ASAL MULA TUMBUHAN VASKULER DAN TUMBUHAN VASKULER TAK BERBIJI

Jumat, 07 Desember 2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
                Asal Mula Tumbuhan Vaskuler Perkembangan evolusi tumbuhan vaskuler dimulai sejak kira-kira 475 jutatahun yang lalu, yang terbagi menjadi beberapa periode evolusi . Periode pertama evolusi, yaitu selama masa Ordovisian, zaman Palaeozoikum, sekitar 475 juta tahun yang silam, asal mula tumbuhan didugaberasal dari nenek moyang akuatik. Adaptasi terhadap kehidupan darat(terrestrial) dibuktikan oleh adanya sporopolenin dan gametangia berlapis yangmelindungi gamet dan embrio. Adaptasi ini terjadi pada bryofita yang merupakantumbuhan darat pertama. Bryofita atau tumbuhan lumut ini berkembang menjadiberbagai variasi dalam kelompoknya. Jaringan pembuluh yang terdiri atas sel-selmembentuk pembuluh untuk mengangkut air dan zat hara ke seluruh tubuhtumbuhan. Evolusi bryofita merupakan evolusi yang relatif dini dalam sejarahtumbuhan. Oleh karena sebagian besar bryofita tidak memiliki jaringan pembuluh maka bryofita disebut sebagai tumbuhan yang “non vaskuler” atautumbuhan “tidak berpembuluh”.                               
                 Namun ada sebagian kecil bryofita yang memiliki jaringan pembuluh pengangkutan air. Dengan demikianpengelompokan bryofita sebagai tumbuhan non vaskuler tidak seluruhnya benar Periode kedua evolusi tumbuhan ditandai oleh diversifikasi tumbuhanvaskuler (tumbuhan berpembuluh) selama masa Devon sekitar 400 juta tahunsilam. Tumbuhan vaskuler awal ini merupakan tumbuhan tak berbiji, misalnyapada jenis paku-pakuan serta kelompok tumbuhan tak berbiji lainnya. Periode ketiga evolusi tumbuhan dimulai dengan kemunculan biji, yaitustruktur yang melindungi embrio dari kekeringan dan ancaman perubahanlingkungan. Kemunculan tumbuhan biji ini mempercepat perluasan kolonisasi tumbuhan di daratan. Biji tumbuhan terdiri atas embrio dan cadangan makananyang terlingdung oleh suatu penutup. Tumbuhan vaskuler berbiji muncul kira-kira 360 juta tahun yang lalu dengan kemunculan Gymnospermae (Bhs. Yunani:
Gymnos= „terbukaatau „telanjang; sperma= benih atau biji).

1.2  Rumusan Masalah
        Dari latar belakang diatas dapat kita mengambil suatu rumusan masalah sebagai berikit,
1.      Apa yang dimaksud dengan tumbuhan vaskuler ?
2.      Apa yang dimaksud tumbuhan vaskuler tak berbiji?
3.      Bagaimana evolusi tumbuhan vaskuler?


1.3  Tujuan
         Dari rumusan masalah di atas, adapun tujuannya yaitu.
1.      Sebagai bahan refrensi untuk menunjang pengetahuan kita.
2.      Untuk dapat mengetahui asal muasal tumbuhan vaskuler.
3.      Untuk dapat mengetahui jenis tumbuhan vaskuler.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal Mula Tumbuhan Vaskuler
                  Perkembangan evolusi tumbuhan vaskuler dimulai sejak kira-kira 475 juta tahun yang lalu, yang terbagi menjadi beberapa periode evolusi . Menurut Campbell dkk (2003), berdasarkan catatan fosil yang ada, sejarah adaptasi daratan oleh tumbuhan terdapat empat periode utama evolusi tumbuhan. Periode tersebut merupakan radiasi adaptif  yang mengikuti evolusi struktur bagi peluang kehidupan di darat. Keempat periode adalah sebagai berikut:
2.1.1 Periode pertama
                 evolusi, yaitu  selama  masa Ordovisian, zaman Palaeozoikum, sekitar 475 juta tahun yang silam, asal mula tumbuhan diduga berasal dari nenek moyang akuatik. Adaptasi terhadap kehidupan darat(terrestrial) dibuktikan oleh adanya sporopolenin dan gametangia berlapis yangmelindungi gamet dan embrio. Adaptasi ini terjadi pada bryofita yang merupakan tumbuhan darat pertama. Bryofita atau tumbuhan lumut ini berkembang menjadi berbagai variasi dalam kelompoknya. Jaringan pembuluh yang terdiri atas sel-sel membentuk pembuluh untuk mengangkut air dan zat hara ke seluruh tubuh tumbuhan. Evolusi bryofita merupakan evolusi yang relatif dini dalam sejarah tumbuhan. Oleh karena sebagian besar  bryofita tidak memiliki jaringan
 pembuluh maka bryofita disebut sebagai tumbuhan yang “non vaskuler” atau tumbuhan “tidak berpembuluh”. Namun ada sebagian kecil bryofita yang
memiliki jaringan pembuluh pengang kutan air. Dengan demikian pengelompokan bryofita sebagai tumbuhan non vaskuler tidak seluruhnya benar
2.1.2 Periode kedua                 
                    Evolusi tumbuhan ditandai oleh diversifikasi tumbuhan vaskuler (tumbuhan berpembuluh) selama masa Devon sekitar 400 juta tahun silam. Tumbuhan vaskuler awal ini merupakan tumbuhan tak berbiji, misalnya pada jenis paku-pakuan serta kelompok tumbuhan tak berbiji lainnya.


2.1.3 Periode ketiga          
                    evolusi tumbuhan dimulai dengan kemunculan biji, yaitu struktur yang melindungi embrio dari kekeringan dan ancaman perubahan lingkungan. Kemunculan  tumbuhan biji ini  mempercepat perluasan kolonisasi tumbuhan di daratan. Biji tumbuhan terdiri atas embrio dan cadangan makanan yang terlingdung oleh suatu penutup. Tumbuhan vaskuler berbiji muncul kira-kira 360 juta tahun yang lalu dengan kemunculan Gymnospermae (Bhs. Yunani: Gymnos= „terbuka atau „telanjang; sperma= benih atau biji). Gymnospermae, terdiri atas Konifer dengan berbagai variasi jenisnya. Konifer dan Paku-pakuan mendominasi kehidupan di hutan belantara selama lebih dari 200 juta tahun.
2.1.4 Periode keempat                  
                  dalam evolusi tumbuhan terjadi pada masa  Kreta, zaman Mesozoikum sekitar 130 juta tahun yang lalu. Periode ini ditandai dengan kemunculan tumbuhan berbunga yang memiliki struktur reproduksi yang agak rumit di mana biji dilindungi oleh ruangan yang disebut ovarium. Karena biji terlindung sedemikian rupa maka kelompok ini disebut Tumbuhan berbiji tertutup atau Angiospermae (Bhs. Yunani: Angion= “wadah”; spermae= benih atau biji)Betapapun  juga telah lama diyakini bahwa tumbuhan tumbuhan berevolusidari alga hijau, yaitu protista  fotosintetik yang hidup di air. Kelompok  alga hijau berkembang sangat pesat sehingga keanekaragamannya juga tinggi. Kini banyak bukti yang mengarahkan kekerabatan jenis alga hijau yang termasuk karofita dengan tumbuhan karena adanya,
(1) Kesamaan DNA kloroplas alga hijau karofita dengan tumbuhan
(2) Kesamaan biokimiawi, yaitu komponen selulosa penyusun dinding sel dankomposisi enzim peroksisom pada alga dan tumbuhan
(3) Kemiripan dalam  mekanisme  mitosis dan sitokinesis, yaitu  adanya  organel-organel mikrotubul, mikrofilamen aktin dan vesikula pada proses pembelahan sel.
(4) Kemiripan dalam ultra struktur sperma
(5) Adanya hubungan kekerabatan (genetik) berdasarkan kesamaan gen danRNA.Karofita yang diwakili oleh ganggang karangan (Characeae) menunjukkan bahwa karofita dan tumbuhan memiliki nenek moyang yang sama. Karofita modern umumnya hidup di perairan dangkal, sementara karofita primitif diduga juga telah hidup di air dangkal yang mudah terancam kekeringan. Seleksi alam terjadi sehingga alga ini bertahan hidup di laut dangkal. Perlindungan terhadapembrio yang  berkembang di dalam gametangia merupakan cara adaptasi terhadap kekeringan, dan ternyata cara ini berguna pada saat mereka hidup di darat.

2.2 Evolusi Tumbuhan
            (Adaptasi dari: Campbell, 2003)
 Bryofita merupakan tumbuhan “darat” awal yang berevolusi dari jenis yang hidup di air. Adaptasi ini belum sempurna, sehingga bryofita memerlukan tempat hidup yang lembab. Bryofita (Bhs Yunani+ “lumut”) menunjukkan adaptasi penting dengan kehidupan darat yaitu adanya, arkegonium (gametangium betina) dan anteridium (gametangium jantan). Arkegonium menghasilkan satu sel telur (ovum), anteridium menghasilkan sperma berflagela. Sel telur dibuahi di dalam arkegonium dan kemudian berkembang menjadi zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi embrio di dalam selubung pelindung organ betina. Sekalipun embrio telah terlindung sedemikian rupa, namun bryofita belum sepenuhnya terbebas dari kehidupan air. Untuk bereproduksi, sperma berflagela (ciri kehidupan air) masih tetap memerlukan air untuk dapat membuahi sel telur. Bryofita juga tidak  memiliki jaringan “lignin dan tidak memiliki jaringan vaskuler, sehingga air dari lingkungan berdifusi dan diserap oleh sel. Tinggi tumbuhan lumut umumnya 1-2cm, namun ada yang mencapai 20 cm.

2.2.1 Bryofita terdiri atas 3 divisi, yaitu:

2.2.1.1 Divisi Lumut Daun (Divisi Bryofita)
                   Lumut daun merupakan bryofita yang sangat dikenal, tumbuhan lumutini hidup berkelompok seperti hamparan yang lunak yang bersifat menyerap air. Masing-masing tumbuhan memiliki rhizoid (rhiza= akar;-oid= mirip) sebagai alat untuk  melekat pada  substrat. Lumut daun mempunyai bagian yang mirip akar, mirip daun dan mirip batang. Bagian “akar”, “batang”, dan “daun” ini memang berbeda strukturnya dengan akar, batang, dan daun sejati pada tumbuhan tinggi. Namun bagian “daun” -nyadapat menyelenggarakan fotosintesis. Lumut daun berukuran kecil (pendek), meski demikian, hamparan Sphagnum (lumut gambut) yang sangat tebal dapat menutupi kira-kira 3 % permukaan bumi kita. Sphagnum yang mati di tanah yang basah menyimpan karbon organik yang tak mudah diuraikan oleh mikroba.

2.2.1.2 Divisi Lumut hati (Divisi Hepatofita)
                         Lumut hati banyak tumbuh di hutan tropika yang sarat dengan keanekaragaman Disebut lumut hati karena tubuhnya terdiri dari beberapa lobus yang mengingatkan kita pada lobus hati. Siklus hidupnya mirip dengan lumut daun yaitu memiliki fase seksual dan aseksual. Secara aseksual dengan membentuk  Gemmae yang terdapat di dalam”mangkuk” dan kemudian akan terpental ke luar dari mangkuk oleh tetesan air hujan.

2.2.1.3 Divisi Lumut tanduk (Anthoserofita)
                      Lumut ini disebut lumut tanduk karena sporofitnya membentuk kapsul yang memanjang mirip tanduk. Berdasarkan penelitian asam nukleat diperoleh bukti bahwa lumut tanduk merupakan kelompok bryofita yang paling dekat kekerabatannya dengan tumbuhan vaskuler. Ketiga divisi bryofita tersebut telah berhasil hidup di darat dan beradaptasi selama lebih dari 450 juta tahun. Bahkan diyakini bahwa pada 50 juta tahun pertama sejak lahirnya komunitas darat, lumut merupakan satu-satunya tumbuhan yang mendominasi daratan
2.3 Evolusi Tumbuhan Vaskuler
                  Di atas telah diuraikan bahwa kelompok  bryofita telah berhasil beradaptasi dengan kehidupan darat, sekalipun tidak  sepenuhnya dapat hidup ditempat yang kurang air. Pada bagian “daun”nya terdapat stomata dan kutikula yang mirip dengan tumbuhan vaskuler. Keberadaan stomata dan lapisan kutikula ini merupakan tahap evolusi bryofita terhadap  kehidupan di darat. Tubuh tumbuhan bryofita juga telah mengalami diferensiasi menjadi bagian-bagian yang mirip akar, mirip batang dan mirip daun. Pada tumbuhan vaskuler, tubuhnya juga berdiferensiasi menjadi akar,batang, dan daun sejati. Sistem perakaran di bawah permukaan tanah berfungsi: untuk menyerap air dan zat hara. Sistem tunas di atas permukaan tanah akan menghasilkan daun yang berfungsi untuk menyelenggarakan proses fotosintesis. Pada bagian batang terdapat jaringan vaskuler yang membentuk sistem pembuluh angkut. Sistem pembuluh angkut terdiri atas,
                  Xylem (pembuluh kayu) dan floem(pembuluh tapis). Pembuluh kayu yang berbentuk tabung sebenarnya merupakan sel mati, namun dindingnya masih merupakan sistem pipa kapiler mikroskopis untuk mengangkut air dan zat hara dari akar kebagian tubuh tanaman. Floem merupakan jaringan sel hidup yang berfungsi menghantarkan makanan, yang mendistribusikan gula, asam amino, dan zat-zat lain dari daun ke seluruh bagian tubuh tanaman. Adaptasi terhadap kehidupan darat lainnya adalah lignin
(zat kayu) yang terdapat di dalam matriks selulosa dinding sel, sifatnya keras, dan berfungsi untuk  menyokong batang tumbuhan agar kokoh. Adanya lignin sangat penting bagi tumbuhan darat, karena lingkungan darat tidak memberikan sokongan eksternal seperti lingkungan air. Alga yang tumbuh di air tidak  memerlukan zat lignin karena lingkungan sekitarnya menunjang tubuhnya sedemikian rupa.Sel-sel pembuluh kayu memiliki dinding berlignin yang memiliki dua fungsi yaitu  (1) sebagai jaringan vaskuler dan  (2) sebagai penyokong tubuh tanaman. Pada tumbuhan yang kecil dan tak berkayu, maka tekanan turgo rmembantu agar tumbuhan tetap tegak, namun pada pohon dan tumbuhan yang besar harus ada lignin agar dapat tegak. Berbagai fosil tumbuhan ditemukan pada lapisan sedimen masa Silur dan Devon. Tumbuhan ini terfosilkan dengan sangat indahnya, hingga tampak susunan jaringan mikroskopiknya. Fosil tumbuhan tertua adalah Cooksonia yang ditemukan di lapisan Silur di Eropa dan Amerika Utara. Temuan di dua benua yang berbeda ini menunjukkan bahwa dahulu kala kedua benua ini masih bersatu. Perbedaan Cooksonia
dengan bryofita adalah pada siklus hidupnya. Pada bryofita tahap gametofit merupakan tahap dominan. Pada tumbuhan vaskuler awal, tahap sporofit-lah yang dominan, yang ditandai oleh adanya sporangia. Sporofit Cooksonia bercabang, hal ini menunjukkan kemajuan dibandingkan dengan sporofit bryofita yang tak bercabang. Percabangan berfungsi untuk meningkatkan jumlah sporangia dan spora yang dihasilkan oleh tubuh tumbuhan, sehingga dapat lebih banyak menghasilkan keturunan. Percabangan ini juga merupakan bahan mentah bagi evolusi tumbuhan vaskuler. Daun pada tumbuhan vaskuler diduga berevolusi dari terbentuknya jalinan jaringan beberapa cabang yang tumbuh berdekatan.
                                                                                                           



 Contoh Divisi Bryofita
(Sumber: Keeton, 1980)
Keterangan:                                       
A.Musci (lumut daun) 
B.Marchantia (lumut hati)
C.Anthoceros (lumut tanduk)
2.4 Tumbuhan vaskuler tak berbiji
                Tumbuhan vaskuler atau tumbuhan berpembuluh terdiri atas tumbuhanvaskuler tak berbiji. Tumbuhan vaskuler tak berbiji dimulai sejak 360 juta tahun silam yaitu pada masa. Karbon.Filogeninya digambarkan sebagai berikut: Karofita, Bryofita Tumbuhan vaskuler tak berbiji Gimnosperma, Angiosperma.
2.4.1 Filogeni tumbuhan vaskuler tak berbiji
             (Adaptasi dari: Campbell 2003) Baik pada Cooksonia maupun tumbuhan vaskuler tak berbiji, siklus hidupnya didominasi oleh generasi sporofit. Generasi gametofitnya  sangat kecil dan terdapat di permukaan tanah. Berkurangnya dominasi generasi gametofit dalam evolusi tumbuhan merupakan bentuk kecenderungan tumbuhan  untuk  beradaptasi dengan  kehidupan darat.  Pada jenis  paku-pakuan, ada dua macam tumbuhan sporofit,  yaitu  paku homospora dan paku heterospora. PAKU HOMOSPORA= Sel telur Sporofit  Spora Gametofit (berukuran sama)  (biseksual) Sperma. Sedangkan PAKU HETEROSPORA= Megaspora, Gametofit, betina, Sel telur, Sporofit Mikrospora, Gametofit, , jantan Sperma.
Perbandingan antara paku homospora dan heterospora
                      paku homospora menghasilkan spora yang sama bentuk dan ukurannya, sementara paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yaitu megaspora dan mikrospora. Megaspora menghasilkan gametofitbetina (arkegonium) sedangkan mikrospora menghasilkan gametofit jantan (anteridium). Anggota paku heterospora diantaranya ada yang berevolusi kembali ke air. Tumbuhan vaskuler tak berbiji terdiri atas tiga divisi:
2.4.1.1. Divisi Lycophyta (likofita)                                                
                  Paku likofita berevolusi selama masa  Devon dan mendominasi daratan selama masa Karbon. Pada masa itu, divisi Lycophyta berevolusi menjadi dua kelompok yaitu:(1) Kelompok yang berevolusi menjadi pohon berkayu dengan diameter batang 2 meter dan tinggi lebih dari 40 meter. (2) Kelompok yang tetap berukuran kecil, berbentuk herba (tak berkayu), contohnya Lycopodium (paku “lumut”, paku kawat,“pinus tanah”)
 Spesies Lycophyta raksasa mendominasi rawa Karboniferous selama jutaan tahun, dan kemudian punah ketika terjadi perubahan suhu di bumi dan rawa-rawa mengering pada akhir periode Karbon. Spesies Lycophyta yang berukuran kecil hidup dekat permukaan tanah di dasar hutan atau hidup sebagai epifit pada pohon lain. Penyebarannya mulai dari hutan beriklim sedang hingga hutan tropika.
2.4.1.2 Divisi Sphenophyta (paku ekor kuda)
                         Kelompok sphenophyta dikenal sebagai paku ekor kuda ( horse tail), contohnya Equisetum. Tumbuhan paku ini termasuk kelompok tumbuhan vaskuler primitif yang telah menghuni daratan sejak masa Devon.Kelompok ini mendominasi daratan pada masa karbon, beberapa spesies diantaranya mencapai tinggi 15 meter. Paku ekor kuda yang bertahan hingga masa kini adalah genus tunggal. Equisetum dengan kira-kira 15 spesies yang tersisa. Hidup di bumi belahan utara hingga daerah tropika di tepian aliran sungai. Paku ekor kuda merupakan paku homospora.Tumbuhan yang terlihat adalah generasi sporofit. Pembelahan meiosis terjadi di dalam sporangia dan menghasilkan spora haploid. Gametofit berkembang dari spora, berukuran sangat kecil hanya beberapa millimeter saja.
2.4.1.3.Divisi Pterophyta (Pakis)
                            Divisi ini sangat beranekaragam, dikenal sebagai “pakis” dengan
 jumlah spesies lebih dari 12.000 spesies yang hidup hingga masa kini. Jumlah spesies sterbanyak terdapat di daerah tropika, tetapi ada beberapa spesies yang hidup di daerah beriklim sedang. Daun pakis berukuran besar, berbeda dengan daun lycophyta. Diduga bentuk daun mengalami evolusi, setiap daun pakis yang disebut megafil kemungkinan berasal dari beberapa daun-daun kecil yang berdekatan. Daun pakis merupakan daun majemuk, ketika masih muda menggulung dan ujungnya membentuk seperti ujung biola, dan kemudian berangsur sempurna seiring dengan membukanya gulungan daun tersebut. Ada pohon pakis yang berukuran besar yang hidup di daerah tropika, misalnya “pakis haji”.

                Tumbuhan vaskuler tak berbiji sangat dominan pada masa karboniferous sekitar 290-360  juta tahun silam, dan pada masa kini meninggalkan spesies yang masih hidup dan juga bahan bakar fosil dalam bentuk batu bara.
A.Lycopodium 
B.Equisetum 
C. Pakis


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
          Adaptasi tumbuhan daratan dievolusikan saat tumbuhan vaskuler di tuunkan dari nne moyangyang menyerupai briofita. Sporofit bercabang pada tumbuhan vaskuler memperbanyak produksi spora dan memungkinkan terbentuknyatubuh yang lebih kompleks, cooksonia adalah contoh tumbuhan pada masa silur yang memiliki dua percabangan.
                 Siklus hidup yang didominasi oleh sporofit di evolusikan kepada tumbuhan vaskuler tak berbiji, suatu variasi dalam siklus hidup adalah kontras antara tumbuhan homospora dan heterospora. Tiga divisi tumbuhan vaskuleryaitu likofita, ekor kuda dan pakis.
                 Tumbuhan vaskuler tak berbiji membenruk “ hutan batu bara “ selama masa karboniferus. Batu bara terbentuk dari gambut, badan tumbuhan rawa yang dibusukkan secara persial.

INDRA PENGECAP DAN INDRA PEMBAU


BAB I
PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
                    Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Anda mungkin telah mempelajari bahwa manusia memiliki lima indra yang berhubungan dengan penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan pembauan. Semua indra kita berkembang untuk membantu kita bertahan hidup. Bahkan rasa sakit yang menyebabkan banyak penderitaan manusia adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari warisan evolusi kita, karena rasa sakit dapat memperingatkan kita akan penyakit dan cidera. Orang yang lahir dengan kondisi cacat indra yang membuat merekan tidak mampu merasakan sakit dan luka akan sangat rentan terhadap luka bakar, memar, dan patah tulang, dan sering kali mereka meninggal dalam usia muda karena mereka tidak dapat mengambil keuntungan dari sinyal peringatan rasa sakit. Semua organisme telah dilengkapi dengan beberapa reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam atau dari luar. Reseptordiberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia),  fotoreseptor (penerima rangsang cahaya), audioreseptor (penerima rangsang suara), dan mekanoreseptor  (penerima rangsang fisik seperti tekanan sentuhan dan getaran). Selain itu dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok  reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh disebut.
                  Interoreseptor, yang terdapat diseluruh tubuh manusia. Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam yaitu indra penglihatan, indrapendengaran, indra peraba, indra pengecap, dan indra pembau. Pada pembahasan berikutnya akan dijelaskan tentang struktur dan fungsi panca indra serta proses pengindraan





1.2 Rumusan Masalah
       Dari latar belakang di atas dapat kita mengambil rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Apa yang dimaksud dengan Panca Indra?
2.      Bagaimana proses kerja indra pengecapan ?
3.      Bagaimana struktus indra pengecapan dan idra penciuman?
1.3 Tujuan
Dari paparan rumusan masalah diatas dapat ditarik beberapa tujuan sebagai berikut.
1.      Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan panca indra.
2.      Agar kita dapat mengetahui proses kerja panca indra, salah satunya yaitu, indra pengecap. Dan dapat mengetahui struktur dari panca indra tersebut, seperti indra pengecap dan penciuman.
3.      Sebagai bahan refrensi untuk menunjang pengetahuan kita.








BAB II
PEMBAHASAN
2.1 INDRA PENGECAP (LIDAH)
2.1.1  Bagian-bagian Lidah
2.1.1.1  Permukaan lidah, terdapat:
  • papilla, yang di dalamnya terdapat saraf pengecap,
  • selaput yang berlendir.
2.1.1.2   Bagian lidah berdasarkan kemampuan ujung-ujung saraf pengecap rasa, yaitu:
  • bagian ujung lidah dapat merasakan rasa manis,
  • bagian ujung lidah agak ke samping dapat merasakan rasa asin,
  • bagian tepi dapat merasakan rasa asam,
  • bagian pangkal dapat merasakan rasa pahit.
soal


2.1.2        Fungsi Lidah  
  • sebagai indra pengecap,
  • sebagai alat berbicara,
  • pengatur letak makanan saat dikunyah,
  • membantu menelan.
2.1.3        Kerja Lidah
           Makanan dan minuman yang masuk ke mulut dapat merangsang saraf-saraf yang ada pada lidah. Selanjutnya saraf-saraf tersebut menyampaikan ke otak sehingga kita dapat merasakan apa yang kita makan dan minum.
2.1.3     Perawatan
             Penyakit yang sering menggangu lidah adalah sariawan dan radang lidah. Agar terhindar dari sariawan atau radang lidah, kita harus selalu menjaga kesehatan lidah dengan melakukan perawatan sebagai berikut.
  • Hindari mengonsumsi makanan dan minuman yang terlalu panas dan dingin.
  • Sering makan sayuran dan buah-buahan.
  • Ketika kita sedang makan, jangan sampai lidah kita tergigit.
  • Periksa ke dokter jika ada gangguan pada lidah.
2.2 STRUKTUR DAN ANATOMI LIDAH
             Lidah terdiri atas dua kelompok otot yaitu
2.2.1 otot intrinsik 
               yang berfungsi untuk melakukan semua gerakan lidah dan
2.2.2 otot ekstrinsik 
            Otot ekstrinsik ini mengaitkan lidah pada bagian - bagian sekitarnya serta melakukan gerakan -gerakan kasar yang sangat menekannya pada langit-langit dan gigi, kemudian mendorongnya  masuk ke faring. Gambar Struktur dan Anatomi Lidah Manusia. Permukaan atas lidah manusia seperti beludru karena dilapisi oleh beberpalapisan. Pada manusia reseptor bagi stimulus rasa berada pada kuncup pengecap (Taste bud) yang tersebar di lidah. Permukaan lidah manusia seperti beludru, karena ditutupi oleh beberapa lapisan. Pada penampang lidah kuncup pengecap mengalami penjuluran yang biasa disebut dengan papila. Papila bermacam-macam sesuai bentuk dan lokasi banyaknya papila tersebut ditemukan.
http://htmlimg4.scribdassets.com/7li5oncfb4tssb7/images/7-8c29c8e642.jpg
 
2.2.2.1 Pap[la  Filiformis
           Papila filiformis banyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan. Filiformis merupakan penonjolan berbentuk seperti konus. 
2.2.2.2 Papila Sirkumvalata

http://htmlimg4.scribdassets.com/7li5oncfb4tssb7/images/8-84d47fcf03.jpg
 

         Papila sirkum valatam memiliki bentuk V dan terdapat 8 ± 12 jenis yang terletak di bagian dasar lidah. Sirkum valatum merupakan papila yang sangat besar dengan permukaan menutupi papila lainnya. Pada bagian belakang lidah. banyak kelenjar serosa (von ebner) dan mukosa yang mengalirkan sekresinya ke dalam cekungan yang megelilingi papilla ini. Puting kecap banyak disisi papila ini 

2.2.2.3 Papila Fungiformis
              Papila fungiformis merupakan penonjolan dengan tangkai kecil yang menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur. Papila ini mengandung indera perasa pada permukaan samping atas dan terdapat disela-sela antara papila filiformis

2.2.2.4 Papila Foliata
                 Papila foliata merupakan penonjolan yang sangat padat sepanjang pinggir samping belakang lidah. Papila ini mengandung puting perasa

2.3 PROSES PENGECAPAN
           Seperti halnya indera yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Dalam hal mampu membedakan kelezatan makanan tersebut karena ada stimulasi kimiawi. Pada manusia, ujung saraf pengecap berlokasi dikuncup-kuncup pengecap pada lidah.
uncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga ke belakang. Di dalam satu papila terdapat banyak kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar  yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap sebagai reseptor. Setiap sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar taste bud melalui taste pore(lubang). Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam cairan ludah akan mengadakan kontak dan merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf no VII dan syaraf IX otak untuk diteruskan ke thalamus dan sberakhir di daerah pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian di interpretasikan. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas. Di dalam makanan akan merangsangujung saraf yang mempunyai rambut (Gustatory hair). Dari ujung tersebut pesanakan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang  masuk ke dalam mulut kita. Banyak sekali jenis makanan dan minuman yang ada di sekitar kita. Rasa makanan dan minuman itu bermacam-macam, ada yang manis, asin, asam, bahkan ada pula yang pahit.
             kita dapat merasakan rasa manis, asin, asam, dan pahit menggunakan lidah. Rasa yang dikenal lidah terdiri atas 4 rasa. Berikut merupakan tinjauan sensasi rasa dilihat dari zat-zat kimia penimbul sensasi rasa.
1)      Pahit, ditimbulkan oleh alkaloid tumbuhan. Alkaloid ialah zat-zat organik yang aktif dalam  kegiatan fisiologis yang terdapat dalam tumbuhan.Contohnya  ialah kina, cafein,  nikotin,  morfin dan lain-lain. Banyak dari zat-zat ini bersifat racun.
2)      Asin, ditimbulkan oleh kation Na+, K + dan Ca+3.
3)       Manis, ditimbulkan oleh gugus OH- dalam molekul organik. Gugus initerdapat pada gula, keton dan asam amino tertentu.4.
4)      Asam, ditimbulkan oleh ion H+
                K uncup pengecap untuk masing-masing indra tersebut terletak di daerah yang berbeda-beda pada lidah kita. Untuk citarasa manis berada di bagian ujung lidah, juga untuk rasa asin.
K uncup pengecap untuk rasa masam ada di sisi lidah. Sedangkan kuncup pengecap untuk cita rasa pahit berada di bagian belakang lidah. Inilah sebabnya apabila kamu makan makanan yang mempunyai rasa manis dan pahit sekaligus, maka yang terasa lebih awal adalah rasa manis barulah kemudian rasa pahit



2.4 INDRA PENCIUM (HIDUNG)
2.4.1 Hidung berfungsi sebagai indra pencium dan alat pernapasan.
2.4.1.1 Bagian-bagian Hidung
 a. Lubang hidung
 b. Batang hidung
 c. Rongga hidung terdiri dari:
1) Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang dihirup.
2) Lapisan lendir berfungsi sebagai pelembab.
soal
2.4.1.2. Kerja Hidung
             Zat yang berbau dapat tercium oleh hidung jika telah sampai ke rongga hidung. Kemudian ujung-ujung saraf penciuman terangsang dan disampaikan ke otak sehingga kita dapat mencium baunya.
2.4.1.3.  Kelainan pada Hidung
              Kelainan pada hidung dinamakan ansomnia, yaitu ketidak mampuan hidung untuk mencium bau. Ansomnia disebabkan karena rongga hidung tersumbat dan gangguan pada urat saraf hidung. Selain ansomnia, kelainan yang lain adalah influenza dan polip.


2.4.1.4  Perawatan Hidung
 a. Membersihkan hidung dengan teratur
b. Menutup hidung saat di tempat yang bau atau berdebu.
c. Hindarkan hidung dari benturan.
d. Memeriksa ke dokter THT jika ada gangguan.
2.5 STRUKTUR INDRA PEMBAU
          Pernahkah kalian mencium bau parfum? Apa yang kalian rasakan? Tentu saja bau harum. Bagaimana kalian dapat mendengar kicauan burung, dapat melihat megahnya bangunan, dan merasakan lezatnya makanan ? Untuk mengenal lingkungan manusia dilengkapi dengan sistem alat indera. Manusia mempunyai lima (panca) indera itu yaitu : indera pembau(hidung), indera pengecap(lidah), indera penglihatan(mata), indera pendengaran(telinga), indera peraba(kulit).

            Alat indera kita berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan, dan setiap reseptor berfungsi untuk merespon rangsangan tertentu saja, misalnya mata untuk merespon rangsangan cahaya, dan hidung sebagai indra pencium berfungsi untuk merespon rangsangan bau.
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMA/Biologi/Sistem.Indera.Manusia/images/hal03.jpg
         Hidung merupakan indera pembau pada manusia. Hidung merupakan indera khusus yang terletak di dalam rongga hidung. Daerah sensitif pada indera pembau terletak di bagian atas rongga hidung.
2.5.1 Struktur indera pembau terdiri dari :
  1. Sel-sel penyokong yang berupa sel-sel epitel.
  2. Sel-sel pembau(sel olfaktori) yang berupa sel saraf sebagai reseptor
    Sel-sel olfaktori sangat peka terhadap rangsangan gas kimia (kemoreseptor).
    Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput lendir hidung, sedangkan ujung yang lain berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak I (nervus olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan masuk ke dalam otak manusia.
2.6 KELAINAN PADA INDRA PEMBAU
          Salah satu kelainan pada indera pembau adalah Anosmia. Akibat kelainan Anosmia ini indera pembau kita dapat kehilangan sensitivitas terhadap rasa bau, sehingga kita tidak bisa mencium bau dari sesuatu benda atau zat tertentu.

Anosmia dapat disebabkan oleh :
  1. Penyumbatan rongga hidung akibat pilek.
  2. Terdapat polip atau tumor di rongga hidung.
  3. Sel rambut rusak akibat infeksi kronis.
  4. Gangguan pada saraf olfaktori.



BAB III
PENUTUP
3.1           Kesimpulan
          Dari pembahasan diatas dapat kita tarik beberapa kesimpulan yaitu. Alat indra merupakan organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Salah satu alat indra yaitu indra pengecap dan indra penciuman, dimana indra pengecap ( Lidah ) ini memiliki bagian-bagian tertentu, antara lain adalah bagian ujung, bagian ujung lidah agak kesamping, bagian tepi lidah dan bagian pangkal.
                Selain indra pengecap ada pula indra penciuman ( Hidung ), bagian-bagian indra penciuman terdiri dari lubang hidung, batang hidung, rongga hidung yang terdiri dari : rambut hidung, dan lapisan lendir. 




  3.2 Saran
              Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan kepada para pembaca setelah membaca, mempelajari serta memahami seluruh isi makalah ini dapat menerapkan dalam lingkungan masyarakat.
              Seorang pemula dalam menulis mengalami berbagai kesulitan dalam menuangkan fikirannya dalam bentuk coretan, dengan membaca makalah ini penulis mengharapkan pembaca mudah dalam menuangkan fikirannya dalam bentuk tulisan.