MAKNA TANGGAL LAHIR

Jumat, 29 Maret 2013
 MAKNA TANGGAL LAHIRMU
by. @ramalan indonesia

@lahir pada tanggal 8,15,27: SANGAT SETIA,MURAH SENYUM,TIDAK SOMBONG,LUCU,IDEALIS

@lahir pada tanggal 11,18: MUDAH BERADAPTASI,MURAH SENYUM,LUCU,IDEALIS,SETIA

@Lahir pada tanggal 2,22,31: SUKA BERCANDA,ROMANTIS,TIDAK TEGAAN,MANDIRI,RAMAH

@lahir pada tanggal 9,29: IDEALIS,TIDAK SOMBONG,MUDAH BERADAPTASI,TIDAK CEMBURUAN,LUCU

@ lahir pada tanggal 5,17,28: TIDAK MUDAH CEMBURU,SETIA,KREATIF,HUMORIS,BERTANGGUNG JAWAB

@ lahir pada tanggal 14,23: TAK MUDAH PUTUS ASA,MANDIRI,IDEALIS,TIPE PENJAGA RAHASIA

@ lahir pada tanggal 7,16,24: SANGAT SETIA,ENAK DIAJAK CURHAT,BISA DIANDALKAN,LUCU

@lahir pada tanggal 10,13,21: TIDAK TEGAAN,BERKEPRIBADIAN DEWASA,LUCU,SETIA,AGAK PEMALAS

@ Lahir pada tanggal 4,19,26: TIDAK MEMBOSANKAN,SETIA,AGAK PEMALAS,KREATIF,HUMORIS

@ lahir pada tanggal 3,14,30: ENAK DIAJAK CURHAT,TIDAK TEGAAN,LUCU,AGAK PEMALAS,RAMAH

@lahir pada tanggal 1,12,25: RELA BERKORBAN,PANDAI BERGAUL,RAMAH,AGAK PEMALAS,TIDAK TEGAAN

PATOLOGI RADANG


BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Ada suatu kecenderungan alamiah yang menganggap peradangan sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, karena peradangan dapat menyebabkan keadaan yang menggelisahkan. Tetapi peradangan sebenarnya adalah gejala yang menguntungkan dan pertahanan, yang hasilnya adalah netralisasi dan pembuangan agen penyerang, penghancuran jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan.
Sifat menguntungkan dari reaksi peradangan secara drmatis diperlihatkan dengan apa yang terjadi jika penderita tidak dapat menimbulkan reaksi peradangan yang dibutuhkan. Misalnya, jika diperlukan memberikan dosis tinggi  obat-obatan yang mempunyai efek samping yang menekan reaksi peradangan. Dalam hal ini, , ada peluang besar timbulnya infeksi yang sangat hebat, penyabaran yang cepat atau infeksi yang mematikan, yang disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak berbahaya.
Reaksi peradangan itu sebenarnya adalah peristiwa yang terkoodinasi dengan baik yang dinamis dan kontinyu. Untuk menimbulkan reaksi peradangan, maka jaringan harus hidup dan khususnya harus memiliki mikrosirkulasi fungsional. Jika jaringan yang nekrosis luas, maka reaksi jaringan tidak ditemukan ditengah jaringan, tetapi pada tepinya, yaitu antara jaringan mati dan jaringan hidupdengan sirkulasi yang utuh. Juga jika cidera yang langsung mematikan hospes, maka tidak ada petunjuk adanya reaksi peradangan, karena untuk timbulnya reaksi peradangan diperlukan waktu.
Sebab-sebab peradangan banyak sekali dan beraneka ragam, dan penting sekali untuk diketahui bahwa peradangan dan infeksi itu tidak bersinonim. Dengan demikian, maka infeksi (adanya mikrooganisme hidup dalam jaringan) hanya merupakan salah satu penyebab dari peradangan. Peradangan dapat terjadi denagan mudah steril sempurna, seperti waktu sebagian jaringan mati karena hilangnya suplai darah. Karena banyaknya keadaan yang mengakibatkan peradangan, maka pemahaman proses ini merupakan dasar bagi ilmu biologi dan kesehatan. Tanpa memahami proses ini, orang tidak dapat memahami prinsip-prinsip penyakit manular, pembedahan, penyembuhan luka, dan respon terhadap berbagai trauma atau prinsip-prinsip bagaimana tubuh menanggulangi bencana kematian jaringan, sperti stroke, serangan jantung dan sebagainya.
Walaupun ada banyak sekali penyebab peradangan dan ada berbagai keadaan dimana dapat timbulnya peradangan, kejadiannya secara garis besar cenderung sama, hanya saja pada pada berbagai jenis peradangan terdapat perbedaan secara kuanntitatif. Oleh karena itu, reaksi peradangan dapat dipelajari sebagai gejala umum dan memperlakukan perbedaan kuantitatif secara sekunder.

B.       RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas dapat dibuat beberapa rumusan masalah, antara lain:
1.    Apa pengertian peradangan?
2.    Bagaimana gambaran makroskopis peradangan akut?
3.    Apa saja aspek cairan pada peradangan?
4.    Apa saja aspek seluler dari peradangan?
5.    Apa saja jenis dan fungsi leukosit?
6.    Bagaimana bentuk peradangan?
7.    Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi peradangan dan penyembuhan?
8.    Apa saja aspek sistemik dari proses peradangan?

C.      TUJUAN
Adapun tujuan yang dapat disampaikan oleh penulis terkait dengan makalah ini, yaitu:
1.      Mengetahui pengertian peradangan.
2.      Mengetahui gambaran makroskopis peradangan akut.
3.      Mengetahui aspek cairan pada peradangan.
4.      Mengetahui aspek seluler dari peradangan.
5.      Mengetahui jenis dan fungsi leukosit.
6.      Mengetahui bentuk peradangan.
7.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peradangan dan penyembuhan.
8.      Mengetahui aspek sistemik dari proses peradangan.

 

BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN  PERADANGAN
Bila sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cidera atau mati, selama hospes tetap hidup, ada respon yang mencolok pada jaringan hidup disekitarnya, respon tersebut itulah yang dinamakan dengan peradangan.
Secara khusus, peradangan adalah reaksi vaskuler yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat terlarut pada sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial pada daerah cidera atau nekrosis.

B.       GAMBARAN MIKROSKOPIS PERADANGAN AKUT
Peradangan akut adalah respon langsung dari tubuh terhadap cideraatau kematian sel. Gambaran mikroskopis peradangan sudah diuraikan 2000 tahun yang lampau dan masih dikenal sebagai tanda-tanda pokok peradangan yang mencakup kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri (dolor), dan pembengkakan (tumor).
Tanda pokok yang kelima ditambahkan pada abad sekarang ini, yaitu perubahan fungsi (function laesa).
1.      Rubor (kemerahan)
Rubor biasanya merupakan hal pertama yang terlihat pada daerah yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka arteriol yang mensuplai daerah daerah tersebut melebar, dengan demikian lebih bannyak darah mengalir kedalam mikrosirkulasi local. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian saja yang meregang dengan cepat akan terisi oleh darah. Keadaan ini yang dinamakan hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut. Timbulnya hyperemia pada permulaan reaksi peradangan diatur oleh tubuh, baik secara neurogenik maupun secara kimia, melalui pengeluaran zat seperti histamine.

2.      Kalor (panas)
Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Sebenarnya panas merupakan sifat reaksi peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari 370 C, yaitu suhu dalam tubuh. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya, sebab darah (pada suhu 370  C) yang disalurkan tubuh ke permukaan daerah yang terkena lebih lebih banyak dari pada yang disalurkan kedaerah normal. Fenomena panas lokal ini tidak terlihat pada daerah-daerah yang terkena radang jauh didalam tubuh, karena jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai suhu inti 370 C dan hyperemia tidak menimbulkan perubahan.

3.      Dolor (nyeri)
Dolor dari reaksi peradangan dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya, bahan pH lokal atau kongesti lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau zat kimia bioaktif lainnya juga dapat merangsang sel-sel saraf. Selain itu, pembengkakan jaringan yang meradang juga dapat mengakibatkan penigkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan lagi juga dapat menimbulkan nyeri.


4.      Tumor (pembengkakan)
Segi paling mencolok dari peradangan akut mungkin adalah pembengkakan lokal (tumor). Pembengkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah kejaringan-jaringan interstisial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun paada daerah peradangan disebut eksudat, pada keadaan dini reaksi peradangan , sebagian besar eksudat adalah cair, seperti yang terjadi pada lepuhan yang disebabkan oleh luka bakar ringan. Kemudian sel-sel darah putih atau leukosit meninggalkan aliaran darah dan tertimbun sebagai bagian dari eksudat.

5.      Function laesa (perubahan fungsi)
Adalah reaksi peradangan yang telah dikenal, sepintas lalu mudah dimengerti, mengapa bagian yang bengkak, nyeri disertai denagn sirkulasi abnormal dan lingkungan kimiawi yang abnormal, berfungsi juga secara abnormal. Namun sebetulnya kita tidak mengetahui secara mendalam dengan cara apa fungsi jaringan yang meradang itu terganggu.

KRITERIA PENILAIAN JURNAL


KRITERIA PENILAIAN JURNAL BELAJAR
MATA KULIAH DASAR KEPENDIDIKAN MIPA
SEMESTER GENAP 2012/2013

No
Elemen
Skor maks
Penilaian
Diri sendiri
Teman
Dosen
I.    Identitas




1
Nama dicantumkan
5



2
Seluruh masukan dibubuhi tanggal
5



3
Konsep yang dipelajari dicantumkan
5




II.Sistematika




4
Jurnal teroganisasi dengan baik dan lengkap
10




III.  Isi Jurnal




5
Mengeksplor beragam konsep yang dipelajari
10



6
Menyajikan hasil eksplorasi berupa informasi sebagai bukti belajar
10



7
Terdapat pernyataan yang menunjukan relevansi dan keterkaitan terhadap konsep yang dipelajari
10



8
Mengidentifikasi permasalahan beserta pemecahannya
15



9
Mengidentifikasi elemen yang menarik beserta alsannya
15



10
Jurnal menunjukan bahwamahasiswa dapat melihat dirinya sendiri sebagai pembelajar, menemukan dan menyelesaikan masalah serta bekerja untuk meningkatkan kebiasaan belajarnya
15





Jumlah Skor Maksimal
100




Korektor:
Tgl koreksi: