CONTOH PROPOSAL PENELITIAN

Kamis, 10 Januari 2013

A.     PEMANFAATAN TANAMAN KELOR SEBAGAI OBAT ALAMI
B.     LATAR BELAKANG
Hidup sehat dan memiliki umur yang panjang merupakan impian semua orang. Namun lingkungan sekitar sudah semakin tercemar dan dirusak oleh perkembangan ekonomi dan industri. Akibatnya banyak racun yang terserap kedalam tubuh dan mengganggu kesehatan.
Saat ini, keperluan pangan seperti air, udara dan makanan telah banyak tercemar oleh racun, sehingga apabila melakukan aktifitas makan dan bernafas sebenarnya sedang memasukkan racun kedalam tubuh. Sehingga akan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Indonesia memiliki  berbagai tanaman  yang memiliki manfaat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, akan tetapi masyarakat Indonesia sebagian besar belum paham akan kandungan yang terdapat pada tanaman tersebut, dan hanya mengandalkan obat–obatan yang instant terbuat dari bahan kimia, padahal obat tersebut dapat membahayakan kesehatan dan menyebabkan timbulnya penyakit–penyakit baru.
Penggunaan obat instan atau obat sintetik dengan bahan kimia perlu diminimalisir untuk mencegah lebih banyak timbulnya penyakit-penyakit baru dan perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk menggunakan obat herbal atau alami yang ada disekitar kita seperti tanaman kelor.

C.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.       Apa saja manfaat tanaman kelor bagi kesehatan?
2.       Bagaimana cara meramu tanaman kelor untuk dijadikan obat?
3.       Bagaimana cara penggunaan obat dari tanaman kelor?

D.     TUJUAN
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1.     Untuk mengetahui manfaat tanaman kelor bagi kesehatan.
2.     Mengetahui cara meramu tanaman kelor untuk di jadikan bahan obat alami.
3.     Mengetahui cara penggunaan obat alami dari tanaman kelor.

E.     LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dapat memberikan pengetahuan dan penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dari penyakit.  Salah satu caranya yaitu dengan selalu menggunakan obat tradisional yang syarat non efek samping seperti tanaman kelor. Disamping itu, dengan adanya tulisan ini masyarakat dapat lebih arif dalam mejaga kesehatan dengan obat tradisional tanpa selalu bergantung pada obat yang instant yang banyak mengandung bahan kimia yang dapat menimbulkan efek samping bagi tubuh.


F.      KEGUNAAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna :
1.     Sebagai bahan peneliti selanjutnya mengenai pemanfaatan tanaman kelor sebagai obat alami.
2.     Sebagai acuan bagi masyarakat, dalam rangka pelestarian dan pemanfaatan tanaman kelor sebagai obat alami.

G.    TINJAUAN PUSTAKA
1.     Tanaman kelor
a.       Klasifikasi
Kingdom       : Plantae
Divisi            : Magnoliophyta                      
Kelas             : Magnoliopsida                      
Ordo             : Brassicales
Family          : Moringaceaea
Genus           : Moringa
Spesies          : Moringa oleifera Lam.

b.      Deskripsi
Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda - setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem, menebar aroma khas. Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak.
Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.

c.        Kandungan
Analisa terhadap nutrisi daun kelor kering yang dilakukan di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang menunjukkan hasil sebagai berikut:
No
Parameter
Unit
Test I
Test II
1.
Beta Carotene
mg/100
12,988
12,932
2.
Choline
mg/100
95,715
96,989
3.
Vitamin B1, Thiamine
mg/100
0,575
0,572
4.
Vitamin B2, Riboflavin
mg/100
0,794
0,807
5.
Vitamin B3, Niacin
mg/100
3,684
3,670
6.
Vitamin C, Ascorbic Acid
mg/100
57,964
59,732
7.
Protein
g/100
29,722
29,487
8.
Fat
g/100
2,180
2,186
9.
Carbohydrate
g/100
47,461
47,377
10.
Energi
calori
328,359
327,126
11.
Fiber
g/100
16,857
16,883
12.
Calsium (Ca)
mg/100
2683,312
2663,205
13.
Magnesium (Mg)
mg/100
1076,115
1077,083
14.
Phosphor (P)
mg/100
352,417
354,787
15.
Potassium (K)
mg/100
2401,160
2402,360
16.
Copper (Cu)
mg/100
0,751
0,725
17.
Iron (Fe)
mg/100
41,890
42,075
18.
Isoleucine
µg/100
21310,75
21030,87
19.
Leucine
µg/100
36189,89
36890,82
20.
Lysine
µg/100
25618,09
25544,17
21.
Methionine
µg/100
5405,58
5431,86
22.
Phenylalanine
µg/100
21639,97
21739,24
23.
Threonine
µg/100
18186,58
18594,36
24.
Valine
µg/100
27269,38
27384,32
25.
Tryptophan
µg/100
5984,33
6166,47

d.    Kegunaan dan manfaat
kelor berkhasiat sebagai obat; anemia, anxiety, asma, bronchitis, katarak, kolera, conjunctivitis, batuk,diare, infeksi mata dan telinga, demam, gangguan kelenjar, sakit kepala, tekanan darah tidak normal,radang sendi, gangguan pernafasan, kekurangan cairan sperma, dan TBC. Berikut ini akan dijelaskan mengenai manfaat medis dari setiap bagian tanaman kelor.
1)  Akar
Akar tanaman kelor dikenal berkhasiat sebagai peluruh air seni, peluruh dahak, atau obat batuk, peluruh haid, penambah nafsu makan, dan pereda kejang. Akar ini juga sangat baik untuk pengobatan malaria, mengurangi rasa sakit, penurun tekanan darah tinggi, mengobati reumatik, epilepsi, dan sebagainya.
2)    Daun
Pohon kelor memiliki daun yag mengandung nutrisi paling lengkap dibandingkan tumbuhan jenis apapun. Daun kelor berdasarkan berat keringnya mengandung protein sekitar 27 persen dan berbagai unsur nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan dan mengobati beberapa penyakit seperti diabetes mellitus, anemia, hipertensi, alergi, kurap (herpes), sakit kuning, cacingan, sakit mata, susah buang air kecil, dan lain-lain.
3)    Biji
Hasil penelitian Madsen dan Dchlundt serta Grabow dan kawan-kawan menunjukkan bahwa serbuk biji kelor mampu menumpas bakteri Escherichia coli, Streptococcus faecalis dan Salmonella typymurium. kandungan senyawa pada serbuk biji kelor memiliki sifat anti-mikroba. hal ini berlaku khusus terhadap bakteri sehingga jika pada air terdapat bakteri Ecoli maka secara langsung akan tereduksi dan mati.
4)    Kulit Batang
"Kulit batang kelor memang banyak memiliki khasiat", ujar Profesor Dr. Anas Subarnas, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung yang membimbing penelitian kulit batang kelor sebagai anti-konvulsi atau anti-kejang pada tahun 2003. Disamping itu juga kulit batang kelor sangat mujarab menjadi penawar racun ular dan kalajengking serta mengatasi pembengkakan dan sariawan dengan cara mengoleskan ekstrak kulit tersebut.
5)    Bunga
Rebusan bunga kelor dapat membantu mengatasi radang tenggorokan.
e.        Cara meramu
Cara penggunaan kelor untuk mengobati penyakit tentu harus diketahui untuk mendapatkan khasiatnya. Berikut ini cara penggunan kelor untuk pengobatan. Untuk beberapa penyakit, kelor perlu dikombinasikan dengan bahan dan tanaman obat lain agar khasiatnya lebih ampuh.
1)    Kolesterol Tinggi dan Diabetes Mellitus
Bahan: 3-5 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor direbus dengan 3 gelas air hingga air tersisa setengahnya. Kemudian, air rebusan disaring dan diminum;
Cara menggunakan: diminum dua kali sehari
2)    Sakit kuning
Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas air kelapa hijau;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai sembuh.
3)    Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu
Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;
Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus;
Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).
4)    Rabun Ayam
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.
5)    Sakit mata
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai ampasnya mengendap;
Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat tetes mata.
6)    Susah buang air kecil
Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel yang telah diparut dalam jumlah yang sama;
Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah dengan 1 gelas air, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum setiap hari.
7)    Cacingan
Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang meniran;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum.
8)    Alergi
Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas pulasari secukupnya;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
9)    Herpes, Bisul, dan Luka bernanah
Bahan: 3-7 gagang daun kelor;
Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus.
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka sebagai obat luar.
2.     Obat Alami
Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan sifat kandungannya sangat beragam.
Yang dimaksud dengan obat alami adalah sediaan obat, baik berupa obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni yang berasal dari alam, yang dimaksud dengan obat alami adalah obat asal tanaman.

H.    METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan yang digunakan adalah metode study pustaka dan wawancara ke berbagai sumber. Penelitian dilaksanakan secara individual dan yang menjadi nara sumber adalah masyarakat umum.

I.        RANCANGAN BIAYA
NO
KEBUTUHAN
BIAYA (Rp)
KET.
1
Warnet 3x
9.000

2
Print
6.000

3
Foto kopi buku
2.500

4
Biaya perjalanan
20.000

5
Lain-lain
20.000

Total biaya
Rp. 57.500.00


J.       DAFTAR PUSTAKA
Budiati, Heni. 2007. Biologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Gema Ilmu.
http://www.plantamor.com/index.php?plant=866. Diakses pada tanggal 25 Desember 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelor. diakses pada tanggal 26 Desember 2012.

SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM HORMON


A.  RUANG LINGKUP ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan bagian tubuh dan menguraikannya satu persatu. Sedangkan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari kerja faal/fungsi bagian alat tubuh.
Reproduksi terbagi 2 kelompok yakni:
v  Reproduksi Seksual: keturunan baru lahir setelah melalui sebuah proses yang melibatkan sel kelamin. Reproduksi seksual dapat bersifat biseksual apabila keturunan tersebut terjadi akibat penyatuan 2 jenis sel kelamin, yaitu sel kelamin jantan dan sel kelamin betina.
v  Reproduksi Aseksual: keturunan terjadi tanpa melibatkan sel kelamin, misalnya melalui pembelahan diri atau penumbuhan tunas baru.

1.      Anatomi Sistem Reproduksi pria
Sistem reproduksi pria terdiri dari testis, saluran (terdiri dari epididimis, vas deferens, uretra), kelenjar aksesori (mencakup vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretral), dan struktur penunjang (skrotum dan penis). Fungsi sistem reproduksi pria antara lain; (1) memproduksi sperma dan hormon testosteron, (2) duktus (saluran) untuk mengangkut, menyimpan, dan mematangkan sperma, (3) kelenjar aksesori mensekresi semen, dan (4) uretra pada penis untuk saluran ejakulasi semen dan ekskresi urine.
a.    Skrotum
Dari luar, skrotum terlihat seperti satu kantung yang dipisah menjadi 2 bagian lateral oleh raphe. Di dalam, scrotal septum yang terdiri dari jaringan otot polos (disebut otot dartos) dibagi menjadi dua, yang masing-masing berisi satu testis. Kedua testis dihubungkan oleh otot cremaster. Dengan posisi letak dan kontraksi otot-ototnya, skrotum berfungsi untuk mempertahankan suhu testis.


b.  Testis
Testis disebut juga testikel, Testis dilindungi oleh suatu membran yang disebut tunica vaginalis. Cairan yang ada di membran tersebut disebut hydrocele. Di dalam tunica vaginalis terdapat semacam kapsul berwarna putih yang disebut tunica albuginea yang memanjang ke dalam membentuk sekat yang membagi testis ke beberapa bagian yang disebut lobus. Tiap-tiap lobus mengandung tubulus seminiferus yang merupakan tempat spermatogenesis, yaitu pembentukan sperma.
          Tubulus seminiferus mengandung dua macam sel, yaitu sel spermatogenik (sel tempat mensistesis sperma) dan sel sertoli (membantu proses spermatogenesis). Sel spermatogonia yang berkembang dari sel benih primordial akan aktif pada masa pubertas/. Aktifnya spermatogonia ditandai dengan adanya spermatogenesis.
          Spermatogonium (2n) mengalami mitosis dan terbentuk dua spermatosit primer (2n). Kemudian terjadi meiosis I dimana masing-masing spermatosit primer menjadi spermatosit sekunder (n). Setelah itu terjadi meiosis II dan terbentuk total 4 spermatid (n). Tahap terakhir dari spermatogenesis yaitu spermiogenesis dimana masing-masing spermatid menjadi sel sperma.
c.       Sperma
Sperma bertugas untuk membuahi ovum. Bagian utama sperma adalah bagian kepala dan ekor. Kepala sperma mengandung nukleus, dengan selaput pada ujungnya yang mengandung enzim hyaluronidase dan protease untuk penetrasi ke ovum. Bagian ekor terbagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian leher (mengandung sentriol), bagian tengah (mengandung mitokondria), principal piece (bagian terpanjang dari ekor), dan bagian akhir (merupakan terminal). Sel sperma tidak bertahan lebih dari 8 jam di luar tubuh.
Hormon yang terlibat dalam spermatogenesis adalah testosteron yang produksinya dimulai oleh LH yang merangsang sel Leydig pada tubulus seminiferus untuk mensekresikan testosteron, sedangkan FSH merangsang spermatogenesis.
     d.  Saluran reproduksi pada pria
          Saluran Testis
Sel sertoli mengeluarkan cairan yang mendorong sperma untuk melewati lumen tubulus seminiferus untuk kemudian ke sebuah saluran lurus yang sangat pendek, dan kemudian sampai ke epididimis.


     e.  Epididimis
Saluran epididimis adalah sebuah saluran (duktus) yang panjangnya sekitar 6 m, merupakan tempat pematangan dan penyimpanan sperma. Sperma dapat berada di epididimis hingga berbulan-bulan. Bila tidak dikeluarkan, sperma akan reabsorpsi oleh tubuh.
     f.  Vas deferens
          Vas deferens terletak pada akhir epididimis, panjangnya sekitar 45 cm. Seperti halnya epididimis, vas deferens dapat menyimpan sperma selama berbulan-bulan.
     g.  Saluran spermatik
          Saluran spermatik merupakan salah satu struktur penunjang sistem reproduksi pada pria yang terdiri dari vas deferens yang menanjak melalui skrotum, arteri testikuler, vena, saraf otonom, pembuluh limfa, dan otot cremaster.
          h.  Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi mempunyai panjang sekitar 2cm dan dibentuk dari kesatuan duktus dari seminal vesikel dan ampulla vas deferens. Berfungsi sebagai saluran sperma untuk keluar.
          i.   Uretra
Uretra adalah saluran terminal dari sistem reproduksi dan sistem perkemihan. Berfungsi sebagai saluran keluar baik urine maupun semen. Panjangnya sekitar 20 cm, melalui prostat, perineum, dan penis, Terbagi menjadi 3 bagian, yaitu uretra prostatik, uretra membranosa, dan spongy urethra yang berakhir di external urethra orifice.
          j.   Vesikula seminalis
Cairan yang mengandung fruktosa, prostaglandin dan gmpalan protein dikeluarkan melalui vesikula seminalis. Cairan ini membantu menetralkan suasana asam yang dapat menonaktifkan dan membunuh sperma. Fruktosa digunakan sperma untuk membentuk ATP, prostaglandin berperan dalam viabilitas sperma. Gumpalan protein berfungsi untuk membantu semen menggumpal setelah ejakulasi.
          k.  Kelenjar prostat
Prostat mensekresi cairan seperti susu yang agak asam (pH 6,5), mengandung beberapa substansi; (1) Citrid acid yang digunakan oleh sperma untuk produksi ATP melalu siklus Krebs, (2) beberapa enzim proteolitik, seperti PSA (prostate-spesific antigen), pepsinogen, amilase, dan hyaluronidase, (3) acid phosphatase, (4) seminalplasmin berperan dalam melawan bakteri.
          l.   Kelenjar Bulbouretral
Disebut juga kelenjar Cowper, menghasilkan cairan yang berfungsi untuk membersihkan uretra, menetralkan suasana asam dari urine pada uretra. Juga mensekresikan lendir yang melumasi ujung penis agar sperma tidak rusak pada saat ejakulasi.
          m. Semen
Semen adalah campuran dari sperma dan cairan seminal (terdiri dari sekresi tubulus seminiferus, vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar bulbouretral). Terdapat sperma 50-150 juta sperma per mL semen. Cairan seminal menyediakan perlindungan, makanan dan media transpor bagi sperma dari suasana asam. Kelainan dimana terdapat darah pada semen disebut hemospermia.
          n.  Penis
Penis berbentuk silinder, berfungsi sebagai saluran ejakulasi semen dan ekskresi urine. Penis terdiri dari tiga jaringan silinder, yang masing-masing dikelilingi oleh jaringan yang disebut tunica albuginea. Dua bagian dorsolateraldisebut corpora cavernosa penis. Bagian midventral, corpus spongiosum penis, mengandung uretra spons dan menyimpannya selama ejakulasi. Bagian luar terdiri dari erectile tissue (jaringan erektil).
Pada waktu melakukan senggama (coitus) sel mani dikeluarkan oleh kantong mani dan zat cair yang dihasilkan oleh kelenjar prostat.

2.      Anatomi sistem reproduksi wanita
Anatomi sistem reproduksi wanita terdiri dari bagian luar dan dalam yaitu:
a.    Bagian luar terdiri dari:
-       Bibir luar (labia mayor)
-       Bibir dalam (labia minora)
-       Klentit/klitoris yang sangat peka karena banyak mengandug serabut saraf.
-       Mulut vagina, merupakan rongga penghubung rahim dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina ditutupi oleh selaput dara (hymen) yaitu jaringan tipis yang membentuk cincin.

b.    Bagian dalam terletak di dalam rongga panggul terdiri dari:
-       Vagina (liang senggama/ kemaluan)
-       Mulut rahim (serviks)
-       Rahim (uterus)
-       2 buah saluran penghubung ovarium dengan rongga rahim, yang terletak disebelah kanan dan kiri rahim dan disebut tuba pallopi.
-       2 buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri.
Alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan. Bila salah satu bagian tidak berfungsi maka dengan sendrinya akan menghambat (mengganggu) fungsi reproduksi wanita.

3.      Sistem Reproduksi Wanita
      Sistem reproduksi wanita terbentuk di dalam indung telur. Dalam kedua indung telur terdapat ribuan sel telur yang belum masak, jumlahnya antara 30.000-40.000 buah.
Seorang wanita dalam hidupnya mengalami 3 masa kehidupan, antara lain:
a.    Masa kanak-kanak.
b.    Masa reproduksi, dimana seorang wanita mengalami masa haid, usia antara 12-15 tahun yang biasanya disebut masa akil balig. Perempuan yang telah memasuki akil balig, biasanya disertai pula dengan perubahan jasmani dan rohani. Ditandai dengan adanya perasaan tertarik pada lawan jenis atau mulai tertarik kepada lawan jenisnya.
c.    Masa tua dimana seorang mengalami mati haid (menopause) yakni pada usia sekitar 45-49 tahun.
Usia subur atau reproduksi bagi seorang wanita dapat dibagi ke dalam 3 fase, yaitu:
a.    Reproduksi muda, yaitu bila seorang wanita hamil dan melahirkan anak dalam usia antara 15-19 tahun. Dan sebaiknya menunda kehamilan/kesuburan, bilamana telah terjadi pernikahan. Jika pada remaja yang belum menikah sebaiknya masa ini adalah masa untuk pendewasaan usia perkawinan.
b.    Reproduksi sehat yaitu apabila seorang wanita hamil kemudian melahirkan anak pada usia sekitar 20-35 tahun.
c.    Reproduksi tua yaitu apabila seorang wanita hamil dan melahirkan anak pada usia 35 tahun ke atas.
      Bagi istri yang berusia antara 20-30 tahun, jarak kehamilan antara anak pertama dan kedua sebaiknya adalah 3 sampai 4 tahun. Sedangkan istri yang berusia diatas 30 tahun, sebaiknya mengakhiri kehamilan/kesuburan atau tidak melahirkan lagi.

4.      Daur haid pada wanita
      Daur haid adalah siklus haid atau perputaran waktu mendapat haid yang satu dengan waktu haid berikutnya. Setiap wanita mendapat haid tidak sama, tanggal mendapatkan haid berbeda, banyaknya darah yang keluar ada yang sedikit ada yang banyak, namun tidak lebih dari 50 cc. pada waktu haid ada yang merasa sakit dan ada yang tidak.
Haid dikenal ada 2 macam:
1.    Haid dengan ovulasi yakni haid yang normal yang didahului dengan ovulasi sekitar 14 hari sebelumnya.
2.    Haid tanpa didahului dengan ovulasi. Karena tanpa ovulasi maka tidak terjadi pengaruh progesterone terhadap rahim, sehingga selaput lendir rahim masih tetap menebal sampai terjadi haid.

B.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  REPRODUKSI MANUSIA
1.      Faktor organobiologik
      Dalam kelompok faktor organobiologik ini termasuk diantaranya:
-       Umur manusia. Diketahui bahwa puncak kesuburan wanita umumnya berada pada saat usia 24-25 tahun, fungsi reproduksi akan menurun setelah melewati usia tersebut.
-          Faktor gizi.
-          Infeksi; seperti radang kelenjar parotis pada mulut (gondongan), TBC, kencing nanah, radang prostat, kusta, cacar dan sebagainya.
-          Alergi dan gangguan imunologik
-          Kegagalan ginjal menahun
-          Kencing manis.
-          Kelumpuhan bagian bawah anggota badan.
-          Kelainan endokrim pada kelenjar hipofise otak
-          Klainan kromosom
-          Kelainan letak: misalnya tidak turunnya buah zakar dalam kantong zakar.
-          Gangguan persenggamaan; seperti impotensi
-          Pengaruh dari luar: misalnya obat, zat kimia, radiasi, suhu lingkungan sekitar dan sebagainya.

2.      Faktor psikoedukatif

      Faktor psikoedukatif adalah faktor kejiwaan, pendidikan dan pengetahuan manusia. Misalnya untuk memberikan landaan masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya (dengan bekal pengetahuan yang cukup) maka keluarga/pasangan suami istri terdorong untuk ber-KB.
 
3.      Faktor sosio-kultural

      Faktor lingkungan masyarakat dan sosial budaya berpengaruh dalam menentukan jumlah dan nila anak. Artinya dalam kelompok social budaya member pengaruh pula terhadap reproduksi manusia. Misalnya, pandangan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan anak perempuan, atau yang menyatakan banyak anak banyak rejeki, yang mendorong setiap pasangan usia subur untuk memiliki anak lebih sari 2, dengan mengabaikan keselamatan ibu yang bersangkutan.
C.      HORMON-HORMON REPRODUKSI
1.      GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
2.      FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
3.      LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
4.      Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh.
Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
5.      Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
6.      HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.
7.      LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.