MIKROSKOP DAN BAGIAN2 NYA

Selasa, 01 November 2011
Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya.
berikut adalah bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya:
LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini  membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

PROSES PEMBENTUKAN TATA SURYA

Inilah Cara Terbentuknya Tata Surya

Ilmuwan tak sepenuhnya tahu cara terbentuknya tata surya. Namun, ini adalah penjelasan terbaik yang disetujui sebagian besar kaum cendekia tersebut.
Headline
Awan molekul yang runtuh ke dalam dirinya sendiri dan membentuk tata surya sekitar 4,6 miliar tahun silam, menjadi penjelasan yang disetujui ilmuwan. Dalam penggambaran yang disebut model nebula ini, matahari menjadi yang pertama terbentuk kemudian dikelilingi cakram gas dan debu berputar-putar.

Cara Matahari terbentuk
Beberapa bukti, termasuk hasil studi 2010 oleh ilmuwan di lembaga Carnegie, menunjukkan adanya kontraksi yang didorong ledakan supernova terdekat. Menurut ‘From Suns to Life: A Chronological Approach to the History of Life on Earth’ (Springer, 2004), kekuatan lain seperti perbedaan kepadatan juga menyebabkan awan ini mulai runtuh.
Awalnya, gas yang terkumpul dalam pusat padat cakram berputar ini menciptakan Protosun. Tabrakan antara molekul memanaskan benda-benda lain dan akhirnya meningkatkan suhu hingga 10 juta derajat Celcius.
Tabrakan yang makin panas dan ganas ini memicu reaksi nuklir yang mengubah Protosun menjadi bintang. Menurut ‘From Suns to Life,’ proses ini memakan waktu sekitar 100 ribu tahun.

BIG BANG (LEDAKAN BESAR)

TEORI BIG BANG
Alam semesta ini berasal dari sebuah ledakan yang sangat dahsyat, ledakan ini disebut Big Bang (Dentuman Besar). Dahulu ilmu yang mempelajari asal-usul alam semsta disebut Kosmogoni. Namun dewasa ini, Kosmogoni telah diperluas, tidak hanya mempelajari tentang asal-usul alam semesta dan evolusinya tetapi juga meliputi isi alam semesta dan organisasinya sehingga disebut Kosmologi.
Ø Menurut prinsip Kosmologi modern, dasar terbentuknya alam semesta dapat dikelompokkan ke dalam tiga teori :
1. Teori Keadaan Tetap
“Alam semsta sama di manapun atau bilamanapun atau dengan kata lain alam semesta sama di mana-mana setiap saat.”
Hipotesis ini disebut Kosmologi Keadaan Tetap (Steady-State Cosmology). Namun teori ini tergoyahkan karena alam semesta cenderung mengembang dan tidak tetap.
2. Teori Osilasi
“Materi alam semesta bergerak saling menjauhi kemudian akan berhenti, lalu akan mengalami pemampatan demikian seterusnya secara periodik.”
Teori ini mengemukakan bahwa alam semesta sekarang sedang mengembang karena sebelumnya telah terjadi penyusutan. Dalam proses ini tidak ada materi yang rusak atau hilang ataupun tercipta, hanya mampat atau merenggang.

ATMOSFER BUMI,LAPISAN DAN FUNGSINYA

ATMOSFER BUMI
A. Pengertian Atmosfer Bumi
Bumi merupakan salah satu planet yang ada di tata surya yang memiliki
selubung yang berlapis-lapis. Selubung bumi tersebut berupa lapisan udara
yang sering disebut dengan atmosfer. Atmosfer terdiri atas bermacam-macam
unsur gas dan di dalamnya terjadi proses pembentukan dan perubahan cuaca
dan iklim. Atmosfer melindungi manusia dari sinar matahari yang berlebihan
dan meteor-meteor yang ada. Adanya atmosfer bumi memperkecil perbedaan
temperatur siang dan malam. Gejala yang terjadi di atmosfer sangat banyak
dan beragam. Pada lapisan bawah angin berhembus, angin terbentuk, hujan
dan salju jatuh, dan terjadilah musim panas dan musim dingin. Semua ini
merupakan gejala yang lazim terjadi yang sering disebut cuaca.
Atmosfer bumi merupakan selubung gas yang menyelimuti permukaan
padat dan cair pada bumi. Selubung ini membentang ke atas sejauh beratusratus
kilometer, dan akhirnya bertemu dengan medium antar planet yang
berkerapatan rendah dalam sistem tata surya. Atmosfer terdapat dari
ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan sekitar 560 km dari
atas permukaan bumi.
B. Lapisan Atmosfer Bumi
1. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada
ketinggian 0 - 18 km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer ratarata
± 10 km. Di daerah khatulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar
16 km dengan temperatur rata-rata 80°C. Daerah sedang ketinggian
lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54°C,
sedangkan di daerah kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur
rata-rata 46°C. Lapisan troposfer ini pengaruhnya sangat besar sekali
terhadap kehidupan mahkluk hidup di muka bumi. Lapisan ini selain
terjadi peristiwa-peristiwa seperti cuaca dan iklim, juga terdapat kira-kira
80% dari seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat
pada lapisan ini. Ciri khas yang terjadi pada lapisan troposfer adalah suhu
(temperatur) udara menurun sesuai dengan perubahan ketinggian, yaitu
setiap naik 100 meter dari permukaan bumi, suhu (temperatur) udara
menurun sebesar ± 0,5°C. Lapisan troposfer paling atas, yaitu tropopause
yang menjadi batas antara troposfer dan stratosfer. Suhu (temperatur)
udara di lapisan ini relatif konstan atau tetap, walaupan ada pertambahan
ketinggian, yaitu berkisar antara -55°C sampai -60°C. Ketebalan lapisan
tropopause ± 2 km.
Pada lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang
mendadak, angin, tekanan dan kelembaban udara yang kita rasakan seharihari
terjadi.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari
troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari
dan menyalurkan panasnya ke udara. Pada troposfer ini terdapat gas-gas
rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global.
Troposfer terdiri atas:
a. Lapisan planetair : 0-1 km
b. Lapisan konveksi : 1-8 km
c. Lapisan tropopause : 8-12 km.
Tropopause merupakan lapisan pembatas antara lapisan troposfer dengan
stratosfer yang temperatunya relatif konstan. Pada lapisan tropopause
kegiatan udara secara vertikal terhenti.
2. Stratosfer
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer terletak pada
ketinggian antara 18 - 49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini ditandai
dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi
seiring dengan kenaikan ketinggian dari permukaan bumi. Kenaikan suhu
udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan
stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara sekitar 0°C.
Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dengan mesosfer.
Lapisan ini terletak pada ketinggian sekitar 50 - 60 km dari permukaan
bumi. Stratosfer terdiri atas tiga lapisan yaitu, lapisan isotermis, lapisan
panas dan lapisan campuran teratas.
Umumnya suhu (temperatur) udara pada lapisan stratosfer sampai
ketinggian 20 km tetap. Lapisan ini disebut dengan lapisan isotermis.
Lapisan isotermis merupakan lapisan paling bawah dari stratosfer. Setelah
lapisan isotermis, berikutnya terjadi peningkatan suhu (temperatur) hingga
ketinggian ± 45 km. Kenaikan temperatur pada lapisan ini disebabkan oleh
adanya lapisan ozon yang menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan
sinar matahari. lapisan stratosfer ini tidak ada lagi uap air, awan ataupun
debu atmosfer, dan biasanya pesawat-pesawat yang menggunakan mesin
jet terbang pada lapisan ini. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
gangguan cuaca.
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari
ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah
relatif stabil dan sangat dingin yaitu - 70°F atau sekitar - 57°C. Pada
lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang
tertentu. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling
bawah, namun tidak ada pola cuaca yang cukup signifikan.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi
semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan
konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar
ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18°C pada
ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer
dengan lapisan berikutnya.
Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari
matahari. Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari
matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan. Ozon berwarna biru
pucat yang terbentuk dari tiga atom oksigen (O
3
). Ozon adalah gas yang
tidak berwarna dan dapat ditemukan di lapisan stratosfer yaitu lapisan
awan yang terletak antara 15 hingga 35 km dari permukaan bumi.
Lapisan ozon sangat penting karena ozon menyerap radiasi ultra violet
(UV) dari matahari untuk melindungi radiasi yang tinggi sampai ke
permukaan bumi. Radiasi dalam bentuk UV spektrum mempunyai jarak
gelombang yang lebih pendek daripada cahaya. Radiasi UV dengan jarak
gelombang adalah di antara 280 hingga 315 nanometer yang dikenali UVB
dan ia merusak hampir semua kehidupan. Adanya penyerapan radiasi
UV-B sebelum sinar UV sampai ke permukaan bumi, lapisan ozon
melindungi bumi dari efek radiasi yang merusak kehidupan.