular, dan seranggap predator berburu untuk mencari makanan paling
baiknsecara sendiri-sendiri dan hanya berpasangan untuk bereproduksi.
9. Populasi
Semua hewan dari satu spesies yang menempati suatu
tempat yang sama disebut populasi. Di luar aktivitas anggota pokoknya, populasi
memiliki struktur dan organsime tertentu. Populasi tumbuh dan berkurang serta
memiliki komposisi tertentu seperti rasio jenis kelamin dan kelompok umur yang
dapat berubah berdasarkan keadaan. Populasi dinyatakan dalam kepadatan, jumlah
perunit area.
10. Komunitas Biotik
Pada tahun
1887 Stephen A. Forbes menulis sebuah esai tentang “The Like as A Microccom”.
Ia menggambarkan lingkungan air yang terisi sendiri dengan semua populasinya
yang berfluktuasi dan berinteraksi sebagai unit. Hal ini sekarang dikenal
dengan nama ekosistem dari hewan dan tumbuhan dan membentuk komunitas biotik.
11.
Suksesi Ekologi
Komunitas
biotik merupakan subjek untuk perubahan di bawah pengaruh perubahan musiman dan
iklim jangka panjang dan juga perubahan kumulatif internal lingkungan. Jadi,
terdapat rangkaian suksesi komunitas di berbagai daerah. Secara khas, komunitas
melewati tahapanperintis dan secara berangsur-angsur menjadi matang; tahap
final dan relatif stabil ini disebut klimaks. Prinsip suksesi ekologi memiliki
peran penting dalam penghutanan kembali, manajemen jarak, dan aktivitas manusia
lainnya.
12.
Ekologi dan Konservasi
Peradaban pada dasarnya merupakan usaha manusia
untuk mengatur lingkungan untuk keuntungan sendiri, biasanya dengan segera.
Peradaban merupakan ekologi terapan atau manipulasi ekologi.
C.
TIPE-TIPE LINGKUNGAN HEWAN
Bagian bumi
yang mengatur organisme hidup dikenal dengan sebutan biosfer. Di dalam
lapisan yang relatif tipis ini terdapat banyak tempat, besar atau kecil, yang
cocok untuk tumbuhan dan hewan. Istilah habitat digunakan secara lues untuk
mengindikasikan tempat hewan tinggal. Situasi lokal langsung yang menyediakan
hal-hal yang esensial untuk keberadaan hewan tersebut disebut relung ekologi – habitat adalah
“alamat” organisme tersebut, dan relung adalah “pekerjaan”-nya. Pembagian utama
lingkungan yang digunakan oleh hewan yang paling jelas terlihat adalah perairan
laut, perairan air tawar, dan darat, tetapi bahkan lingkungan ini masih
dibagi-bagi.
1.
Perairan Laut
Samudra,
lautan, dan teluk menutupi sekitar 71% permukaan bumi, menyediakan habitat yang
luas dan stabil.
2. Perairan air tawar
Perairan
ini berbeda dengan laut karena menyebar dan terisolasi, dengan volume dan
kedalaman yang lebih rendah, dan lebih banyak variabel seperti suhu, kandungan
gas dan garam, penetrasi cahaya, kekeruhan, gerakan, dan pertumbuhan tanaman.
Air “murni” hanya mengandung sedikit garam, tetapi beberapa air saline (air
garam) dan alkalin memiliki kandungan garam yang besar. Karbonat (terutama
CaCO3) biasanya lebih umum daripada garam lain. Beberapa badan air tawar hampir
konstan dalam hal volume, tetapi air di daerah kering sering berfluktuasi dari
tahap banjir sampai volume kecil atau mengering seluruhnya dalam satu musim.
3. Daratan
Interaksi
dari banyak faktor fisik, iklim, dan biologi yang menghasilkan variasi kondisi
ekologi yang besar pada benua dan pulau. Hewan darat utama adalah mamalia,
burung, reptil, dan lain-lain.semua bersifat mobil dan hidup dipermukaan
daratan, atau di kedalaman tanah yang dangkal.
4. Zona Iklim
Berdasarkan
observasi umum diseluruh penjuru dunia, tumbuhan dan hewan terdistribusi
berdasarkan zona yang ditetapkan dengan cukup baik, tergantung pada iklim umum.
5. Perubahan Ekonomi
karena Manusia
Aktivitas
manusia telah mengubah distribusi ekosistem banyak hewan dengan berbagai macam
cara.
D. DISTRIBUSI
Tidak
ada spesies hewan yang terdapat secara beragam di seluruh penjuru dunia, tetapi
masing – masing di batasi dengan kisaran tertentu, atau area distribusi.ilmu
yang mempelajari distribusi hewan dan faktor yang mengendalikanya di kenal
dengan zoogeografi. Distribusi geografis menyakngiut hubungan sepasial,
penghalang dan kesempatan pembubaran, dan sejarah semula, sedangkan distribusi
ekologi di tentukan terutama oleh faktor lain yang di jelaskan sebulumnya.
semua hewan yang hhidup di area tertentu,
besar atau kecil, secara bersama sama disebut fauna. Keseluruhan luas daratan
atau perairan maupun spesies terdapat disebut kisaran geografisnya.
a.
Faktor
yang mengatur distribusi
Faktor
lain seperti kommpetisi, musuh, penyakit , kekurangan makanan, cuaca musiman
yang tidak cocok, dan penurunan jumlah tempat berlindung yang tersedia
menyebabkan pengurangan populasi. distribusi semua hewan, dari protozoa sampai
manusia akibatnya lebih bersifat dinamais. Dari pada statis dan selalu menjadi subjek untuk perubahan.
Faktor luar yang membasi distribusi disebut penghalang. Hal ini termasuk
penghalang fisik, penghalang iklim dan penghalang biologis.
b.
Metode
distribusi
Distribusi
hewan sekarang ini merupakan hasil penggabungan dari penghalang yang ada dan
kondisi lingkungan di masa lalu.
E.
SARANA DAN PENGHAMBAT PERSEBARAN
1.
Sarana Persebaran
a. Udara, dalam hal
ini digunakan oleh hewan untuk terbang. Sedangkan hewan menggunakan tekanannya
dalam bentuk perpindahan benih dari satu tempat ke tempat yang lain.
b. Air, kemampuan
hewan dalam berenang terutama hewan-hewan air menyebabkan perpindahan mudah
terjadi. Benih tumbuhan dapat terangkut dan berpindah tempat dengan
menggunakan media aliran air sungai atau arus laut.
c. Tanah, sudah
jelas. Hewan dan tumbuhan membutuhkan tanah untuk persebaran.
d. Pengangkutan
Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia dapat
menyebabkan perpindahan tumbuhan dan hewan. Seperti tikus yang terperangkap di
dalam tas seseorang, atau mungkin benih kembang sepatu yang melengket si baju
seseorang.
2. Hambatan Persebaran
a.
Hambatan Iklim, keadaan
iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya
kondisi temperatur, kelembaban udara dan curah hujan.
b.
Hambatan Edafik (tanah),
tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan
unsur-unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang
cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan yang terbiasa
menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah memilih mencari daerah yang
lapisan tanahnya tebal dan gembur.
c.
Hambatan Geografis, bentang
alam muka bumi dapat menghambat persebaran tumbuhan dan hewan seperti samudera,
padang pasir, sungai dan pegunungan.
d.
Hambatan Biologis, kondisi
lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan makanan yang melimpah
menjadi faktor penghambat tumbuhan dan hewan dalam bermigrasi. Hal ini
berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam.
F.
WILAYAH PERSEBARAN
v Wilayah neartik
Wilayah Neartik meliputi seluruh wilayah Amerika Utara dan seluruh
Greenland. Secara fisik keadaan lingkungan sangat menarik. Greenland hampir
seluruhnya tertutup oleh salju, sedang bagian timur Amerika Utara merupakan
hutan gugur dan bagian tengah merupakan padang rumput. Di bagian utara terdapat
hutan konifer yang sangat luas. Fauna wilayah Neartik dengan Paleartik
mempunyai banyak persamaan sehingga oleh Heilprin diperkirakan kedua wilayah
itu disebut holarctic. Hewan penghuni wilayah Neartik antara lain kalkun,
mocking bird, salamander, bison, caribau dan muscox. Hewan khas daerah ini antara lain Bison, Muskox,
Burung Kalkun, Caribau, Kambing Gunung, Tikus Berkantung, Puma, dan hewan yang
terdapat diwilayah Paleartik, seperti: Kelinci, Kelelawar, Anjing, Bajing, dan
Burung Gagak.
v Wilayah neotropik
Wilayah Neotropik meliputi Meksiko bagian selatan sampai Amerika bagian
tengah dan Amerika Selatan. Keadaan lingkungannya umumnya beriklim tropis,
tetapi sebgain arah selatan termasuk beriklim sedang. Di wilayah Neotropik
banyak terdapat gunung dan pegunungan. Faunanya beraneka ragam dengan bentuk
spesies endemik burung dan mamalia. Di wilayah ini tidak ditemukan orang utan
dan siamang, serta sangat sedikit kelelawar. Sedangkan insektivora yang ada
berupa trenggiling (Giant anteater) dan go,ongan ungulata (seperti
menjangan, babi, antilop, kuda, dan tapir). Khusus tapir berbeda dengan yang
ada di Asia. Diperkirakan wilayah Neotropik memiliki 155 famili vertebrata
darat.
v Wilayah Australia
Meliputi Australia, Selandia Baru, Irian dan pulau-pulau di sekitar daerah
Samudera Pasifik. Wilayah Indonesia bagian timur seperti Irian dan Maluku,
termasuk juga wilayah Australia. Sebagian besar wilayahnya beriklim tropis dan
sebagian kecilnya beriklim sedang. Di wilayah ini tidak ada mamalia
berplasenta, ammalia yang spesifik adalah mamalia berkantong misalnya kanguru.
Mamalia yang lain adalah trenggiling dan koala, sedang burung yang speifik
kasuari, cendrawasih dan kiwi. Hewan lain yang ada adalah kura-kura, buaya, dan
katak yang jumlahnya tidak begitu banyak. Mamalia di wilayah ini berasal dari
daerah Eurasia yang menyebar ke Australia sewaktu Australia bersatu dengan Asia.
Tikus dan kelelawar di kemudian hari menyebar dengan berbagai cara.
v Wilayah oriental
Meliputi benua Asia dengan pulau dan kepulauan yang dekat seperti Sumatra,
Sulawesi, Ceylon, Kepulauan Formosa dan Filipina. Kondisi fisiknya bervariasi
dengan pulau-pulau, sebagian beriklim tropis. Di wilayah ini banyak terdapat
hutan hujan tropis yang kaya akan jenis tumbuhan dan aneka hewan sehingga
merupakan gudang sumber alam hayati dan sumber plasma nutfah. Wilayah ini kaya
akan jenis ikan tawar, sedang amphibi dan reptilia tidak mempunyai kekhususan.
Salamandernya sedikti serta burung-burung dan mamalianya mempunyai hubungan
spesies dengan fauna yang sama di wilayah Ethiopia. Hewan yang spesifik adalah
harimau, gajah, gibo, orang utan, badak bercula satu atau dua, mejangan,
antilop dan tapir. Pada jaman Miosin dan Pliosin wilayah oriental menyatu
dengan wilayah Ethiopia sehinga hewan dan tumbuhan kedua wilayah ini banyak
persamaannya. Samudera dan padang pasir memisahkan keduanya sampai saat ini.
v Wilayah paleartik
Wilayah paleartik meliputi daerah Eurasia, Himalaya, Persia, Afganistan,
Afrika, Inggris dan Jepang. Keadaan lingkungannya bervariasi, memiliki
perbedaan suhu yang tinggi, memiliki perbedaan curah hujan dan dilihat dari
permukann tanahnya mempunyai diversitas yang tinggi. Hewannya bervariasi, di
daerah pegunungan hewannya berkurang, dan reptilnya berhubungan dekat dengan
reptilia wolayah Afrika dan Oriental. Tikus air dari famili Desmaniaceae
merupakan hewan khas wilayah Paleartik. Hewan lain wilayah Paleartik adalah
bison dan kucing kutub.
v Wilayah Ethiopia
Wilayah ethiopia meliputi Afrika sebelah selatan, madagaskar dan Arabia
bagian selatan. Keadaan lingkungan hidupnya seragam, bagian utara berupa gurun
Sahara yang merupakan padang pasir terluas di dunia dan merupakan pembatas
efektif wilayah Ethiopia dengan Paleartik. Hewan di wulayah Ethiopia
bervariasi, kurang lebbih ada 161 vertebrata darat. Hewan yang khusus adalah
jerapah, zebra, antilop dan badak afrika. Hewan-hewannya hampir sama dengan hewan-hewan
oriental. Kompisinya sama, misalnya kucing dan anjing serta golongan
primata seperti lemur, babon, gorila dan simpanse. Jenis ikannya ada yang
termasuk primitif seperti ikan paru-paru. Wilayah ethiopia mempunyai hewan yang
endemik, artinya hewan yang penyebarannya sampai ke wilayah lain, dan
tidak ada hubungannya dengan wilayah di luar ethiopia. Contoh hewan yang
bersifat endemmik adalah ikan, kelas amphibia dan sedikit dari kelas aves.
Hewan yang tidak terdapat di wilayah ethiopia adalah menjagan, berang,
salamander dan katak pohon.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai
faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran
organisme. Faktor penghalang yang utama adalah iklim dan topografi. Selain itu,
faktor penghalang reproduksi dan endemisme menjadi pengendali penyebaran
organisme.
Akibat dari
hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk kelompok-kelompok
hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang berbeda-beda. Sebagai contoh
bunga sakura tumbuh di Jepang, bunga tulip di Belanda, kera bekantan hidup di
Kalimantan, burung maleo di Sulawesi dan Maluku. Sehingga tanaman dan hewan
menjadi ciri khas pada suatu daerah di belahan bumi.
Persebaran hewan dibagi menjadi 6 kawasan utama. Enam kawasan
tersebut adalah kawasan Neartik, Paleartik, Ethiopia, Oriental, Neotropik, dan
Australia. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas. Kekhasan ini disebabkan
oleh faktor geografis, cuaca, iklim, dan lain sebagainya. Fauna yang ditemukan
di daerah Paleartik dan Neartik adalah serupa, sehingga para pakar sering
menyebutnya sebagai daerah Holartik. Masing-masing daerah biogeografi tersebut
mencakup sebagian besar daratan benua. Antara daerah yang satu dengan daerah
yang lainnya dipisahkan oleh suatu sawar atau rintangan.
B.
SARAN
Harapan
penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Dengan membaca dan mempelajari isi makalah ini, diharapkan pengetahuan pembaca tentang persebaran
hewan dimuka bumi ini dapat bertambah, serta mengerti tentang pola-pola
persebaran hewan dan pengaruhnya terhadap keseimbangan dan keberlangsungan
sebuah ekosistem.
Penulis
menyadari bahwa
penulisan makalah ini belum
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan,
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan demi
perbaikan penulisan yang akan datang.